Read More >>"> Toko Kelontong di Sudut Desa (Page 376-2) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Toko Kelontong di Sudut Desa
MENU
About Us  

Bagian Kedua

"Kakek harus ikut bersama kami! Kakek harus menyelamatkan diri!" Afuya masih teriak-teriak. 

"Jaga baik-baik dia! Kakek sudah menganggap kalian cucu kakek sendiri!" 

Winter dengan segera memaksa Afuya agar menuruti perintah pria tua pemilik toko kelontong. Mereka bertiga berlari tanpa memperhatikan sekitar. Langit mulai gelap sebab semburan gas panas dari lumpur. Hawa di udara pun menjadi tidak nyaman untuk dirasakan. Afuya merasa lelah, tetapi Winter tetap memaksa gadis itu untuk terus lanjut berlari. 

Ketika sampai di simpang tiga, Rum yang memimpin jalan sengaja tidak berbelok ke arah kiri menuju gapura keluar desa. Anak kecil itu malah masih terus berlanjut lari ke depan menuju toko kelontong. Winter yang menyadari hal itu segera meraih tangan mungil Rum kemudian menariknya agar anak itu tidak melanjutkan tujuannya. 

"Lepaskan Rum, Kak!" 

"Kau mau ke mana? Sini, kita keluar desa dulu lalu berlindung di rumahmu!" Winter berteriak karena tidak sabar akan situasi yang terus mengejar mereka. 

"Katanya, Kau pemandu kita." Sembari sesenggukan, Afuya menambahkan kalimat dari pemuda di sebelahnya.

"Rum ingin menyelamatkan Emak! Kalian harus kembali, jangan ikuti Rum!" 

Winter beserta Afuya diam sejenak saling menatap. Kegiatan mereka berdua dibuyarkan ketika anak kecil itu kembali berteriak. "Cepat!" 

Winter dengan sigap langsung lebih kuat menarik lengan Afuya. Gadis itu masih menyaksikan Rum yang terus berlari menjauh dari mereka. Winter telah merelakan Rum dan juga kakek. Ia tidak ingin jika harus kembali sendiri. Karena Winter begitu yakin kalau mereka berdua sedang dalam ilusi. 

Awan semakin mengepul abu-abu. Hawa panas juga begitu terasa menyengat. Winter beserta Afuya terus berlari memandang depan tanpa menengok ke belang. Ketika akan melewati gapura desa, suara kakek tiba saja muncul menghentikan langkah mereka berdua. 

"Afuya...." Pria tua tersebut terbatuk-batuk beberapa kali. 

Afuya dan Winter yang mendengarnya langsung menoleh ke belakang. Begitu terkejutnya saat keadaan sang kakek tidak baik-baik saja seperti semula. Tanpa kata dan abaan lagi, gadis itu melepas paksa cengkraman Winter di lengannya. Afuya berlari menuju pria tua yang terlihat menyedihkan. Walau jarak mereka tidak begitu jauh, dengan segera Afuya berlari sembari merentangkan tangannya. Pelukan hangat yang dibalas pelukan itu juga mampu merendam semua isak tangis Afuya. Winter yang menyaksikan masih berdiri di dekat gapura. 

"Ayo ikut bersama kami, Kek." 

"Kalian saja yang kembali. Aku sudah ditakdirkan di sini." 

Afuya menggeleng cepat. Ia tak terima atas kalimat dari sang kakek. "Nggak! Bunda dan ayah menunggu Kakek di Surabaya." 

"Hiduplah yang baik dengannya. Jangan pernah membuat ibumu marah. Pergilah bersama anak itu." Kakek beralih pandang pada Winter. "Kau, cepat bawa dia keluar desa!" 

Winter segera menuruti perintah pria tua itu. Afuya ditarik kembali oleh pemuda tersebut. Semakin menjauh, semakin pula tangan Afuya melepaskan genggamannya pada sang kakek pemilik toko kelontong. Gadis itu bak berjalan cepat, tetapi arah mundur karena Winter membuatnya kesal telah memisahkannya dengan kakek tersayang. Afuya tak berhenti mengeluarkan cairan bening yang terus deras membasahi pipinya. 

Winter semakin tidak sabar karena hawa panas dan asap gas di langit semakin kebal. "Hei! Sadarlah Afufu!" 

Ketika satu kaki Afuya telah berada di luar gapura atau pembatas desa tersebut, satunya lagi masih di area dalam. Afuya mendengar sepenggal kalimat lirih yang membuatnya jadi semakin tak ingin meninggalkan tempat itu. Winter tetap berusaha menarik tubuh gadis tersebut agarbsegera keluar dari dalam desa. 

"Hiduplah dengan baik putriku, Afuya. Ayah rindu, dan ayah akan selalu menyayangimu." Kata terakhir dari pria tua sebelum dilahap oleh asap kabut tebal yang mengepul.

Afuya terhenti, begitu dengan Winter. Namun, untung saja mereka sudah berada di area luar gapura. Afuya jatuh menekuk kedua lututnya lemas. Mata gadis itu melotot begitu lebar seakan ingin keluar. Sesuatu yang sungguh tak ia sangka. Seketika tangis Afuya berhenti. Napasnya tidak karuan. Keringan bercucuran membasahi seluruh tubuh. Winter yang berdiri mulai juga menekuk lutut dan mengusap punggung Afuya pelan. Gadis tersebut sudah tidak tahan. Bahkan suaranya sulit untuk keluar, hingga ia meluapkan semua rasa emosinya. 

"AYAH!"

