Read More >>"> LUKA TANPA ASA (18| Serigala Berbulu Domba) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - LUKA TANPA ASA
MENU
About Us  

Seorang gadis dengan rambut lurus sebahu melangkah dengan santainya menuju gedung belakang sekolah. Ia mendatangi segerombolan cowok berandal di sekolahnya sambil meletakkan tangannya di belakang. Gadis itu tampak menyembunyikan sesuatu di belakang punggungnya. Salah satu dari siswa berandal itu berjalan ke arahnya. Sosoknya yang bertubuh tinggi, atletis, dan mata yang tajam membuat dia tampak seperti pemimpin di dalam kelompok tersebut. Cowok itu nyengir melihat perubahan yang ada pada gadis itu.


“Waw, baru lurusin rambut, non? Padahal rambut keritingmu dulu lebih seksi loh!”


“Yap! Kemarin aku baru ajah rebonding.”


“Mau cari perhatian siapa nih? Ada cowok yang kamu suka?” gadis itu tidak menjawab. Cowok itu berjalan memutarinya. Matanya tidak lepas melihat perubahan lain yang ada pada diri gadis itu. “Hmm.. rambut dilurusin, nggak pakai anting juga, aroma parfumnya, pakai bandana warna merah muda norak gitu. Seperti siapa ya? Kayaknya pernah lihat.”


“Udah deh! Nggak usah ngelihatin kayak gitu. Aku nggak kayak cewek murahan itu tahu!” sungutnya kesal. Cowok itu terperangah. Kemudian ia tertawa terbahak-bahak.


“Owh, aku tahu sekarang! Kamu ingin sekali mirip dengan cewek Jepang itu?! Hah?! Kamu tidak seperti Zuna yang aku kenal tahu! Hahahaaa...,” gadis yang tak lain adalah Zuna membekap mulut cowok yang tertawa terbahak-bahak itu. Cowok itu merasa risih dan menyingkirkan tangan gadis didepannya. “Apaan sih?!”


“Ssshhhh!!!” Zuna meletakkan telunjuk di depan bibirnya. Dia menengok depan dan belakang. “Huuufft, amaaannn!!!”
“Kamu ngapain sih? Aneh banget!”
“Nih!” Zuna melemparkan kresek berwarna hitam ke arah cowok itu. Gadis itu membiarkan cowok tadi membuka kresek hitam tersebut. Kedua mata cowok itu terbelalak melihat seberapa banyak isi didalamnya.


“Rokok-rokok ini.. wuaahhh, banyak banget!”


“Ssshhh, Rudi! Sudah dibilangin jangan berisik! Nanti kalau ketahuan guru gimana?!”


“Santai ajah kali, manis!” cowok bernama Rudi itu berbalik dan melemparkan bungkus rokok satu-persatu pada teman-temannya. “Heee, nyebat sepuasnya, ma men!!!”


Teman-teman Rudi tampak begitu senang dengan pemberiannya. Sementara Zuna sudah ketar-ketir tidak ingin ketahuan oleh siapapun. Dia mengawasi keadaan di sekitar. Rudi kembali berjalan menemuinya.


“Kenapa nggak vape ajah sih? Atau ganja sekalian gitu.”
“Kamu kira beli gituan nggak pakai uang? Tabunganku ludes buat beli rokok itu tahu!!!” Rudi tertawa lagi mendengar gerutuan gadis itu.


“So, ada apa nih tiba-tiba? Pasti ada maunya dong!”


Zuna mulai ikutan tersenyum.


“Ding, dong! Bener banget! Aku ingin kamu sedikit memberikan pelajaran pada cewek Jepang itu! Aku tahu semua rahasia tentang dia.”


Rudi mengernyitkan dahinya.


“Ha? Ngapain juga? Cewek itu nggak salah apa-apa. Nggak ada untungnya juga buat kami!”


