Saat tiba di rumah, bukan Ibu yang pertama kali aku jumpai, melainkan dua orang karyawan kantor staff bagian HRD.
Aku tak terlalu mengenalnya, hanya pernah lihat sesekali.
Mereka membawa surat pemberhentian untukku supaya tidak usah berangkat bekerja esok hari.
"Tapi mengapa?" adalah hal yang pertama kali terlintas di kepalaku.
Aku merasa tidak membuat kesalahan, aku yakin kerjaku aman-aman saja. Untuk yang perkara terakhir di kantor, itu tak hanya menimpaku.
Tuduhan yang belum tentu benar itu ditujukan pada seluruh pegawai kantor.
"Saya tidak bisa menjelaskan dengan detail mengenai pemecatan ini, saya hanya menjalankan tugas dari atasan."
"Atasan siapa, Pak?"
Sejenak ia diam, baru kemudian menyebutkan nama seseorang yang sama sekali tidak aku sangka. "Mr. Arief yang menyuruh kami."
I wish I can meet Nadif & Pak Bah in real life :'
Comment on chapter Epilog