Read More >>"> Gurun Pujaan Hujan (Pram dan Kata Pengantar Senja (Bagian 1)) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gurun Pujaan Hujan
MENU
About Us  

“Kebutuhan diri dan kebutuhan ambisi adalah dua hal yang berbeda, Nak.” Mr. Arief mencoba menasehatiku yang masih saja bebal.

Sebelum ini, pulsa dan kuota internetku benar-benar tandas. Tidak ada warga desa sini yang menjual benda tidak terlihat itu, konter juga tidak ada, paling dekat jaranknya 2 Km dari gerbang desa.

Namun keberuntungan nampaknya sedang berbaik hati, tanpa disangka ada pesan masuk yang memberitahu ada pulsa internet yang masuk ke ponselku. Dugaan besarku itu adalah kiriman dari Pak Bah atau Mr. Arief, dan tanpa menunggu lama segera aku telfon salah satu dari mereka.

“…kerjakan dulu tugasmu di situ sampai tanggung jawabmu selesai. Kami di sini selalu bantu kau.” Mr. Arief berteriak dari ujung telepon.

“Sudah sejak dari dulu-dulu aku yakin kalau Pram ini ayah kau, Nak. Orang yang kau panggil-panggil jika sedang mengigau.” Pak Leo yang turut serta dalam panggilan, ngotot mendukung argumen Mr. Arief.

“…aku juga sebenarnya percaya tapi aku tidak mau buru-buru untuk mengambil kesimpulan seperti Leo. Memang tidak semua keyakinan bisa datang cepat-cepat, namun ini sudah cukup lama untuk menunggu, barangkali kini waktunya kita untuk bisa percaya dan mengambil langkah nyata. Apakah sebaiknya kita datangi saja Pram itu dan kita tanya-tanya secara langsung atau meminta ia yang datang menemui kita.” Pak Bah terdengar serius dengan kalimatnya kali ini.

“Tentu, tentu harus kita datangi orangnya.” Ucapku menggebu-gebu, sudah lelah sekali aku mendengar kata ‘berita penting tentang Pram, ayahmu’ atau ‘kabar baik tentang Pram’ yang ternyata salah dan tidak kunjung ada selesainya.

“Nak, tapi ‘kita’ yang aku maksud adalah aku, Arief dan Leo, tanpa kau. Kau harus menyelesaikan pekerjaanmu seperti yang tadi Arief bilang. Cukupkan ambisimu pada tugas yang tunai dengan baik dan hari-hari yang penuh rasa bersyukur terlebih dahulu. Biarkan kami mengambil tanggung jawab yang memang sudah seharusnya kami bawa, bagaimanapun kau sudah kami anggap anak sendiri dan Pram adalah salah seorang kawan lama yang tidak sedikit jasanya dalam membantu Leo dan Arief.” Hanya Pak Bah yang nasehatnya paling masuk di telingaku, mungkin karena cara bicaranya yang pelan dan penuh pembawaan yang menenangkan. Beda sekali dengan Pak Leo dan Mr. Arief.

“Nah dengar itu, Dif. Anak mana coba yang bapaknya tiga dan kamu ikut mengurusmu semua.” Pak Leo menyahut kencang.

“Empat dengan ayah yang sedang kita cari ini.” Lanjutku, semua jadi tertawa dari tempat masing-masing.

Saat senja sedang puncak-puncaknya, pelan-pelan aku memahami semuanya, tentang siapa dan apa yang sedang ingin aku ketahui. Pikiranku masih dan tetap saja melayang kemana-mana tidak tahu tuannya sudah lelah untuk berpikir.

Dari cerita yang aku dengar dari Pak Bah, Mr. Arief dan Pak Leo. Pram ~yang mereka kira ayah kandungku~ adalah rekan kerja sewaktu mereka masih bekerja di sebuah pulau yang luasnya hanya sekitar 10,710 km2.

Mereka adalah sekelompok peneliti yang sedang menyelami keanekaragaman hayati dan potensi-potensi alam yang ada di sana. Menurut Pak Bah, pulau itu adalah sekumpulan tanah bergelombang yang dipenuhi oleh padang rumput dan ringkinan kuda, teriakan para penggembala juga ramai memenuhi langit-langit yang biru, merah dan coklat jika senja.

Kalau malam, bau daging dan lenguhan sapi kerap membuat ia terjaga karena sering muncul tiba-tiba.

Selain karena Pram diduga ayah kandungku, Pram juga adalah salah satu rekan mereka yang hilang sekitar 25 tahun yang lalu dalam sebuah perjalanan ekspedisi. Keberadaannya secara tiba-tiba tidak bisa diketahui karena sebab yang misterius. Untuk ini, mereka juga merasa perlu mencari tahu lebih jauh tentang siapa sebenarnya Pram.

Lelaki berbadan tegap, dengan kumis tipis yang mengias atas bibirnya, serta sebuah topi bucket yang selalu ia pakai kemana-mana adalah ciri khasnya waktu itu. Pram adalah seorang ahli biologi yang khatam masalah tumbuhan dan hal-hal yang bersangkutan dengannya.

