Loading...
Logo TinLit
Read Story - Janji-Janji Masa Depan
MENU
About Us  

Jajaran bukit yang menggandeng Randu Gunting tidak pernah berpindah, sejak aku lahir, mereka tetap di sana.

Tenang, tertanam, seperti sanggup membatu selama apa pun, dan tabah menjalankan perannya.

Hari minggu, aku tak harus menjaga toko baju milik saudara Pak Leo. Bu Widi juga tidak memintaku untuk mengantarkan pesanan pelanggan.

Di ladang sudah ada cukup orang untuk menyiangi rumput, Ibu menyuruhku untuk mengerjakan hal lain. Alhasil tempat Pak Bah lah tujuanku.

Seperti biasa, aku berjalan kaki sampai ke halte, menunggu bus angkutan kota, menunggu lagi satu jam sebelum sampai, dan ketika turun pasti bertemu Sena.

Template perjalananku hampir selalu seperti itu. Kali ini Sena memakai topi baret merah maroon, senada dengan rambutnya yang sedikit pirang kemerahan.

Bajunya berwarna cerah dengan bawahan hitam. Sepatunya manis, cocok sekali dengan penampilannya hari ini.

Sena menenteng cangkingan berisi sayur mayur dan beberapa potong daging mentah. Kali ini aku membantunya membawa barang belanjaan.

Tidak banyak, tapi aroma daging segar di dalam cangkingan cukup menarik perhatian anjing peliharaan warga yang menyambut kami di perempatan jalan sebelum sampai ke rumah Pak Bah.

"Sena, kalau minggu selalu ke sini ya?" tanyaku basa-basi.

"Tidak Bang, kalau sedang ingin saja," jawabnya.

Kami berbincang-bincang sepanjang jalan. Anak-anak kecil yang berpapasan dengan kami langsung otomatis membuntut ketika tahu pawang mereka datang.

Tentu saja pawang yang aku maksud tadi adalah Sena. Entah apa yang membuatnya begitu menarik bagi anak kecil, ia seperti magnet dan anak-anak seperti pasir yang mengelilinginya.

Langkah kami tak cepat namun juga tak pelan, tiba-tiba saja kami sudah sampai.

"Anak muda ini lagi," Pak Bah menyambutku di ujung pintu, raut wajahnya lebih cerah dari biasanya. "Mungkin baru kemarin, tapi rasanya aku sudah lama sekali tidak melihatmu, Bujang."

 Aku mengangguk tersenyum.

"Sedang sibuk apa kau kali ini, Dip?" Entah apa alasannya, Pak Bah selalu menanyakan hal demikian setiap aku baru sampai.

Mungkin karena Pak Bah sangat tidak menyukai pemuda sehat wal-afiat yang menganggur. Berkali-kali ia mengatakan itu padaku.

Katanya, kerjakan apa saja yang penting, tidak hanya melamun dan berpangku tangan.

Orang yang menganggur tidak beda jauh dengan orang mati, sama-sama tidak menghasilkan apa-apa bahkan bagi dirinya sendiri.

"Masih serabutan saja, Pak Bah," jawabku sangat pelan, mana mungkin aku bisa bangga gembira-ria dengan predikat pekerja serabutan tersemat dalam diriku.

"Bagus." Jawaban Pak Bah membuat telingaku berdiri.

Aku telah siap mendengar jawaban lebih buruk dari perkataan, omelan dan saran-sarannya yang jujur.

"Bagus, setidaknya ada yang kau lakukan," ucapnya sekali lagi, "Esok ketika kau berkenan, kau bisa hubungi bapak ini. Bilang kalau kau adalah anak buahku, ia pasti akan senang menerimamu."

Pak Bah menyodorkan sebuah kartu nama berwarna putih kombinasi oranye dengan lambang burung walet di pojok kanan atas, di sana tertulis nama Mr. Arief Budiman.

Aku mengangguk, menerimanya dengan baik, meski belum tahu ke depannya akan bagaimana.

Di depanku telah tersaji dua cangkir kopi manis yang masih kelihatan asapnya. Cuaca sudah mulai memasuki musim penghujan, pancaroba lebih tepatnya.

Nara akan lebih jarang dikunjungi sinar matahari karena tebalnya kabut dan awan. Ibu-ibu akan pusing karena jemuran akan membutuhkan waktu berhari-hari untuk kering.

Belum hilang asap dari cangkir kopiku, Pak Bah tiba-tiba berdiri, meletakkan ragum serta solder di meja kerjanya dan mengajakku pergi.

Sebelum itu, ia meneguk air kopi yang masih panas dalam sekali tarikan napas, menyisakan ampasnya di dasar gelas.

Aku belum pernah melihat yang seperti itu, apa lidah Pak Bah baik-baik saja? Kuseruput sedikit kopi milikku dan benar saja, masih panas.

Bagaimana Pak Bah melakukannya?

Dengan menenteng tongkat kayu jati dengan pelitur yang masih mengkilap, tapi aku yakin tongkat itu telah berusia puluhan tahun.

Aku dapat merasakan wujudnya yang menyatu dengan pemiliknya, seperti sudah sejiwa walaupun baru indra mata yang bekerja menyaksikannya.

"Tiba-tiba, aku terpikir ide yang lebih baik. Kita datangi saja orangnya langsung. Aku pun sudah lama ingin mengunjunginya. Ayo anak muda, pakai kembali jaketmu." Pak Bah segera bergegas.

