Loading...
Logo TinLit
Read Story - Are We Friends?
MENU
About Us  

Ponselnya berbunyi kembali. Itu sudah panggilan ke sekian yang masuk sejak kakinya melangkah keluar dari ruang klub musik tadi siang, langsung pulang. Panggilan-panggilan yang tidak dia indahkan sama sekali.

Dada Dinda kembang kempis, masih berusaha untuk meredakan sesak yang belum juga hilang. Semua ingatan yang berusaha keras Dinda hilangkan berkelebat cepat di benaknya, membuatnya hampir tidak bisa bernapas. Rasa bersalah itu muncul kembali bagai ombak yang bertubi-tubi menerpa karang.

Samar-samar Dinda mendengar suara Ryo dari luar kamarnya. Sepertinya Ryo berbicara dengan Mama. Dinda menghela napas. Ryo datang pasti karena kesal. Bagaimana tidak kesal? Tadi Dinda langsung pulang begitu saja tanpa berkata apa pun pada Ryo. Padahal biasanya mereka pulang bersama. Mungkin cowok itu menunggunya pulang. Mungkin juga di antara panggilan-panggilan Levi yang tidak diindahkannya, terselip panggilan Ryo di sana.

Sejak kapan, sih, Dinda menyetarakan Levi dengan Ryo? Sudah berapa kali Dinda mengabaikan Ryo karena Levi?

Dinda menghela napasnya lagi. Sudah berapa kali dia menghela napas sejak bertemu dengan Levi? Lengannya bergerak menutup matanya yang silau terkena cahaya lampu.

Bunyi ketukan terdengar dari pintu kamarnya yang dikunci bersamaan dengan suara Ryo. "Din ...."

Hening.

Dinda sedang ingin sendiri.

Ketukan itu terdengar lagi. "Din ...."

Dinda masih tidak menjawab. Dia mencoba fokus pada dirinya sendiri. Selama ini, apa pun tentang Ryo selalu diikutinya. Sekolah? Ikut Ryo. Kelas? Ikut Ryo. Jalan? Ikut Ryo. Hidupnya dipenuhi oleh Ryo, Ryo, Ryo. Bahkan memutuskan untuk masuk ke klub musik pun ... karena permintaan Ryo. Ryo jugalah alasannya meninggalkan panggung itu, dua tahun lalu.

"Apa hidupmu akan terus berputar di sekitar Ryo?"

Terngiang kembali di telinga Dinda kalimat yang diucapkan Levi sebelum menariknya ke ruangan klub musik tadi.

"Dinda ... buka pintunya. Boleh kita ngobrol?"

Pandangan Dinda tergerak ke arah pintu. Suara Ryo begitu lirih. Cukup keras untuk didengar Dinda, tapi begitu lirih hingga membuat Dinda mengerutkan pelipisnya. Dinda duduk dari posisi tidurnya, bergerak ke arah pintu. Tertahan di sana.

"Din ...."

Tangan Dinda menggantung di udara. Ragu membuka pintu itu. Selama ini tidak pernah ada keraguan sedikit pun yang muncul jika itu tentang Ryo, tapi ....

"Levi tadi cerita." Suara Ryo di balik pintu membuat Dinda bergeming menunggu. "Katanya dia mainin satu lagu di ruang musik."

Otak Dinda memutar memori saat Levi memainkan piece kesayangannya itu, membuatnya merasa marah dan sedih di saat yang bersamaan.

"Apa lagu itu ... lagu yang dulu?"

Air mata Dinda menggenang di pelupuk matanya. Tak lama, cairan bening itu mengalir turun ke dagunya. Dinda mengangguk dalam diamnya.

Iya, lagu itu. Lagu yang seharusnya dia mainkan bersama partnernya di panggung yang dia tinggalkan. Lagu yang selalu Dinda pelajari kembali, lagi dan lagi. Lagu yang ingin sekali dia interpretasikan dengan cara yang sama seperti interpretasi mereka dulu. Lagu yang selalu gagal dia mainkan ulang. Interpretasi Dinda saat memainkannya lebih ke lusuh, berantakan, daripada indah.