Entah berapa artikel koran, buku fiksi dan non-fiksi yang telah ia ciptakan berkaitan dengan kegemarannya itu, terkadang ia juga jadi kritikus sosial yang terselubung. Meskipun masih muda, Pram adalah peneliti senior dan salah satu orang yang dekat dengan orang-orang penghuni gedung kementrian.

Ia juga sering diundang ke istana dalam acara-acara tertentu sebagai perwakilan dari kaum peneliti. Suaranya memang cukup berpengaruh dan didengar oleh orang banyak.

Pram juga digadang-gadang menjadi pemegang tongkat ekstavet kementrian riset dan teknologi untuk periode selanjutnya pada masa itu.

Namun nampaknya ia tidak tertarik untuk terjun langsung dalam dunia politik meskipun dunia itu amat dekat dengannya, ia tidak ada minat untuk menjadi orang terpandang dengan penghasilan milyaran perbulan dan tinggal di gedung-gedung mewah.

Tapi kenyataannya memang begitu, ia lebih senang tinggal di desa dan memilih Nara sebagai kota kecil pilihannya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Hey, Limy!
1169      493     3     
Humor
Pertama, hidupku luar biasa, punya dua kakak ajaib. kedua, hidupku cukup istimewa, walau kadang dicuekin kembaran sendiri. ketiga, orang bilang, aku hidup bahagia. Iya itu kata orang. Mereka gak pernah tahu kalau hidupku gak semulus pantat bayi. Gak semudah nyir-nyiran gibah sana-sini. "Hey, Limy!" Mereka memanggilku Limy. Kalau lagi butuh doang.
Potongan kertas
595      267     3     
Fan Fiction
"Apa sih perasaan ha?!" "Banyak lah. Perasaan terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap orang, termasuk terhadap lo Nayya." Sejak saat itu, Dhala tidak pernah dan tidak ingin membuka hati untuk siapapun. Katanya sih, susah muve on, hha, memang, gegayaan sekali dia seperti anak muda. Memang anak muda, lebih tepatnya remaja yang terus dikejar untuk dewasa, tanpa adanya perhatian or...
MAKE ME NEGATIVE THINGKING
1386      551     4     
Humor
Baru tahun ini aku mengalami hari teristimewa yang membuatku merasa bahagia beralih kesifat P E S I M I S. kalian ingin tahu kenapa?
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
5101      1417     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
Warisan Kekasih
543      378     0     
Romance
Tiga hari sebelum pertunangannya berlangsung, kekasih Aurora memutuskan membatalkan karena tidak bisa mengikuti keyakinan Aurora. Naufal kekasih sahabat Aurora mewariskan kekasihnya kepadanya karena hubungan mereka tidak direstui sebab Naufal bukan seorang Abdinegara atau PNS. Apakah pertunangan Aurora dan Naufal berakhir pada pernikahan atau seperti banyak dicerita fiksi berakhir menjadi pertu...
Sosok Ayah
849      464     3     
Short Story
Luisa sayang Ayah. Tapi kenapa Ayah seakan-akan tidak mengindahkan keberadaanku? Ayah, cobalah bicara dan menatap Luisa. (Cerpen)
Semu, Nawasena
4870      2282     4     
Romance
"Kita sama-sama mendambakan nawasena, masa depan yang cerah bagaikan senyuman mentari di hamparan bagasfora. Namun, si semu datang bak gerbang besar berduri, dan menjadi penghalang kebahagiaan di antara kita." Manusia adalah makhluk keji, bahkan lebih mengerikan daripada iblis. Memakan bangkai saudaranya sendiri bukanlah hal asing lagi bagi mereka. Mungkin sudah menjadi makanan favoritnya? ...
Cinta Pertama Bikin Dilema
2767      918     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
Begitulah Cinta?
14889      2166     5     
Romance
Majid Syahputra adalah seorang pelajar SMA yang baru berkenalan dengan sebuah kata, yakni CINTA. Dia baru akan menjabat betapa hangatnya, betapa merdu suaranya dan betapa panasnya api cemburu. Namun, waktu yang singkat itu mengenalkan pula betapa rapuhnya CINTA ketika PATAH HATI menderu. Seakan-akan dunia hanya tanah gersang tanpa ada pohon yang meneduhkan. Bagaimana dia menempuh hari-harinya dar...
Prakerin
5510      1477     14     
Romance
Siapa sih yang nggak kesel kalo gebetan yang udah nempel kaya ketombe —kayanya Anja lupa kalo ketombe bisa aja rontok— dan udah yakin seratus persen sebentar lagi jadi pacar, malah jadian sama orang lain? Kesel kan? Kesel lah! Nah, hal miris inilah yang terjadi sama Anja, si rajin —telat dan bolos— yang nggak mau berangkat prakerin. Alasannya klise, karena takut dapet pembimbing ya...