Bunda pernah berkata pada anak gadisnya, bahwa cinta terbaik seorang lelaki hanya dimiliki oleh ayah untuk anaknya. Namun, tidak dengan Afuya, yang semenjak usia tujuh tahun hampir lupa kasih sayang ayah itu seperti apa. Benar kata bundanya, tetapi hal itu berlaku bagi ibu dan kakeknya, bukan dirinya dan sang ayah.

Kehidupan Afuya sedikit berantakan, saat malaikat tak bersayapnya memutuskan melepas pekerjaan di kota dan kembali ke kampung halaman. Afuya yang sedari kecil merasakan kehidupan kota, hingga tujuh tahun ini dirinya harus merelakan semua mimpi cita-citanya. Meskipun sang ibu tetap melarang, kakek di desa berani menanggung beban dengan menggantikan posisi ayahnya.

Mendukung mimpi bagai gemerlap bintang milik Afuya, kakek adalah petua dari toko kelontong yang menyimpan banyak keajaiban. Hingga pada suatu saat, kebenaran tentang toko kelontong terungkap. Peristiwa tiga belas tahun silam, masih menyisakan jejak dan peninggalan tanpa peradaban. Segala sesuatu tertulis di buku diary milik Afuya. Membuat lembaran kisah baru antara dirinya, anak lelaki bernama Winter, dan toko kelontong milik kakek.

Bagaimanakah kisah Afuya waktu remaja saat dirundung berjuta pertanyaan tentang kehidupan dan cinta kasih seorang lelaki? Sanggupkah gadis kecil tersebut menjalani takdirnya?