Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hujan Paling Jujur di Matamu
MENU
About Us  

Suasana hening. Malam mempunyai cara sendiri untuk menentramkan hati manusia dengan kegelapannya. Namun deru kendaraan merusak keheningan. Dari kejauhan terdengar deru knalpot anak-anak motor yang mungkin sedang ngetrek di jembatan layang Pasupati pukul dua belas malam tepat.

Operasi kuretase telah selesai. Ratri telah dipindahkan ke ruang rawat inap. Namun, masih belum sadar. Sedangkan Bu Farida masih berada di ruang ICU. Yudis semakin cemas dengan kondisi ibu dan istrinya. Dia terus bolak balik antara Ruang ICU dan ruangan tempat Ratri tergolek lemas. Berkali-kali juga ia mengutuk kebodohannya sendiri.

“Aku! Akulah yang paling bersalah atas semua ini!” gerutunya.

Dipandanginya wajah pucat Ratri yang terpejam tenang. Selang infus tersambung dari tangan pada sebuah tabung, tetesanya bagai air mata Yudis yang terus menetes membasahi pipi, mengalir dan bermuara pada sepasang bibir coklat yang tak henti berzikir kepada Ilahi Robbi.

Sementara itu Bu Farida sudah sadar. Namun, masih belum dapat bicara. Kondisinya masih sangat lemah. Hanya matanya saja yang bergerak-gerak seperti tengah mencari seseorang. Mulutnya bergerak seperti hendak berkata-kata. Tante Diana segera memegang tangannya.

“Yudis sedang menunggui Ratri, Teh,” lirih Tante Diana. Bu Nining duduk di sampingnya.

Bu Farida menatap lelah. Dari sudut matanya mengalir air mata.

“Jangan berpikir apa-apa dulu, Teh. Sebaiknya Teteh zikir aja biar hatinya tenang. Kita pasrahkan semua yang terjadi hanya kepada-Nya Sang pemilik segala rahasia.” Tante Diana berusaha menguatkan.

“Apa tidak sebaiknya Yudis dikasih tahu dulu, Bu,” ujar Bu Nining.

Bu Farida mengangguk pelan tanda setuju dengan apa yang dikatakan Bu Nining.

“Kalau begitu biar saya yang panggil Yudis,” sahut Tante Dian.

Tanpa menunggu jawaban, Tante Diana segera keluar dari dalam ruangan menuju ke tempat di mana Ratri dirawat.

Yudis yang sedang duduk di samping Ratri bersama Dewanti dan kedua orang tua Ratri sangat senang mendengar bahwa Bu Farida telah sadar. Setelah minta izin kepada Ustad Suhada dan Umi Siti, ia segera menemui ibunya. Namun, sebelum keluar ia sempat mengusap kening Ratri terlebih dahulu dan itu membuat hati Dewanti panas.

Yudis langsung menciumi tangan Bu Farida. Air mata seolah tiada pernah kering membasahi tangan Bu Farida. Hatinya menjerit memohon kepada Allah agar ibunya diberikan umur yang panjang untuk sekadar mengecap kebahagiaan setelah apa yang dialami.

“Maafkan Yudis, Bu. Hingga detik ini Yudis belum bisa bahagiakan ibu. Bahkan malah semakin membuat ibu semakin bersedih,” ucapnya lirih.

Tangan Bu Farida yang masih lemah terlihat bergerak pelan mengusap kepala putranya itu. Namun, belum mampu berkata-kata. Hanya air mata yang bicara tentang semua. Mungkin ada juga rasa bersalah dalam hati Bu Farida karena dialah yang menjodohkan Yudis dengan Ratri.

Suasana dalam ruangan begitu hening. Hanya isak Yudis yang terdengar bersama deru kendaraan dari kejauhan. Dewanti memegang bahu Yudis. Mencoba memberi kekuatan. Biar bagaimana pun, cintanya kepada Yudis masih tersimpan rapi dalam sanubari tersunyi.

Seorang perawat masuk. Ia minta izin untuk memeriksa keadaan Bu Farida sekaligus memberi obat. Selang beberapa saat, Bu Farida kembali terpejam tenang. Yudis menghela napas dalam. Ia memandang Dewanti dengan tatapan luka. Lagi-lagi Dewanti hanya mampu berkata melalui tatapan. Tak tahu harus berkata apa.

Malam meremang ketika secarik fajar mulai menyingsing di ufuk timur. Azan subuh berkumadang seperti sebuah simfoni pertanda dimulainya opera akbar kehidupan. Jalanan mulai dipenuhi kendaraan. Bunyi klakson terdengar ramai ketika kendaraan sedikit tersendat. Bandung mulai menyibukan diri.

Ustad Suhada dan Umi Siti salat bergiliran. Wajah Umi Siti sangat sendu. Airmatanya kembali berderai ketika mengangkat dua telapak tangan. Berdoa kepada Sang Pemilik Jagat untuk kesehatan putrinya. Seperti mimpi rasanya jika mengingat semua yang dialami putrinya. Namun, demikianlah fakta mengatakan. Umi Siti hanya bisa bertawakal apa pun yang akan terjadi kepada putrinya.

Ia sangat yakin, Allah Maha Adil dan Bijaksana. Di balik semua musibah, pastilah ada hikmah yang tersimpan di dalamnya bagi orang-orang yang bertakwa. Bahkan andai Yudis menceraikan putrinya pun ia akan menerima dengan lapang dada dan akan meyakinkan Ratri bahwa suatu hari, kebahagiaan hakiki akan datang menghampiri.

