tirai kuasa telah berwarna jingga,kusarankan kau menyerah pada angkasa
-anjana
"arutalaaaaa" teriak jack saat melihat tubuh arutala ambruk ketanah
wajah jack terlihat sangat panik ketika melihat wajah pucat arutala,bahkan arutala sudah seperti mayat hidup
arutala?gadis mungil itu tersenyum lembut pada jack yang menggendongnya dengan keadaan berlari
"jack" kata arutala lirih
dengan wajah panik jack hanya merespon dengan deheman pelan
"jagain kak abhi ya" lirih arutala sebelum akhirnya tak sadarkan diri
"dokterr,tolongin adek saya dok"ucap jack dengan sangat panik
dokter yang melihat arutala pun tak kalah paniknya,sebab ia kenal betul siapa gadis yang jack bopong
" astagaaa arutalaaaa,kemana aja kamuu,kenapa bisa seperti iniii" kata dokter cantik itu dengan frustasi
jack sebenarnya heran,bagaimana arutala bisa mengenal arutala tapi semua rasa penasaran yang ia punya,pria itu tepis jauh jauh
"haduhhh dokter tolol,nanti aja ngomong nya sekarang tolongin dia dulu anjirr" dokter cantik itu hanya mendengus dan menatap jack dengan kesal
tapi setelah itu arutala segera ditangani oleh pihak medis
ditempat yang sama,abhipraya duduk ditepi ranjang rain yang baru saja sadar dari pingsannya.beruntung pria manis itu tidak mengalami luka parah pasca kecelakkan,begitu juga askara yang sudah melewati masa kritisnya
"lo beneran gapapa bang?" tanya abhi memastikan
rain hanya tersenyum dan mengangguk walaupun abhi tidak bisa melihatnya
"saya gapapa bhi,cuma luka kecil kok" jawab rain dengan meyakinkan
"syukur deh bang" lirih abhi
rain menatap mata abhi yang sudah tidak lagi diperban itu dengan tatapan sendu,karna ulah sahabatnya remaja pemberani itu sampai kehilangan kedua penglihatannya
"arutala di mana bhi?" tanya rain
seolah baru menyadari sesuatu yang berharga nya hilang,abhi pun terlihat begitu gelisah
"iya ya bang,gue lupa,adek gue di mana ya" rain terkekeh geli melihat tingkah abhi yang terlihat sangat khawatir
"hahaha,ya udah ayo kita cari,paling dia ketaman belakang,ayo biar saya bantu kamu" kata rain yang berusaha mencoba memapah abhi
tapi dengan lembut abhipraya melepaskan tangan rian dari lengannya dan tersenyum malu
"gak usah bang,gue bisa sendiri.gue juga harus terbiasa nyari jalan sendiri mulai dari sekarang" rain terdiam dan tersenyum miris mendengar jawab abhi yang begitu iba ditelinga nya
"oke deh bhi,kalau butuh bantuan bilang aja ke saya ya" abhi hanya tersenyum dan mengangguk
rain dan abhi berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan langkah lambat
hingga mata pria manis itu melihat jack yang terlihat sangat berantakkan dan menjambakki rambutnya dengan gelisah.apalagi saat melihat abhi dan rain yang semakin mendekat membuat eskpresi pria itu semakin berantakkan
rain yang cukup peka pun mengajak jack menjauh dari abhi,dan meminta abhi untuk menunggunya sebentar.untung nya abhi tak merasa curiga sama sekali
"kamu kenapa?" tanya rain to the point karna melihat mulut jack yang seperti ingin mengatakan sesuatu
"tala bang,tala masuk ICU" kata jack lirih
tentu saja rain sangat terkejut,tapi saat mengingat perkataan anjana dulu rain menghela napas panjang
"penyakitnya kumat?" jack terkejut mendengar pertanyaan rain padahal ia belum memberi tahu rain apapun
"lo tau dari mana bang kalau arutala punya penyakit?padahal gue belom ngomong apa apa,gue aja baru tau tadi kenapa lo bisa tahu duluan?" rain memutar bola matanya dengan malas
bukan saatnya untuk menjelaskan,pikir rain
