Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya.

Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah sem...Read More >>"> REGAN (Chapter 38: TERUNTUK REGAN) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - REGAN
MENU
About Us  

Siang ini, dalam hitungan menit sang pemberi kehangatan lewat sinarnya perlahan bersembunyi di balik gumpalan awan yang terlihat murung. Di lahan yang luas, di antara rumah-rumah terakhir bagi penduduk bumi, orang-orang menadahkan kedua tangan memanjatkan doa kepada Tuhan untuk sang almarhum, Regan.

Regi mendekap Anita yang masih tersedu-sedu melihat anaknya yang telah singgah di alam sana. Regi menyeka air mata istrinya sembari mengembangkan senyum, meskipun terlihat rasa berat hati dalam ekspresinya.

Kehilangan seseorang, sangatlah menyakitkan. Namun, kita tidak bisa bertindak apa-apa selain untuk pasrah dan mendoakan yang terbaik untuknya. Satu persatu pelayat mulai pergi dari pemakaman, menyisakan Anita, Regi, Risma, Bi Surti dan Pak Yayan.

“Sayang, kita harus ikhlas. Apa pun yang menimpa keluarga kita.” Regi menghela napas berat, “Itu adalah kehendak Tuhan, kita harus bisa menerimanya. Percayalah, Tuhan menyisipkan kejutan dibalik semua ini.”

Sementara di sisi lain, seseorang baru saja turun dari motor dan mematung saat melihat bendera kuning tergoyang lemah di depan sebuah rumah besar yang menyimpan cerita singkat nan manis. Sekuat tenaga, ia berlari ke rumah itu, namun kosong. Lelah yang mendera tubuhnya, tidak melunturkan usahanya, ia bertanya ke beberapa orang di sana. Setelah menemukan jawaban atas pertanyaannya, lagi-lagi ia berlari dan untuk kesekian kalinya dirinya mematung.

“Re-Regan,” lirihnya.

Dengan langkah pelan, Naila mendekati keluarga Regan yang masih berada di pemakaman. Tubuhnya benar-benar roboh melihat orang yang dalam waktu singkat ini berstatus pacarnya terbaring selamanya di rumah terakhir.

Melihat hal itu, Risma memeluk Naila dan menangis bersamanya. Kemudian, ia menghadap kepada Anita yang disambut pelukan darinya.

“Maafin Regan, jika dia punya salah sama kamu.” Anita mengelus-elus punggung Naila.

Yang dielus hanya menangis, dan berusaha menormalkan napas yang tersengal-sengal. Bagaimana tidak, kenyataan ini datang sangat tiba-tiba dan ia merasa bersalah kenapa di saat seperti ini Tuhan tidak mengundangnya untuk mendampingi Regan saat masa-masa sulitnya.

Tak berlangsung lama, seluruh teman sekelas Regan termasuk wali kelasnya datang ke pemakaman. Gema, Rama, Ninda, dan Elfina berlari meninggalkan yang lainnya, menghampiri Naila yang masih berduka dengan keluarga Regan di sana. Ninda langsung memeluk saudaranya itu dengan begitu erat, begitu juga dengan Elfina. Sementara Rama dan Gema berjongkok memandangi rumah terakhir Regan dengan mata berkaca-kaca sampai menjatuhkan air matanya.

Ana terdiam memandangi orang yang selalu mengejeknya dengan sebutan Miss Poles terbaring untuk selamanya, dulu sebutan itu benar-benar menjengkelkannya, tapi setelah melihat semua ini, ia merasa sebutan itu akan membuatnya tersenyum. Ya! Ia akan merindukannya.

Evi. Cewek paling lebay dan jarang dilirik oleh Regan, menangis tersedu-sedu. Dari raut wajahnya, dia benar-benar tersakiti oleh kenyataan ini, tapi ia segera menepisnya. Dalam hati kecilnya, ia memanjatkan doa untuk temannya agar tenang di alam sana. Semua ocehan Regan yang terdengar mengiris di telinganya, akan berubah menjadi simfoni kerinduan untuk sosok temannya itu.

