Loading...
Logo TinLit
Read Story - Buku Harian Ayyana
MENU
About Us  

Papa harus kembali masuk ke rumah sakit! Dan kali ini dokter menyarankan Papa harus segera di operasi. Papa harus segera mendapatkan donor ginjal. Dan aku tahu itu sangatlah tidak mudah! Ibu bersikeras ingin menjadi pendonor. Tapi Papa melarang dengan sangat tegas! Aku pun ingin sekali memberikan ginjalku, tapi Papa malah bilang, “Kamu harus tetap sehat agar bisa menjaga Ibu!”

            Masalah lainnya datang saat dokter juga bilang bahwa golongan darah Papa adalah jenis golongan darah yang langka. Sebenarnya ada stock darah di rumah sakit tempat Papa di opname, namun stock darah itu bisa saja habis jika pendonor ginjal tak kunjung ada. Karena darah yang tersedia bukan hanya untuk Papa, tapi untuk siapa saja yang membutuhkan.

            Shit! Aku harus bagaimana? Aku harus bergegas mencari pendonor ginjal plus pendonor darah juga untuk berjaga-jaga. Aku ingin Papa sembuh, aku tak ingin kehilangan Papa. Aku ... sayang Papa!

            “Ayy...” Suara Kaishar terdengar lembut menyebut namaku. Dia duduk di sebelahku lalu memegangi pundakku untuk menenangkan aku yang sedang kacau-balau! Aku terisak, tak mampu lagi menahan air mata. Tak tahu malu aku menangis tersedu-sedu di depan Kaishar, atasanku.

            “Maaf, Pak, saya gak tahu harus bagaimana.” Ucapku sambil menyeka rintikan air mata yang jatuh melewati pipi.

            “Saya yakin, Om Adam akan baik-baik saja. Percayalah!” Kaishar menepuk-nepuk punggungku dengan lembut.

            Ingin rasanya aku menelpon Reyhan, tapi aku ingat, hari ini dia sedang ada acara keluarga. Aku tak mungkin membuat Reyhan meninggalkan pertemuan keluarganya gara-gara aku. Tapi benerannya deh, aku sangat membutuhkan sandaran untuk menumpahkan segala beban terberat dalam hidupku. Aku butuh Reyhan, sangat!

            Tiba-tiba, Kaishar membawaku ke pelukannya. Aku agak terkesiap! Tapi elusan tangan Kaishar yang begitu lembut, membuatku merasa nyaman. Tangisanku semakin meledak. Aku benar-benar sudah hilang akal. Aku menumpahkan segala bebanku kepada Kaishar kala itu.

            “Tak apa, keluarkan saja seluruh kesedihanmu. Anggap saya temanmu, bukan atasanmu!” begitu kata lelaki berkaca mata itu. Wangi Cappucino bisa aku cium dari balik kemejanya. Aroma Kaishar yang sudah menjadi ciri khasnya!

            “Reyhan di mana?” tanya Kaishar saat tangisanku mulai berhenti. Menyisakan isakan yang tak berarti. Aku menyeka air mataku.

            “Dia sedang ada pertemuan.”

            “Dengan keluarga Wijaya lagi?” tanya Kaishar. Aku mengangguk kecil. Aku bisa mendengar helaan napas beratnya saat itu. “Kamu tahu, Ayy, Pak Aiman, tak akan membiarkan kalian lolos begitu saja. Kamu tahu sendirikan, apa yang sudah  Papanya Reyhan itu lakukan terhadap saya dulu?”

            Aku terdiam, tak mampu mengucap kata.

            “Bagaimana pun itu, kalian harus segera memberitahukan mengenai hubungan kalian. Apalagi, Reyhan bilang kan, ingin menikah denganmu saat dia sudah lulus kuliah nanti?” aku mengangguk. “Kamu sudah setuju?” Kaishar bertanya lagi.

            Aku menghela napas panjang. “Saya takut, Papanya Reyhan malah akan menyingkirkan saya.”

            “Kalian sudah dewasa. Kalian harus bisa mengambil sikap dan pilihan!”

