Mimpi. Salah satu tujuan utama dalam hidup. Pencapaian terbesar dalam hidup. Kebahagiaan tiada tara apabila mimpi tercapai. Namun mimpi tak dapat tergapai dengan mudah.
Awal dari mimpi adalah harapan. Harapan mendorong perbuatan. Dan suksesnya perbuatan membutuhkan dukungan. Tapi apa jadinya jika keluarga kita tak mendukung mimpi kita?
Jooliet Maharani mengalaminya. Keluarga kecil gadis berparas jelita ini menentang mimpinya menjadi seorang pelukis. Bagi keluarga Joo seorang pelukis adalah pekerjaan yang tidak bisa menjajikan berbeda dengan profesi dokter yang mereka tekuni. Ya, keluarga Joo meminta Joo dengan tegas untuk menjadi dokter. Hal itu tentu saja membuat Joo marah dan putus asa hingga ia berniat mengakhiri hidupnya.
takdir tetaplah takdir. Sekeras apapun tekat Joo mengakhiri hidupnya selalu ada orang yang menyelamatkannya. Entah kebetulan atau apa orang itu orang yang sama. Fredy. Seorang adik tingkat Joo yang terkenal jutek dan pekerja keras. Lelaki yang dibuat pusing oleh segala masalah Joo sejak pertemuan pertama mereka. Berkali-kali mendapati Joo mencoba membunuh dirinya sendiri membuat Fredy membantunya dengan alasan pesan terakhir ibunya dan rasa penyesalan di masa lalunya.
Semuanya semakin rumit tatkala Fredy berhasil memberikan kilauan mimpi untuk Joo. Fredy ragu akan perasaannya. Rasa takut dan penuh sesal selalu menghantuinya. Mampukah Fredy terlepas dari jeratan masa lalu kelam? Apakah mimpi yang diberikan Fredy untuk Joo berarti?