Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hujan Paling Jujur di Matamu
MENU
About Us  

Hari beranjak senja. Langit Bandung sedikit mendung. Akhir-akhir ini, setiap sore hari Bandung memang selalu diguyur hujan. Namun, bagi sepasang pengantin baru seperti Yudis dan Ratri, hujan adalah sesuatu yang paling dinanti. Setiap rintiknya adalah kerinduan yang harus segera tersampaikan. Hujan adalah selimut kehangatan.

Seperti sore itu, Yudis dan Ratri duduk berdua di teras rumah. Menangkapi setiap rintik hujan dengan tatapan. Angin yang berembus menerpa wajahnya malah semakin membuat suasana menjadi hangat ketika tangan mereka mulai saling menggenggam erat.

“Aa ...,” lirih Ratri.

“Hmm ....”

“Jadi besok ke Jakarta?”

“Iya, Neng. Ada sesuatu yang harus Aa urus di sana,” jawab Yudis.

“Jangan lama-lama ya. Neng nggak mau sendirian,” ucap Ratri manja.

“Lah, kan ada ibu, Neng!”

“Tapi kan kalau malam tetap saja Neng sendirian. Neng takut, Aa …,” jawab Ratri manja.

Yudis tersenyum. “Iya deh. Doain saja biar urusannya cepat selesai. Biar Aa bisa segera pulang.”

“Emang nggak bisa melalui telepon saja, Aa?” tanya Ratri.

“Nggak bisa dong, Neng. Orang itu pengen lihat dulu galeri Aa. Semoga aja langsung cocok. Dan, ada beberapa barang yang harus Aa bawa pulang,” jawab Yudis.

“Iya deh. Neng doain semoga dia langsung cocok dengan harga yang Aa berikan,” sahut Ratri.

“Aamiin …,” lirih Yudis.

Dua hari yang lalu, Yudis memang memasang iklan di sebuah surat kabar bahwa galerinya dijual. Hari itu juga langsung ada yang merespon. Dan minta ketemu hari ini untuk melihat-lihat dulu. Jika cocok dia berjanji membelinya tanpa menawar. Tentu saja Yudis sangat senang. Dengan cepatnya galerinya terjual, maka ia dapat segera membeli sebuah tempat baru di Bandung. Rencananya juga, ia tetap akan membuka sebuah galeri seni.

“Iya Yudis, kamu harus cepat pulang. Berapa galerimu itu ditawar, kasih saja. Jika kamu kurang modal untuk membuka kembali galerimu di Bandung, Ibu akan membantumu.” Tiba-tiba Bu Farida menyahut dari belakang.

“Tuh denger apa kata Ibu. nggak nurut dosa loh,” timpal Ratri seolah mendapat dukungan.

“Iya ... iyaa deh …,” Seru Yudis mengalah. Dia tak ingin banyak berdebat dengan dua wanita di depannya karena yang satu adalah malaikatnya, sementara yang satu lagi adalah bidadarinya.

“O iya, tadi Om kamu telepon. Dia memintamu untuk memesankan kartu undangan untuk pernikahan Rio,” Kata Bu Farida.

“Loh, emangnya belum ada?”

“Itu dia, semula Rio menolak untuk mengadakan resepsi. Inginnya dia hanya akad biasa saja dengan disaksikan oleh seluruh keluarga. Tapi ternyata keluarga calon istrinya meminta untuk diadakan resepsi yang cukup meriah di gedung. Terpaksa Rio mengikutinya,” jawab Bu Farida.

“Lagian itu anak bandel banget sih! Pake hamilin anak orang segala,” sahut Yudis.

“Ibu juga nggak nyangka kalau Rio bisa berbuat seperti itu. Dia telah mencoreng nama baik keluarga. Tapi, yang Ibu salut adalah, Rio lebih memilih menikahi pacarnya itu, padahal sebelumnya si pacar hendak menggugurkan kandungannya.”

“Iya juga sih Bu,” singkat Yudis. “Rio memang laki-laki yang penuh tanggung jawab,” katanya lagi.

“Terus bagaimana rencana kalian?” tanya Bu Farida.

“Rencana apa?”

“Untuk punya anak! Apa mau langsung atau mau ikut KB dulu?”

