Read More >>"> KILLOVE (2.3 Merindukanmu, My Sunshine) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - KILLOVE
MENU
About Us  

=====
Pihak kepolisian tak lama hadir untuk mengisi seminar. Sejenak Rosetta memiliki pikiran bahwa itu adalah kumpulan model, bukan kepolisian. Di atas panggung sekarang ada sekitar 3-4 orang polisi muda dengan tubuh yang proposional dan wajah yang rupawan. Ia pikir mereka sedang cosplay menjadi aparat kepolisian. Apalagi polisi yang paling tinggi di antara kawanannya, dengan rahang yang tegas dan alis yang tebal, benar-benar seperti model.

Oh, waw, kepolisian benar-benar mengikuti perkembangan zaman dan bahkan tahu selera para perempuan terhadap para pria tampan.

Biasanya seminar serius seperti ini apalagi dari kepolisian benar-benar bukan tontonan favorit para mahasiswa, tetapi karena kumpulan pria tampan ini, kursi di ruangan hampir terisi penuh. Untung dirinya datang beberapa menit sebelum pihak kepolisian datang, jika tidak ia takut ia hanya akan mendapatkan tempat duduk paling belakang.

Ah,... kursi terdepan untuk pemandangan dan pengalaman terbaik!

Suara MC terdengar memulai pembukaan dan sekalian memperkenalkan satu per satu pihak kepolisian, sampai pada pria yang paling tampan itu, "Beliau adalah Inspektur II Edward Frost, yang akan menjadi pembicara pada pembahasan psikologis kriminal"

"..." Ah, posisi inspektur di usia muda? Apalagi dengan nama belakang Frost... tak heran, tak aneh sama sekali.

Edward Frost... Ah, rival nya Saint.

Siapa sangka di kehidupan yang ini ia bisa bertemu langsung dengan rival sepadannya Saint? 

Di kehidupan lalunya, mereka saling menyerang dan menjatuhkan satu sama lain. Tapi, keduanya sama-sama tak pernah jatuh karena menariknya tidak ada dari mereka yang sanggup benar-benar menghancurkan pihak lain. Tidak peduli dari sisi pandang manapun. Maka dari itu mereka lebih cocok disebut rival, bukan musuh atau apapun itu.

Dengan selesainya sambutan-sambutan yang dijabarkan oleh para petinggi dan pihak kepolisian, seminarnya dengan resmi dimulai. Pembahasannya menarik tetapi terlalu berat untuk orang-orang yang datang hanya ingin melihat keindahan. Jadi, di tengah-tengah seminar, terlihat banyak orang yang keluar dari ruangan dan kalian akan merasakan bahwa kursi dan suara mulai kosong.

Untuk Rosetta yang sama sekali tak bermasalah dan bahkan  sebenarnya sangat menantikan isi seminar itu dan bahkan topik yang sangat ia nantikan yaitu ilmu forensik yang kebetulan ada pada sesi terakhir. Ia dengan rajin mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh pemateri. Ia bahkan tak segan-segan untuk bertanya pada hal yang ia bingungkan.

Karena keaktifan dan semangatnya terlalu jelas, yang dimana sangat membantu MC dalam meramaikan suasana juga, jadi MC dengan senang hati membahas dirinya sedikit pada pihak kepolisian saat ada waktu.

Lagipula, ia adalah primadona kampus, jadi tak ada ruginya menaikkan pamor kampus lewat dirinya.

"Ah, seperti yang diharapkan dari primadona kampus kita, mahasiswa Rosetta Inggrid, bisakah kau memberikan niat dan motivasimu untuk hadir pada seminar kali ini?" Tanya MC mencoba untuk kembali meringankan suasana sehabis pembahasan materi yang serius dan berat saat sesi istirahat singkat.

Mic diberikan padanya, Rosetta dengan senang hati merespon, "... Tentu saja karena saya tertarik dengan pembahasan materinya!"

"Oho.. apakah bukan karena penampilan inspektur muda yang luar biasa?" Goda MC yang menurut Rosetta tidak terlalu sopan.
Tapi, ia dengan ramah membalas, "Hmm? Tuan Frost adalah orang yang luar biasa dengan pencapaian yang luar biasa, tentu saja adalah suatu kehormatan dan pengalaman berharga bisa mendengarkan langsung penjelasan materi dari ahlinya langsung!"

"Seperti biasa jawaban yang diharapkan dari primadona kampus kebanggaan kita~" Puji MC berniat mengakhiri pembicaraan sampai disitu saja.