"sekarang bukan itu yang penting,jawab dulu pertanyaan saya tadi" ucap rain penuh penekanan,baru kali ini rain memasang wajah yang begitu dingin hingga membuat jack ciut
"ka-kata dokter penyakit arutala udah semakin parah,dan untuk tetap bertahan hidup arutala harus dapat donor hati hari ini juga,kalau dalam waktu 24 jam dia gak berhasil dapetin donor hati arutala bakal…" jack tak sanggup melanjutkan ucapannya,pria itu membekap mulutnya agar tak terisak
jack dan rain menatap abhi yang duduk diam dengan sangat tenang,kalau pria jangkung itu tau bagaimana.pikir keduanya
rain terlihat sangat frustasi,bahkan ketika sampai di ruang rawat askara pun pria itu terlihat sangat berantakkan
"Lo kenapa rain?" tanya kala bingung dengan penampilan sahabatnya
Rain hanya tersenyum dan menepuk bahu askara dengan lembut
"saya gak sanggup melihat anjana pergi kar"kata rain lirih
Askara mengkerutkan dahinya
"jadi?" tanya askara
rain hanya tersenyum miris dan menepuk nepuk bahu askara berulang kali
"saya bakal ke luar negeri hari ini,saya mau menjauh dari semua ini,saya gak sanggup melihat kepergian anjana,biarkan saya menderita sendirian di sana" kata rain dengan yakin
askara memijat pelipisnya dengan bingung
"aiss rain,kalau lo cinta sama seseorang seharusnya lo gak biarin dia pergi,lakuin apapun yang lo bisa supaya cewek yang lo suka bahagia" kata askara dengan kesal
tapi rain hanya tersenyum
"saya sudah memutuskan kar,keputusan saya ini akan buat dia bahagia,dia gak bakal ngerasain sakit lagi kalau saya pergi dari hidupnya,saya senang bisa mencintainya sedalam ini" kata rain
Askara hanya mendengus,hingga akhirnya rain pergi dari hadapannya
sedangkan di ruang ICU arutala sedang diambang antara hidup dan mati nya tanpa didampingi oleh alvin ataupun abhipraya
kali ini ia sendirian,sampai seorang pria tersenyum dan mengusap wajah gadis itu dengan lembut
"semoga kau bahagia ditempat yang baru my angel" katanya sambil meneteskan air mata dan pria lainnya hanya menepuk pundak pria itu yang juga sudah berlinang air mata
"ayo rain kita harus pergi sekarang,semoga lo bahagia di sana.lo sahabat gue yang paling baik yang pernah gue temui di bumi rain" katanya
Rain hanya terkekeh dan pergi dari ruangan arutala sebelum terlambat
Tiiittt…….
para dokter hanya memejamkan mata mereka dan menangis tanpa suara
Mereka menutup wajah jenazah yang baru saja meninggal itu dengan kain putih
tak ada satu pun dari mereka yang tak menangis,apalagi melihat wajah jenazah yang tersenyum seolah sedang tertidur dan bermimpi indah itu
"suster,catat tanggal kematiannya dan segera siap kan ruang operasi untuk orang yang ia wasiatkan agar diberi donor organ tubuhnya.dan karna keluarga nya hanya tersisa satu dan sedang proses persiapan operasi donor,maka segera makam kan dia dengan baik" kata seorang dokter
yang lain hanya mengangguk dengan air mata yang terus mengalir deras
semua persiapan operasi sudah siap di rumah sakit yang berbeda tempat
askara yang terlihat senang ketika mendapat donor jantung dari orang misterius
sedangkan abhipraya yang mendapat donor mata dari orang yang baik hati
"arutala,tunggu aku" batin askara sebelum dibius oleh dokter
tak kalah senangnya abhi pun tersenyum lebar sebelum operasi di mulai
"tala,kakak bakal sembuh dan bakal bisa lihat tala dan jagain tala lagi" gumam abhi dengan senang
Aku lah pemenang dari semua tokoh yang pernah kau karang,adila
YAAA,KAU LAH PEMENANGNYA.AKU SUNGGUH MENGINGINKANMU DI DUNIA NYATAKU