***

            “Ayy, sorry, aku beneran gak tahu kalau Papa masuk ke rumah sakit lagi.” Ucap Reyhan yang tiba-tiba masuk dengan panik ke ruangan Papa tanpa memberitahukan sebelumnya kalau dia akan ke sini. Datang bersama Kaishar, cukup memberiku jawaban kenapa Reyhan bisa tahu mengenai kondisi Papa padahal aku belum sempat memberitahunya.

            “Pa, Papa baik-baik aja kan?” tanya Reyhan dengan cemas. Yang di balas dengan senyuman lebar Papa lengkap dengan matanya yang berbinar.

            “Rey, kamu kok ke sini? Bukannya kamu harus fokus sama sidangmu?” tanya Ibu dengan heran.

            “Gak apa-apa, Ma, aku bisa mengerjakan itu di waktu luang. Yang penting sekarang, Papa harus sembuh.”

            Lagi-lagi Papa tersenyum. “Rey, kamu ajak Ayyana makan, gih. Dari kemarin dia gak mau makan.” Kata Papa. Reyhan langsung mengalihkan pandangannya kepadaku dengan kesal.

            “Bener itu?” kata Reyhan lengkap dengan tatapan mengintrogasinya.

            “Aku gak laper, Rey.”

            “Ayyana, kamu makan dulu saja, biar Om Adam, saya dan tante Dessy yang jaga.” Ucap Kaishar menyela kata-kataku dan Reyhan.

            “Thanks you, bro! Gue ajak Ayyana makan dulu.” kata Reyhan. “Ayo!” Reyhan kemudian menarik tanganku keluar dari ruangan Papa.

            “Kenapa sih, kamu gak kasih tahu aku kalau Papa sakit!” Reyhan mulai mengoceh setibanya kami di kantin rumah sakit.

            “Aku gak sempet, Rey, saking paniknya!” ucapku. Padahal yang ada di pikiranku, aku hanya tak ingin kalau Reyhan sampai meninggalkan acara penting keluarganya. Reyhan menghela napas panjang.

            “Aku gak suka kamu sampai lupa makan kaya gini, Ayy!” dia kembali menggerutu. Pesanan kami pun tiba setelah lima sampai delapan menit kami menunggu.

            “Maaf, Rey!” ucapku singkat, lalu aku segera menikmati ayam goreng pesananku yang sudah ada di depan mata. Sebenarnya aku sedang tak mood makan, tapi aku tahu Reyhan tak akan berhenti mengoceh jika aku tak menuruti ucapannya.

            “Dan yang bikin aku kesel, aku tahu ini dari Kaishar!” dia mengerucutkan bibirnya sambil memasang muka masam. Jujur itu adalah pengekspresian wajah Reyhan paling lucu yang pernah aku lihat. Dan .. cukup untuk membuat aku tertawa geli.

            “Kok malah ketawa? Ada yang lucu?” ucap Reyhan menatapku dengan tampang heran.

            “Kamu cemburu?” dia tersedak kala aku mengatakan kata ‘cemburu’ padanya.

            “Siapa? Aku? Cemburu? Enggak lah!” ucap Reyhan sambil membuang muka padaku. Aku sudah bisa menduga ucapanku tadi tak salah. Reyhan sangat menggemaskan sekali kalau sedang cemburu.

            “Loh kenapa engga?”

            “Karena aku tahu, kamu sayangnya cuma sama aku. Iya kan?”

            “Ih, pede banget sih!” aku langsung mencubit lengan Reyhan sekenanya.

            “Awww! Sakit atuh, Ayy!” dia mengaduh.

            “Bodo amat, wlleee!” aku memeletkan lidahku sambil terkekeh. Tangan Reyhan lalu meraih dan menggenggam tanganku dengan erat.

            “Jangan sedih lagi, Ayy. Aku yakin Papa akan baik-baik saja.” tangannya kemudian mengelus lembut pipiku. Aku tersenyum kecil merasakan kenyamanan hebat saat Reyhan mengatakan itu. Tak terasa air mataku menetes.

            “Loh, loh, loh? Tuan putri kok nangis sih? Nanti pengawal istananya yang tampan ini ikutan sedih loh!”