Tetapi, Edward Frost, yang sedaritadi acuh tak acuh meminta mic dan berbicara, "... Sepertinya para mahasiswa memiliki penilaian yang baik terhadap dirimu,.. Nona... Rosetta?"

"Ah, Tuan bisa memanggilku dengan nama depanku.  Tentang penilaian baik dari mahasiswa,... well, mereka adalah orang-orang yang baik jadi tentu saja reaksi mereka positif!" Rosetta berniat merendah.

Ia sama sekali tak melihat keuntungan dari ikut campur atau terseret karena Edward Frost ini. Akan lebih baik jika Edward Frost hanya sedang tidak ada kerjaan, jadi perbincangan mereka pada momen ini hanyalah angin lalu.

"Lalu,... materi mana yang sangat kau nantikan, Nona?" Tanyanya hanya basa-basi.

"Saya sangat menantikan pembahasan seputar forensik. Kebetulan saya adalah mahasiswa kedokteran, dan memiliki niat untuk mengambil spesialis ahli forensik." Jawab Rosetta memilih untuk jujur dan apa adanya.

Menaikkan sebelah alisnya, "... Lalu, motivasimu memilih forensik? Itu bukan ilmu yang mudah dipelajari dan sedikit peminatnya karena pekerjaan mereka yang sering di kelompokkan dengan autopsi jenazah.."

"Itu adalah motivasi saya."

".. Huh?"

"Autopsi."

"... Jelaskan lebih rinci."

Terbatuk kecil sebelum mencoba menjelaskan, "... Bukankah lebih bagus untuk mengetahui penyebab kejadian kematian seseorang dibandingkan hanya tinggal menerima beritanya saja? Maksud saya haha... saya pikir saya bukan seseorang yang percaya pada sesuatu kecuali memastikannya sendiri."

Edward hanya bisa mengernyitkan dahinya, "... apakah ada orang terdekatmu yang kau pikir kematiannya tidak wajar?" Ia menambahkan, "Aku pernah menemukan kasus dimana ahli medis sengaja memalsukan informasi kematian pasien dengan alasan yang bermacam-macam... Mungkin saja pihak kepolisian bisa membantumu jika kejadiaanmu sama dengan yang kugambarkan tadi."

Dengan cepat menolak,"Ah? Tidak perlu, itu tidak dibutuhkan sekarang. Terlalu kejam jika mengganggu seseorang yang sudah lama tertidur.." Lalu menambahkan, "... Saya berniat mempelajari ilmu ini tentu saja untuk mencegah hal yang sudah pernah terjadi di masa depan.." Ia memasang senyum tipis seperti biasanya.

"..."

Pembicaraan itu berakhir dengan tidak damai.

=====
"Aku baik-baik saja selama beberapa minggu terakhir ini... Aku juga rutin untuk minum obat penenang.. hmm, I miss you, Daddy... Aku akan mampir ke rumah akhir minggu ini.. Bye-bye, Daddy." Seminar baru saja usai dan Rosetta mendapatkan panggilan telepon dari ayahnya. Ia berdiri tak jauh dari pintu ruang seminar untuk merespon telepon dari ayahnya.
Jam di tangannya menunjukkan pukul jam 5 kurang. Seminarnya benar-benar menghabiskan seharian, tapi semuanya benar-benar sepadan. 

Masih ada waktu hingga matahari terbenam, ia akan mampir ke sebuah tempat terlebih dahulu sebelum balik ke rumah kalau begitu.

Ia mengetik pesan terhadap seseorang, [Aku akan mengunjungi tempatnya sore ini.] Lalu memutuskan untuk beranjak pergi dari kampus.

Di tengah perjalanan, ia berhenti di sebuah toko bunga.

"Selamat sore, Nona~! Apa ada yang bisa kubantu?" Sapa penjual bunga itu dengan ramah.

"Lilac, Tulip, Mawar putih, Dandelion, Daisy... tolong buatkan aku buket dari bunga-bunga itu.." Ucapnya mengucapkan macam-macam bunga sekali nafas. Ada jeda di antara suaranya ketika ia menambahkan, "... Benar,.. aku hampir melupakan sesuatu... tolong tambahkan Krisan dan Mawar hitam diantaranya, dan... tidak usah terlalu banyak..." Suaranya sedikit gemetar ketika mengucapkan nama dua bunga itu.

Penjual bunga tidak berkomentar apa-apa dan segera menyiapkan rangkaian buket bunga untuk Rosetta. 

Ia mencoba menenangkan dirinya dengan melihat bunga-bunga yang dipajang oleh pemilik. Ia berhenti di depan bunga matahari.

