Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya.

Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah sem...Read More >>"> REGAN (Chapter 30: PASANGAN BARU) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - REGAN
MENU
About Us  

Seminggu setelah kejadian itu, keluarga Ninda semakin menyenangkan. Dengan kehadiran Naila, Ninda tidak pernah kesepian lagi khususnya ketika nonton film drama Korea. Bahkan mereka memutuskan untuk sekamar. Asal kalian tahu, semenjak mereka sekamar mereka selalu perang bantal dan mengerjakan tugas bersamaan.

Meskipun seperti itu, hati Ninda masih belum bisa bernapas lega. Ninda masih merasa bersalah kepada Naila, di saat malam menyapa pikiran Ninda selalu disibukkan tentang bagaimana agar hatinya kembali pulih dari rasa bersalah.

Sampai ketika Regan hadir di setiap harinya ke rumah, rasa-rasanya setiap kali tertawa bersama tanpa sepengetahuan Regan dan Naila, Ninda memerhatikannya. Tatapan antara Regan dan Naila mengandung makna mendalam. Mungkinkah ini jawaban agar hatinya kembali pulih? Merelakan dia untuk saudara barunya?

Ninda menanyakan banyak hal kepada Risma tentang Naila saat bertamu ke rumahnya. Tentunya, Ninda membuat persetujuan kepada Risma agar tidak memberi tahu kepada Regan tentang keingintahuannya ini.

Menurut Risma, Regan benar-benar senang saat melihat Naila menyuapi ibunya sambil tersenyum. Katanya, ibunya tersenyum karena Naila adalah kado terbaik bagi Regan. Dan Ninda juga, bertanya kepada Naila tentang bagaimana pakaian Regan bisa berada di tangannya. Dari ceritanya, Ninda sudah yakin bahwa kedua orang ini menyimpan sesuatu.

Sekarang hari minggu, saat siang hari Ninda bertamu ke rumah Regan. Sekarang ia berada di kamar Regan sambil bernyanyi bersama.

“Gan, kalo misalkan aku meminta sesuatu kepadamu, apa kamu akan mengabulkannya?” tanya Ninda membuat Regan menatap heran kepadanya.

“Meminta apa? Ya, tergantung permintaanmu juga.” Regan kembali memetik gitarnya.

“Kita dinner di kafe di mana kita jadian, ajak Rama juga Gema.”

“Gema? Kamu aja deh yang undang,” kata Regan seolah marah kepada Gema.

“Kamu masih belum baikkan sama Gema?” Ninda mengetahui Regan dan Gema merenggang, karena sikap mereka yang tak acuh satu sama lain. Awalnya, Ninda tidak terlalu peduli dan beranggapan bahwa mereka akan baikkan lagi. Tapi ternyata tidak.

“Yaudah aku yang undang.”

“Aku enggak diajak nih?” sahut Risma yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

“Boleh.”

O0O

Malam pun tiba. Ninda menyuruh Regan untuk berangkat bersama Risma, sementara dirinya berangkat bersama Naila. Bahkan sekarang ia sudah masuk ke kafe Bintang Biru bersama Rama dan Gema.

Sulit baginya, saat membujuk Gema untuk hadir dan baikkan dengan Regan. Tapi, berkat bantuan Rama dan Naila akhirnya ia menganggukkan kepalanya. Ninda menyuruh Naila untuk duduk terlebih dahulu di meja nomor sepuluh, sedangkan Ninda dan kedua cowok itu berdiskusi akan maksudnya.

“Ada apa, kok Naila ditinggal sih,” ujar Rama.

“Gini, gue punya rencana untuk menyatukan Naila sama Regan—”

Rama dan Gema terbelalak bersamaan. “Apa?”

“Untuk menebus rasa bersalah gue sama Naila, gue relakan Regan untuknya. Lagian gue, udah curiga sama mereka saat Regan selalu main ke rumah. Mereka seperti ada something-something gitu. Makannya gue nyuruh lo bawa gitar Ge, nanti nyanyi buat mereka.”

“Lo serius, Nin?” tanya Rama.

“Gue serius, mungkin dengan begini hati gue pulih dari rasa bersalah. Gue akan move on, doain ya,” terang Ninda dengan canda.

Gema terkekeh. “Lo jadian aja sama gue,” celetuknya membuat Rama refleks menjitak kepala temannya itu.