            “Apaan sih, Rey? Gak lucu tahu!” aku langsung buru-buru menghapus buliran kristal yang tadi sempat jatuh. Lalu tersenyum lagi melihat cara Reyhan yang tak biasa untuk menenangkan aku.

            “Oh iya Rey, bagaimana pertemuanmu kemarin?”

            “Masih dengan pembahasan yang sama dan itu sangat membosankan!” Reyhan meneguk air minum yang ada di depannya. “Aku udah gak sabar ngenalin kamu sebagai calon istriku. Tunggu sampai aku lulus ya!”

            “Rey...” aku menggenggam erat tangannya. Apa aku harus bilang soal ketakutanku? Soal kemungkinan terburuk nanti jika Papanya tak setuju dengan keputusan Reyhan? Apa aku pantas untuk cemas sekarang?

            “Ayy,” Reyhan menyadarkan aku dalam lamunan.

            “Eh, iya, kenapa?”

            “Kamu ngelamun? Ada apa?”

            “Kirana!” ucapku tiba-tiba.

            “Hah?” Reyhan terdiam sejenak tak mengerti apa maksudku.

            “Kirana! Kamu pernah nanya kan sama aku soal nama anak... ehem, kita nanti. He he he.”

            Reyhan tersipu malu. “Aku kan suruh kamu mengatakannya nanti, Ayy.” Dia mengacak-acak rambutku dengan gemas. “Well, karena kamu udah kasih tahu aku. Jadi kenapa kamu ingin memberi nama Kirana untuk anak kita nanti?”

            “Karena Kirana itu artinya sinar, cantik dan elok. Aku ingin anak kita nanti jadi anak yang baik, mampu menjadi sinar bagi semua orang lewat kecantikan dan keelokan hatinya. Aku mau dia selalu bisa jadi sinar.”

            “Terus kalau anaknya cowok?”

            “Hmmm menurutmu, apa yang bagus?” aku bertanya balik padanya. Reyhan langsung terdiam untuk beberapa saat. Lalu terhentak. Matanya berbinar bagaikan mendapatkan oase di padang pasir.

            “Samudera!” kata Reyhan.

            “Samudera?”

            Reyhan mengangguk. “Aku ingin anak laki-laki kita nanti bisa memiliki hati seluas samudera. Pendirian yang kuat walaupun diterjang badai dan petir. Dan juga, tetap bisa jadi penompang buat siapapun yang membutuhkan. Ibarat kapal yang tetap bisa berlayar di samudera walaupun ombak yang menghantui. Samudera akan tetap menompang kapal biar bisa terus berlayar.”

            Aku tersenyum mendengar penjelasan sederhana dari Reyhan. Pertanyaanku sekarang hanya satu, “Apakah aku dan Reyhan bisa terus bersama sampai akhir?”

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (12)
  • sendirimenjadi

    Wow spechless

    Comment on chapter Bab 6 : Bagian 1
  • sendirimenjadi

    Ibu nya bikin iri

    Comment on chapter Bab 2 : Bagian 2
  • sendirimenjadi

    Ngakak part ini

    Comment on chapter Bab 1 : Bagian 3
  • sendirimenjadi

    Seru juga lumayan

    Comment on chapter Bab 1 : Bagian 2
  • nafraj

    Ayyana 🤣

    Comment on chapter Bab 6 : Bagian 2
  • nafraj

    Plot twisttt makin seruuuu

    Comment on chapter Bab 6 : Bagian 1
  • nafraj

    Sad :'

    Comment on chapter Bab 5 : Bagian 2
  • nafraj

    Rada males sama radit cuy. Kesannya kaya manfaatin ayyana

    Comment on chapter Bab 3 : Bagian 2
  • nafraj

    Agak mundeng. Jadi di cerita ini ada dua pov ya thor. Pov kirana . Sama ayyana. Baru ngeh eyke 🤣 lanjutttt

