Read More >>"> Janji-Janji Masa Depan (Baret Merah Maroon (Bagian 2)) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Janji-Janji Masa Depan
MENU
About Us  

"Apa yang aku pikirkan?" ucap Pak Bah mengulangi pertanyaanku, "Aku selalu berpikir, Nak. Sepertinya aku tak pernah memberi jeda pada pikiranku untuk tidak memikirkan sesuatu."

Ia menjawabku, namun matanya tidak bergoyang dari pandangannya yang memeluk jalanan.

"Aku telah pergi mengelilingi bumi walaupun belum seluruhnya, mengunjungi kota di seperempat dunia. Tapi aku tetap masih suka berjalan, mengunjungi tempat asing yang baru, dan akan selalu seperti itu."

"Mengapa demikian, Pak? Bukankah tinggal dan menetap lebih menenangkan hati karena kita sudah tidak perlu pergi dan mencari-cari lagi?"

"Mengapa demikian? Aku juga tidak tahu. Sebenarnya bukan tempat atau tujuan baru yang aku tuju, aku hanya menyukai proses berpindahnya. Nak, bukan pergi yang menjadi tujuanku, melainkan pulang kepada tempat yang selalu satu. Sebuah tempat yang kini tidak ada lagi di dunia ini. Dan salah satu cara agar aku bisa pulang, maka aku harus pergi."

Entah apa yang menarik dari jalanan yang pinggirannya hanya dihuni pohon, sungai, perkebunan warga, dan tanah tinggi ini.

Mata Pak Bah tidak sedikit pun meninggalkan jendela bus.

"Sesuka itu aku pada perjalanan, Nak. Satu lagi yang ajaib tentang perjalanan dan perpindahan adalah, kita bisa tidak melakukan apa-apa, tapi kita tidak sedang membuang waktu, karena perjalanan adalah sebuah proses menunggu untuk sampai ke tempat yang akan kita tuju."

Aku tidak tahu bagaimana nikmat dan seninya karena aku belum mengalaminya sendiri.

Tapi dengan melihat Pak Bah, mendengar caranya bercerita, aku seperti bisa sedikit merasakan dan membayangkan kira-kira seperti apa rasanya.

"Dulu, waktu kekasihku masih menemaniku di dunia ini. Aku selalu merindukan rumah dan tak sabar untuk cepat-cepat pulang, menemuinya. Tapi setelah ia pergi menemui-Nya, sang Maha Pemilik Segalanya, aku jadi paham bahwa seluruh tempat pulang di bumi ini adalah semu. Ada satu tempat di mana kita akan pulang dengan sebenar-benarnya pulang. Aku belum tahu rasanya dan tidak tahu bagaimana tempatnya. Tapi kini kekasihku telah di sana. Semoga ia tidak kesepian menungguku."

Aku terhanyut dengan ucapan yang keluar dari lisan lelaki berusia lebih dari setengah abad ini.

"Pak Bah, apa aku boleh bertanya sesuatu?". Tanya Nadif sambil mengusap pelipisnya.

"Tanyakanlah, seluruh manusia bebas dan merdeka untuk bertanya, tapi tidak untuk mendapatkan jawaban." Ungkap Pak Bachrudin pelan.

"Apa Pak Bah percaya dengan cinta pandangan pertama?" Saat ini pikiranku tertuju pada putrinya.

"Masa mudaku keras, Nak. Tidak sempat memahami hal yang seperti itu. Tapi karena kau bertanya, jawabanku, mungkin tidak. Aku rasa, aku tidak percaya dengan hal demikian…"

Aku hendak mengelak, tapi Pak Bah seperti belum selesai dengan kalimatnya.

"Manusia itu sangat banyak, mereka mempunyai otak sendiri-sendiri. Mereka punya jalan pikiran yang berbeda-beda ketika ditanya tentang cinta. Definisi cinta bagiku, mungkin berbeda dengan definisi cinta menurut bapak-bapak yang mengemudikan bus reot ini. Hati-hati dengan cinta pandang pertama, Nak. Aku telah mengalami banyak macam rasa seumur hidupku, mulai dari rasa senang, sedih, terharu. Rasa-rasa itu sama seperti rasa cinta. Bukan berarti cinta tidak istimewa, tapi rasa-rasa yang lain juga istimewa. Senang itu istimewa, sedih juga begitu. Jangan cinta melulu yang diurusi, seolah menjadi ihwal paling penting di seluruh jagat dunia. Tapi mau bagaimanapun itu, bagiku cinta adalah kebiasaan. Ia dijahit pelan, sebenang demi sebenang, kemudian menjadi rajutan, lama kelamaan menjelma menjadi sebuah kain kehidupan yang panjang. Seperti kataku tadi, hati-hati dengan suka pada pandangan pertama, sebab yang sejati biasanya terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan yang simpel tapi tidak sederhana."

