Read More >>"> Gurun Pujaan Hujan (Bulan Bundar (Bagian 1)) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gurun Pujaan Hujan
MENU
About Us  

Purnama malam empat belas, bulan tersemat bundar seperti wajah Eoni. Ya, wajah gadis itu memang bulat jika rambutnya tidak digerai sehingga tak bisa menutupi sebagian sisi wajahnya.

Ia kadang mengeluhkannya padaku, mengapa dengan badan yang mungil, ia mempunyai wajah sebulat itu, menurutnya itu kombinasi yang kurang serasi, tapi sesungguhnya enak-enak saja kalau dipandang.

Aku sempat meledeknya dengan; Mari melihat bulan bersama ‘bulan’, ia terlihat tidak terima dengan hal itu, melihat ekspresi mukanya yang terlipat semakin membuatku semangat untuk mengejeknya. Namun hal ini tak berlangsung lama, aku harus segera berangkat untuk ikut berburu tikus hutan.

Tak ada bayangan sama sekali di benakku mengenai bagaimana wujud tikus hutan itu sebenarnya, apakah ia sebesar kucing, atau mungkin berwarna putih, atau mungkin tikus itu adalah tikus yang duduk di kursi empuk dengan kemeja dan dasi, serta berangkat ke kantor setiap pagi. Aku tidak tahu, intinya detik ini juga kami akan berangkat.

Bonu adalah pemimpin perburuan kali ini, ia pemuda yang terkenal cekatan dan selalu menang dalam membawa barang buruan. Kemampuannya itu memang tercermin dari perawakannya yang tinggi, berbadan tegap dan bogem tangannya yang sebesar buah sirsak, kekar sekali.

Aku sebagai laki-laki yang berbadan sedang, jadi terlihat unyil di sampingnya. Kemarin waktu kami merapikan bolder dari tempat ekskavasi, Bonu bisa mengangkat batu sebesar lumpang sendirian.

Menurut yang aku dengar, tikus akan keluar tiga kali dalam semalam untuk mencari makan, kalau kenyang mereka akan berhenti, salah satu waktunya ada di jam 8 sampai 10 malam. Waktu yang tak banyak itu harus dimanfaatkan dengan baik. Aku kira perburuan ini akan memakai alat semacam senapan atau penjerat dan lain-lain.

Namun bukan itu yang dipegang Bonu dan kawan-kawannya, melainkan sebuah ketapel dengan tiga karet pengait yang kuat dan sebuah badan ketapel berbahan besi. Iya, ketapel, mainanku saat masih bocil.

Yang unik lagi, mereka memakai senter head lamp yang telah di modifikasi dengan sedemikian rupa sehingga bisa dipasang dikepala dan nyalanya tahan lama, dengan ini, aku kira masyarakat desa tidak primitif sekali.

Aku, Guna dan Sabang memakai sepatu lapangan yang biasa kami pakai ke tempat ekskavasi, terus terang aku agak geli kalau saja saat berjalan atau berlari mengejar tikus nanti, aku menginjak ular, cacing dan hewan hutan yang tak terduga lainnya.

Tapi Bonu dan pemuda desa yang ikut rombongan ini sungguh berani bukan main, mereka hanya memakai sandal bahkan ada yang berterlanjang kaki masuk hutan malam-malam, katanya sudah biasa.

Ada dua anjing yang ikut serta bersama kami, namanya pistol dan redi.

“Kuberi nama pistol karena dulu waktu beli memang ditukar sama pistol sungguhan.” Jelas Bonu. Meskipun aku agak aneh karena warga desa bisa punya senjata api, tapi sudahlah, itu sudah dulu.

Sebelum berangkat, kami mencari batu kerikil terlebih dulu sebagai peluru dari ketapel yang akan digunakan nanti, aku membawa satu kantong plastik penuh. Di belakang rumah Pak Kadus ada banyak, dan kami bisa mengambil di sana secara cuma-cuma.

Jalur awal yang kami lalui sama dengan jalur yang dipakai ke tempat ekskavasi, tapi rombongan tidak mengarah ke sana, melainkan di area hutan dan gunungnya saja. Tidak hanya kami yang berburu, ada juga kelompok-kelompok lain, di tikungan hutan aku juga sempat melihat beberapa jerat yang sudah ada hewan yang terjebak di sana.

Tapi tidak bisa kami ambil, itu milik orang lain.

Pistol bergerak cepat mengendus keberadaan tikus hutan. Tikus ini lebih mudah dideteksi karena sembunyinya di balik daun dan pepohonan, bukan di balik kebijakan. Tikus ini harus ditangkap karena mengganggu dan pelan-pelan menggerogoti kesejahteraan rakyat desa.

