Read More >>"> Pacarku Arwah Gentayangan (12-Ternyata) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Pacarku Arwah Gentayangan
MENU
About Us  

Aras menatap foto di linimasa itu cukup lama sambil menduga-duga. Bisa saja akun ini milik orang yang ada di foto dan nama Twilight hanya iseng saja. Namun, ketika dia membuka informasi pribadi akun itu, tanggal lahir yang tertera mirip dengan tanggal lahir Senja.

Mungkin masih banyak fakta yang dapat mematahkan akun ini bukan milik pacarnya, tetapi semakin dipikir Aras malah tidak tahu apa-apa. Selama mengenal Senja, pacarnya sudah sangat lama tidak menggunakan media sosial yang satu ini. Wajar saja kalau dia tidak langsung percaya.

"Lo beneran ingat kalau Senja pernah nanya akun Facebook lo?" Aras menyerahkan kembali benda pipih hitam itu kepada Haifa sambil melempar tatapan penasaran.

Kalau memang Facebook itu punya Senja, ada alasan apa gadis itu memposting foto Daren, cowok yang membuat wajahnya biru-biru, dan Nino, pacar kakak Senja, yang merangkul Daren? Aras menatap Senja yang tengah duduk di sebelahnya, sedari tadi tidak mengatakan apa pun. Mungkin Senja juga bingung sebab tak ada memori yang dapat dia ingat ketika melihag foto itu.

"Iya. Bahkan Senja pernah add aku sebagai teman, waktu itu nama akunnya pakai nama dia aja. Setelah beberapa hari, dia tiba-tiba bilang kalau dia ngehapus akun FB-nya."

Penjelasan Haifa kembali membuat Aras tercengang. Ada sesuatu yang tidak beres di sini. Senja tidak pernah bercerita tentang akun itu kepadanya. Lagi pula kenapa harus Haifa yang mendengar cerita itu? Kenapa bukan dia?

"Lo tau alasan Senja ngeceritain akun FB-nya?"

"Waktu itu dia tiba-tiba minta dibantuin buat akun FB karena aku masih suka main juga di aplikasi itu. Itu aja, sih. Gak ada alasan apa-apa."

Aras terdiam lagi. Jadi Senja meminta bantuan Haifa membuat akun FB. Tidak ada sesuatu yang mencurigakan kenapa Senja malah memilih Haifa daripada dia karena Aras juga tidak pernah berselancar di aplikasi itu. Akan tetapi, kenapa harus Facebook? Kenapa bukan Instagram? Dengan begitu Senja tidak perlu bantuan, kan?

Senja mencolek pundak Aras sambil garuk-garuk kepala. "Lo pasti mikir aneh-aneh, kan, tentang akun itu? Jangan-jangan lo juga mikir kalau gue selingkuh?" Wajah khawatir Senja membuat Aras bete.

Bagaimana bisa Senja bisa sebebas itu mengatakan hal yang tidak-tidak. Mana mungkin Senja selingkuh menggunakan akun Facebook. Aras mengembuskan napas panjang, tetapi bisa jadi, kan, Senja melakukan itu semua. Fakta tersebut membuat Aras panas, semakin panas lagi karena Senja tidak bisa mengingat apa-apa.

"Kalau gue beneran selingkuh, lo bakal berhenti bantuin gue, Ras?" Nada sedih Senja menarik perhatian cowok itu.

Meskipun wajahnya masam, Aras tetap berujar santai. "Tetap bantuin lo dan gue bakalan buat dia jadi arwah gentayangan juga biar kalian bisa lanjutin perselingkuhan kalian."

Bukannya kecewa atau marah, Senja terbahak sampai memukul lengan Aras berulang kali. Ekspresi kesal dan tidak terima pacarnya sungguh menggemaskan. "Ya jangan, dong. Cukup lo aja yang jadi the one and only sampai lo bener-bener udah gak bisa lihat gue lagi, Ras."

Aras berdecak. Dia benci mengetahui fakta itu, dan lebih benci lagi karena semua terasa begitu rumit. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Senja?

"Ras, Senja bilang apa? Kamu, kok, kayak sebel gitu?" Haifa yang tadinya fokus memperhatikan foto dan beberapa tulisan status di dinding kronologi Senja tertarik mendengar Aras berbicara sendiri.

"Lagi ngelawak. Heran, ternyata demit satu ini hobi banget ngelawak dan jatuhnya malah bikin emosi."

Senja semakin tertawa melihat kekesalan Aras yang semakin mengental. Ada baiknya jika dia menikmati momen ini karena nanti tidak akan ada lagi Aras seperti yang terekam dalam benaknya.

"Senja gak bisa mastiin akun ini punya dia?" Haifa berusaha mengalihkan fokus ke akun itu lagi. Dia juga mulai penasaran tentang Senja.