Winter akhirnya bisa meredakan tangis Afuya, meskipun ia harus berupaya berulang kali agar gadis itu tidak kembali melangkah ke dalam area desa. Winter mengembuskan napas lega. Ketika mereka berdua memutuskan hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ternyata rencana mereka gagal total saat ada suara seorang lelaki yang tidak asing di telinga Afuya. 

"Kalian sudah bertemu dengan Rum?" 

Afuya dan Winter menoleh ke belakang secara spontan. "Bang Fuad...? Ngapain di sini?" tanya Afuya sembari memaksa tubuh lemasnya untuk berdiri. 

"Aku di sini, untuk mengantarkan kalian kembali," jawab lelaki berusia sekitar dua puluh empat tahun tersebut membuat kedua remaja SMP menjadi makin pusing. 

"Rum, siapanya bang Fuad?" Giliran Winter yang mulai melontarkan kalimatnya." 

Fuad mendekat pada mereka. "Rum dan juga ibunya adalah adikku serta ibuku. Jangan khawatir, mereka memang sudah tiada sejak hampir tiga belas tahun lalu. Saat aku merindukan mereka, aku selalu bermain ke sini."

Winter semakin tertarik dengan topik percakapan. "Jadi, sebenarnya ini tempat apa?" 

"Jika kalian ingin tahu, pejamkanlah dulu mata kalian. Kalau kalian sudah terbangun, berarti kalian sudah kembali. Kemudian jika kalian berdua sudah terbangun, pergilah ke tempat ini, kita akan bertemu tepat di titik kita sekarang."

Tanpa menunggu waktu lagi, Winter memejamkan matanya, sebelum itu ia sempat untuk membantu Afuya menutup mata gadis tersebut agar mereka berdua bisa kembali bersama-sama. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Unsuitable
1171      534     6     
Romance
Bagi Arin tak pernah terpikirkan sekalipun bersekolah dalam jerat kasus tak benar yang menganggapnya sebagai pelacur. Sedangkan bagi Bima, rasanya tak mungkin menemukan seseorang yang mau membantunya keluar dari jerat tuduhan yang telah lama menimpanya. Disaat seluruh orang memilih pergi menjauh dari Bima dan Arin, tapi dua manusia itu justru sebaliknya. Arin dan Bima dipertemukan karena...
Secret Love
315      207     3     
Romance
Cerita ini bukan sekedar, cerita sepasang remaja yang menjalin kasih dan berujung bahagia. Cerita ini menceritakan tentang orang tua, kekasih, sahabat, rahasia dan air mata. Pertemuan Leea dengan Feree, membuat Leea melupakan masalah dalam hidupnya. Feree, lelaki itu mampu mengembalikan senyum Leea yang hilang. Leea senang, hidup nya tak lagi sendiri, ada Feree yang mengisi hari-harinya. Sa...
Bifurkasi Rasa
92      79     0     
Romance
Bifurkasi Rasa Tentang rasa yang terbagi dua Tentang luka yang pilu Tentang senyum penyembuh Dan Tentang rasa sesal yang tak akan pernah bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala Aku tahu, menyesal tak akan pernah mengubah waktu. Namun biarlah rasa sesal ini tetap ada, agar aku bisa merasakan kehadiranmu yang telah pergi. --Nara "Kalau suatu saat ada yang bisa mencintai kamu sedal...
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
4806      1784     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
Rasa yang tersapu harap
9253      1969     7     
Romance
Leanandra Kavinta atau yang biasa dipanggil Andra. Gadis receh yang mempunyai sahabat seperjuangan. Selalu bersama setiap ada waktu untuk melakukan kegiatan yang penting maupun tidak penting sama sekali. Darpa Gravila, cowok sederhana, tidak begitu tampan, tidak begitu kaya, dia cuma sekadar cowok baik yang menjaganya setiap sedang bersama. Cowok yang menjadi alasan Andra bertahan diketidakp...
Lalu, Bagaimana Caraku Percaya?
111      83     0     
Inspirational
Luluk, si paling alpha women mengalami syndrome trust issue semenjak kecil, kini harus di hadapkan pada kenyataan sistem kehidupaan. Usia dan celaan tentangga dan saudara makin memaksanya untuk segera percaya bahwa kehidupannya segera dimulai. "Lalu, bagaiamana caraku percaya masa depanku kepada manusia baru ini, andai saja jika pilihan untuk tak berkomitmen itu hal wajar?" kata luluk Masal...
Adelia's Memory
476      303     1     
Short Story
mengingat sesuatu tentunya ada yang buruk dan ada yang indah, sama, keduanya sulit untuk dilupakan tentunya mudah untuk diingat, jangankan diingat, terkadang ingatan-ingatan itu datang sendiri, bermain di kepala, di sela-sela pikirian. itulah yang Adel rasakan... apa yang ada di ingatan Adel?
BELVANYA
306      207     1     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.
Gunay and His Broken Life
6124      2124     0     
Romance
Hidup Gunay adalah kakaknya. Kakaknya adalah hidup Gunay. Pemuda malang ini telah ditinggal ibunya sejak kecil yang membuatnya secara naluri menganggap kakaknya adalah pengganti sosok ibu baginya. Hidupnya begitu bergantung pada gadis itu. Mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali lagi ke tempat tidur yang keluar dari mulutnya hanyalah "kakak, kakak, dan kakak" Sampai memberi makan ikan...
Teater
20300      2880     3     
Romance
"Disembunyikan atau tidak cinta itu akan tetap ada." Aku mengenalnya sebagai seseorang yang PERNAH aku cintai dan ada juga yang perlahan aku kenal sebagai seseorang yang mencintaiku. Mencintai dan dicintai. ~ L U T H F I T A ? Plagiat adalah sebuah kejahatan.