Loading...
Logo TinLit
Read Story - Are We Friends?
MENU
About Us  

DINDA belum menentukan pilihan.

Waktu SMP Dinda tidak terlalu memikirkan akan masuk ke klub mana, karena tidak ada kewajiban dari sekolah untuk mengikuti ekstrakulikuler apa pun. Jadi, dia memutuskan untuk menemani Ryo di pinggir lapangan basket tanpa mengikuti kegiatan klub apapun.

Di SMA ini berbeda, sekolah mewajibkan setiap siswanya untuk mengikuti minimal satu kegiatan di luar pelajaran yang disediakan sekolah. Untuk melatih bakat para siswa katanya.

Jadi, di sinilah mereka di hari Sabtu ini. Hari pertama anak kelas satu mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang mereka pilih.

Ryo tanpa pikir panjang langsung bergabung ke ekstrakulikuler basket bersama dengan Olon. Mereka memang dari dulu sangat menyukai permainan lempar bola itu. Yani, Cici, dan Kana masuk ke ekstrakulikuler tari.

Hanya Dinda yang sampai saat ini belum tahu akan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler apa di sekolah. Terlalu banyak pilihan. Basket, Palang Merah Remaja, Dokter Remaja, Remaja Pecinta Alam, Paskibraka, Jurnalis, Klib Komputer, dan KIR. Dan ... musik.

Dinda baru saja membeli es krim cokelat favoritnya. Gadis itu berjalan melintasi kantin sambil berpikir ingin masuk ke ekstrakulikuler apa. Dinda melirik selebaran yang ditempel di mading sekolah. Selebaran yang sempat diberikan Kak Levi padanya. Klub musik, ya ....

Dinda termenung. Rasanya kalau mau mengikuti kata hati, masuk ke ekstrakulikuler musik adalah pilihan utama. Masalahnya, masuk ke ekstrakulikuler musik, bisa jadi membawa masalah baru untuknya. Masalah yang dulu sempat terjadi.

"Adinda Karya Kusuma?"

Langkah Dinda terhenti mendengar panggilan itu. Siapa pula yang memanggilnya dengan nama lengkap di tengah keramaian begini?

"Dinda, kan?"

Suara yang sama terdengar kembali. Kali ini, diikuti dengan pundaknya yang disentuh seseorang. Mau tidak mau, Dinda yang tadi sudah akan melangkah ke lapangan basket, berbalik ke arah pemilik tangan yang kini bertengger di pundaknya.

"Hai, gue Levi. Lo inget gue, kan?"

Dinda menatap cowok itu dengan bingung. Siapa dia? Sesaat kemudian Dinda tersenyum. "Inget, kok. Kakak, kan, senior Ryo di Basket," jawab Dinda sambil berjalan terus melewati cowok itu, berjalan ke arah Ryo yang sedang menunggu di tengah lapangan menatap mereka dengan pandangan bingung.

Sementara cowok itu, bergerak mengikuti Dinda. "Berarti kamu enggak inget."

Dinda terdiam lagi. Kakinya bergeming, perasaan tidak mengenal seseorang adalah perasaan yang sangat menyebalkan. Di satu sisi, dia ingin tahu, di sisi lain, sebesar apa pun keingintahuannya, otaknya tidak menemukan laci yang benar tempat dia menyimpan identitas cowok ini selain pertemuannya kemarin saat Levi memperkenalkan diri.

"Gue akan ngebuat lo ingat sama gue, bahkan sampe ke titik terdetil," ucap cowok yang mengaku bernama Levi itu sebelum melengos berbalik arah meninggalkannya.

Siapa, sih, cowok itu? Dinda kemudian mendengkus. Ia berbalik dan kembali berjalan.

Belum ada lima langkah Dinda merasa ada yang berjalan di belakangnya. Dinda berbalik lagi dan mendapati kini cowok bernama Levi itu berjalan di belakangnya.

"Tungguin," pinta cowok itu sambil tersenyum. Dia menyejajarkan langkahnya dengan Dinda. "Kamu mau ke mana?"

"Aku?"

Levi mengangguk.

"Ke lapangan basket. Nemuin Ryo." Dinda kembali berjalan ke arah lapangan basket sambil sesekali menjilat es krimnya yang sudah mulai mencair. "Kakak gak ekstrakulikuler?"

Levi yang berjalan di sampingnya menjawab, "Harusnya, sih. Ini sekalian mau jalan ke lapangan."