Aras menggeleng sebagai jawaban. Tidak ada titik temu dari pembahasan mereka. Meski bingung harus melakukan langkah apa untuk selanjutnya, cowok yang masih mengenakan seragam putih-abu itu meminta Haifa membantunya membuat akun Facebook juga. Ini hanya kemungkinan saja, mungkin Senja punya akun lain lagi. Dia harus mengecek dengan teliti.

"Aku juga akan tetap cari tau akun-akun lain yang kemungkinannya Senja."

"Iya, makasih, Fa."

Setelah semua beres, Aras pamit pulang, lebih tepatnya ke rumah Senja. Rasa penasaran yang semakin menggerogotinya tak bisa membuat Aras berhenti bertindak barang sejenak. Omelan Senja kali ini benar-benar tak terdengar.

"Pulang dulu, Ras. Luka lo harus diobati."

"Udah gak pa-pa." Walaupun Aras merespons, Senja sama sekali tidak senang. Aras memilih mengabaikan Senja kali ini karena takut dia kehilangan jejak jika tidak bertindak secepat mungkin. "Luka gue bakalan hilang dan gak ada rasanya karena waktu bisa cepat nyembuhin luka lebam. Tapi, kalau gue gak buru-buru dalam satu bulan ini, dalam waktu singkat itu, lo akan hilang dan rasa kehilangan tetap ada, gak mungkin bisa cepat sembuh."

Motor berhenti di depan rumah Senja yang lampunya sudah menyala. Mobil Selena juga tahu-tahu sudah terparkir sempurna di tempat biasanya. Aras turun dari kendaraan, diekori Senja yang tiba-tiba berhenti mengomel.

Aras berhenti berjalan ketika menginjak rumput halaman rumah, berbalik secepat kilat hingga membuat Senja menabrak dadanya. Aras terkejut, tanpa ada angin atau apa, Senja menangis.

"Ja, lo kenapa nangis?" Aras mengguncang-guncang bahu pacarnya, tetapi Senja memilih bungkam. "Maaf, gue salah ngomong."

"Gak. Lo gak salah apa-apa, Ras. Gue yang salah. Udah gentayangan, gak bisa ingat apa-apa, dan nyusahin lo mulu. Lo pasti gak bahagia kenal gue. Lo harusnya nolak pas gue min--"

"Udah. Gak usah ngomong lagi. Lo ikutin aja gue. Gak usah mikirin hal lain." Aras hendak memeluk Senja, tetapi pintu rumah langsung terbuka dan menampakkan Selena yang sepertinya hendak pergi.

"Eh, Aras. Kamu dari tadi di situ? Kakak denger tadi kamu ngomong. Ngomong sama siapa?" Selena duduk di kursi teras sambil memasang sepatu. Rupanya memang ingin keluar.

Aras gelagapan sambil berjalan patah-patah mendekati Selena. "Gak, Kak. Kak Selena salah denger kali." Embusan napas pelan keluar dari bibirnya. "Kak Selena mau ke mana?" Dia mencoba mengalihkan perhatian dan berhasil.

"Oh, pengen jalan sama Nino. Kamu kalau pengen masuk, ini kuncinya. Kalau pengen pulang, kuncinya di simpan di pot bunga itu aja, ya." Selena menangsurkan kunci itu, tetapi Aras menolak.

Tujuannya kali ini bukan untuk merenung di kamar Senja, melainkan ingin bertanya kepada Selena tentang Nino. Sejenak Aras menengok Senja yang masih sedikit terisak dan memilih duduk di ayunan tak jauh dari pagar.

Aras ingin berlari dan duduk di samping gadis itu, tetapi rasa penasarannya lebih besar daripada harus duduk di sana dan hanya bisa menatap Senja tanpa bisa mengajak berbicara atau memeluk gadis itu karena ada Selena.

"Kak Selena tau Daren?"

Pertanyaan Aras membuat Selena mendongak. Sambil tersenyum tipis, Selena menjawab, "Daren yang satu sekolah sama kamu dan orang yang pernah deketin Senja?"

Aras mengangguk cepat-cepat. "Jadi Kak Selena tau kalau Daren pernah ngejar Senja?"

"Tau, dong. Senja selalu cerita kejadian yang dia alami, termasuk tentang Daren, adiknya Nino."

"Hah?" Aras sungguh tidak mampu menahan keterkejutannya. Jadi Daren adalah adiknya Nino? Kalau akun Facebook itu benar milik Senja, ada apa dengan Daren dan Nino, foto yang Senja kirim? Sayang sekali sebab Senja tidak menulis informasi apa pun tentang foto itu, bahkan isi linimasanya pun hanya ada tiga foto, dan hanya foto Daren-Nino sajalah yang penting. Dua foto lainnya hanya gambar bantal dan latar merah. Memang kiriman itu sedikit ganjil, tetapi Aras masih belum bisa percaya itu akun Senja.

