Sejak pagi, bunyi hpku berbunyi yang memberikan notifikasi ada beberapa whatsapp yang masuk. Biasanya aku tidak terlalu perduli, karna nama group Whatsapp yang terlalu banyak ada di handphoneku. Namun kali ini, bunyinya sedikit mencurigakan, karna bunyinya terus menerus dan tidak berhenti.
akhirnya aku membuka handphoneku, dan ternyata notifikasi itu datangnya dari group almuni SMP. Dadaku berdegup kencang, ketika aku membaca satu persatu pesan yang masuk ke group alumni, teman2ku yang sudah puluhan tahun tidak bertemu namun akhirnya bertemu karna ada teknologi canggih seperti whatsapp.
"Turut berdukacita atas di panggilnya teman SMP kita dulu, Adi " tulis seorang temanku di situ
"selamat jalan, Adi.. meskipun lu dulu bandel banget lagi SMP, tapi kita semua kehilangan lo.Reuni tahun yang lalu ternyata pertemuan terakhir kita."
"Selamat jalan, sahabat.. pergilah dengan tenang dan damai." aku membaca satu persatu pesan dari teman-temanku, tanganku gemetar dan hatiku perih. sejarah seperti mengulangi kisahnya kembali,dia pergi tanpa kata, dia pergi tanpa ucapan selamat tinggal untuk kesekian kalinya kepadaku khususnya.
Percakapan semakin bertambah ramai. mereka mulai merencanakan pembelian bunga, merencanakan untuk datang di hari pemakaman.
"Eh ngomong-ngomong, mana si Tania? koq kagak komen nih?" celetuk salah satu teman ku di alumni SMP menanyakan aku, karna memang sedari tadi aku hanya membaca semua komen, tanpa memberi tanggapan.
"Tania ada lah pasti, tapi dia bingung kali mau kasih respon apa?" seorang meresponi, aku hanya membaca saja tanpa berkomentar.
"jangan - jangan dia lagi nangis tersedu karna berita ini, mana tahan dia. lu tahu kan kisah cinta mereka lagi di SMP." kata teman ku di group Whatsapp
"kisah cinta penuh drama, bisa di bikin cerita tuh."
"tapi gue bilang, biar gimana, Tania ga mungkin bisa lupa sama Adi, kan ada bekas yang di bawa terus sama Tania." celetuk seseorang yang mulai mengarah kepada gosip.
"Woi, gue dari tadi ada di sini, gue baca semua komen lu. jadi gue baca kalo lu mulai ngegosipin gua wkwkwkkwk." akhirnya aku berbicara juga d group WA.
"Nah gitu dong, lu komen jadi kita tahu lu masih hidup. kita khawatir lu pingsan dengar berita ini."
"yang ga lah, ngapain gue pingsan, itu kan masa lalu gue." jawabku santai.
Percakapan terus belangsung, mereka mulai merencanakan pertemuan mereka untuk segera datang di rumah duka.
Aku menutup handphoneku, dan aku duduk lemas, entah apa lagi yang harus aku lakukan.
Bayang2 an masa lalu kembali bermain di benakku. wajah Adi dengan seragam putih biru tergambar jelas di pelupuk mataku, seorang pria yang pernah aku cintai namun juga seorang laki-laki yang ingin aku lupakan dalam hidup ini.