Bunganya sangat cerah, warnanya yang kuning terang dan kepala bunganya yang sangat besar. Rosetta tenggelam dalam pikirannya dan baru sadar ketika penjual bunga menghampirinya dan memberikan buket bunga besar yang sangat cantik padanya.

"... Bisakah anda menambahkan satu bunga Matahari di tengah-tengah? Ah, maaf karena aku sangat merepotkan karena terlalu banyak permintaan." 

Penjual bunga sama sekali tak merasa keberatan, ia dengan ramah membalas, "Tidak, tidak masalah! Saya akan menaruh bunga matahari yang paling besar dan bersinar untuk anda~" 

"Terimakasih banyak.." 

"Ini pesanan anda~"

=====
"Aku rajin datang mengunjungimu setiap aku ada waktu seperti keinginanmu!" Seru Rosetta dengan buket bunga besar di pelukannya. "... Aku membawakan banyak bunga seperti biasanya. Hari ini, aku membelikanmu bunga matahari hanya satu saja sih, tetapi aku minta untuk ditaruh ditengah dan penjual bunganya dengan baik hati memberikan bunga yang paling terang warnanya dan paling besar kepalanya... sepertimu. Bunga matahari ini mengingatkanmu pada dirimu, kau tahu? Ah... Jika kau bisa menerimanya langsung sekarang, kau pasti sangat bahagia, kan Rey..?..." Air matanya lolos dan dengan cepat membentuk aliran sungai kecil di pipinya.

Tempat yang ia tuju adalah tempat pemakaman. Dan yang ada diihadapannya sekarang adalah makam milik Rey. Kekasih pertamanya, Rey, sedang tertidur pulas disini. 

Bahkan jika ia kembali ke masa lalu dan dapat merubah hidupnya, tapi ia masih tidak bisa menyelamatkan Rey dari takdir kematiannya.

Penyesalan di dalam hidupnya.

Ia sama sekali tak mampu menahan air matanya untuk berhenti dan tubuhnya gemetar hebat sekarang hanya bisa terduduk lemas menghadapi kenyataan dihadapannya. Rasanya baru kemarin mereka menghabiskan waktu dengan tawa dan kebahagiaan, hanya pada detik berikutnya ingatan tentang tubuh dinginnya di pelukannya membuatnya merasa sangat tak berdaya.

Lilac untuk melambangkan cinta pertamanya untuk pria itu. Tulip untuk melambangkan cinta tanpa syarat yang selalu diberikan Rey untuk dirinya. Mawar putih untuk keabadiaan, bahwa baik dirinya dan cintanya tak akan pernah hilang untuk Rosetta. Dandelion, karakter yang melukiskan perjuangan dan penghargaannya pada semangat untuk hidup milik Rey. Dan Daisy yang tidak lain untuk keceriaan dan kemurnian, serta kesetiaan cinta yang diberikan Rey tanpa lelah untuknya.

Krisan dan Mawar hitam adalah bunga yang sama-sama melambangkan luka dan duka yang mendalam miliknya karena kematian Rey.

Tentu saja, bunga matahari, darinya untuknya, Satu-satunya mataharinya di kehidupannya. Semenjak meninggalnya Rey, hidupnya seakan-akan bagaikan bunga yang perlahan mulai layu karena tak menerima cahaya matahari dalam waktu yang lama yang pada akhirnya akan mati kapan saja.

I miss you so much, My Sunshine.

Seakan-akan merasakan kesedihan dan luka dari Rosetta, hujan tiba-tiba datang dengan deras dan dengan cepat membasahi Rosetta yang masih terduduk tak berdaya di tanah. 

"... Kau hanya akan membuat Rey sedih dengan menyiksa dirimu sendiri." Bersamaan suara familiar baginya terdengar, payung hitam ditaruh di atas dirinya dan melindunginya dari air hujan.

"... Aku hanya memberitahukan kunjunganku, tak menyangka bahwa kau akan menyusul." 

"Bagaimana aku tidak bisa tidak khawatir ketika kau bahkan tak bisa berdiri dengan benar? Adikku memintaku untuk menjagamu sebelum nafas terakhirnya, jadi sebagai kakak setidaknya aku mencoba menuruti permintaan terakhirnya..."

"... aku hanya takut Rey akan cemburu jika melihat kita berduaan saja."

"Candaanmu tidak lucu."

