Loading...
Logo TinLit
Read Story - Toko Kelontong di Sudut Desa
MENU
About Us  

Bagian Kedua

"Kakek harus ikut bersama kami! Kakek harus menyelamatkan diri!" Afuya masih teriak-teriak. 

"Jaga baik-baik dia! Kakek sudah menganggap kalian cucu kakek sendiri!" 

Winter dengan segera memaksa Afuya agar menuruti perintah pria tua pemilik toko kelontong. Mereka bertiga berlari tanpa memperhatikan sekitar. Langit mulai gelap sebab semburan gas panas dari lumpur. Hawa di udara pun menjadi tidak nyaman untuk dirasakan. Afuya merasa lelah, tetapi Winter tetap memaksa gadis itu untuk terus lanjut berlari. 

Ketika sampai di simpang tiga, Rum yang memimpin jalan sengaja tidak berbelok ke arah kiri menuju gapura keluar desa. Anak kecil itu malah masih terus berlanjut lari ke depan menuju toko kelontong. Winter yang menyadari hal itu segera meraih tangan mungil Rum kemudian menariknya agar anak itu tidak melanjutkan tujuannya. 

"Lepaskan Rum, Kak!" 

"Kau mau ke mana? Sini, kita keluar desa dulu lalu berlindung di rumahmu!" Winter berteriak karena tidak sabar akan situasi yang terus mengejar mereka. 

"Katanya, Kau pemandu kita." Sembari sesenggukan, Afuya menambahkan kalimat dari pemuda di sebelahnya.

"Rum ingin menyelamatkan Emak! Kalian harus kembali, jangan ikuti Rum!" 

Winter beserta Afuya diam sejenak saling menatap. Kegiatan mereka berdua dibuyarkan ketika anak kecil itu kembali berteriak. "Cepat!" 

Winter dengan sigap langsung lebih kuat menarik lengan Afuya. Gadis itu masih menyaksikan Rum yang terus berlari menjauh dari mereka. Winter telah merelakan Rum dan juga kakek. Ia tidak ingin jika harus kembali sendiri. Karena Winter begitu yakin kalau mereka berdua sedang dalam ilusi. 

Awan semakin mengepul abu-abu. Hawa panas juga begitu terasa menyengat. Winter beserta Afuya terus berlari memandang depan tanpa menengok ke belang. Ketika akan melewati gapura desa, suara kakek tiba saja muncul menghentikan langkah mereka berdua. 

"Afuya...." Pria tua tersebut terbatuk-batuk beberapa kali. 

Afuya dan Winter yang mendengarnya langsung menoleh ke belakang. Begitu terkejutnya saat keadaan sang kakek tidak baik-baik saja seperti semula. Tanpa kata dan abaan lagi, gadis itu melepas paksa cengkraman Winter di lengannya. Afuya berlari menuju pria tua yang terlihat menyedihkan. Walau jarak mereka tidak begitu jauh, dengan segera Afuya berlari sembari merentangkan tangannya. Pelukan hangat yang dibalas pelukan itu juga mampu merendam semua isak tangis Afuya. Winter yang menyaksikan masih berdiri di dekat gapura. 

"Ayo ikut bersama kami, Kek." 

"Kalian saja yang kembali. Aku sudah ditakdirkan di sini." 

Afuya menggeleng cepat. Ia tak terima atas kalimat dari sang kakek. "Nggak! Bunda dan ayah menunggu Kakek di Surabaya." 

"Hiduplah yang baik dengannya. Jangan pernah membuat ibumu marah. Pergilah bersama anak itu." Kakek beralih pandang pada Winter. "Kau, cepat bawa dia keluar desa!" 

Winter segera menuruti perintah pria tua itu. Afuya ditarik kembali oleh pemuda tersebut. Semakin menjauh, semakin pula tangan Afuya melepaskan genggamannya pada sang kakek pemilik toko kelontong. Gadis itu bak berjalan cepat, tetapi arah mundur karena Winter membuatnya kesal telah memisahkannya dengan kakek tersayang. Afuya tak berhenti mengeluarkan cairan bening yang terus deras membasahi pipinya. 

Winter semakin tidak sabar karena hawa panas dan asap gas di langit semakin kebal. "Hei! Sadarlah Afufu!" 

Ketika satu kaki Afuya telah berada di luar gapura atau pembatas desa tersebut, satunya lagi masih di area dalam. Afuya mendengar sepenggal kalimat lirih yang membuatnya jadi semakin tak ingin meninggalkan tempat itu. Winter tetap berusaha menarik tubuh gadis tersebut agarbsegera keluar dari dalam desa. 

"Hiduplah dengan baik putriku, Afuya. Ayah rindu, dan ayah akan selalu menyayangimu." Kata terakhir dari pria tua sebelum dilahap oleh asap kabut tebal yang mengepul.

Afuya terhenti, begitu dengan Winter. Namun, untung saja mereka sudah berada di area luar gapura. Afuya jatuh menekuk kedua lututnya lemas. Mata gadis itu melotot begitu lebar seakan ingin keluar. Sesuatu yang sungguh tak ia sangka. Seketika tangis Afuya berhenti. Napasnya tidak karuan. Keringan bercucuran membasahi seluruh tubuh. Winter yang berdiri mulai juga menekuk lutut dan mengusap punggung Afuya pelan. Gadis tersebut sudah tidak tahan. Bahkan suaranya sulit untuk keluar, hingga ia meluapkan semua rasa emosinya. 

"AYAH!"

Winter akhirnya bisa meredakan tangis Afuya, meskipun ia harus berupaya berulang kali agar gadis itu tidak kembali melangkah ke dalam area desa. Winter mengembuskan napas lega. Ketika mereka berdua memutuskan hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ternyata rencana mereka gagal total saat ada suara seorang lelaki yang tidak asing di telinga Afuya. 