“Apaan sih, lagian dia udah mau putus, salahnya apa coba,” gerutu Gema tidak terima atas perlakuan Rama kepadanya.

“Udah, kalian ini apaan sih. Nanti gue kasih kode, buat maju, oke?” Ninda berlalu dari hadapan mereka, kembali menghampiri Naila yang celingak-celinguk kebingungan.

“Kamu darimana saja? Gema dan Rama mana?” tanya Naila melihat kedua temannya enggak ada.

“Lagi ke toilet dulu. Hm, Nin aku boleh minta sesuatu gak?” tanya Ninda membuat Naila terdiam, heran.

“Apa?”

“Aku ingin kamu berjanji kepadaku, apa pun yang terjadi jangan hiraukan aku. Janji?” Ninda mengacungkan jari kelingkingnya.

Naila membeku. Pasalnya permintaan Ninda terdengar horor, memang ada apa? Apa yang akan terjadi? Darah Naila berdesir, ia masih enggan untuk menanggapi permintaan Ninda.

“Nai, janji?” Ninda menatap penuh ke arah Naila.

“Tapi, itu konyol, Nin. Aku enggak bisa,” balas Naila.

“Nai, janji?” Ninda mengulang kembali kalimat itu, membuat Naila mengangkat kelingkingnya ragu.

“Janji!” Ninda menyambut kelingking Naila, kemudian tersenyum merekah. “Kalau begitu.” Ninda bangkit dari duduknya dan berjalan ke samping Naila, “Aku ingin kamu tutup mata kamu dengan kain ini, jangan mengintip dan jangan dibuka sampai aku memberikan intruksi untuk dibuka.”

“Ini ada apa sih, Nin?”

Ninda mendekatkan mulutnya ke telingan Naila. “Aku pergi dulu, sebentar.”

“Eh, Nin, kamu mau kemana!” Naila sedikit panik.

Ninda keluar dari restoran ini, menunggu seseorang yang dalam hitungan menit akan kembali ke seperti semula. Tanpa ikatan. Tak lama Ninda menunggu, sosok yang ditunggunya telah tiba. Dari kejauhan Risma melambaikan tangan kepadanya, sementara dia hanya tersenyum menghampirinya.

“Lama ya?” tanya Regan.

“Halo Kak Ninda!” seru Risma.

“Halo Risma.” Ninda memeluk Risma, “Ris kamu masuk duluan ya, Kakak mau bicara dulu sama Kak Regan.” Tak perlu berpikir panjang, gadis SMP itu telah masuk meninggalkan mereka.

“Ada apa?” tanya Regan.

“Aku mau—” Ninda menjeda perkataannya. Sementara Regan menatap penuh ke arah Ninda, menunggu apa yang akan diucapkannya selanjutnya. “Kita putus. Aku mau kita putus.”

Bagaikan petir di siang bolong, Regan terbelalak dengan peryataan Ninda yang tiba-tiba. Setahunya, hubungannya baik-baik saja tapi kenapa Ninda tiba-tiba saja meminta putus kepadanya.

“Nin, plis ada apa? Kok kamu tiba-tiba minta putus? Kalo ada masalah kita bicarakan baik-baik,” ujar Regan.

“Itu permintaanku, dan kamu akan mengabulkannya, kan?”

“Nin, kamu jangan aneh—”

“Aku serius, aku rasa aku bukanlah orang yang tepat untuk kamu. Percayalah, aku bahagia bersamamu, tapi aku tidak bisa untuk mempertahankan hubungan ini. Aku mohon.” Percaya atau tidak, sebenarnya Ninda juga enggan untuk berkata seperti ini. Selama seminggu kemarin, ia selalu merasa bahwa dirinya bukanlah orang yang tepat untuk Regan. Ada sosok lain, sosok yang bisa membuat surganya tersenyum.

“Nin, plis, ada masalah apa?” Regan masih belum bisa menerima kenyataan ini.

“Gan, surgamu adalah kebahagianmu. Yang membuat surgamu berseri bukanlah aku, tapi orang lain. Kau tersenyum saat surgamu tersenyum, bukankah itu indah jika seseorang itu menjadi landasan hatimu. Dan kalian semua akan senang.”

“Nin, maksud kamu apa?”

“Aku ingin kamu, menutup matamu dengan ini.” Ninda menyodorkan seutas kain hitam kepada Regan.

“Hah?” Regan tidak menyambut kain itu, maka Ninda yang bertindak memasangkan kain itu. “Ninda?”