Usai salat Ustad Suhada keluar membeli sarapan untuk istrinya. Umi Siti menunggui Ratri. Tangannya tak pernah lepas dari jemari Ratri. Berharap kehangatan kasihnya dapat dirasakan oleh Ratri. Lalu dikecupnya kening Ratri dengan lembut. Suaranya yang sedingin embusan angin pagi ini berkali-kali menyebut Asma Allah. Tak henti-henti hatinya berdoa. Sebab hanya itulah yang bisa dilakukannya.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Can You Hear My Heart?
591      361     11     
Romance
Pertemuan Kara dengan gadis remaja bernama Cinta di rumah sakit, berhasil mengulik masa lalu Kara sewaktu SMA. Jordan mungkin yang datang pertama membawa selaksa rasa yang entah pantas disebut cinta atau tidak? Tapi Trein membuatnya mengenal lebih dalam makna cinta dan persahabatan. Lebih baik mencintai atau dicintai? Kehidupan Kara yang masih belia menjadi bergejolak saat mengenal ras...
Yang Terindah Itu Kamu
12748      3616     44     
Romance
Cinta pertama Aditya Samuel jatuh pada Ranti Adinda. Gadis yang dia kenal saat usia belasan. Semua suka duka dan gundah gulana hati Aditya saat merasakan cinta dikemas dengan manis di sini. Berbagai kesempatan juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi Aditya. Aditya pikir cinta monyet itu akan mati seiring berjalannya waktu. Sayangnya Aditya salah, dia malah jatuh semakin dalam dan tak bisa mel...
Summer Whispering Steam
4733      1392     1     
Romance
Nagisano Shizuka, Okinawa, angin laut yang lembut dan langit biru yang luas, kedai kopi yang menjadi persinggahan bagi siapa saja yang ingin beristirahat sejenak dari kesibukan dunia. Dikenal sebagai “Mimpi Panjang di Musim Panas Semesta”, selamat datang di Nagisano Shizuka. Yuki, sang manajer, menjalankan kedai ini bersama rekan-rekannya—Estrella, Arlend, Hayato, dan lainnya. Hari-hari ...
She Is Falling in Love
545      341     1     
Romance
Irene membenci lelaki yang mengelus kepalanya, memanggil nama depannya, ataupun menatapnya tapat di mata. Namun Irene lebih membenci lelaki yang mencium kelopak matanya ketika ia menangis. Namun, ketika Senan yang melakukannya, Irene tak tahu harus melarang Senan atau menyuruhnya melakukan hal itu lagi. Karena sialnya, Irene justru senang Senan melakukan hal itu padanya.
Gray November
3841      1319     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
A Perfect Clues
6371      1731     6     
Mystery
Dalam petualangan mencari ibu kandung mereka, si kembar Chester-Cheryl menemukan sebuah rumah tua beserta sosok unik penghuninya. Dialah Christevan, yang menceritakan utuh kisah ini dari sudut pandangnya sendiri, kecuali part Prelude. Siapa sangka, berbagai kejutan tak terduga menyambut si kembar Cherlone, dan menunggu untuk diungkap Christevan. Termasuk keberadaan dan aksi pasangan kembar yang ...
Ghea
481      318     1     
Action
Ini tentang Ghea, Ghea dengan segala kerapuhannya, Ghea dengan harapan hidupnya, dengan dendam yang masih berkobar di dalam dadanya. Ghea memantapkan niatnya untuk mencari tahu, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Penyamaran pun di lakukan, sikap dan nama palsu di gunakan, demi keamanan dia dan beserta rekan nya. Saat misi mereka hampir berhasil, siapa sangka musuh lamany...
Metamorf
153      127     0     
Romance
Menjadi anak tunggal dari seorang chef terkenal, tidak lantas membuat Indra hidup bahagia. Hal tersebut justru membuat orang-orang membandingkan kemampuannya dengan sang ayah. Apalagi dengan adanya seorang sepupu yang kemampuan memasaknya di atas Indra, pemuda berusia 18 tahun itu dituntut harus sempurna. Pada kesempatan terakhir sebelum lulus sekolah, Indra dan kelompoknya mengikuti lomba mas...
Soulless...
5488      1277     7     
Romance
Apa cintamu datang di saat yang tepat? Pada orang yang tepat? Aku masih sangat, sangat muda waktu aku mengenal yang namanya cinta. Aku masih lembaran kertas putih, Seragamku masih putih abu-abu, dan perlahan, hatiku yang mulanya berwarna putih itu kini juga berubah menjadi abu-abu. Penuh ketidakpastian, penuh pertanyaan tanpa jawaban, keraguan, membuatku berundi pada permainan jetcoaster, ...
BOOK OF POEM
2299      758     2     
Romance
Puisi- puisi ini dibuat langsung oleh penulis, ada beragam rasa didalamnya. Semoga apa yang tertuliskan nanti bisa tersampaikan. semoga yang membaca nanti bisa merasakan emosinya, semoga kata- kata yang ada berubah menjadi ilustrasi suara. yang berkenan untuk membantu menjadi voice over / dubber bisa DM on instagram @distorsi.kata dilarang untuk melakukan segala jenis plagiarism.