“Hmm.. kamu belum sadar juga ya kapan terakhir Haru bergaul dengan kalian semua? Cewek itulah yang menyebabkan Haru tidak bersama dengan kalian lagi. Dia mempengaruhi Haru agar menjauh dari kalian semua! Aku dengar dia bilang kepada Haru kalau kalian hanya membawa pengaruh buruk untuknya. Padahal kan menurutku kalian cuma mencari sedikit kesenangan dan kebebasan. Kalian tidak sebandel seperti apa yang dikatakan oleh Hana, bukan?!” Zuna menjelaskannya dengan lihai. Ia tersenyum kembali dengan liciknya ketika melihat wajah Rudi yang mulai mengeras. Kemarahan menoreh di wajahnya. Zuna yakin kali ini dia tidak akan gagal untuk memberikan balasan yang setimpal kepada Hana.


***


Bel pulang berbunyi. Hana berjalan keluar kelas bersama dengan Reta dan Kusniyah. Mereka mengobrol sambil sesekali tertawa terbahak-bahak. Kini Hana merasakan kenyamanan berada di tengah mereka. Walaupun ia tidak pernah terbuka dengan masa lalunya, tetapi Hana merasa bahwa ia tidak ingin membebani kedua temannya dengan kisah masa lalunya. Cukup dengan Zuna saja. Ya, Zuna, salah satu teman terdekatnya yang kini menjauh darinya. Hana sangat menyayangkan persahabatannya yang terpecah seperti itu. Padahal Hana sudah meminta maaf padanya. Namun pada akhirnya, ia membiarkan Zuna untuk menjauh darinya. Seperti apa kata Zeno untuk membiarkan gadis itu berpikir lebih lama dan suatu saat akan kembali mendatanginya kembali.


“Hana!”


Panjang umur! Tiba-tiba saja Zuna memanggilnya dari arah kejauhan. Hana merasa senang karena tidak membutuhkan waktu yang begitu lama untuk dekat kembali dengan Zuna. Sedangkan Reta dan Kusniyah melihat kedatangan Zuna dengan sinis.


“Hey, kalian mau pulang?” tanyanya kemudian. Zuna melirik tas ransel milik Haru yang dibawa oleh Hana. Dia berusaha tidak terpengaruh dengan hal itu demi misi yang dijalankannya. Reta dan Kusniyah memalingkan wajah. Hana saja yang menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. “Kenapa kalian?” tanya Zuna lagi. Ia merasakan kehadirannya tidak diterima oleh kedua temannya.


“Bagus banget ya sikapmu itu. Setelah hampir sebulan menghindari kami, lalu kamu dengan entengnya datang dan berbicara dengan kami seolah-olah tidak ada apa-apa diantara kita!” Reta memilih untuk membahasnya duluan. Zuna memegangi tangan Reta dengan kedua tangannya. Ia menunjukkan wajah manisnya.


“Yaa.. maafin aku yaa.. Selama ini aku memiliki masalah pribadi yang tidak bisa aku ceritakan kepada kalian. Aku ingin sendiri dulu. Apalagi aku dan Hana juga bertengkar.”


“Hah, kalian bertengkar? Sejak kapan?” tanya Kusniyah dengan wajah terkejutnya. Reta menyenggol Kusniyah dan memintanya untuk diam.


“Oh, jadi hanya karena kamu punya masalah pribadi. Terus punya masalah sama Hana. Kamu bisa dengan mudahnya pindah bangku di sebelah Haru dan lari dari masalah ini. Lari menghindari kami juga!”


Zuna melirik ke arah lain, berusaha menemukan penjelasan lain.


“Yaa.., itu karena..,”


“Padahal kamu bisa membicarakannya dengan kami kan?! Ada aku. Ada Kusniyah. Kami berdua kamu anggap apa? Bukankan kita ini sahabat kamu?!”


