Read More >>"> Toko Kelontong di Sudut Desa (Page 371-4) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Toko Kelontong di Sudut Desa
MENU
About Us  

Bagian Keempat

✧

Afuya melongo ketika Winter merebut semua roti yang diberikannya. Sedangkan pemuda yangemegang roti tersebut tidak langsung memakannya, tetapi disobek menjadi dua bagian. Setengah bagian diberikannya pada Afuya yang sebelumnya sempat berprasangka buruk terhadap Winter karena tidak membagi roti miliknya. 

"Nih, aku kembalikan," kata Winter. 

"Ini punyaku!"  Afuya ngotot. 

"Lah, iya, aku kembalikan ke Kamu, Afufu. Bukan Kamu yang aku kasih." Winter menggigit setengah roti lalu melahapnya dalam satu kali suapan. 

Afuya kembali mengarahkan pandangannya ke ladang. Berbeda dengan Winter, gadis itu menggigit setengah roti menjadi beberapa kali suapan. Hening seketika hadir di antara mereka. Gemericik air yang mengalir di selokan terdengar begitu syahdu. Embusan angin sore menyapu dedaunan padi hijau yang kian menguning. Orang-orangan sawah seakan menonton dua remaja SMP itu. Tiada satupun orang di sana selain mereka berdua yang duduk saling berdampingan. 

Afuya mengembuskan napas pelan. Ia teringat pada kondisi Winter yang berubah ketika pulang sekolah. Gadis itu menyiapkan mental untuk bertanya. Sebenarnya bukan takut, tetapi Afuya lebih mimikirkan ketidak sopanan jika saja Winter menganggap privasi, Afuya malah penasaran menanyakannya. Ujung mata gadis tersebut masih bisa melihat dengan jelas ekspresi remaja lelaki di sebelahnya. Begitu datar dan tatapan yang terlalu kosong. Entah apa yang membuat Winter seketika berubah drastis dari semula ceria menjadi seakan lebih tertutup. 

Afuya menelan kunyahan roti di suapan terakhirnya. Diam sejenak sembari memastikan makanan itu benar benar turun ke perut. "Ada apa? Kau seperti ada masalah?" tanya Afuya.

"Oh...." Winter mengembuskan napasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan adik kelasnya itu. "Lagi mood jelek aja," lanjutnya. 

"Lah, iya, kenapa? Karena aku, kah?" 

"Nggak, kok. Mama tadi telepon...," jawab Winter yang tanpa disangka oleh Afuya akan menceritakan masalahnya meskipun kalimatnya belum rampung. 

✧

Ketika pulang sekolah, Winter teringat bahwa hari ini adalah hari di mana mamanya menelepon. Tinggal dengan bibinya baru beberapa hari memang mempunyai kesan menyenangkan tersendiri, terutama bisa bertemu dengan Afuya yang satu kota dengannya harus bersekolah beda kota. Dapat berkenalan dengan gadis itu membuat Winter semakin semangat bersekolah. Namun, ketika teringat bahwa hari ini mamanya akan telepon, membuat mood pemuda itu menjadi berantakan. 

Sebenarnya Winter tidak ingin membagi masalahnya yang sepele tersebut pada gadis yang baru dikenalnya. Oleh karena itu, saat pulang sekolah Winter tidak menunggu Afuya di bawah tangga maupun duduk di kursi dan gerbong kereta yang sama. Sesampainya di rumah Eryn kurang lebih jam setengah empat sore, langsung disambut oleh sebuah telepon masuk dari sang mama. Sebelumnya Winter menolak, tetapi Eryn terus memaksanya dan menasehatinya bagaimanapun dia adalah ibunya. 

Winter

"Halo, Ma?

Mama Winter 

"Halo, Sayang! Gimana kabarnya beberapa hari ini tinggal dengan bibimu?"

Winter

"Jauh lebih baik dibandingkan dengan Mama."

Mama Winter

"Syukurlah kalau begitu. Oh iya, Mama mau ngasih kabar ke Kamu. Maaf ya, Nak, kemungkinan setelah Kamu lulus dari SMP, Kamu akan tetap tinggal di sana dengan bibimu."

Winter

"Maksud Mama, aku SMA juga di kampung?

Mama Winter

"Iya, Nak. Nanti jika kamu sudah lulus SMA, Kamu bisa pilih mau kuliah bebas di mana, asalkan selama SMA Kamu tetap di kampung." 

