Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dialog Senja
MENU
About Us  

Meskipun Dhafin sering kali melewati rumah Astagiri, tapi dia tidak pernah tahu bahwa bangunan berwarna pink dengan dinding setengah keramik dan halaman kecil penuh bunga itu adalah rumah Astagiri. Dia pikir rumah perempuan itu masih melewati gang-gang sempit seperti dirinya, ternyata rumah wanita itu berada tepat di pinggir jalan utama yang sering dia lewati setiap pulang-pergi sekolah.

"Makasih Dhaf, maaf udah ngrepotin. Eh, mau mampir dulu?" tawar Astagiri bosa-basi.

"Lain kali deh, takut keburu maghrib," jawab Dhafin. "Aku balik dulu ya," tambahnya.

"Iya. Hati-hati Dhaf." Astagiri masih berdiri di pinggir jalan sampai motor Dhafin menghilang di tikungan.

Astagiri melihat Gilang, ayahnya itu langsung membuka pintu begitu putri bungsunya pulang sekolah. "Kok tumben sampek mau magrib gini pulangnya, Nduk?"

"Iya Pak, tadi motorku mogok, nggak bisa distater. Untung ada temen yang bantuin. Sekarang ini motornya masih di bengkel," jelas Astagiri pada Gilang.

"Owalah, terus gimana besok berangkat sekolahnya?"

"Dijemput temen Pak. Ya, gimana besok lah," jawab Astagiri. "Emak dimana, Pak?"

"Emakmu di dapur itu. Mandi dulu, sholat baru makan!" perintah Gilang.

"Iya Pak." Astagiri tidak langsung mandi, ia menemui Arum yang sedang merebus air di dapur.

"Assalamuakaikum Mak," sapa Astagiri kemudian mencium tangan Arum.

"Waalaikumsalam. Kok tumben sampai maghrib gini nduk?"

"Iya Mak, motornya mogok." Astagiri menjelaskan kembali apa yang sudah dia jelaskan pada ayahnya. "Maaf ya Mak nggak bisa bantuin cari kayu bakar."

"Nggak pa-pa. Udah sana mandi dulu!"

"Iya Mak." Astagiri menuju kamarnya setelah melihat ibunya. Entahlah, memang seperti ada yang kurang jika pulang tanpa melihat wajah kedua orang tuanya. Dia pasti akan mencari mereka dulu sebelum istirahat.

Malam harinya setelah sholat isya' mereka makan malam bersama, meskipun dengan lauk ala kadarnya. Astagiri senang karena ia masih bisa berkumpul bersama keluarganya. Andai saja Kayla pulang, pasti suasana rumah akan semakin ramai.

Astagiri kembali memikirkan kakaknya, sedang apa Kayla di negeri orang itu? Apakah dia sudah makan? Apakah dia lelah setelah seharian bekerja? Sayangnya, Astagiri tidak bisa melihat kegiatan Kayla di sana. Dia juga tidak memiliki ponsel yang bisa menghubungkannya dengan sang kakak. Biasanya Astagiri dan Arum pergi ke telepon umum yang disediakan pihak desa untuk menghubungi Kayla. Itupun tidak bisa sering-sering karena biaya menelpon ke luar negeri sangat mahal.

Biasanya juga Kayla mengirim surat untuk mengabarkan kondisinya. Surat itu tidak langsung sampai rumahnya, dia akan berada di kantor desa dalam beberapa hari jika dia tidak mengambilnya sendiri ke kantor desa. Setidaknya sebulan sekali Astagiri akan mampir ke kantor desa saat pulang sekolah. Tidak untuk datang ke kantornya karena saat dia pulang kantor desa sudah tutup. Dia hanya akan mengintip beberapa surat yang dipajang di jendela kaca, melihat apakah ada surat dari sang kakak.

Terkadang Astagiri pulang dengan perasaan bahagia karena besok pagi dia akan mengambil surat di kantor desa tersebut. Atau dia harus pulang dengan perasaan kecewa karena Kayla tidak mengirim surat.

Sementara di sisi lain, Dhafin sedang berada di dalam kamarnya dengan telepon genggam. Dia sedang berbicara dengan kekasihnya. Hari ini Nanda tidak masuk sekolah karena demam. Sebenarnya Dhafin tidak ingin mengganggu waktu istirahat Nanda, tetapi wanita itu menghubunginya lebih dulu. Kangen katanya, padahal wanita itu sedang sakit dan perlu istirahat.

"Kamu nggak nakal kan di sekolah?" tanya Nanda dengan manja.

"Nggak, Sayang," jawab Dhafin.

"Pasti banyak cewek yang deketin kamu karena aku nggak sekolah kan."

