Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Last tears
MENU
About Us  

     Hari pertama di SMP membuat ku mix feeling, ada rasa gembira karna perasaan meninggalkan masa kanak-kanak di Sekolah Dasar,  namun juga rasa deg deg an dengan berbagai pertanyaan. Siapa teman baruku, siapa bagaimana guru- guru yang akan mengajar. 

    "Tania, tania " panggilan itu membuyarkan lamunan ku sesaat. Kulihat sahabat SD ku berlari menujuku.

  "Hi Ria" jawabku, kemudian kami berjalan bersama. Beruntung nya aku, karna ada beberapa teman SD ku juga masuk ke SMP yang sama sehingga cukup membuatku merasa aman dan tenang. 

    "Mudah-mudahan kita sekelas yah, Ria." Kataku. 

   "Iya, gue rasa sih kita pasti sekelas, yuk buruan kita liat ke papan pengumuman." 

   Aku dan Ria segera berjalan cepat menuju papan pengumuman yang sudah di kerumuni banyak anak- anak yang ingin melihat pembagian kelas.

    Ketika aku dan Ria sedang mencari2 nama kami, tiba- tiba seorang anak laki2 menubruk ku dan langsung maju ke depan ku bersama2 dengan beberapa temannya. 

    "Apaan sih nih orang" kataku sambil menghepaskan tanganku.

   "Ih ada cewe yang marah, guys, galak juga nih cewe, cakep2 betean." Kata anak yang menubruk ku sambil tertawa2 bersama 4 temannya.

   "Yoi, yoi...galak bener neng." Kata temannya. 

   Dengan berani, aku melotot in mereka.

    "Awas lu pada, gue sama temen gue belum beres." kataku sambil menarik Ria mendekat ke papan pengumuman. 

   "Silahkan tuan putri yang bete." Kata seorang dari mereka yang di ikuti oleh tawa dari mereka. Aku dan Ria mencoba tidak mengubrisnya, dan kami fokus melihat papan pengumuman yang memberitahukan kelas kami. 

   "Tania, kita sekelas... yeay,  kelas 1c, Tania." Ucap Ria sambil memelukku. 

    "Seriusan lu...mana?? Oh iya." jawabku ketika aku sudah menemukan nama ku dan nama sahabatku Ria. 

    "Ayo, kita cari kelas kita sekarang." Seru Ria sambil menarik tanganku. 

    Aku dan Ria segera duduk di tempat yg telah kami pilih. Namun tiba2 moodku menjadi down ketika aku melihat anak laki2 yang tadi sangat menyebalkan di papan pengumuman tadi,  juga masuk ke kelas yang sama bersama 1 orang temannya. 

    "Ria, si tengil juga sekelas sama kita, bete deh gue." Ujarku kepada Ria. 

   "Ciyus lo? Oh iya, ya elah bakalan rese deh dia, eh tapi dia ga sama geng nya, cuma sama seorang temennya, ta." Kata Ria sambil memperhatikan kedatangan mereka.

   "Hi cantik, kita sekelas juga yah." dengan tengilnya anak laki2 itu melewati bangku kami. Aku dan Ria hanya diam saja, sambil memberikan tatapan judes kepadanya, namun ....OMG... dia hanya tersenyum dan melewati kami tanpa rasa berdosa. 

    "Idiiihhhhhh." ujarku kepada Ria

   Hari- hari di bangku SMP ku sangat menyenangkan, dan aku menikmati waktu-waktu aku menjadi remaja. Aku terlibat di berbagai kegiatan olahraga dan seni. Aku ikut ekstrakuliker basket, nari dan juga choir.  Bersama-sama dengan Ria dan teman - teman baru ku, kami selalu kompak dan menjadi remaja yang ceria. 

   “Gue jemput lo yah untuk basket sore ini.” ucap Mawar teman baruku satu hari di akhir kelas sambil mengemas buku dan memasukkan ke tas sekolah. Aku mengangguk sambil tersenyum dan sibuk mengumpulkan semua alat sekolah ku. 

   “Eh Tania, lu tahu ga Rama. Dia kan juga ikutan basket lho.” 