Winter

"Kok gitu? Kemarin bilangnya cuma sampai aku lulus SMP aja di kampung. Kenapa jadi diperpanjang? Papa bangkrut, ya, sampai harus sekolahin aku di kampung dan numpang tinggal sama bibi?

Mama Winter

"Ngomong apa Kamu ini.... Bukan begitu, Nak. Papa dan Mama masih belum bisa pulang ke Indonesia sampai kemungkinan empat atau lima tahun ke depan."

Winter

"Mama sama Papa cuma alasan aja. Rumah di Surabaya juga sudah kalian jual, kan? Memang kalian lebih betah di Malaysia dibandingkan ngurus Winter." 

Mama Winter

"Winter! Jaga mulut Kamu, ya!

Winter

"Mama marah? Marah aja, Ma! Nggak usah hubungin Winter lagi.

Winter memutuskan obrolan di teleponnya dengan paksa. Eryn di ruang keluarga tanpa sengaja sempat menguping percakapan keponakannya dengan kakaknya itu. Dibandingkan dengan Winter, Eryn jauh lebih dewasa dan mengerti tentang kondisi sesungguhnya kedua orang tua pemuda SMP yang tinggal bersamanya. Bukannya tidak mau ikut campur, Eryn tanpa bertanya membiarkan Winter menenangkan diri. Wanita tersebut secara tidak langsung mengajarkan kemandirian terhadap keponakannya di masa pubertas. 

✧

Afuya antusias mendengarkan cerita Winter secara runtut. Tanggapan gadis itu hampir sama dengan Eryn, yaitu membiarkan pemuda itu menenangkan diri. Namun, Afuya berbeda tujuan, sebenarnya gadis itu tak ingin ikut campur urusan Winter. Akan tetapi ia takut jika suatu saat terlibat malasah orang. Afuya sungguh paham apa yang dirasakan remaja di sampingnya, karena sebumnya, ia juga dilarang oleh bundanya bersekolah di kota Surabaya. Untung ada kakeknya yang selalu mendukung impiannya.

Demi memberi ruang ketenangan untuk Winter, ide-ide cemerlang milik Afuya tiba-tiba muncul. Daripada merasa canggung, gadis itu mulai melontarkan pertanyaan absurd, tetapi kemungkinan besar masih bisa mencairkan suasana dingin. Seperti sebuah tembok es kokoh yang dibangun mengelilingi Winter. 

"Jangan sedih, ya... tetap semangat! Ngomong-ngomong, kenapa namamu Winter?" 

Winter menoleh pada Afuya sembari mengerutkan keningnya. "Entah. Lahir bulan terakhir mungkin. Sebagian negara ada yang memiliki musim dingin, makannya namaku Winter," jelas remaja lelaki tersebut.

Afuya hanya mengangguk seakan paham betul. Dia memang paham, sebab itulah dia bisa masuk ke SMP di Surabaya tanpa menggunakan sistem zonasi. Obrolan itu terputus sejenak. Afuya bingung harus tanya apa lagi untuk tetapembangun suasana yang tidak terlalu canggung. Untung saja, Winter adalah pemuda yang peka. Ia menanyakan balik pada gadis di sampingnya tentang sebab apa Afuya diberikan mana tersebut.

"Lalu namamu?" 

"Bunda ingin merasakan salju. Salju adanya di musim dingin. Dalam bahasa Jepang, musim dingin berarti 'fuyu', kemudian bunda mengadaptasinya menjadi 'fuya'. Tambahan huruf 'A' di depan karena aku anak pertama. Tidak... lebih tepatnya aku anak tunggal. Kalau kata kakek, namaku diambil dari bahasa Jawa. Dari kata 'koya' atau 'poya' yang berarti serbuk pelengkap pada makanan soto. Kemudian kakek lebih akrab memanggilku 'puya'. Entahlah mana yang benar."

Winter mulai menarik kedua ujung bibirnya, sehingga menghasilkan senyum tipis yang singkat mengiringi berakhirnya penjelasan Afuya. "Yang benar itu, Afufu." 

"Ih! Apaan coba? Jelek banget Afufu. Aku bukan pupu!" protes Afuya tak terima. 

"Ya, siapa juga yang bilang Kamu paha ayam. Aku bilang Afufu soalnya lucu aja di Kamu." 