Zuna tidak mampu berkata-kata apa lagi.
“Kalau kamu punya masalah dengan Hana. Selesaikan sekarang juga!” tegas Reta lagi.


Entah kenapa perkataan Reta membuat Zuna ingin mengurungkan niatnya untuk mengerjai Hana. Tetapi melihat wajah Hana yang tanpa ekspresi itu membuatnya semakin sebal dengannya. Karena Hana, kini dia bertengkar juga dengan kedua sahabatnya. Karena Hana, ia dibenci oleh Haru. Permasalahan ini tidak akan berbuah manis hanya dengan ia meminta maaf dengan Hana. Ia begitu enggan meminta maaf kepada gadis itu. Tetapi demi rencananya yang menurutnya cemerlang itu, mau tidak mau dia memilih untuk meminta maaf pada Hana. Toh, hanya seonggok kata-kata yang tiada artinya bagi Zuna.


“Maafkan aku ya Hana. Karena ku, hubungan kita jadi menjauh seperti ini. Kamu mau kan berteman lagi denganku?”

Zuna tidak menyangka kalau Hana meneteskan air matanya sembari berusaha untuk tetap tersenyum. Hana langsung memeluknya dengan erat.


“Maafkan aku juga ya, Zuna. Kalau kita bertengkar lagi nantinya, kita harus membicarakannya secara baik-baik ya. Jangan menjauh lagi seperti ini. Itu menyakitkan buatku.”


Zuna merasa heran dengan sikap Hana yang dengan mudah memaafkannya. Andai saja dia yang berada di posisi Hana, dia tidak akan memaafkan orang itu begitu saja. Tetapi apakah Hana sengaja berderai air mata agar mendapatkan simpati dari kedua temannya? Zuna merasa bingung dengan perasaan suka dan benci yang dia rasakan ini. Ingin rasanya dia menepuk punggung Hana lembut. Tetapi diurungkannya. Dia segera melepaskan pelukan Hana dan melihat kedua temannya.


“Maafin aku juga ya, Reta, Kusniyah. Seharusnya aku menceritakan permasalahanku kepada kalian. Aku janji tidak aan berbuat seperti itu lagi.”


“Ouuwwh, Zunaaa!!!” ketiga temannya memeluknya dengan erat. Zuna merasakan kehangatan dari ketiga temannya. Dia merasa ragu kembali untuk menjebak Hana. Kemudian mereka bertiga berjalan bersama menuju pintu gerbang sekolah.


“Zun, rambutmu dismoothing ya?” tanya Kusniyah. Dia menyadari perbedaan dari rambut temannya itu. Kedua temannya yang lain ikut mengamatinya.


“Bukan smoothing. Tapi rebonding,” jawab Zuna.


“Tapi kok kamu nggak pakai anting lagi? Padahal rambut kamu lebih bagus keriting loh. Rambut alami kamu.”


“Iya, kenapa sih, Zun? Hayooo, kamu ingin rambut lurus seperti Hana yaa? Hehehe..,” celetukan asal Reta membuat Zuna kembali geram.


“Ngaco kamu! Mana mungkin aku bisa kamu samakan dengan..,” sesaat dia menyadari emosi kemarahan sesaatnya. Reta dan kedua temannya melihatnya dengan heran. Dia segera memaksakan untuk tertawa, mencoba mencairkan suasana. “Aku ingin coba rebonding ajah! Sudah lama kan aku ingin rambut lurus. Nggak kucel seperti rambutku yang dulu.”


“Apa salahnya dengan rambutmu yang dulu? Rambut keriting membuatmu kelihatan manis juga kok. Tetapi kamu juga sekarang kelihatan lebih manis kok,” ucapan Hana membuat Zuna tidak tahan ingin meneriakinya dengan kesal. Rasanya Zuna tidak ingin mendengar kata-kata manis dari bibir Hana lagi. Karena yang ia rasakan jika Hana hanyalah berpura-pura baik padanya.