"Mulai lagi deh." Dhafin bingung harus mengatakannya pada Nanda atau tidak jika hari ini dia mengantar Astagiri pulang.

"Nggak ada yang deketin aku. Pacarku ini cemburuan banget ya." Dhafin memutuskan untuk tidak jujur pada Nanda mengingat bagaimana sifat perempuan itu. Lagipula Astagiri dan Nanda juga tidak saling kenal.

"Awas ya kalau aku dapet laporan yang macem-macem."

"Nggak akan. Kayaknya kamu perlu istirahat deh, Sayang. Biar cepet sembuh terus bisa sekolah lagi," saran Dhafin, meskipun sebenarnya dia juga tidak rela jika harus menutup telepon Nanda. Tapi, untuk kesembuhan kekasihnya, Dhafin rela.

" Ya udah deh, aku matiin ya."

"Iya, tidur yang nyeyak ya."

"Iya."

Setelah Nanda mematikan panggilannya, Dhafin segera menuju meja belajar untuk menyiapkan jadwal sekolahnya. Dia jadi teringat dengan Astagiri, besok pagi dia harus menjemput wanita itu dan dia tidak memiliki nomornya.

"Seharusnya tadi aku minta nomor HPnya," gumam Dhafin yang tidak mengetahui bahwa Astagiri tidak memiliki ponsel.

Keluarga Dhafin memang bukan keluarga berada, tapi jika dibandingkan dengan Astagiri, keluarganya masih tergolong berkecukupan, meskipun dia memiliki empat saudara. Dua perempuan dan dua laki-laki. Dhafin merupakan anak ketiga dari pasangan Nabila dan Danar. Kakak pertamanya sudah menikah, sementara kakak keduanya sedang merantau. Dia hanya hidup dengan orang tua dan adiknya yang masih Sekolah Dasar.

Setelah melakukan rutinitas malamnya yaitu menyiapkan buku pelajaran untuk esok hari dan juga urusannya di kamar mandi Dhafin segera menuju pulau mimpi, tentu dia tidak ingin terlambat bangung esok hari.

***

Sebelum azan shubuh berkumandang Astagiri sudah bangun lebih dulu, dia memang terbiasa bangun sebelum shubuh untuk mandi kemudian sholat. Sementara ibunya sudah sibuk berkutat di dalam dapur dan ayahnya bersiap pergi ke kebun belakang rumah untuk memanen apa saja yang bisa dia panen di sana.

Tepat pukul lima pagi Astagiri sudah siap dengan seragam sekolahnya, dia berencana untuk menungu angkutan umum yang mungkin akan lewat depan rumahnya. Ia tidak ingin merepotkan Dhafin kembali. Tidak mungkin juga mereka berangkat sekolah bersama. Astagiri ngeri membayangkan ekspresi cemburu Nanda.

Sayangnya, bahkan sampai jam enam lebih tidak ada satu pun angkutan umum yang lewat. Membuat Astagiri harap-harap cemas. Jika sudah seperti ini dia terpaksa harus berangkat bersama Dhafin. Atau dia izin saja untuk menghindarinya? Astagiri yakin Cintya akan mengizinkannya jika dia tidak sekolah, meskipun perempuan itu tidak mendapat kabar apapun darinya. Tepat pada saat Astagiri akan masuk ke dalam rumahnya_

Tiinnnn

Astagiri menoleh dan mendapati Dhafin tengah duduk di atas motornya dengan kaca helm yang terbuka. Terlihat sekali dari matanya bahwa pria itu sedang tersenyum padanya. Meskipun Dhafin tersenyum tulus, tapi dimata Astagiri pria itu sedang tersenyum mengejeknya. Pupus sudah harapan Astagiri untuk menghindarinya. Tidak mungkin dia beralasan sakit ketika pria itu sudah melihatnya siap bahkan seolah menunggu kedatangannya. Astagiri memaksakan senyumnya saat berjalan menghampiri pria itu.

"Lama ya nunggunya?" tanya Dhafin.

"Nggak. Baru kok," dusta Astagiri. Padahal dia sudah sangat lama menunggu angkutan umum, namun yang datang lebih dulu justru Muhammad Dhafin Prasetyo.

"Ayo naik!" Dhafin membungkuk, membuka pijakan kaki untuk Astagiri dan membuat perempuan itu terkesan dengan perilakunya.

"Terima kasih." Astagiri tersenyum sambil memasang helmnya sendiri.

"Baiklah, untuk kali ini saja. Pertama dan terakhir," batinnya.