"Kalian sudah bertemu dengan Rum?" 

Afuya dan Winter menoleh ke belakang secara spontan. "Bang Fuad...? Ngapain di sini?" tanya Afuya sembari memaksa tubuh lemasnya untuk berdiri. 

"Aku di sini, untuk mengantarkan kalian kembali," jawab lelaki berusia sekitar dua puluh empat tahun tersebut membuat kedua remaja SMP menjadi makin pusing. 

"Rum, siapanya bang Fuad?" Giliran Winter yang mulai melontarkan kalimatnya." 

Fuad mendekat pada mereka. "Rum dan juga ibunya adalah adikku serta ibuku. Jangan khawatir, mereka memang sudah tiada sejak hampir tiga belas tahun lalu. Saat aku merindukan mereka, aku selalu bermain ke sini."

Winter semakin tertarik dengan topik percakapan. "Jadi, sebenarnya ini tempat apa?" 

"Jika kalian ingin tahu, pejamkanlah dulu mata kalian. Kalau kalian sudah terbangun, berarti kalian sudah kembali. Kemudian jika kalian berdua sudah terbangun, pergilah ke tempat ini, kita akan bertemu tepat di titik kita sekarang."

Tanpa menunggu waktu lagi, Winter memejamkan matanya, sebelum itu ia sempat untuk membantu Afuya menutup mata gadis tersebut agar mereka berdua bisa kembali bersama-sama. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
A Poem For Blue Day
28      19     1     
Romance
Pada hari pertama MOS, Klaudia dan Ren kembali bertemu di satu sekolah yang sama setelah berpisah bertahun-tahun. Mulai hari itu juga, rivalitas mereka yang sudah terputus lama terjalin lagi - kali ini jauh lebih ambisius - karena mereka ditakdirkan menjadi teman satu kelas. Hubungan mencolok mereka membuat hampir seantero sekolah tahu siapa mereka; sama-sama pintar, juara kelas, sang ketua klub...
Listen To My HeartBeat
536      328     1     
True Story
Perlahan kaki ku melangkah dilorong-lorong rumah sakit yang sunyi, hingga aku menuju ruangan ICU yang asing. Satu persatu ku lihat pasien dengan banyaknya alat yang terpasang. Semua tertidur pulas, hanya ada suara tik..tik..tik yang berasal dari mesin ventilator. Mata ku tertuju pada pasien bayi berkisar 7-10 bulan, ia tak berdaya yang dipandangi oleh sang ayah. Yap.. pasien-pasien yang baru saja...
10 Reasons Why
2329      1005     0     
Romance
Bagi Keira, Andre adalah sahabat sekaligus pahlawannya. Di titik terendahnya, hanya Andrelah yang setia menemani di sampingnya. Wajar jika benih-benih cinta itu mulai muncul. Sayang, ada orang lain yang sudah mengisi hati Andre. Cowok itu pun tak pernah menganggap Keira lebih dari sekadar sahabat. Hingga suatu hari datanglah Gavin, cowok usil bin aneh yang penuh dengan kejutan. Gavin selalu pu...
Into The Sky
461      296     0     
Romance
Thalia Adiswara Soeharisman (Thalia) tidak mempercayai cinta. Namun, demi mempertahankan rumah di Pantai Indah, Thalia harus menerima syarat menikahi Cakrawala Langit Candra (Langit). Meski selamanya dia tidak akan pernah siap mengulang luka yang sama. Langit, yang merasa hidup sebatang kara di dunia. Bertemu Thalia, membawanya pada harapan baru. Langit menginginkan keluarga yang sesungguhnya....
Coretan Rindu Dari Ayah
648      457     1     
Short Story
...sebab tidak ada cinta yang lebih besar dari cinta yang diberikan oleh keluarga.
Play Me Your Love Song
4153      1514     10     
Romance
Viola Zefanya tidak pernah menyangka dirinya bisa menjadi guru piano pribadi bagi Jason, keponakan kesayangan Joshua Yamaguchi Sanjaya, Owner sekaligus CEO dari Chandelier Hotel and Group yang kaya raya bak sultan itu. Awalnya, Viola melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan tuntutan "profesionalitas" semata. Tapi lambat laun, semakin Viola mengenal Jason dan masalah dalam keluarganya, sesu...
Chrisola
937      562     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
Alfazair Dan Alkana
264      215     0     
Romance
Ini hanyalah kisah dari remaja SMA yang suka bilang "Cieee Cieee," kalau lagi ada teman sekelasnya deket. Hanya ada konflik ringan, konflik yang memang pernah terjadi ketika SMA. Alkana tak menyangka, bahwa dirinya akan terjebak didalam sebuah perasaan karena awalnya dia hanya bermain Riddle bersama teman laki-laki dikelasnya. Berawal dari Alkana yang sering kali memberi pertanyaan t...
Unknown
244      198     0     
Romance
Demi apapun, Zigga menyesal menceritakan itu. Sekarang jadinya harus ada manusia menyebalkan yang mengetahui rahasianya itu selain dia dan Tuhan. Bahkan Zigga malas sekali menyebutkan namanya. Dia, Maga!
Melody untuk Galang
506      310     5     
Romance
Sebagai penyanyi muda yang baru mau naik daun, sebuah gosip negatif justru akan merugikan Galang. Bentuk-bentuk kerja sama bisa terancam batal dan agensi Galang terancam ganti rugi. Belum apa-apa sudah merugi, kan gawat! Suatu hari, Galang punya jadwal syuting di Gili Trawangan yang kemudian mempertemukannya dengan Melody Fajar. Tidak seperti perempuan lain yang meleleh dengan lirikan mata Gal...