O0O

Sepuluh hari kepergian Regan sekaligus hari terakhir untuk Ganesha High School menyelenggarakan ujian akhir semester. Sepuluh hari yang lalu, merupakan hari terberat bagi sahabat-sahabatnya Regan. Mereka masih belum bisa menyangka ia akan pergi secepat ini, dan yang paling menyakitkan. Di detik-detik terakhirnya Regan tidak ada siapa pun yang berada di sampingnya kecuali Elfina, gadis baru yang menyelinap ke dalam persahabatannya.

Baru saja Naila hendak pergi dari halaman sekolah menuju rumah Regan, karena semalam ia mendapatkan pesan dari Risma untuk datang ke rumahnya karena ada sesuatu yang harus Risma sampaikan kepadanya. Dari kejauhan Ninda, Rama, dan Gema berlari menghampirinya.

“Kok ninggalin?” tanya Ninda.

“Aku dapat undangan dari Risma untuk ke rumahnya, ya aku kira kalian akan nonton bukan?” Ucapan Naila berhasil membuat ketiga temannya saling menatap dan menjadi salah tingkah.

“Hm, ya kita mau ngajak lo juga. Eh, emang ada apa Risma ngundang lo? Kok kita enggak diundang?” selidik Rama yang direspons hanya dengan gelengan dari Naila.

“Hm, gini aja. Kita tunda dulu acara nontonnya, kita ke rumah Regan aja,” saran Gema.

“Terus Elfina gimana?”

Tiga hari yang lalu, Gema dan Elfina mengikat hubungan serius di sebuah taman. Gerimis yang terjadi malam itu menjadi saksi bisu untuk episode pertama kisah manis yang telah terputar di pikiran mereka.

“Nanti aku telepon dia.”

“Ya udah ayo!”

Mereka berempat pergi menuju rumah Regan, Ninda diboncengi Rama dan telah melesat meninggalkan Gema yang masih berceloteh dengan Naila.

“Ayo Nai, lo enggak usah takut. Elfina baik kok, lagian dia udah tahu kan bahwa kita ini sahabatan,” ujar Gema.

Naila berniat untuk memesan ojek online, toh, ia sadar diri bahwa temannya ini sudah memiliki pacar. Ia enggak mau merusak hubungan temannya, walaupun apa yang diucapkan Gema benar, Elfina tidak sejahat itu. Yang pada akhirnya ia mengiyakan ajakkan Gema untuk berangkat dengannya.

“Lo itu enggak usah takut, lagian kita temenan. Tenang saja my baby Elf, enggak akan marah dan enggak mungkin kasar. Dia itu orangnya baik, gue kenal sama dia sudah hampir tiga tahun,” jelas Gema.

Di belakang, Naila hanya tersenyum tipis. Semenjak kejadian itu, mereka berlima sering pergi bersama, menghabiskan waktu bersama, berusaha mengikhlaskan kepergian Regan dengan menghibur diri. Kendati, di wajah mereka sampai saat ini masih terlukis siluet tentang bagaimana dirinya bisa mengikhlaskan orang yang berarti dihidupnya pergi untuk selama-lamanya.

Beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya Gema dan Naila sampai di depan rumah Regan yang begitu megah. Kedatangan mereka, membuat Rama dan Ninda menghentikan aksi mesra.

“Gak di mana-mana kerjaannya mesra-mesraan mulu,” sewot Gema.

“Makannya kalo cari pacar yang senegara!”

“Bisa nggak kita langsung masuk aja.” Naila berlalu dari tiga temannya menuju rumah Regan.

Bi Surti menyambut kedatangannya, dan segera meneriaki Risma. Tak perlu menunggu lama, Risma hadir dan menyuruh mereka untuk masuk ke ruangan di mana ruangan ini adalah salah satu ruangan penting dalam persahabatan mereka. Kamar Regan.

Ini merupakan kali pertama bagi mereka memasuki kamar ini setelah kepergian Regan. Tata ruangannya masih sama, hanya saja sekarang kamar ini dipenuhi oleh hiasan-hiasan foto Regan bersama teman-temannya. Mereka benar-benar terpukau dengan semua foto di sini, perlahan papan klip yang memuat kisah mereka berotasi dalam ingatannya memutar kembali kejadian-kejadian yang dilewati bersama Regan.

