Rumah tangga Yudis dan Ratri diguncang prahara. Ternyata Ratri sudah hamil tiga bulan lebih. Padahal usia pernikahan mereka baru satu bulan. Yudis tak mampu berbuat apa-apa, dia takut jika ibunya tahu, penyakit jantungnya kambuh dan akan menjadi masalah.

Meski pernikahan itu sebuah perjodohan, Ratri berusaha menjalankan tugasnya sebagai istri dengan baik dan tulus mencintai Yudis. Namun, Yudis terlajur jijik kepada Ratri. Yudis menganggap Ratri wanita munafik yang tidak sesuai antara penampilannya yang solehah.

Yudis meluapkan emosinya pada Ratri hanya ketika mereka berduaan. Ratri berusaha sabar dengan perlakuan Yudis yang tidak manusiawi kepadanya. Ratri mengatakan secara jujur bahwa dirinya adalah korban perkosaan. Namun, Yudis tak mau mendengar alasan apapun. Ratri terlanjur hina di matanya.

Pada sebuah acara, Ratri menemukan lelaki yang telah memperkosanya. Ratri begitu emosi dan bertindak diluar kontrol. Kejadian yang begitu emosional itu membuat Ratri dibawa ke RS. Janin Ratri tak dapat diselamatkan.

Dalam keadaan terpuruk di RS, Ratri meminta maaf kepada Yudis, sekaligus menyatakan bahwa dirinya ikhlas jika Yudis menceraikannya. Namun, kata-kata Ratri itu justru meluluhkan hati Yudis. Dia merasa bersalah dan menyesal, sebab ikut andil dalam kemalangan yang dialami Ratri. Ketulusan dan kesabaran Ratri akhirnya membuat hati Yudis berubah dan menerima Kembali Ratri sebagai istrinya secara utuh.