Pipi Afuya seketika memerah. Bagi anak kelas satu SMP, hal yang tak terduga seperti ejekan terkadang memberikan kesan ala-ala cinta monyet. Afuya tidak ingin lebih dalam menyiksa dirinya, ia lebih takut jika Meira murka, sebab gadis itu mulai luluh terhadap seorang remaja laki-laki yang berusia dua tahun lebih tua. Afuya tahu bahwa feeling seorang ibu pasti tidak akan salah. Ia juga tahu bahwa tak lama, bundanya tersebut pasti mengetahui siapa itu Winter yang telah membuat hati putrinya dag-dig-dug. Afuya masih berusaha sekuat mungkin untuk menyembunyikan Winter dari Meira. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Hyeong!
140      120     1     
Fan Fiction
Seok Matthew X Sung Han Bin | Bromance/Brothership | Zerobaseone "Hyeong!" "Aku bukan hyeongmu!" "Tapi—" "Seok Matthew, bisakah kau bersikap seolah tak mengenalku di sekolah? Satu lagi, berhentilah terus berada di sekitarku!" ____ Matthew tak mengerti, mengapa Hanbin bersikap seolah tak mengenalnya di sekolah, padahal mereka tinggal satu rumah. Matthew mulai berpikir, apakah H...
Let's See!!
1686      796     1     
Romance
"Kalau sepuluh tahun kedepan kita masih jomblo, kita nikah aja!" kata Oji. "Hah?" Ara menatap sahabat kentalnya itu sedikit kaget. Cowok yang baru putus cinta ini kenapa sih? "Nikah? lo sama gue?" tanya Ara kemudian. Oji mengangguk mantap. "Yap. Lo sama gue menikah."
Rinai Kesedihan
771      514     1     
Short Story
Suatu hal dapat terjadi tanpa bisa dikontrol, dikendalikan, ataupun dimohon untuk tidak benar-benar terjadi. Semuanya sudah dituliskan. Sudah disusun. Misalnya perihal kesedihan.
Titip Salam
3144      1264     15     
Romance
Apa kamu pernah mendapat ucapan titip salam dari temanmu untuk teman lainnya? Kalau pernah, nasibmu hampir sama seperti Javitri. Mahasiswi Jurusan Teknik Elektro yang merasa salah jurusan karena sebenarnya jurusan itu adalah pilihan sang papa. Javitri yang mudah bergaul dengan orang di sekelilingnya, membuat dia sering kerepotan karena mendapat banyak titipan untuk teman kosnya. Masalahnya, m...
(Un)Dead
596      326     0     
Fan Fiction
"Wanita itu tidak mati biarpun ususnya terburai dan pria tadi一yang tubuhnya dilalap api一juga seperti itu," tukas Taehyung. Jungkook mengangguk setuju. "Mereka seperti tidak mereka sakit. Dan anehnya lagi, kenapa mereka mencoba menyerang kita?" "Oh ya ampun," kata Taehyung, seperti baru menyadari sesuatu. "Kalau dugaanku benar, maka kita sedang dalam bahaya besar." "...
Premium
SHADOW
4634      1543     0     
Fantasy
Setelah ditinggalkan kekasihnya, Rena sempat mencoba bunuh diri, tapi aksinya tersebut langsung digagalkan oleh Stevan. Seorang bayangan yang merupakan makhluk misterius. Ia punya misi penting untuk membahagiakan Rena. Satu-satunya misi supaya ia tidak ikut lenyap menjadi debu.
Renata Keyla
6010      1317     3     
Romance
[ON GOING] "Lo gak percaya sama gue?" "Kenapa gue harus percaya sama lo kalo lo cuma bisa omong kosong kaya gini! Gue benci sama lo, Vin!" "Lo benci gue?" "Iya, kenapa? Marah?!" "Lo bakalan nyesel udah ngomong kaya gitu ke gue, Natt." "Haruskah gue nyesel? Setelah lihat kelakuan asli lo yang kaya gini? Yang bisanya cuma ng...
Story of April
1706      707     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Secret’s
3694      1222     6     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
Miss Gossip
3565      1521     5     
Romance
Demi what?! Mikana si "Miss Gossip" mau tobat. Sayang, di tengah perjuangannya jadi cewek bener, dia enggak sengaja dengar kalau Nicho--vokalis band sekolah yang tercipta dari salju kutub utara sekaligus cowok paling cakep, tajir, famous, dan songong se-Jekardah Raya--lagi naksir cewek. Ini hot news bangeddd. Mikana bisa manfaatin gosip ini buat naikin pamor eskul Mading yang 'dig...