    “Oh si tengil itu, I don’t care sih actually.” Jawabku ketika Mawar berbicara tentang anak lelaki yang akhirnya ku ketahui namanya Rama. 

   “Dia keren, tahu.., dia tuh temen SD gue dulu, bokap nya jendral trus dia juga kaya anak pejabat deh, lagi SD banyak yang demen sama dia lho.” 

    “Pantesan tengil … tapi buat kita sih not interesting sih .” Sambar Ria yang mendengarkan sedari tadi. Aku tertawa kencang dan mengangguk kan kepalaku. 

    “Awas lu kalo ada diantara lo nanti naksir Rama. Gue bakal ketawa paling keras.” jawab Mawar. Aku dan Ria lansgung melotot dan tertawa bersamaan. 

   “Ga mungkin kali.” Jawabku sambil memeluk Ria dan Mawar dan kami tertawa bersama sambil keluar kelas dan berjalan menuju gerbang sekolah. 

    “Hi cantik, pulang bareng yuk.” Tiba2 sebuah mobil berhenti di depan kami dan di dalam nya Rama bersama teman2 nya ada di dalam mobil sambil tertawa2 menyebalkan. Aku melangkah cepat menarik tangan Ria dan Mawar menjauhi mereka. 

   “Hahahha jangan2 Rama suka sama lo deh, Tania.” Ucap Mawar

    “Apaan sih? Jangan sok tahu ah.” Jawabku tersipu, namun aku merasa seperti ada suatu perasaan senang merayap pelan di dalam batin ku, namun aku langsung menghalaunya…ga mungkin dan tidak boleh, Mawar akan mentertawakan aku hahis-habisan. 

     Tidak terasa, hampir setahun masa2 di SMP telah kami jalani, bagiku masa yang sangat menarik dan menyenangkan. Teman2 ku semakin bertambah dan makin semakin kompak. Permainan basket ku pun semakin maju, dan target ku aku harus menjadi tim inti di kelas 2 nanti. Untuk kesenian, aku pun terlibat dan aku menikmatinya. Untuk acara  akhir tahun, aku terpilih memerankan ken Dedes dalam acara drama musikal. Sehingga hari-hari ku sibuk dengan berbagai latihan. 

    “Eh lu liat ga Rama sama teman-temannya keren yah tadi pas latihan drama musikal, tarian mereka gila, lu mesti akui keren kan.” Ucap Mawar di suatu hari ketika kami selesai latihan drama musikal. Aku diam saja, enggan untuk menjawab, tapi dalam hatiku, aku mengakui bahkan sempat kagum dengan gerakan mereka, terutama Rama, tapi aku tidak boleh mengatakannya pada Mawar, bahkan kini aku sedikit kagum dengan skill dancing nya Rama. 

   “Eh koq diem aja sih lo, Tan. Iya ga sih menurut lo mereka kece yah.” 

   “Hmmm, gue ga terlalu perhatiin soalnya gue lagi fokus sama peran gue.” Ucapku berbohong. 

   “Ayo buruan ah beres-beres. Mana si Ria yah?”

   “Ria lagi sama yang lain lagi mantapin lagu2 yang mesti nyanyiin .” Jawab Mawar. 

   Kami memang sibuk dengan bagian kami masing2 dan kami mau memberikan yang terbaik di pesta akhir tahun sekolah kami. 

Malam kesenian di akhir tahun membawa kami kepada kepuasan yang luar biasa, ketika pertunjukan drama musikal ken Dedes dan Ken Arok menuai banyak pujian. Tepuk tangan riuh membuat kami bangga dengan apa yang telah kami persembahkan. Rasa letih karna banyak nya latihan terbayar lunas. 

“Hi Tania, good job. tadi lo keren banget lagi jadi Ken Dedes.” aku tersentak kaget, ketika Rama tiba2 berdiri di depanku ketika aku mencoba duduk dan melepas lelahku.

”ooh ok ok, thanks.. semua juga keren.” Jawabku gugup, dan aku mengutuki diriku karna kenapa aku bisa tiba2 gugup di depan Rama. Biasanya aku tidak akan gugup di depan siapapun. 