"Apa dia," suara Ryo menghilang sejenak sebelum kembali melanjutkan, "partnermu?"

Dinda ingin menggeleng dan mengangguk di saat yang bersamaan. Dua tahun rasanya tidak mungkin mengubah seseorang dengan segitu cepatnya. Tapi, interpretasi Levi pada lagu Romance D'Amore tadi siang, meski dimainkan menggunakan instrumen yang berbeda, persis seperti interpretasi partnernya dulu.

"Apa dia Pasa?"

"Aku enggak tahu, Yo."

"Boleh kita ngobrol?"

Dinda menggerakkan tangannya ke pegangan pintu, memutar kuncinya. Begitu bunyi terbuka terdengar, pintu langsung didorong oleh Ryo, membuat Dinda mundur seketika. Melihat Ryo ada di depannya, air mata Dinda langsung tumpah ruah.

"Aku enggak tahu, Yo. Aku enggak tahu dia itu Pasa atau bukan. Pasa enggak setinggi itu. Wajah Pasa enggak semulus itu. Pasa pakai kacamata. Pasa culun. Pasa ... enggak kayak gitu."

Ryo menarik Dinda duduk di sofa kecil samping tempat tidur Dinda. "Lalu?"

"Tapi, Romance D' Amour yang dimainin Kak Levi tadi siang, itu Romance D' Amour yang sama dengan interpretasi Pasa."

Helaan napas dari Ryo terdengar.

Dinda pasrah, dia tidak lagi berusaha menghentikan air mata yang akan turun. Dibiarkannya begitu saja bola-bola cairan itu turun membentuk garis-garis kecil di wajahnya.

Cukup lama Dinda membiarkan jiwa dan raganya mereguk kesedihan sebelum akhirnya dia mengangkat kepalanya.

"Udah nangisnya?"

Dinda mengangguk.

"Gimana?"

"Entah. Aku belum tahu. Nanti aja lah dipikirin."

Ponselnya bernyanyi kembali, membuat keduanya menoleh ke atas kasur Dinda, tempat benda kotak itu kini tengah bersemayam.

"Masih belum mau ngomong?"

Dinda menggeleng. "Aku belum siap. Kalau dia benar-benar Pasa, aku ...."

Ryo tersenyum, tangannya menepuk pelan bahu Dinda. Sesaat kemudian berpindah ke puncak kepala gadis itu, mengacaknya lembut. "Aku pulang dulu. Teriak aja kalau pengen ditemenin. Mau mandi dulu. Bau keringat, nih."

Dinda menatap sahabat yang sudah membersamainya sejak TK itu. "Ryo ...."

Cowok itu berbalik menatap Dinda.

"Makasih udah datang."

"Elah, kayak sama orang asing aja, Din. Dah, mau mandi, nih, geraaah."

Dengan wajah sembapnya, Dinda mengangguk lagi. Ryo keluar dari kamarnya. Sekarang, Dinda kembali sendirian. Dia menarik napas dalam-dalam. Memberi sedikit ruang untuk paru-parunya bernapas.

Jika benar Levi adalah Pasa. Dinda punya hutang besar pada cowok itu. Hutang maaf, hutang terima kasih, hutang penyesalan.