"... Aku tahu." Selesai menenangkan dirinya sendiri, akhirnya bisa menatap orang yang memberikannya payung, "Aku hanya mencoba menenangkan seseorang yang akan menangis setelah diriku." Lanjutnya meletakkan buket bunga di makam milik Rey perlahan, lalu bangkit berdiri dan tak berkata apa-apa lagi hanya beranjak pergi meninggalkan orang itu sendirian.
=====

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bulan di Musim Kemarau
355      245     0     
Short Story
Luna, gadis yang dua minggu lalu aku temui, tiba-tiba tidak terlihat lagi. Gadis yang sudah dua minggu menjadi teman berbagi cerita di malam hari itu lenyap.
Heliofili
1724      869     2     
Romance
Hidup yang sedang kami jalani ini hanyalah kumpulan berkas yang pernah kami tandatangani di kehidupan sebelumnya— dari Sastra Purnama
Caraphernelia
689      364     0     
Romance
Ada banyak hal yang dirasakan ketika menjadi mahasiswa populer di kampus, salah satunya memiliki relasi yang banyak. Namun, dibalik semua benefit tersebut ada juga efek negatif yaitu seluruh pandangan mahasiswa terfokus kepadanya. Barra, mahasiswa sastra Indonesia yang berhasil menyematkan gelar tersebut di kehidupan kampusnya. Sebenarnya, ada rasa menyesal di hidupnya k...
Ketika Bom Menyulut Cinta
20      14     1     
Fan Fiction
Bagaimana jika seorang karyawan culun tiba-tiba terseret dalam peristiwa besar yang mengubah hidupnya selamanya? Itulah yang dialami Maya. Hari biasa di kantor berubah menjadi mimpi buruk ketika teror bom dan penculikan melanda. Lebih buruk lagi, Maya menjadi tersangka utama dalam pembunuhan yang mengejutkan semua orang. Tanpa seorang pun yang mempercayainya, Maya harus mencari cara membersihka...
Dapit Bacem and the Untold Story of MU
5898      1858     0     
Humor
David Bastion remaja blasteran bule Betawi siswa SMK di Jakarta pinggiran David pengin ikut turnamen sepak bola U18 Dia masuk SSB Marunda United MU Pemain MU antara lain ada Christiano Michiels dari Kp Tugu To Ming Se yang berjiwa bisnis Zidan yang anak seorang Habib Strikernya adalah Maryadi alias May pencetak gol terbanyak dalam turnamen sepak bola antar waria Pelatih Tim MU adalah Coach ...
SORRY
14816      2843     11     
Romance
Masa SMA adalah masa yang harus dipergunakan Aluna agar waktunya tidak terbuang sia-sia. Dan mempunyai 3 (tiga) sahabat cowok yang super duper ganteng, baik, humoris nyatanya belum untuk terbilang cukup aman. Buktinya dia malah baper sama Kale, salah satu cowok di antara mereka. Hatinya tidak benar-benar aman. Sayangnya, Kale itu lagi bucin-bucinnya sama cewek yang bernama Venya, musuh bebuyutan...
Story of April
1533      646     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
KataKu Dalam Hati Season 1
3979      1149     0     
Romance
Terkadang dalam hidup memang tidak dapat di prediksi, bahkan perasaan yang begitu nyata. Bagaikan permainan yang hanya dilakukan untuk kesenangan sesaat dan berakhir dengan tidak bisa melupakan semua itu pada satu pihak. Namun entah mengapa dalam hal permainan ini aku merasa benar-benar kalah telak dengan keadaan, bahkan aku menyimpannya secara diam-diam dan berakhir dengan aku sendirian, berjuan...
Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
5369      2104     22     
Romance
Kenangan pahit yang menimpanya sewaktu kecil membuat Daniel haus akan kasih sayang. Ia tumbuh rapuh dan terus mendambakan cinta dari orang-orang sekitar. Maka, ketika Mara—sahabat perempuannya—menyatakan perasaan cinta, tanpa pikir panjang Daniel pun menerima. Sampai suatu saat, perasaan yang "salah" hadir di antara Daniel dan Mentari, adik dari sahabatnya sendiri. Keduanya pun menjalani h...
A Perfect Clues
5207      1448     6     
Mystery
Dalam petualangan mencari ibu kandung mereka, si kembar Chester-Cheryl menemukan sebuah rumah tua beserta sosok unik penghuninya. Dialah Christevan, yang menceritakan utuh kisah ini dari sudut pandangnya sendiri, kecuali part Prelude. Siapa sangka, berbagai kejutan tak terduga menyambut si kembar Cherlone, dan menunggu untuk diungkap Christevan. Termasuk keberadaan dan aksi pasangan kembar yang ...