“Aku punya sesuatu untuk kalian.” Risma mendudukkan tubuhnya di atas kasur. “Setelah kejadian itu, aku membereskan semuanya. Dan aku menemukan sesuatu, di dalam buku ini.”

Keempatnya mendekat ke arah Risma, dan duduk bersamanya membagi pandangan antara satu sama lain dan buku bersampul hitam yang digenggam oleh Risma. Gadis SMP ini membuka buku tersebut, dan menunjukkan empat lembar kertas kepada mereka.

“Tiket?”

Ninda yang berada di samping kiri Risma segera menghampiri Naila. “Regan tidak pernah ingkar janji, ini tiket yang aku minta saat itu.”

Itu merupakan tiket konser Sheila On Seven yang dijanjikan Regan saat itu. Ninda masih sangat ingat sekali, kejadian di mana dirinya kesal karena semua orang yang berada di rumah menuding bahwa followers instagramnya bertambah dikarenakan berpacaran bersama Regan. Sebagai balasan atas kekesalannya Regan menjanjikan tiket konser Sheila on Seven, dan sekarang tiket tersebut berada digenggamannya.

O0O

Setelah mengulas semua kisah persahabatannya di kamar Regan, mereka pamit kepada Risma dan orang tuanya yang beberapa menit lalu datang. Baru saja Naila hendak pergi dari kamarnya, Risma menahannya. Dia menatapnya lekat.

“Kak, aku boleh minta sesuatu enggak?”

Naila terdiam sejenak sebelum akhirnya menganggukkan kepala. “Apa?”

“Aku ingin kakak melengkapi kisah yang berada di buku ini.” Risma masih menatapnya dengan lekat, lalu memberikan buku bersampul hitam kepadanya. “Ini bukunya kak Regan.”

Naila terdiam cukup lama, buku itu merupakan buku yang dilihatnya waktu itu. Ia masih mengingatnya, dulu dia menceritakan kisahnya kepada Regan. Pada saat itu Regan menjadi pendengar yang baik, dan ia juga menolak bahwa dirinya nulis diari. Naila tersenyum merekah, lalu memeluk Risma dengan begitu erat. “Kita doakan kak Regan, mudah-mudahan kak Regan bahagia di alam sana.”

“Aamiin.”

Selanjutnya, Naila menyusul teman-temannya yang sudah menunggu di lantai bawah. Bersama Regi dan Anita mereka berpamitan, mereka bersyukur keluarga Regan kembali bersama, saling menyayangi, menjaga satu sama lain, intinya semuanya kembali bersama.

“Nai, kamu mau ikut nonton bioskop enggak?” tawar Ninda saat tubuhnya mendarat diboncengan Rama.

Naila menatap ketiga temannya. “Enggak deh, kalian aja.”

“Serius?” Sekarang Rama yang bertanya.

Naila mengangguk.

“Yaudah kamu hati-hati, dah!” Ninda melambaikan tangan begitu juga Rama.

“Kamu yang kuat, kamu pasti bisa!” semangat Gema. Naila tahu apa maksud kalimat yang dilontarkan Gema, toh, semua ini terjadi di luar dugaannya. Regan pergi untuk selamanya adalah kenyataan yang sangat sulit dipercaya. Naila menghela napas berat, mengelus buku diari hitam yang Risma berikan kepadanya. Perlahan ia membukanya. Sebuah foto di mana hari itu hari sakral untuknya, di kafe Bintang Biru, Ninda merelakan, Regan dengannya menjalin cinta, dan persahabatan mereka membaik adalah momen luar biasa.

Kalian memang luar biasa

Berkat kalian aku menemukan banyak rasa

Suka, duka, bahkan cinta

Aku harap kita akan tetap bersama-sama

Selamanya….

Mengukir cerita bersama kalian adalah salah satu anugerah terindah yang aku rasakan

Naila tersenyum merekah, tak terasa air matanya jatuh akibat kalimat sederhana itu. Tanpa sepengetahuannya, seseorang tiba-tiba saja menyampaikan tangannya mendekap tubuhnya.

“Perpisahan akan terasa menyakitkan jika tidak diiringi dengan keikhlasan.”