Juga ... hutang penampilan.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
ETHEREAL
1868      816     1     
Fantasy
Hal yang sangat mengejutkan saat mengetahui ternyata Azaella adalah 'bagian' dari dongeng fantasi yang selama ini menemani masa kecil mereka. Karena hal itu, Azaella pun incar oleh seorang pria bermata merah yang entah dia itu manusia atau bukan. Dengan bantuan kedua sahabatnya--Jim dan Jung--Vi kabur dari istananya demi melindungi adik kesayangannya dan mencari sebuah kebenaran dibalik semua ini...
Nina and The Rivanos
10333      2499     12     
Romance
"Apa yang lebih indah dari cinta? Jawabannya cuma satu: persaudaraan." Di tahun kedua SMA-nya, Nina harus mencari kerja untuk membayar biaya sekolah. Ia sempat kesulitan. Tapi kemudian Raka -cowok yang menyukainya sejak masuk SMA- menyarankannya bekerja di Starlit, start-up yang bergerak di bidang penulisan. Mengikuti saran Raka, Nina pun melamar posisi sebagai penulis part-time. ...
Sahara
22922      3472     6     
Romance
Bagi Yura, mimpi adalah angan yang cuman buang-buang waktu. Untuk apa punya mimpi kalau yang menang cuman orang-orang yang berbakat? Bagi Hara, mimpi adalah sesuatu yang membuatnya semangat tiap hari. Nggak peduli sebanyak apapun dia kalah, yang penting dia harus terus berlatih dan semangat. Dia percaya, bahwa usaha gak pernah menghianati hasil. Buktinya, meski tubuh dia pendek, dia dapat menja...
Girl Power
2458      926     0     
Fan Fiction
Han Sunmi, seorang anggota girlgrup ternama, Girls Power, yang berada di bawah naungan KSJ Entertainment. Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran sebagai pemeran utama pada sebuah film. Tiba-tiba, muncul sebuah berita tentang dirinya yang bertemu dengan seorang Produser di sebuah hotel dan melakukan 'transaksi'. Akibatnya, Kim Seokjin, sang Direktur Utama mendepaknya. Gadis itu pun memutuskan u...
Call Kinna
7087      2281     1     
Romance
Bagi Sakalla Hanggra Tanubradja (Kalla), sahabatnya yang bernama Kinnanthi Anggun Prameswari (Kinna) tidak lebih dari cewek jadi-jadian, si tomboy yang galak nan sangar. Punya badan macem triplek yang nggak ada seksinya sama sekali walau umur sudah 26. Hobi ngiler. Bakat memasak nol besar. Jauh sekali dari kriteria istri idaman. Ibarat langit dan bumi: Kalla si cowok handsome, rich, most wante...
Happy Death Day
596      334     81     
Inspirational
"When your birthday becomes a curse you can't blow away" Meski menjadi musisi adalah impian terbesar Sebastian, bergabung dalam The Lost Seventeen, sebuah band yang pada puncak popularitasnya tiba-tiba diterpa kasus perundungan, tidak pernah ada dalam kamus hidupnya. Namun, takdir tetap membawa Sebastian ke mikrofon yang sama, panggung yang sama, dan ulang tahun yang sama ... dengan perayaan h...
Negeri Tanpa Ayah
15473      2516     1     
Inspirational
Negeri Tanpa Ayah merupakan novel inspirasi karya Hadis Mevlana. Konflik novel ini dimulai dari sebuah keluarga di Sengkang dengan sosok ayah yang memiliki watak keras dan kerap melakukan kekerasan secara fisik dan verbal terutama kepada anak lelakinya bernama Wellang. Sebuah momentum kelulusan sekolah membuat Wellang memutuskan untuk meninggalkan rumah. Dia memilih kuliah di luar kota untuk meng...
Kungfu boy
3156      1199     2     
Action
Kepalanya sudah pusing penglihatannya sudah kabur, keringat sudah bercampur dengan merahnya darah. Dirinya tetap bertahan, dia harus menyelamatkan Kamalia, seniornya di tempat kungfu sekaligus teman sekelasnya di sekolah. "Lemah !" Musuh sudah mulai menyoraki Lee sembari melipat tangannya di dada dengan sombong. Lee sudah sampai di sini, apabila dirinya tidak bisa bertahan maka, dirinya a...
Toko Kelontong di Sudut Desa
5666      1997     3     
Fantasy
Bunda pernah berkata pada anak gadisnya, bahwa cinta terbaik seorang lelaki hanya dimiliki oleh ayah untuk anaknya. Namun, tidak dengan Afuya, yang semenjak usia tujuh tahun hampir lupa kasih sayang ayah itu seperti apa. Benar kata bundanya, tetapi hal itu berlaku bagi ibu dan kakeknya, bukan dirinya dan sang ayah. Kehidupan Afuya sedikit berantakan, saat malaikat tak bersayapnya memutuskan m...
Gray November
3824      1314     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...