“Eh, Han. Kamu pulang bareng Haru kan? Dimana dia?” tanya Kusniyah kemudian.


“Tadi sih kak Haru keluar kelas duluan. Tapi tadi dia bilang untuk menunggunya di depan pintu gerbang. Nanti kak Haru akan segera menyusul.”


“Eh! Ya ampun!!!” Zuna berseru sambil menepuk jidatnya. Teman-temannya agak terkejut melihat tingkahnya.


“Eh, kenapa, kenapa?” tanya Reta.
“Ada yang ketinggalan di kelas, Zun?” Kusniyah bertanya juga. Zuna melihat ke arah Hana yang melihatnya dengan kebingungan.


“Nggak.. itu.. tadi Haru titip pesan ke aku kalau dia lagi nungguin kamu di belakang sekolah.”


“Hah, ngapain dia disana? Kurang kerjaan banget,” celetuk Reta.


“Iya. Tadi katanya mau ngomong sesuatu gitu sama Hana,” Zuna tidak habis ide untuk membuat Hana pergi kesana. “Pasti penting banget, Han!”
“Kalau begitu aku harus pergi kesana sekarang ya,” ucapan Hana membuat khawatir kedua temannya yang lain. Reta menahan kepergian Hana.


“Tunggu Han. Biar aku temani kamu. Belakang gedung sekolah kan selalu sepi. Apalagi kalau jam pulang sekolah. Pasti sudah tidak ada siapa-siapa disana!”


“Eh, jangan!” Zuna keceplosan. Reta agak curiga dengannya.


“Kenapa jangan?”


“Itu.. Haru bilang kalau dia hanya ingin bertemu dengan Hana. Sebenarnya dia ingin merahasiakan hal ini kepada kalian berdua. Tapi kalian sudah dengar sih. Ya menurutku nggak masalah. Kalian tahu kan gimana kalau Haru sampai marah.”


“Kenapa bicaramu berputar-putar begitu sih? Mencurigakan,” ucapan Reta membuat Kusniyah ikut menganggukkan kepala.

“Iya. Haru marah hanya karena kita menemani Hana kesana? Nggak masuk akal!”


“Sudah, sudah,” Hana berusaha menengahi ketiga temannya. “Sepertinya ada hal penting yang ingin dibicarakan oleh kak Haru.  Mungkin dia akan malu kalau kalian ikut denganku. Aku kesana sendirian saja ya.”


“Tapi, Han..,”


“Sudah! Kalian pulang duluan ajah! Okay?!”


“Han.. Hana...,” Hana tidak menghiraukan lagi teriakan Reta. Dia merasakan ada yang janggal. Begitu pula dengan Kusniyah. Entah kenapa ia merasa tidak enak meninggalkan Hana sendirian di sekolah. Kedua temannya itu merasa khawatir padanya. Lain halnya dengan Zuna yang tersenyum kemenangan. 
“Udah, ah! Aku pulang dulu ya! Bubyee..,”

Zuna melenggang pergi meninggalkan mereka berdua dengan tanpa beban. Reta melihat kepergiannya dengan penuh kecurigaan.


“Kita juga pulang nih, Ta? Aku nggak enak kalau harus ninggalin Hana sendirian.”


“Nggak. Kita jangan pulang dulu. Kita tunggu disini dulu sampai Hana datang kembali. Kalau Hana tidak datang juga, kita susul dia. Kalau perlu kita lapor sama pak satpam.”