"Iya, Daren itu adeknya Nino."

"Kenapa sama Daren?" Suara itu membuat Aras dan Selena langsung beralih menatap si penutur.

Selena tertawa sambil berdiri dari duduknya. "Gak, Aras nanya Daren itu siapanya kamu. Aku jawab adek kamu."

Nino mengangguk dan menatap Aras santai. "Iya, adek gue. Lo tau cowok sok keren itu pasti di sekolah. Wajar kalau lo benci, anaknya emang songong."

Aras tidak peduli dan langsung pergi begitu saja dari rumah itu, menghiraukan panggilan Selena. Dia melirik ayunan ketika kakinya hampir keluar pagar dan Senja pun langsung ikut turun dari sana dan berjalan di sebelah Aras.

"Maafin gue, Ras."

"Udah, Senja. Sekarang gue harus mastiin banyak hal biar lo bisa tenang. Sekarang jangan mikirin apa pun lagi, percaya gue, Ja."

***
 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Untuk Takdir dan Kehidupan Yang Seolah Mengancam
443      309     0     
Romance
Untuk takdir dan kehidupan yang seolah mengancam. Aku berdiri, tegak menatap ke arah langit yang awalnya biru lalu jadi kelabu. Ini kehidupanku, yang Tuhan berikan padaku, bukan, bukan diberikan tetapi dititipkan. Aku tahu. Juga, warna kelabu yang kau selipkan pada setiap langkah yang kuambil. Di balik gorden yang tadinya aku kira emas, ternyata lebih gelap dari perunggu. Afeksi yang kautuju...
Cinta Pertama Bikin Dilema
3120      1010     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
Khalisya (Matahari Sejati)
2322      788     3     
Romance
Reyfan itu cuek, tapi nggak sedingin kayak cowok-cowok wattpad Khalisya itu hangat, tapi ia juga teduh Bagaimana jika kedua karakter itu disatukan..?? Bisakah menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi..?? Semuanya akan terjawab disini. Ketika dua hati saling berjuang, menerobos lorong perbedaan. Mempertaruhkan hati fan perasaan untuk menemukan matahari sejati yang sesungguhnya &...
ARMY or ENEMY?
9294      2878     142     
Fan Fiction
Menyukai idol sudah biasa bagi kita sebagai fans. Lantas bagaimana jika idol yang menyukai kita sebagai fansnya? Itulah yang saat ini terjadi di posisi Azel, anak tunggal kaya raya berdarah Melayu dan Aceh, memiliki kecantikan dan keberuntungan yang membawa dunia iri kepadanya. Khususnya para ARMY di seluruh dunia yang merupakan fandom terbesar dari grup boyband Korea yaitu BTS. Azel merupakan s...
Ich Liebe Dich
9809      1455     4     
Romance
Kevin adalah pengembara yang tersesat di gurun. Sedangkan Sofi adalah bidadari yang menghamburkan percikan air padanya. Tak ada yang membuat Kevin merasa lebih hidup daripada pertemuannya dengan Sofi. Getaran yang dia rasakan ketika menatap iris mata Sofi berbeda dengan getaran yang dulu dia rasakan dengan cinta pertamanya. Namun, segalanya berubah dalam sekejap. Kegersangan melanda Kevin lag...
Story of April
1352      559     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Aku Benci Hujan
4510      1304     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Listen To My HeartBeat
391      232     1     
True Story
Perlahan kaki ku melangkah dilorong-lorong rumah sakit yang sunyi, hingga aku menuju ruangan ICU yang asing. Satu persatu ku lihat pasien dengan banyaknya alat yang terpasang. Semua tertidur pulas, hanya ada suara tik..tik..tik yang berasal dari mesin ventilator. Mata ku tertuju pada pasien bayi berkisar 7-10 bulan, ia tak berdaya yang dipandangi oleh sang ayah. Yap.. pasien-pasien yang baru saja...
Alfazair Dan Alkana
220      179     0     
Romance
Ini hanyalah kisah dari remaja SMA yang suka bilang "Cieee Cieee," kalau lagi ada teman sekelasnya deket. Hanya ada konflik ringan, konflik yang memang pernah terjadi ketika SMA. Alkana tak menyangka, bahwa dirinya akan terjebak didalam sebuah perasaan karena awalnya dia hanya bermain Riddle bersama teman laki-laki dikelasnya. Berawal dari Alkana yang sering kali memberi pertanyaan t...
Pantang Menyerah
201      174     0     
Short Story
Rena hanya ingin mengikuti lomba menulis cerpen tetapi banyak sekali tantangannya, untuk itu dia tidak akan menyerah, ia pasti akan berhasil melewati semua tantangan itu dengan kegigihan yang kuat dan pantang menyerah