“Boleh kan gue duduk.” Tanpa menunggu jawabku, dia duduk di sebelahku. Aku terdiam kaku tidak menjawab, namun kali ini dia ga rese dan bikin bete, malahan dia kelihatan lembut dan baik atau hatiku yang mulai berubah.. hmmm, entahlah. 

“Pulang sama siapa nanti?” tanya nya sambil memandangku. 

“Ooh, my mom jemput aku, kan uda malam.” jawabku sambil mengalihkan wajah ku dari tatapannya. 

“Aku juga bisa anter koq, tiap hari kan supirku antar jemput.” Ucapnya lagi. 

“Oh iya, Thanks “jawabku sambil mengangguk dan melirik wajahnya sedikit. Ternyata, benar kata Mawar, wajahnya lumayan, dan sepertinya ada lesung pipit yang membuatnya wajahnya semakin menarik. Aku tertawa dalam hati menyadari apa yg terjadi di benakku. 

“Yuk, kita keluar, gabung sama yang lain” ucapnya seraya berdiri dan mengulurkan tangannya untuk menolongku berdiri dan OMG, kenapa dengan diriku, tanpa sadar aku menyambut uluran tangannya. 

“Thanks.” ucapku sambil memperbaiki bajuku. 

Dan kami berjalan keluar melewati beberapa temannya yang melihat kami sambil tersenyum-senyum. 

“Ya ampun, kita cariin dari tadi. Ga taunya pacaran.” Tiba2 Mawar dan Ria dan beberapa temanku sudah di belakang kami, dan Ria menepuk punggungku. 

“Apaan sih lu.. gue kecapean jadi gue duduk di dalem dulu tadi.” Ucapku tersipu malu. 

“Cie, alasan aja lu, padahal jadi kesenengan yah ada yg nemenin.” Kata Mawar lagi tertawa, sedangkan Ria hanya menatapku bingung. 

“Waduh, emak-emak berisik, yah uda gue cabut dulu yah, cantik.” Rama kembali menjadi Rama yang tengil yg ku kenal, namun kali ini, aku tertawa senang mendengarnya, aku mengangguk ke arahnya ketika dia langsung pergi ke arah teman2nya. 

“Seriusan lu, Tania?” Serbu Ria memandangku 

“Tenang, ga seperti yang lu pikir. Dia ngajakin gue ngobrol yah gue jawab. That’s it, man.” Ucapku sambil berjalan ke arah parkiran mobil mencari mamaku. 

“Lu semua ikut gue kan? Ayo, nyokap udah nungguin nih.” Kataku mengalihkan percakapan. 

   Malam ini aku ga bisa tidur, masih terbayang kejadian tadi. Momen yang sangat singkat namun berkesan. Aku mencoba memejamkan mataku, membaca buku, untuk mengalihkan pikiran ku, namun wajah nya selalu hadir. Yah, wajah Rama, anak lelaki yang sempat membuatku jengkel. 

   

 

 

 

