Read More >>"> Gurun Pujaan Hujan (Perkara Sebelum Sore (Bagian 1)) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gurun Pujaan Hujan
MENU
About Us  

Sudah sejak awal ekspedisi ini dimulai aku belum sempat potong rambut, kini panjangnya sudah melebihi batas telinga.

Eoni memintaku untuk potong rambut dan ia bersedia menemaniku, tentu ini kesempatan yang tidak akan aku lewatkan.

“Nanti sore saja, ya? Habis pulang dari lapangan.” Kata Eoni saat makan siang.

Aku mengangguk mantap.

Sudah dua hari ini Pak Jayadi dan Mas Aji tidak ikut ke lapangan, Pak Wicak juga. Kabarnya mereka sedang meninjau situs di kota lain. Tapi entahlah, yang jelas mereka tidak hadir.

Entah dari mana asal-usulnya, kabar mengenai penjarahan mulai menguap memenuhi langit-langit desa, setiap gang dan beranda rumah orang-orang membicarakan topik ini.

Ada yang bilang kalau isi harta di dalam candi itu adalah perhiasan kuno yang memenuhi lubang sumur dangkal yang aku pernah terjerembab masuk ke dalamnya. Pendapat lain juga menyebutkan kalau hartanya tidak banyak, hanya emas, koin dan arca kuno, ada kabar lain yang bilang kalau hartanya hanya satu yaitu sebuah permata merah delima besar yang harganya bisa untuk membeli tujuh pabrik lengkap dengan karyawannya.

Berita-berita semacam itu lalu lalang di pendengaranku, dan semakin membuatku tak bisa tidur. Pihak kepolisian juga kabarnya mulai turun tangan dengan kasus ini.

Jika desas-desus mengenai sebanyak apa harta yang dijarah itu benar, tentu ini bukan kasus yang main-main. Termasuk kejahatan besar, tentu saja.

Dan jika kabar ini tersebar lebih luas lagi, bisa jadi malapetaka akan datang, entah apa yang akan oknum-oknum lakukan pada benda peninggalan purbakala baik yang sudah ditemukan maupun yang belum.

Jujur aku juga dulu pernah ditawari untuk pekerjaan buruk itu, menjadi sejarawan yang memfasilitasi para gembong penjarah besar tentang situs-situs yang kemungkinan masih asli dan belum banyak diketahui, tapi aku sudah pasti menolaknya. Aku ingin punya penghasilan yang ‘enak’ dari pekerjaan yang pasti-pasti saja.

Seiring piring-piring makanan mulai kosong, aku dan Eoni meminta diri untuk pulang paling dulu. Ia akan mengantarku potong rambut. Aku meminjam motor Pak Kadus karena tempat potong rambut yang paling dekat jaraknya 4 kilometer dari sini, ada di desa sebelah.

Aku senang bukan main karena hal ini. Setidaknya akan ada banyak waktu berdua untuk aku dan Eoni.

Namun, semesta sangat sirik dan seolah tidak ingin membiarkan rasa bahagia tinggal di dadaku lama-lama. Tiba-tiba dan entah apa penyebabnya, sudah berjalan lumayan jauh, motor supra tua milik Pak Kadus yang kami kendarai mogok, mesinnya berdecit seperti suara tikus terjepit lubang jebakan. Aku sebentar panik dan memilik menepi di pinggiran.

Bukan kesalahan si motor juga, sepertinya beberapa bulan di sini tubuhku memang semakin bertambah subur saja. Belum lagi aku membawa seorang gadis di bangku belakang. Sudah sejak tarikan gas yang pertama knalpot motor memamg sudah agak sedikit terbatuk-batuk, jalan enggan mati tak mau.

“Kenapa?” Tanya Eoni dari bangku belakang.

Mogok, supra tua ini memang tidak mengenal keadaan sekali, mana hari sudah sore, tak banyak kendaraan yang simpang siur. Kuminta Eoni turun, dan kutarik standar dua untuk menyangga si supra yang rewel ini.

Ada sekitar satu jam lebih aku mengotak-atik mesin si supra, nihil tak ada kemajuan, nampaknya memang ia sedang tidak mau bekerja sama.

Eoni masih terduduk di pinggir jalan, setengah meter di sampingku, terlihat tenang memperhatikan polahku yang kebingungan dengan mesin tua yang ogah-ogahan untuk menyala.

“Apa tempatnya masih jauh?” Tanya Eoni lagi.

“Mungkin satu kilometer lagi. Tak terlalu jauh, kau tahu pasar yang biasa dibuat belanja Bu Dhena dan Bu Nada?”

Eoni mengangguk dibarengi dengan topinya yang bergerak ke atas ke bawah.

“Nah mungkin seratus meter dari pasar.” Jelasku.

Ia mengangguk lagi, paham, “Bagaimana kalau kita jalan saja?”

Itu ideku tadi, namun tentu saja aku tidak tega, mana mungkin aku mengajak jalan kaki seorang gadis di tanah asing yang konturnya naik turun bukit semacam ini.

Belum lagi membayangkan hari yang sudah semakin sore, kemudian gelap dan minim penerangan. Ah itu akan jadi masalah baru lagi.

“Lalu bagaimana dengan motor ini?” Aku tentu tidak bisa membiarkan motor yang bukan milikku ini tergeletak begitu saja di pinggir jalan seperti benda tidak bertuan.