Tidak kusangka geraknya yang lambat ketika di belakang meja, tak tercermin sama sekali untuk saat ini.

"Ke mana kita akan pergi, Pak?"

"Ke tempat seseorang yang telah aku anggap sebagai kerabat. Mungkin kau akan menyukainya. Ayo bergegas, kecuali jika kau ingin tinggal."

Sebenarnya aku tidak keberatan untuk tinggal, ada Sena di rumah ini. Semakin ke sini aku senang menghabiskan waktu bersamanya.

Tapi rasa penasaranku tentang ke mana kami akan pergi dan mengapa Pak Bah mengajakku sungguh lebih besar.

Bagai sapi yang ditindik hidungnya, aku mengikuti Pak Bah yang menjadi penggembalanya.

Kami menunggu bus angkutan antar kota di tempat biasanya aku turun dari Nara.

Setengah jam kemudian, tiga kota kecamatan sudah terlewati tapi kami belum sampai.

Sepanjang jalan Pak Bah tidak berbicara apa-apa, hanya menatap jalan dan pepohonan yang terlihat seperti berlari ke arah yang berlawanan dengan jalannya bus.

Sekejap aku merasakan Pak Bah adalah orang dengan pandangan paling teduh setelah Ibu, Ayah, dan Zahwa.

"Apa yang sedang Pak Bah pikirkan?" tanyaku memecah lamunannya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • mesainin

    I wish I can meet Nadif & Pak Bah in real life :'

    Comment on chapter Epilog
  • cimol

    ayoo !!!

    Comment on chapter Prolog
  • wfaaa_

    next chapter!

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Love is Possible
168      155     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
My Rival Was Crazy
139      122     0     
Romance
Setelah terlahir kedunia ini, Syakia sudah memiliki musuh yang sangat sulit untuk dikalahkan. Musuh itu entah kenapa selalu mendapatkan nilai yang sangat bagus baik di bidang akademi, seni maupun olahraga, sehingga membuat Syakia bertanya-tanya apakah musuhnya itu seorang monster atau protagonist yang selalu beregresi seperti di novel-novel yang pernah dia baca?. Namun, seiring dengan berjalannya...
DREAM
834      524     1     
Romance
Bagaimana jadinya jika seorang pembenci matematika bertemu dengan seorang penggila matematika? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah ia akan menerima tantangan dari orang itu? Inilah kisahnya. Tentang mereka yang bermimpi dan tentang semuanya.
Premium
Cinta si Kembar Ganteng
12336      1214     0     
Romance
Teuku Rafky Kurniawan belum ingin menikah di usia 27 tahun. Ika Rizkya Keumala memaksa segera melamarnya karena teman-teman sudah menikah. Keumala pun punya sebuah nazar bersama teman-temannya untuk menikah di usia 27 tahun. Nazar itu terucap begitu saja saat awal masuk kuliah di Fakultas Ekonomi. Rafky belum terpikirkan menikah karena sedang mengejar karir sebagai pengusaha sukses, dan sudah men...
Anak Coklat
336      215     0     
Short Story
Alkisah seorang anak yang lahir dari sebatang coklat.
40 Hari Terakhir
803      546     1     
Fantasy
Randy tidak pernah menyangka kalau hidupnya akan berakhir secepat ini. Setelah pertunangannya dengan Joana Dane gagal, dia dihadapkan pada kecelakaan yang mengancam nyawa. Pria itu sekarat, di tengah koma seorang malaikat maut datang dan memberinya kesempatan kedua. Randy akan dihidupkan kembali dengan catatan harus mengumpulkan permintaan maaf dari orang-orang yang telah dia sakiti selama hidup...
Lost Daddy
5301      1200     8     
Romance
Aku kira hidup bersama ayahku adalah keberuntungan tetapi tidak. Semua kebahagiaan telah sirna semenjak kepergian ibuku. Ayah menghilang tanpa alasan. Kakek berkata bahwa ayah sangat mencintai ibu. Oleh sebab itu, ia perlu waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikirannya. Namun alasan itu tidak sesuai fakta. AYAH TIDAK LAGI MENCINTAIKU! (Aulia) Dari awal tidak ada niat bagiku untuk mendekati...
To The Bone
602      378     0     
Romance
Posting kembali.. Sedikit di Revisi.. --- Di tepi pantai, di Resort Jawel Palace. Christian berdiri membelakangi laut, mengenakan kemeja putih yang tak dikancing dan celana pendek, seperti yang biasa ia pakai setiap harinya. > Aku minta maaf... karena tak bisa lagi membawamu ke tempat-tempat indah yang kamu sukai. Sekarang kamu sendirian, dan aku membenci itu. Kini kamu bisa berlari ...
Diary Ingin Cerita
3460      1654     558     
Fantasy
Nilam mengalami amnesia saat menjalani diklat pencinta alam. Begitu kondisi fisiknya pulih, memorinya pun kembali membaik. Namun, saat menemukan buku harian, Nilam menyadari masih ada sebagian ingatannya yang belum kembali. Tentang seorang lelaki spesial yang dia tidak ketahui siapa. Nilam pun mulai menelusuri petunjuk dari dalam buku harian, dan bertanya pada teman-teman terdekat untuk mendap...
Transmigrasi ke raga bumil
307      198     2     
Fantasy
Azela Jovanka adalah seorang gadis SMA yang tiba-tiba mengalami kejadian di luar nalar yaitu mengalami perpindahan jiwa dan menempati tubuh seorang Wanita hamil.