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
When Magenta Write Their Destiny
6255      1692     0     
Romance
Magenta=Marina, Aini, Gabriella, Erika, dan Benita. 5 gadis cantik dengan kisah cintanya masing-masing. Mereka adalah lima sahabat yang memiliki kisah cinta tak biasa. Marina mencintai ayah angkatnya sendiri. Gabriella, anak sultan yang angkuh itu, nyatanya jatuh ke pelukan sopir bus yang juga kehilangan ketampanannya. Aini dengan sifat dingin dan tomboynya malah jatuh hati pada pria penyintas d...
Kembali Utuh
801      481     1     
Romance
“Sa, dari dulu sampai sekarang setiap aku sedih, kamu pasti selalu ada buatku dan setiap aku bahagia, aku selalu cari kamu. Begitu juga dengan sebaliknya. Apa kamu mau, jadi temanku untuk melewati suka dan duka selanjutnya?” ..... Irsalina terkejut saat salah satu teman lama yang baru ia temui kembali setelah bertahun-tahun menghilang, tiba-tiba menyatakan perasaan dan mengajaknya membi...
Manuskrip Tanda Tanya
5649      1715     1     
Romance
Setelah berhasil menerbitkan karya terbaru dari Bara Adiguna yang melejit di pasaran, Katya merasa dirinya berada di atas angin; kebanggaan tersendiri yang mampu membawa kesuksesan seorang pengarang melalui karya yang diasuh sedemikian rupa agar menjadi sempurna. Sayangnya, rasa gembira itu mendadak berubah menjadi serba salah ketika Bu Maya menugaskan Katya untuk mengurus tulisan pengarang t...
Potongan kertas
936      486     3     
Fan Fiction
"Apa sih perasaan ha?!" "Banyak lah. Perasaan terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap orang, termasuk terhadap lo Nayya." Sejak saat itu, Dhala tidak pernah dan tidak ingin membuka hati untuk siapapun. Katanya sih, susah muve on, hha, memang, gegayaan sekali dia seperti anak muda. Memang anak muda, lebih tepatnya remaja yang terus dikejar untuk dewasa, tanpa adanya perhatian or...
Kani's World
1848      804     0     
Inspirational
Perjalanan cinta dan impian seorang perempuan dari desa yang bernama Kani. Seperti halnya kebanyakan orang alami, jatuh bangun dihadapinya. Saat kisah asmaranya harus teredam, Kani dituntut melanjutkan mimpi yang sempat diabaikannya. Akankah takdir baik menghampirinya? Entah cita-cita atau cinta.
Lazy Boy
7219      1710     0     
Romance
Kinan merutuki nasibnya akibat dieliminasi oleh sekolah dari perwakilan olimpiade sains. Ini semua akibat kesalahan yang dilakukannya di tahun lalu. Ah, Kinan jadi gagal mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri! Padahal kalau dia berhasil membawa pulang medali emas, dia bisa meraih impiannya kuliah gratis di luar negeri melalui program Russelia GTC (Goes to Campus). Namun di saat keputusasaa...
Play Me Your Love Song
4773      1653     10     
Romance
Viola Zefanya tidak pernah menyangka dirinya bisa menjadi guru piano pribadi bagi Jason, keponakan kesayangan Joshua Yamaguchi Sanjaya, Owner sekaligus CEO dari Chandelier Hotel and Group yang kaya raya bak sultan itu. Awalnya, Viola melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan tuntutan "profesionalitas" semata. Tapi lambat laun, semakin Viola mengenal Jason dan masalah dalam keluarganya, sesu...
Matchmaker's Scenario
1341      707     0     
Romance
Bagi Naraya, sekarang sudah bukan zamannya menjodohkan idola lewat cerita fiksi penggemar. Gadis itu ingin sepasang idolanya benar-benar jatuh cinta dan pacaran di dunia nyata. Ia berniat mewujudkan keinginan itu dengan cara ... menjadi penulis skenario drama. Tatkala ia terpilih menjadi penulis skenario drama musim panas, ia bekerja dengan membawa misi terselubungnya. Selanjutnya, berhasilkah...
Photobox
6378      1613     3     
Romance
"Bulan sama Langit itu emang bersama, tapi inget masih ada bintang yang selalu ada." Sebuah jaket berwarna biru laut ditemukan oleh Langit di perpustakaan saat dia hendak belajar, dengan terpaksa karena penjaga perpustakaan yang entah hilang ke mana dan Langit takut jaket itu malah hilang, akhirnya dia mempostingnya di media sosialnya menanyakan siapa pemilik jaket itu. Jaket itu milik Bul...
Dapit Bacem and the Untold Story of MU
8496      2289     0     
Humor
David Bastion remaja blasteran bule Betawi siswa SMK di Jakarta pinggiran David pengin ikut turnamen sepak bola U18 Dia masuk SSB Marunda United MU Pemain MU antara lain ada Christiano Michiels dari Kp Tugu To Ming Se yang berjiwa bisnis Zidan yang anak seorang Habib Strikernya adalah Maryadi alias May pencetak gol terbanyak dalam turnamen sepak bola antar waria Pelatih Tim MU adalah Coach ...