Nama mereka memang tikus hutan, tapi tidak benar-benar mencari makan di hutan karena pada waktu-waktu tertentu mereka datang ke ladang dan sawah milik warga dan menjarah di sana, mengambil yang bukan jatahnya. Tikus yang seperti itu memang sudah seharusnya diberantas saja, pakai ketapel.

Lebih dari yang aku bayangkan, hutan ini gelap bukan main saat malam hari. Seperti menyambangi dua hutan berbeda dengan rupa yang sama, padahal ini tempat yang juga aku lewati saat pagi hari jika berangkat ke situs ekskavasi. Agaknya kebanyakan hal di dunia ini memang begitu, jika beda tempat dan beda waktu maka beda juga sifat dan perilaku.

Langit yang sedikit mendung tidak mengizinkanku untuk melihat bintang gemintang malam ini, hanya bulan sebulat koin saya yang sinarnya mampu menembus jajaran awan yang memenuhi langit tapi tidak terlalu tebal.

Semakin lama, jalur yang kami jejaki sudah bukan lagi jalan setapak atau jalur pendakian, tapi sudah benar-benar menerobos hingga ke dalam-dalam hutan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Love Arrow
376      243     2     
Short Story
Kanya pikir dia menemukan sahabat, tapi ternyata Zuan adalah dia yang berusaha mendekat karena terpanah hatinya oleh Kanya.
Kutunggu Kau di Umur 27
3321      1580     2     
Romance
"Nanti kalau kamu udah umur 27 dan nggak tahu mau nikah sama siapa. Hubungi aku, ya.” Pesan Irish ketika berumur dua puluh dua tahun. “Udah siap buat nikah? Sekarang aku udah 27 tahun nih!” Notifikasi DM instagram Irish dari Aksara ketika berumur dua puluh tujuh tahun. Irish harus menepati janjinya, bukan? Tapi bagaimana jika sebenarnya Irish tidak pernah berharap menikah dengan Aks...
SI IKAN PAUS YANG MENYIMPAN SAMPAH DALAM PERUTNYA (Sudah Terbit / Open PO)
4030      1532     8     
Inspirational
(Keluarga/romansa) Ibuk menyuruhku selalu mengalah demi si Bungsu, menentang usaha makananku, sampai memaksaku melepas kisah percintaan pertamaku demi Kak Mala. Lama-lama, aku menjelma menjadi ikan paus yang meraup semua sampah uneg-uneg tanpa bisa aku keluarkan dengan bebas. Aku khawatir, semua sampah itu bakal meledak, bak perut ikan paus mati yang pecah di tengah laut. Apa aku ma...
The Hallway at Night
3753      1921     2     
Fantasy
Joanne tak pernah menduga bahwa mimpi akan menyeretnya ke dalam lebih banyak pembelajaran tentang orang lain serta tempat ia mendapati jantungnya terus berdebar di sebelah lelaki yang tak pernah ia ingat namanya itu Kalau mimpi ternyata semanis itu kenapa kehidupan manusia malah berbanding terbalik
Premium
GUGUR
3481      1677     9     
Romance
Ketika harapan, keinginan, dan penantian yang harus terpaksa gugur karena takdir semesta. Dipertemukan oleh Kamal adalah suatu hal yang Eira syukuri, lantaran ia tak pernah mendapat peran ayah di kehidupannya. Eira dan Kamal jatuh dua kali; cinta, dan suatu kebenaran yang menentang takdir mereka untuk bersatu. 2023 © Hawa Eve
Love is Possible
104      98     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
Buku Harian
614      381     1     
True Story
Kenapa setiap awal harus ada akhir? Begitu pula dengan kisah hidup. Setiap kisah memiliki awal dan akhir yang berbeda pada setiap manusia. Ada yang berakhir manis, ada pula yang berakhir tragis. Lalu bagaimanakah dengan kisah ini?
Salted Caramel Machiato
9048      3721     0     
Romance
Dion seorang mahasiswa merangkap menjadi pemain gitar dan penyanyi kafe bertemu dengan Helene seorang pekerja kantoran di kafe tempat Dion bekerja Mereka jatuh cinta Namun orang tua Helene menentang hubungan mereka karena jarak usia dan status sosial Apakah mereka bisa mengatasi semua itu
Peri Untuk Ale
3626      1887     1     
Romance
Semakin nyaman rumah lo semakin lo paham kalau tempat terbaik itu pulang
Di Antara Mereka
3730      1655     3     
Romance
Mengisahkan seorang cewek dan cowok yang telah lama bersahabat Mereka bernana Gio dan Mita Persahabatan mereka di tahun ke dua tidaklah mudah Banyak likaliku yang terjadi hingga menyakiti hati Keduanya sempat saling menjauh karena suatu keterpaksaan Gio terpaksa menjauhi Mita karena sang Ibu telah memilihkan kekasih untuknya Karena itu Mita pun menjauhi Gio. Gio tak dapat menerima kenyataan itu d...