“Titipkan saja pada bapak petani yang sedang memanen sayur di sana itu, kurasa ia tak akan keberatan.” Eoni menunjuk beberapa orang yang nampaknya sedang sibuk dengan karung dan hasil panen, kol dan wortel terlihat tergeletak segar di sana-sini.

Di kebun itu juga ada remaja tanggung yang usianya tentu saja lebih muda dariku. Mereka juga sedang bantu-bantu mengantongi hasil panen.

Aku setuju dengan. Kami pun berjalan menghampiri orang yang Eoni maksud, namun belum tepat kami sampai ke sana.

Aku melihat ada dua orang yang cukup familiar tengah menuju ke arah yang sama dengan kami, tapi berasal dari tempat yang berlawanan, orang itu adalah Pak Jayadi dan Mas Aji. Mereka sudah lebih dulu sampai di tempat petani yang akan juga kami tuju.

Aku dan Eoni saling menatap satu sama lain, isi kepala kami waktu itu sama “Apa yang mereka lakukan di sana dan dengan siapa ia berbicara?”

Mereka terlihat akrab dan sepertinya ini bukan perjumpaan yang pertama saja. Entah bagaimana melihat Pak Jayadi dan Mas Aji membuat langkah kami berdua terhenti.

“Bagaimana?” Kata Eoni, mungkin maksudnya apakah kami jadi menitip kendaraan atau memutuskan untuk menuntunnya satu kilometer lagi.      

Aku diam cukup lama, kepalaku sekarang tak hanya memikirkan tentang si supra saja, melainkan dugaan-dugaan lain yang bersangkutan dengan obrolan antara aku, Guna dan Sabang semalam.

Walaupun aku agak sensi dengan Sabang, namun untuk perkara penelitian aku adalah kawan yang loyal baginya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Love Arrow
376      243     2     
Short Story
Kanya pikir dia menemukan sahabat, tapi ternyata Zuan adalah dia yang berusaha mendekat karena terpanah hatinya oleh Kanya.
Kutunggu Kau di Umur 27
3321      1580     2     
Romance
"Nanti kalau kamu udah umur 27 dan nggak tahu mau nikah sama siapa. Hubungi aku, ya.” Pesan Irish ketika berumur dua puluh dua tahun. “Udah siap buat nikah? Sekarang aku udah 27 tahun nih!” Notifikasi DM instagram Irish dari Aksara ketika berumur dua puluh tujuh tahun. Irish harus menepati janjinya, bukan? Tapi bagaimana jika sebenarnya Irish tidak pernah berharap menikah dengan Aks...
SI IKAN PAUS YANG MENYIMPAN SAMPAH DALAM PERUTNYA (Sudah Terbit / Open PO)
4030      1532     8     
Inspirational
(Keluarga/romansa) Ibuk menyuruhku selalu mengalah demi si Bungsu, menentang usaha makananku, sampai memaksaku melepas kisah percintaan pertamaku demi Kak Mala. Lama-lama, aku menjelma menjadi ikan paus yang meraup semua sampah uneg-uneg tanpa bisa aku keluarkan dengan bebas. Aku khawatir, semua sampah itu bakal meledak, bak perut ikan paus mati yang pecah di tengah laut. Apa aku ma...
The Hallway at Night
3754      1921     2     
Fantasy
Joanne tak pernah menduga bahwa mimpi akan menyeretnya ke dalam lebih banyak pembelajaran tentang orang lain serta tempat ia mendapati jantungnya terus berdebar di sebelah lelaki yang tak pernah ia ingat namanya itu Kalau mimpi ternyata semanis itu kenapa kehidupan manusia malah berbanding terbalik
Premium
GUGUR
3481      1677     9     
Romance
Ketika harapan, keinginan, dan penantian yang harus terpaksa gugur karena takdir semesta. Dipertemukan oleh Kamal adalah suatu hal yang Eira syukuri, lantaran ia tak pernah mendapat peran ayah di kehidupannya. Eira dan Kamal jatuh dua kali; cinta, dan suatu kebenaran yang menentang takdir mereka untuk bersatu. 2023 © Hawa Eve
Love is Possible
104      98     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
Buku Harian
614      381     1     
True Story
Kenapa setiap awal harus ada akhir? Begitu pula dengan kisah hidup. Setiap kisah memiliki awal dan akhir yang berbeda pada setiap manusia. Ada yang berakhir manis, ada pula yang berakhir tragis. Lalu bagaimanakah dengan kisah ini?
Salted Caramel Machiato
9048      3721     0     
Romance
Dion seorang mahasiswa merangkap menjadi pemain gitar dan penyanyi kafe bertemu dengan Helene seorang pekerja kantoran di kafe tempat Dion bekerja Mereka jatuh cinta Namun orang tua Helene menentang hubungan mereka karena jarak usia dan status sosial Apakah mereka bisa mengatasi semua itu
Peri Untuk Ale
3627      1887     1     
Romance
Semakin nyaman rumah lo semakin lo paham kalau tempat terbaik itu pulang
Di Antara Mereka
3730      1655     3     
Romance
Mengisahkan seorang cewek dan cowok yang telah lama bersahabat Mereka bernana Gio dan Mita Persahabatan mereka di tahun ke dua tidaklah mudah Banyak likaliku yang terjadi hingga menyakiti hati Keduanya sempat saling menjauh karena suatu keterpaksaan Gio terpaksa menjauhi Mita karena sang Ibu telah memilihkan kekasih untuknya Karena itu Mita pun menjauhi Gio. Gio tak dapat menerima kenyataan itu d...