"Ke lapangan? Ikutan ekskul apa, Kak?" Dinda membalas sekenanya. Pandangan matanya melirik ke balik jaring-jaring pelindung lapangan sekolah mereka. Lapangan basket, voli, badminton, futsal, dan taman baca.

"Basket, lah. Apalagi klub yang paling cocok buat cowok kayak gue?"

Emangnya dia cowok kayak apa? "Oh, kakak basket juga?" Dinda menatap Levi tertarik. Oh, iya, kan kemarin dia kasih selebaran basket juga ke Ryo. Dinda menepuk kepalanya sendiri.

Levi mengangguk kembali. "Kalau enggak ngapain aku ke lapangan?"

"Mana tahu, kan, ada cowok yang kakak suka."

"Elah, emangnya gue homo? Amit-amit. Amit-amit." Levi menggidik ngeri.

Dinda tertawa melihat reaksi itu. "Kidding, Kak."

Levi memicingkan matanya pada Dinda. "Jangan pernah mikir gitu lagi. Ngeri tahu." Lagi, cowok itu menggidikkan tubuhnya.

Dinda pun tidak bisa menahan tawanya. Tawa yang juga diikuti Levi.

Sementara itu, di lapangan Ryo tengah istirahat dari pemanasan awal sebelum latihan dimulai. Rekan setimnya berseliweran di pinggir lapangan. Ada yang melanjutkan pemanasan. Ada yang sedang ngobrolin cewek-cewek yang latihan paskibraka. Ada juga yang sedang duduk-duduk. Mereka semua masih menunggu arahan dari ketua tim yang belum muncul.

Olon melemparkan sebotol air mineral pada Ryo. "Dinda mana?"

"Tahu, tuh, belum nongol. Tadi bilangnya mau beli es krim. Tahu deh nyangkut di mana." Dia membuka botol dan menenggak isinya.

"Gue tahu dia di mana," sahut Olon tiba-tiba.

Belum Ryo bertanya, wajah Olon sudah bergerak menunjuk ke satu arah. Ryo mengikuti arah pandangan Olon. Ekspresi wajahnya langsung berubah suram. Di sana, sedang berjalan melintasi lorong kelas menuju pintu masuk lapangan, Dinda dan Levi berjalan berdampingan. Keduanya tertawa lepas. Entah mentertawakan apa. Ryo meneguk habis air mineral dari botol di tangannya.

Olon yang melihat perubahan air muka Ryo bertanya, "Ngape? Cemburu lo?"

"Kenapa gue mesti cemburu?" jawabannya begitu, tapi dari getar suaranya siapa pun tahu isi hatinya berkebalikan.

"Halah, muka lo kusem gitu enggak ngaku cemburu, gimana, sih, Yo?" Olon tertawa melihat reaksi temannya itu.

Ryo tidak lagi membalas perkataan Olon. Matanya menatap lekat ke arah Dinda dan Levi. Cemburu? Entah apa yang ada di pikirannya sekarang. Ini bukan pertama kalinya dia melihat Dinda berjalan sebelahan dengan cowok lain, tapi kenapa rasanya dengan Levi terasa berbeda. Apa, sih, gue? Obrolan pacar-pacaran ini mengganggu banget.

"Ryo!" panggil Dinda berlari mendekatinya. Gadis itu tampak bahagia sekali, membuat hati Ryo semakin panas. "Kamu kenapa?" tanya Dinda padanya.

"Gak papa!" Ryo menatap sebal ke arah Levi, yang ditatap hanya menatap balik dengan bingung. Ryo akhirnya menarik tangan Dinda untuk berdiri di sampingnya. "Guys, gue duluan, ya," ucapnya tiba-tiba lalu mengambil semua barang-barangnya. Ia menarik Dinda dan pergi dari situ.

"Yo? Kenapa?" Dinda yang bingung tidak bisa melawan tarikan tangan Ryo.

Levi dan tim basket menatap bingung pada tingkah Ryo barusan.

"Woi, Nyuk, latihan belum mulai," sahut Richard kemudian. "Ini ketua tim basket baru nyampe, lo udah main kabur aja."

"Bodo amat," jawab Ryo kembali menarik Adinda.

Latihan belum mulai secara resmi, ketua tim basket baru saja datang, dan Ryo si anak baru malah melengos pergi.

Levi menoleh ke Olon, memberi kode pada sahabat Ryo itu, memberikan pandangan 'ada apa?' padanya. Olon tertawa melihat situasi yang tengah berlangsung.