“Langsunglah Bu. Bukankah itu keinginan ibu?”sahut Yudis.

“Neng sudah siap menjadi seorang ibu?” tanya Bu Farida kepada menantunya.

Ratri mengangguk.

“Siap dong, Bu. Bahkan lebih dari siap,” jawab Ratri tegas.

“Syukurlah. Yang rajin bikinnya yah!” Bu Farida tertawa kecil.

“Ibu apaan sih!” Ratri tersipu-sipu dicandai begitu oleh Bu Farida. Sementara Yudis hanya tersenyum menatap wajah istrinya yang merona. Namun, itu semakin membuat Ratri terlihat seksi bagi Yudis.

Dengan kecantikan, kemanjaan dan kelembutannya, Ratri mampu meluluhkan hati Yudis hanya dalam jangka waktu satu minggu. Yudis menghela napas. Ternyata ibunya benar-benar memilihkan istri terbaik untuk dirinya. Yudis sangat bersyukur mempunyai istri cantik dan sholehah seperti Ratri. Meskipun, ia terkadang teringat kepada Dewanti, tapi cuma ingat, tak lebih. Andai Yudis terkadang merindukan Dewanti, senyum dan tatapan Ratri segera membunuh rasa cinta dan rindunya kepada Dewanti. Ya, itulah bukti Kuasa Allah atas hati para hamba-Nya. Sehingga Tuhan dapat dengan sangat mudah menanamkan rasa cinta dan menghilangkan rasa cinta dalam hati manusia.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Buku Harian Ayyana
26529      5090     6     
Romance
Di hari pertama masuk sekolah, Ayyana udah di buat kesel sama cowok ketus di angkatannya. Bawaannya, suka pengen murang-maring terus sama cowok itu! Tapi untung aja, kehadiran si kakak ketua OSIS bikin Ayyana betah dan adem tiap kali dibuat kesel. Setelah masa orientasi selesai, kekesalan Ayyana bertambah lagi, saat mengetahui satu rahasia perihal cowok nyebelin itu. Apalagi cowok itu ngintilin...
Words Unsaid
622      359     2     
Short Story
For four years, I haven’t once told you my feelings. There are words still unsaid that I have always wanted to tell you.
Sweet Equivalent [18+]
4781      1229     0     
Romance
When a 19 years old girl adopts a 10 years old boy Its was hard in beginning but no matter how Veronica insist that boy must be in her side cause she thought he deserve a chance for a better live Time flies and the boy turn into a man Fact about his truly indentitiy bring another confilct New path of their life change before they realize it Reading Guide This novel does not follow the rule o...
Tokoh Dalam Diary (Diary Jompi)
596      440     3     
Short Story
You have a Daily Note called Diary. This is my story of that thing
Bulan dan Bintang
488      360     0     
Short Story
Bulan dan bintang selalu bersisian, tanpa pernah benar-benar memiliki. Sebagaimana aku dan kamu, wahai Ananda.
The Last Mission
614      374     12     
Action
14 tahun yang silam, terjadi suatu insiden yang mengerikan. Suatu insiden ledakan bahan kimia berskala besar yang bersumber dari laboratorium penelitian. Ada dua korban jiwa yang tewas akibat dari insiden tersebut. Mereka adalah sepasang suami istri yang bekerja sebagai peneliti di lokasi kejadian. Mereka berdua meninggalkan seorang anak yang masih balita. Seorang balita laki-laki yang ditemuka...
BUNGA DESEMBER
541      374     0     
Short Story
Sebuah cerita tentang bunga.
Heliofili
2660      1168     2     
Romance
Hidup yang sedang kami jalani ini hanyalah kumpulan berkas yang pernah kami tandatangani di kehidupan sebelumnya— dari Sastra Purnama
Havana
874      441     2     
Romance
Christine Reine hidup bersama Ayah kandung dan Ibu tirinya di New York. Hari-hari yang dilalui gadis itu sangat sulit. Dia merasa hidupnya tidak berguna. Sampai suatu ketika ia menyelinap kamar kakaknya dan menemukan foto kota Havana. Chris ingin tinggal di sana. New York dan Indonesia mengecewakan dirinya.
Bukan Bidadari Impian
135      107     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...