    Comment on chapter Bab 2 : Bagian 1
  • nafraj

    Ayyana rada sengklek ya seru

    Comment on chapter Bab 1 : Bagian 2
Similar Tags
THE YOUTH CRIME
4823      1371     0     
Action
Remaja, fase peralihan dari anak-anak menuju dewasa dengan dua ciri khusus, agresif dan kompetitif. Seperti halnya musim peralihan yang kerap menghantui bumi dengan cuaca buruk tak menentu, remaja juga demikian. Semakin majunya teknologi dan informasi, semakin terbelakang pula logika manusia jika tak mampu mengambil langkah tegas, 'berubah.' Aksi kenakalan telah menjadi magnet ketertarika...
Aku Biru dan Kamu Abu
799      474     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?
RUMIT
6551      1868     53     
Romance
Sebuah Novel yang menceritakan perjalanan seorang remaja bernama Azfar. Kisahnya dimulai saat bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang menimpa kota Palu, Sigi, dan Donggala pada 28 September 2018. Dari bencana itu, Azfar berkenalan dengan seorang relawan berparas cantik bernama Aya Sofia, yang kemudian akan menjadi sahabat baiknya. Namun, persahabatan mereka justru menimbulkan rasa baru d...
Asoy Geboy
6017      1658     2     
Inspirational
Namanya Geboy, motonya Asoy, tapi hidupnya? Mlehoy! Nggak lengkap rasanya kalau Boy belum dibandingkan dengan Randu, sepupu sekaligus musuh bebuyutannya dari kecil. Setiap hari, ada saja kelebihan cowok itu yang dibicarakan papanya di meja makan. Satu-satunya hal yang bisa Boy banggakan adalah kedudukannya sebagai Ketua Geng Senter. Tapi, siapa sangka? Lomba Kompetensi Siswa yang menjadi p...
Rekal Rara
12930      3728     0     
Romance
"Kita dipertemukan lewat kejadian saat kau jatuh dari motor, dan di pisahkan lewat kejadian itu juga?" -Rara Gleriska. "Kita di pertemukan oleh semesta, Tapi apakah pertemuan itu hanya untuk sementara?" -Rekal Dirmagja. ▪▪▪ Awalnya jatuh dari motor, ehh sekarang malah jatuh cinta. Itulah yang di alami oleh Rekal Dirmagja, seorang lelaki yang jatuh cinta kepada wanita bernama Rar...
Under a Falling Star
1048      612     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...
Between the Flowers
735      409     1     
Romance
Mentari memilih untuk berhenti dari pekerjaanya sebagai sekretaris saat seniornya, Jingga, begitu menekannya dalam setiap pekerjaan. Mentari menyukai bunga maka ia membuka toko bersama sepupunya, Indri. Dengan menjalani hal yang ia suka, hidup Mentari menjadi lebih berwarna. Namun, semua berubah seperti bunga layu saat Bintang datang. Pria yang membuka toko roti di sebelah toko Mentari sangat me...
Premium
Beauty Girl VS Smart Girl
11233      2850     30     
Inspirational
Terjadi perdebatan secara terus menerus membuat dua siswi populer di SMA Cakrawala harus bersaing untuk menunjukkan siapa yang paling terbaik di antara mereka berdua Freya yang populer karena kecantikannya dan Aqila yang populer karena prestasinya Gue tantang Lo untuk ngalahin nilai gue Okeh Siapa takut Tapi gue juga harus tantang lo untuk ikut ajang kecantikan seperti gue Okeh No problem F...
Salon & Me
4275      1328     11     
Humor
Salon adalah rumah kedua bagi gue. Ya bukan berarti gue biasa ngemper depan salon yah. Tapi karena dari kecil jaman ingus naek turun kaya harga saham sampe sekarang ketika tau bedanya ngutang pinjol sama paylater, nyalon tuh udah kaya rutinitas dan mirip rukun iman buat gue. Yang mana kalo gue gak nyalon tiap minggu rasanya mirip kaya gue gak ikut salat jumat eh salat ied. Dalam buku ini, udah...
Reminisensi
0      0     0     
Fan Fiction
Tentang berteman dengan rasa kecewa, mengenang kisah-kisah dimasa lampau dan merayakan patah hati bersama. Mereka, dua insan manusia yang dipertemukan semesta, namun bukan untuk bersama melainkan untuk sekedar mengenalkan berbagai rasa dalam hidup.