Ninda menuntun Regan untuk masuk ke dalam kafe, dan menyuruh Risma untuk menuntunnya. Ninda memberi isyarat untuk bungkam, kemudian mereka menyuruh Regan duduk. Ninda melayangkan tatapannya ke arah bar restoran, ia menyuruh Rama dan Gema untuk bergabung.

Saat Rama dan Gema berada di belakang Regan, Ninda menyampaikan tangan Regan ke atas tangan Naila. Keduanya terkejut, tapi Regan mengelus perlahan tangan itu dan tampaknya Naila sangat menikmati elusan itu.

“Silahkan buka!”

Samar-samar Regan dan Naila memokuskan pandangannya, saat membuka penutup matanya. Saat kedua netra mereka berhasil menyesuaikan dengan cahaya sekitar, sontak mereka terbelalak. Regan langsung menarik tangannya yang terulur, begitu juga dengan Naila.

“Kalian sudah berjanji kepadaku, kalian akan mengabulkan permintaanku. Aku minta kalian jadian,” kata Ninda sambil mengumbar senyum kepada mereka.

Regan dan Naila bangkit bersamaan, membuat Ninda dan Risma terkekeh. “Kalian kompak.”

“Maksud kamu apaan, Nin.”

“Regan butuh kamu. Kebahagiaan Regan ada di kamu. Kamu berhasil membuat keluarga Regan tersenyum bahagia. Aku yakin, Regan tidak menganggapmu hanya sebatas teman. Regan menganggapmu lebih dari itu, semua yang dia lakukan lebih dari sekadar rasa membantu sebagai teman. Mulut bisa berbohong, tapi mata mengekspresikan sesuatu yang lain.” Ninda menatap penuh ke arah Regan yang hanya diam. “Gan, kamu enggak usah memendamnya lagi, ini waktu yang kamu tunggu bukan?”

“Ninda, a-aku—”

“Nai, ini waktunya kamu merasakan kebahagiaan. Aku menyayangimu. Percayalah aku akan baik-baik saja.” Ninda memeluk Naila.

Setelah itu, Ninda menyatukan tangan Regan dan Naila. Mereka saling tatap, di saat seperti itu, Ninda memberikan kode kepada Rama dan Gema untuk beraksi.

“Udah jangan banyak drama, enggak suka,” celetuk Gema sebelum akhirnya ia memetik gitar.

Sekilas Regan menoleh ke belakang melihat sahabatnya yang tengah tersenyum. “Aku tidak tahu harus berkata apa, aku memang menyukaimu saat senyuman dari ibuku terukir karenamu. Dan aku mulai menyayangimu, saat keluargamu menyakitimu. Melihat hal itu aku semakin terperosok untuk mengenalmu lebih dekat, sedekat saat kita duduk berdampingan. Aku selalu mencari celah untuk bisa dekat dengan kamu tanpa menyakiti Ninda, tapi dia sudah menyadarinya. Aku malu, hingga waktu ini membisikanku perihal rasa tidak bisa dipaksakan. Aku mencintaimu, Nai.”

Sejenak Naila menatap Ninda yang hanya direspons oleh anggukkan dan senyuman. “A-aku, aku rasa tidak—” Naila menjeda kalimatnya cukup lama. Membuat sepasang mata teman-temannya menyorot kepadanya. “Aku rasa tidak ada yang tepat selain kalimat, aku juga mencintaimu.”

Ninda bertepuk tangan begitu juga orang yang menyaksikan mereka, toh petikkan gitar dari Gema mengundang perhatian mereka. Setelah itu, Rama dan Gema memeluk temannya, juga Ninda dan Risma memeluk Naila.

“Terima kasih telah mengabulkan permintaanku.”

“Gue nggak nyangka lo bakal hadir, gue pikir lo masih marah sama gue. Gue minta maaf, ya?” kata Regan dalam rangkulan teman-temannya.

“Gue juga minta maaf, Gan.”

“Kenapa enggak dari dulu sih, kalian baikkan kayak gini.”

Dan untuk scene terakhir, mereka berenam saling merangkul, mengumbar kebahagiaan. Cinta sejati bukanlah ambisi, tapi cinta sejati hadir dalam hati dan tidak mungkin mengkhianati. Cinta sejati akan terus mengusik sampai tuannya sadar diri, bahwa cinta bukan untuk dipendam dalam-dalam melainkan untuk diutarakan dan dibuktikan. Tentunya dengan cara yang baik, tanpa mengusik.