"Lo, kalau tertarik sama pacar orang, minta ijin dulu, Kak!" Olon mengambil barang-barangnya dan pergi meninggalkan lapangan basket sambil terus tertawa. "Gue cabut duluan, ya. Mau menenangkan harimau ngamuk."

"Pacar? Mereka pacaran?"

Olon hanya menaikkan tangan kanannya, menandakan dia tidak mau menjawab apa-apa.

* **

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Jelita's Brownies
4308      1633     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...
Qodrat Merancang Tuhan Karyawala
1368      897     0     
Inspirational
"Doa kami ingin terus bahagia" *** Kasih sayang dari Ibu, Ayah, Saudara, Sahabat dan Pacar adalah sesuatu yang kita inginkan, tapi bagaimana kalau 5 orang ini tidak mendapatkan kasih sayang dari mereka berlima, ditambah hidup mereka yang harus terus berjuang mencapai mimpi. Mereka juga harus berjuang mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang yang mereka sayangi. Apakah Zayn akan men...
My Noona
6127      1497     2     
Romance
Ini bukan cinta segitiga atau bahkan segi empat. Ini adalah garis linear. Kina memendam perasaan pada Gio, sahabat masa kecilnya. Sayangnya, Gio tergila-gila pada Freya, tetangga apartemennya yang 5 tahun lebih tua. Freya sendiri tak bisa melepaskan dirinya dari Brandon, pengacara mapan yang sudah 7 tahun dia pacariwalaupun Brandon sebenarnya tidak pernah menganggap Freya lebih dari kucing peliha...
PENTAS
1235      723     0     
Romance
Genang baru saja divonis kanker lalu bertemu Alia, anak dokter spesialis kanker. Genang ketua ekskul seni peran dan Alia sangat ingin mengenal dunia seni peran. Mereka bertemu persis seperti yang Aliando katakan, "Yang ada diantara pertemuan perempuan dan laki-laki adalah rencana Tuhan".
Aku Istri Rahasia Suamiku
13220      2543     1     
Romance
Syifa seorang gadis yang ceria dan baik hati, kini harus kehilangan masa mudanya karena kesalahan yang dia lakukan bersama Rudi. Hanya karena perasaan cinta dia rela melakukan hubungan terlarang dengan Rudi, yang membuat dirinya hamil di luar nikah. Hanya karena ingin menutupi kehamilannya, Syifa mulai menutup diri dari keluarga dan lingkungannya. Setiap wanita yang telah menikah pasti akan ...
Into The Sky
513      330     0     
Romance
Thalia Adiswara Soeharisman (Thalia) tidak mempercayai cinta. Namun, demi mempertahankan rumah di Pantai Indah, Thalia harus menerima syarat menikahi Cakrawala Langit Candra (Langit). Meski selamanya dia tidak akan pernah siap mengulang luka yang sama. Langit, yang merasa hidup sebatang kara di dunia. Bertemu Thalia, membawanya pada harapan baru. Langit menginginkan keluarga yang sesungguhnya....
Liontin Semanggi
1610      973     3     
Inspirational
Binar dan Ersa sama-sama cowok most wanted di sekolah. Mereka terkenal selain karena good looking, juga karena persaingan prestasi merebutkan ranking 1 paralel. Binar itu ramah meski hidupnya tidak mudah. Ersa itu dingin, hatinya dipenuhi dengki pada Binar. Sampai Ersa tidak sengaja melihat kalung dengan liontin Semanggi yang dipakai oleh Binar, sama persis dengan miliknya. Sejak saat...
Jual Jimat Anti Corona
340      218     1     
Short Story
Desaku mendadak ramai akhir-akhir ini. Rumah kakek tua yang disebut-sebut sebagai dukun sakti, kini dipadati pasien karena spanduk "Jual Jimat Anti Corona" terpajang di depan rumahnya. Ya Gusti, musibah macam apa lagi ini?
Lovebolisme
167      147     2     
Romance
Ketika cinta terdegradasi, kemudian disintesis, lalu bertransformasi. Seperti proses metabolik kompleks yang lahir dari luka, penyembuhan, dan perubahan. Alanin Juwita, salah seorang yang merasakan proses degradasi cintanya menjadi luka dan trauma. Persepsinya mengenai cinta berubah. Layaknya reaksi eksoterm yang bernilai negatif, membuang energi. Namun ketika ia bertemu dengan Argon, membuat Al...
Meet You After Wound
272      228     0     
Romance
"Hesa, lihatlah aku juga."