Naila tersentak bukan main. Kepalanya menegadah menatap sosok yang tengah tersenyum kepadanya. Ada secarik luka di matanya, perlahan dia menghampirinya.

O0O

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
U&I - Our World
329      222     1     
Short Story
Pertama. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu indah, manis, dan memuaskan. Kedua. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu menyakitkan, penuh dengan pengorbanan, serta hampa. Ketiga. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu adalah suatu khayalan. Lalu. Apa kegunaan sang Penyihir dalam kisah cinta?
PELANGI SETELAH HUJAN
419      293     2     
Short Story
Cinta adalah Perbuatan
Dearest Friend Nirluka
59      54     0     
Mystery
Kasus bullying di masa lalu yang disembunyikan oleh Akademi menyebabkan seorang siswi bernama Nirluka menghilang dari peradaban, menyeret Manik serta Abigail yang kini harus berhadapan dengan seluruh masa lalu Nirluka. Bersama, mereka harus melewati musim panas yang tak berkesudahan di Akademi dengan mengalahkan seluruh sisa-sisa kehidupan milik Nirluka. Menghadapi untaian tanya yang bahkan ol...
Heya! That Stalker Boy
507      299     2     
Short Story
Levinka Maharani seorang balerina penggemar musik metallica yang juga seorang mahasiswi di salah satu universitas di Jakarta menghadapi masalah besar saat seorang stalker gila datang dan mengacaukan hidupnya. Apakah Levinka bisa lepas dari jeratan Stalkernya itu? Dan apakah menjadi penguntit adalah cara yang benar untuk mencintai seseorang? Simak kisahnya di Heya! That Stalker Boy
Snow
2449      810     3     
Romance
Kenangan itu tidak akan pernah terlupakan
Pesona Hujan
885      467     2     
Romance
Tes, tes, tes . Rintik hujan kala senja, menuntun langkah menuju takdir yang sesungguhnya. Rintik hujan yang menjadi saksi, aku, kamu, cinta, dan luka, saling bersinggungan dibawah naungan langit kelabu. Kamu dan aku, Pluviophile dalam belenggu pesona hujan, membawa takdir dalam kisah cinta yang tak pernah terduga.
27th Woman's Syndrome
9661      1807     18     
Romance
Aku sempat ragu untuk menuliskannya, Aku tidak sadar menjadi orang ketiga dalam rumah tangganya. Orang ketiga? Aku bahkan tidak tahu aku orang ke berapa di hidupnya. Aku 27 tahun, tapi aku terjebak dalam jiwaku yang 17 tahun. Aku 27 tahun, dan aku tidak sadar waktuku telah lama berlalu Aku 27 tahun, dan aku single... Single? Aku 27 tahun dan aku baru tahu kalau single itu menakutkan
HEARTBURN
328      235     2     
Romance
Mencintai seseorang dengan rentang usia tiga belas tahun, tidak menyurutkan Rania untuk tetap pada pilihannya. Di tengah keramaian, dia berdiri di paling belakang, menundukkan kepala dari wajah-wajah penuh penghakiman. Dada bergemuruh dan tangan bergetar. Rawa menggenang di pelupuk mata. Tapi, tidak, cinta tetap aman di sudut paling dalam. Dia meyakini itu. Cinta tidak mungkin salah. Ini hanya...
Nina and The Rivanos
8466      1903     12     
Romance
"Apa yang lebih indah dari cinta? Jawabannya cuma satu: persaudaraan." Di tahun kedua SMA-nya, Nina harus mencari kerja untuk membayar biaya sekolah. Ia sempat kesulitan. Tapi kemudian Raka -cowok yang menyukainya sejak masuk SMA- menyarankannya bekerja di Starlit, start-up yang bergerak di bidang penulisan. Mengikuti saran Raka, Nina pun melamar posisi sebagai penulis part-time. ...
The Ruling Class 1.0%
1161      474     2     
Fantasy
In the year 2245, the elite and powerful have long been using genetic engineering to design their babies, creating descendants that are smarter, better looking, and stronger. The result is a gap between the rich and the poor that is so wide, it is beyond repair. But when a spy from the poor community infiltrate the 1.0% society, will the rich and powerful watch as their kingdom fall to the people?