"Dulu aku pernah belajar ilmu termodinamika tentang entropi. Katanya, semakin reaksi terjadi secara spontan, maka ketidakteraturannya akan semakin tinggi. Lalu cinta yang disebabkan karena pandangan yang sekejap itu, apa benar itu cinta atau hanya bentuk lain dari nafsu dan rasa penasaran belaka?"

Aku diam. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • mesainin

    I wish I can meet Nadif & Pak Bah in real life :'

    Comment on chapter Epilog
  • cimol

    ayoo !!!

    Comment on chapter Prolog
  • wfaaa_

    next chapter!

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
GAUNG SANGKARA
1109      557     0     
Action
Gaung Sangkara, mendapatkan perhatian khusus mengenai pengalamannya menjadi mahasiswa Teknik paling brutal di kampusnya. Dimana kampusnya adalah sebuah universitas paling top di Indonesia, ia mendapatkan banyak tekanan akan nama-nama besar yang berusaha menindas bahkan membunuh dia dan keluarganya. Hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi sosial dan psikologis-nya. Lahir dari kalangan keluarga d...
Nothing Like Us
32870      4035     51     
Romance
Siapa yang akan mengira jika ada seorang gadis polos dengan lantangnya menyatakan perasaan cinta kepada sang Guru? Hal yang wajar, mungkin. Namun, bagi lelaki yang berstatus sebagai pengajar itu, semuanya sangat tidak wajar. Alih-alih mempertahankan perasaan terhadap guru tersebut, ada seseorang yang berniat merebut hatinya. Sampai pada akhirnya, terdapat dua orang sedang merencanakan s...
Anak Coklat
293      184     0     
Short Story
Alkisah seorang anak yang lahir dari sebatang coklat.
About love
1135      533     3     
Romance
Suatu waktu kalian akan mengerti apa itu cinta. Cinta bukan hanya sebuah kata, bukan sebuah ungkapan, bukan sebuah perasaan, logika, dan keinginan saja. Tapi kalian akan mengerti cinta itu sebuah perjuangan, sebuah komitmen, dan sebuah kepercayaan. Dengan cinta, kalian belajar bagaimana cinta itu adalah sebuah proses pendewasaan ketika dihadapkan dalam sebuah masalah. Dan disaat itu pulalah kali...
Chrisola
769      485     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
Asa
4176      1262     6     
Romance
"Tentang harapan, rasa nyaman, dan perpisahan." Saffa Keenan Aleyski, gadis yang tengah mencari kebahagiaannya sendiri, cinta pertama telah di hancurkan ayahnya sendiri. Di cerita inilah Saffa mencari cinta barunya, bertemu dengan seorang Adrian Yazid Alindra, lelaki paling sempurna dimatanya. Saffa dengan mudahnya menjatuhkan hatinya ke lubang tanpa dasar yang diciptakan oleh Adrian...
Premium
Titik Kembali
4581      1487     16     
Romance
Demi membantu sebuah keluarga menutupi aib mereka, Bella Sita Hanivia merelakan dirinya menjadi pengantin dari seseorang lelaki yang tidak begitu dikenalnya. Sementara itu, Rama Permana mencoba menerima takdirnya menikahi gadis asing itu. Mereka berjanji akan saling berpisah sampai kekasih dari Rama ditemukan. Akankah mereka berpisah tanpa ada rasa? Apakah sebenarnya alasan Bella rela menghabi...
SOSOK
101      91     1     
Horror
Dunia ini memang luas begitu pula seisinya. Kita hidup saat sendiri namun bersama sosok lain yang tak terlihat. SOSOK adalah sebuah cerita yang akan menunjukkan sisi lain dunia ini. Sebuah sisi yang tak terduga dan tak pernah dipikirkan oleh orang-orang
complicated revenge
19479      2985     1     
Fan Fiction
"jangan percayai siapapun! kebencianku tumbuh karena rasa kepercayaanku sendiri.."
Prakerin
6588      1798     14     
Romance
Siapa sih yang nggak kesel kalo gebetan yang udah nempel kaya ketombe —kayanya Anja lupa kalo ketombe bisa aja rontok— dan udah yakin seratus persen sebentar lagi jadi pacar, malah jadian sama orang lain? Kesel kan? Kesel lah! Nah, hal miris inilah yang terjadi sama Anja, si rajin —telat dan bolos— yang nggak mau berangkat prakerin. Alasannya klise, karena takut dapet pembimbing ya...