“Aku cinta kalian semua!!!” teriak mereka bersamaan, tidak peduli apa kata pengunjung disini.

GRRK

Mereka terdiam, cukup lama.

“Bagaimana kalo sekarang kita makan,” celetuk Gema.

O0O

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kuncup Hati
609      415     4     
Short Story
Darian Tristan telah menyakiti Dalicia Rasty sewaktu di sekolah menengah atas. Perasaan bersalah terus menghantui Darian hingga saat ini. Dibutuhkan keberanian tinggi untuk menemui Dalicia. Darian harus menjelaskan yang sebenarnya terjadi. Ia harus mengungkapkan perasaan sesungguhnya kepada Dalicia.
Another Word
584      334     2     
Short Story
Undangan pernikahan datang, dari pujaan hati yang telah lama kamu harap. Berikan satu kata untuk menggambarkannya selain galau.
Who are You?
1264      551     9     
Science Fiction
Menjadi mahasiswa di Fakultas Kesehatan? Terdengar keren, tapi bagaimana jadinya jika tiba-tiba tanpa proses, pengetahuan, dan pengalaman, orang awam menangani kasus-kasus medis?
The First
460      328     0     
Short Story
Aveen, seorang gadis19 tahun yang memiliki penyakit \"The First\". Ia sangatlah minder bertemu dengan orang baru, sangat cuek hingga kadang mati rasa. Banyak orang mengira dirinya aneh karena Aveen tak bisa membangun kesan pertama dengan baik. Aveen memutuskan untuk menceritakan penyakitnya itu kepada Mira, sahabatnya. Mira memberikan saran agar Aveen sering berlatih bertemu orang baru dan mengaj...
Oscar
2218      1053     1     
Short Story
Oscar. Si kucing orange, yang diduga sebagai kucing jadi-jadian, akan membuat seorang pasien meninggal dunia saat didekatinya. Apakah benar Oscar sedang mencari tumbal selanjutnya?
Premium
Beauty Girl VS Smart Girl
8979      2459     30     
Inspirational
Terjadi perdebatan secara terus menerus membuat dua siswi populer di SMA Cakrawala harus bersaing untuk menunjukkan siapa yang paling terbaik di antara mereka berdua Freya yang populer karena kecantikannya dan Aqila yang populer karena prestasinya Gue tantang Lo untuk ngalahin nilai gue Okeh Siapa takut Tapi gue juga harus tantang lo untuk ikut ajang kecantikan seperti gue Okeh No problem F...
Reminisensi Senja Milik Aziza
778      402     1     
Romance
Ketika cinta yang diharapkan Aziza datang menyapa, ternyata bukan hanya bahagia saja yang mengiringinya. Melainkan ada sedih di baliknya, air mata di sela tawanya. Lantas, berada di antara dua rasa itu, akankah Aziza bertahan menikmati cintanya di penghujung senja? Atau memutuskan untuk mencari cinta di senja yang lainnya?
HOME
268      195     0     
Romance
Orang bilang Anak Band itu Begajulan Pengangguran? Playboy? Apalagi? Udah khatam gue dengan stereotype "Anak Band" yang timbul di media dan opini orang-orang. Sampai suatu hari.. Gue melamar satu perempuan. Perempuan yang menjadi tempat gue pulang. A story about married couple and homies.
Fallin; At The Same Time
2231      1156     0     
Romance
Diadaptasi dari kisah nyata penulis yang dicampur dengan fantasi romansa yang mendebarkan, kisah cinta tak terduga terjalin antara Gavindra Alexander Maurine dan Valerie Anasthasia Clariene. Gavin adalah sosok lelaki yang populer dan outgoing. Dirinya yang memiliki banyak teman dan hobi menjelah malam, sungguh berbanding terbalik dengan Valerie yang pendiam nan perfeksionis. Perbedaan yang merek...
Mengejar Cinta Amanda
1399      928     0     
Romance
Amanda, gadis yang masih bersekolah di SMA Garuda yang merupakan anak dari seorang ayah yang berprofesi sebagai karyawan pabrik dan mempunyai ibu yang merupakan seorang penjual asinan buah. Semasa bersekolah memang kerap dibully oleh teman-teman yang tidak menyukai dirinya. Namun, Amanda mempunyai sahabat yang selalu membela dirinya yang bernama Lina. Selang beberapa lama, lalu kedatangan seora...