***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Secret Love
301      194     3     
Romance
Cerita ini bukan sekedar, cerita sepasang remaja yang menjalin kasih dan berujung bahagia. Cerita ini menceritakan tentang orang tua, kekasih, sahabat, rahasia dan air mata. Pertemuan Leea dengan Feree, membuat Leea melupakan masalah dalam hidupnya. Feree, lelaki itu mampu mengembalikan senyum Leea yang hilang. Leea senang, hidup nya tak lagi sendiri, ada Feree yang mengisi hari-harinya. Sa...
Kenangan Terakhir Bersama Seorang Sahabat
846      496     2     
Short Story
Kisah ini mengingatkanku, ketika kita pertama kali bertemu denganmu. tapi pada akhirnya kau...
Sekotor itukah Aku
343      257     4     
Romance
Dia Zahra Affianisha, Mereka memanggil nya dengan panggilan Zahra. Tak seperti namanya yang memiliki arti yang indah dan sebuah pengharapan, Zahra justru menjadi sebaliknya. Ia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh sempurna dan kulit tubuh yang lembut menjadi perpaduan yang selalu membuat iri orang. Bahkan dengan keadaan fisik yang sempurna dan di tambah terlahir dari keluarga yang kaya sert...
Stuck On You
286      231     0     
Romance
Romance-Teen Fiction Kisah seorang Gadis remaja bernama Adhara atau Yang biasa di panggil Dhara yang harus menerima sakitnya patah hati saat sang kekasih Alvian Memutuskan hubungannya yang sudah berjalan hampir 2 tahun dengan alasan yang sangat Konyol. Namun seiring berjalannya waktu,Adhara perlahan-lahan mulai menghapus nama Alvian dari hatinya walaupun itu susah karena Alvian sudah memb...
Anything For You
2959      1186     4     
Humor
Pacar boleh cantik! Tapi kalau nyebelin, suka bikin susah, terus seenaknya! Mana betah coba? Tapi, semua ini Gue lakukan demi dia. Demi gadis yang sangat manis. Gue tahu bersamanya sulit dan mengesalkan, tapi akan lebih menderita lagi jika tidak bersamanya. "Edgar!!! Beliin susu." "Susu apa?' "Susu beruang!" "Tapi, kan kamu alergi susu sayang." &...
Sebuah Jawaban
365      258     2     
Short Story
Aku hanya seorang gadis yang terjebak dalam sebuah luka yang kuciptakan sendiri. Sayangnya perasaan ini terlalu menyenangkan sekaligus menyesakkan. "Jika kau hanya main-main, sebaiknya sudahi saja." Aku perlu jawaban untuk semua perlakuannya padaku.
Unsuitable
1136      516     6     
Romance
Bagi Arin tak pernah terpikirkan sekalipun bersekolah dalam jerat kasus tak benar yang menganggapnya sebagai pelacur. Sedangkan bagi Bima, rasanya tak mungkin menemukan seseorang yang mau membantunya keluar dari jerat tuduhan yang telah lama menimpanya. Disaat seluruh orang memilih pergi menjauh dari Bima dan Arin, tapi dua manusia itu justru sebaliknya. Arin dan Bima dipertemukan karena...
DREAM
643      404     1     
Romance
Bagaimana jadinya jika seorang pembenci matematika bertemu dengan seorang penggila matematika? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah ia akan menerima tantangan dari orang itu? Inilah kisahnya. Tentang mereka yang bermimpi dan tentang semuanya.
Potongan kertas
696      333     3     
Fan Fiction
"Apa sih perasaan ha?!" "Banyak lah. Perasaan terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap orang, termasuk terhadap lo Nayya." Sejak saat itu, Dhala tidak pernah dan tidak ingin membuka hati untuk siapapun. Katanya sih, susah muve on, hha, memang, gegayaan sekali dia seperti anak muda. Memang anak muda, lebih tepatnya remaja yang terus dikejar untuk dewasa, tanpa adanya perhatian or...
When I Found You
2668      884     3     
Romance
"Jika ada makhluk yang bertolak belakang dan kontras dengan laki-laki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan." Andra Samudra sudah meyakinkan dirinya tidak akan pernah tertarik dengan Caitlin Zhefania, Perempuan yang sangat menyebalkan bahkan di saat mereka belum saling mengenal. Namun ketidak tertarikan anta...