Dhafin mengendarai motornya dengan kecepatan sedang karena mereka tidak dikejar waktu. Tadi saat dia melihat arlojinya, masih menunjukkan pukul 06.10 menit. Artinya mereka bisa tiba di sekolah sekitar pukul 06.45 menit. Setidaknya lima belas menit sebelum masuk kelas.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
RUANGKASA
41      37     0     
Romance
Hujan mengantarkan ku padanya, seseorang dengan rambut cepak, mata cekung yang disamarkan oleh bingkai kacamata hitam, hidung mancung dengan rona kemerahan, dingin membuatnya berkali-kali memencet hidung menimbulkan rona kemerahan yang manis. Tahi lalat di atas bibir, dengan senyum tipis yang menambah karismanya semakin tajam. "Bisa tidak jadi anak jangan bandel, kalo hujan neduh bukan- ma...
Nyawa Kedua
211      159     0     
True Story
Tahun lalu merupakan saat-saat terberat dalam sejarah hidupku. Keluarga besar kami harus kehilangan dua budhe hanya selang satu hari. Keduanya meninggal karena usia yang sudah senja. Pada saat bersamaan aku pun harus berjuang untuk mendapatkan kembali nyawa kedua bagiku. Apa yang terjadi padaku? Sungguh aku sendiri tidak paham. Kenapa ujian kesehatan yang menimpa masayarakat itu juga menghinggap...
Ballistical World
9937      1948     5     
Action
Elias Ardiansyah. Dia adalah seorang murid SMA negeri di Jakarta. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Suatu hari di bulan Juni, Elias menemukan dirinya berpindah ke dunia yang berbeda setelah bangun tidur. Dia juga bertemu dengan tiga orang mengalami hal seperti dirinya. Mereka pun menjalani kehidupan yang menuntun perubahan pada diri mereka masing-masing.
After Feeling
5817      1878     1     
Romance
Kanaya stres berat. Kehidupannya kacau gara-gara utang mantan ayah tirinya dan pinjaman online. Suatu malam, dia memutuskan untuk bunuh diri. Uang yang baru saja ia pinjam malah lenyap karena sebuah aplikasi penipuan. Saat dia sibuk berkutat dengan pikirannya, seorang pemuda misterius, Vincent Agnito tiba-tiba muncul, terlebih dia menggenggam sebilah pisau di tangannya lalu berkata ingin membunuh...
DAMAGE
3564      1262     2     
Fan Fiction
Kisah mereka berawal dari rasa penasaran Selgi akan tatapan sendu Sean. Ketidakpuasan takdir terhadap pertemuan singkat itu membuat keduanya terlibat dalam rangkaian cerita selanjutnya. Segalanya pun berjalan secara natural seiring kedekatan yang kian erat. Sean, sang aktor terkenal berperan sangat baik untuk bisa menunjukkan kehidupannya yang tanpa celah. Namun, siapa sangka, di balik ...
SAMIRA
317      197     3     
Short Story
Pernikahan Samira tidak berjalan harmonis. Dia selalu disiksa dan disakiti oleh suaminya. Namun, dia berusaha sabar menjalaninya. Setiap hari, dia bertemu dengan Fahri. Saat dia sakit dan berada di klinik, Fahri yang selalu menemaninya. Bahkan, Fahri juga yang membawanya pergi dari suaminya. Samira dan Fahri menikah dua bulan kemudian dan tinggal bersama. Namun, kebahagiaan yang mereka rasakan...
CERITA MERAH UNTUK BIDADARIKU NAN HIJAU
90      83     1     
Inspirational
Aina Awa Seorang Gadis Muda yang Cantik dan Ceria, Beberapa saat lagi ia akan Lulus SMA. Kehidupannya sangat sempurna dengan kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Sampai Sebuah Buku membuka tabir masa lalu yang membuatnya terseret dalam arus pencarian jati diri. Akankah Aina menemukan berhasil kebenarannya ? Akankah hidup Aina akan sama seperti sebelum cerita merah itu menghancurkannya?
Al Bashiir
404      272     3     
Inspirational
Bashiir , anak tuna netra yang tidak bisa melihat yang memiliki suara indah saat dirinya mengaji. Sebuah takdir membawanya ke sebuah kota besar. Dirinya yang hanya tinggal disebuah kaki gunung yang bahkan tidak pernah ada seorang pun dari luar kota menginjakkan kakinya kedesanya. Takdir membawanya kekehidupan baru saat pemuda baik datang kedesanya. Menjalani hari - harinya yang baru dengan seora...
Love Escape
10184      1945     3     
Romance
Konflik seorang wanita berstatus janda dengan keluarga dan masa lalunya. Masih adakah harapan untuk ia mengejar mimpi dan masa depannya?
Memory box
339      240     1     
Short Story
the story of how a box can bring up some old memories