Read More >>"> Moira (#46) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Moira
MENU
About Us  

NSFW!!! *Jaga-jaga ada beberapa adegan yg agak disturbing

Aku memperhatikan dokter kerajaan memeriksa perempuan-perempuan yang ikut disekap bersamaku. Selain luka lebam dan trauma, beberapa dari perempuan itu mengalami pendarahan. Tanpa dijelaskan lebih lanjut, dari tatapan dokter kerajaan yang nanar itu, aku tahu apa yang telah dialami mereka. Pikiraku semakin kusut, hatiku terasa nyeri dan sesak.

 “Nara, tolong minta beberapa pelayan untuk membantu mereka sementara ini, sambil aku mencari tahu keberadaan keluarga mereka.”

“Baik Yang Mulia.”

Aku memperhatikan salah seorang ksatria yang mengekoriku sejak tadi, “Dimana Lucas?”

Dan kedua ksatria itu saling memandang satu sama lain.

Aku di bawa ke sebuah terowongan di bawah rumah kaca. Ini agak aneh dengan suasana di rumah kaca. Seolah memang sengaja dibuat ruang rahasia untuk mengelabui orang luar. Benar saja, begitu aku berbelok di persimpangan, di depanku terlihat jalan setapak yang becek dengan penerangan yang minim. Di kiri kanannya terdapat beberapa ruangan dengan jeruji besi sebagai pintunya, seperti bungker yang pernah aku lihat di duniaku. Apa jangan-jangan Cecilia ditangkap di sini? Apa di sinilah tempat Lucas menyiksa orang-orang yang ia tangkap selama ini?

Aku di arahkan ke salah satu ruangan di sisi sebelah kiri. Benar saja di sana sudah ada beberapa ksatria dengan seragam Kerajaan Xavier dan Onyx berkumpul mengelilingi sesuatu yang ada di tengah-tengah ruangan lembab dan cukup besar ini.

“Lucas?” Aku memanggilnya dengan pandanganku yang entah menyapu punggung siapa.

Lucas berada di sisi Tuan Liam yang hampir terjatuh dari tempatnya berdiri, wajahnya terkejut melihat kemunculanku. Ia segera menghampiri dengan khawatir.

“Kenapa kau kemari? Tempat ini kotor, Diana.”

Dia mencemaskanku hanya karena itu?

“Aku mencari Tuan Daniel, ada yang ingin kutanyakan padanya.”

“Kau tinggal katakan padaku, aku yang akan menemuinya.”

“Buka begitu, tapi…” Aku tidak bisa bertanya soal perempuan-perempuan itu pada Lucas. Apalagi kondisi mereka yang seperti itu. Ditambah mereka mengalami trauma, dan informasi soal asal mereka hanya Tuan Daniel dan antek-anteknya yang tahu.

“Anda penasaran kenapa perempuan itu mengalami pendarahan?” Suara Tuan Daniel tiba-tiba menggema di ruangan yang hampir sepi itu.

Semua orang menaruh perhatian padanya, begitu pula denganku. kondisinya sedang terikat di kursi kayu. Wajahnya sudah penuh oleh keringat dan darah yang menyatu, dan yang lebih mengerikannya, kondisi jari-jari tangan itu. Selusin tersangka sedang duduk di kursi yang sama dengan kondisi yang tidak kalah tragisnya seperti Tuan Daniel. Bahkan ada yang sudah terkapar dengan wajah yang tidak bisa kukenali lagi. Kondisi Franz lebih buruk dari mereka, bahkan di bagian dadanya, ada luka yang terbuka dan bau gosong yang membentuk lingkaran yang tidak sempurna, bahkan jari-jari kakinya…

Sebuah meja tersimpan di sisi lain ruangan ini, di atasnya tersimpan beberapa alat penyiksaan yang masih meneteskan darah. Aku tahu apa yang terjadi di sini. Sangat mengerikan.

“Darimana kau mendapatkan perempuan-perempuan itu?” tanyaku mencoba menekan kengerian di sekujur tubuhku.

“Sekarang kau sungguh bertindak seperti seorang ratu. Angkuh dan sombong!” Kini suara Franz yang menggema di ruangan itu. Ia menatap ke arahku, “Seperti serangga pengganggu, menempel pada Lucas yang memiliki kekuasaan dan membuang anakku.”

Aku menautkan alisku, juga menahan Lucas agar tidak menyerangnya. Sebenarnya aku tidak mengerti apa yang dibicarakannya.

Ia melanjutkan, “Semua perempuan itu sama, ibumu, mendiang ibunya, kau sendiri. Mereka hanya menempel pada orang-orang yang memberikan banyak keuntungan seperti parasit. Dan merendahkan orang lain.”

“Sampai mulutmu berbusa, aku tidak akan terpengaruh ucapanmu. Kau tidak akan percaya meskipun seribu kali aku menjelaskan, dan aku tidak mau repot-repot menghabiskan waktuku untukmu. Kalau kau merasa nyaman dengan pikiranmu itu, silahkan saja.”

Entah mengapa semua orang terperangah melihatku. Ini bukan saatnya pamer kekuasaan, atau aku lebih sombong dan berani karena mereka diikat dan aku mendapatkan kebebasan, amarahku sudah mengisi seluruh ruang di hati dan pikiranku. Aku tidak bisa mentolerir seseorang seperti mereka. Sekali saja, biarkan aku menjadi liar seperti seorang Tiara.

“Sekarang dimana kalian mendapatkan perempuan-perempuan itu? Apakah… apakah kalian yang melakukannya? Kalian tahu apa yang kutemukan dari kondisi mereka? Ada luka dalam dan infeksi besar di rahim mereka.” Hawa panas mencekik tenggorokkanku. Tapi tak satupun dari mereka yang membuka suara untuk memberikan jawaban.

“Memangnya kenapa jika seperti itu? Apa urusannya dengan kami? Hah!!! Salahkan mereka karena terlahir sebagai perempuan miskin! Hahaha…”

Tuan Liam menendang tubuh Franz, “Ratumu bertanya, kau menjawab dengan omong kosong.”

“Yang Mulia tidak akan menemukan jawabannya.” Tatapanku jatuh pada suara Tuan Daniel. Tatapannya tidak biasa, itu seperti tatapan seekor singa tua yang sudah kelaparan tapi tak berdaya menahan jeratan yang mengekangnya. Itulah Tuan Daniel, sosok yang sebenarnya dan otak dari kekacauan selama ini.

“Meskipun Yang Mulia mengancam atau bahkan membunuh saya, atau mengancam Cecilia atau Olivia, Yang Mulia tidak akan menemukan jawabannya. Yang Mulia terlalu naif.”

“Kau benar, aku terlalu naif mengharapkan jawaban darimu.”

“Kerajaan Xavier akan tetap hancur cepat atau lambat, setahun atau mungkin sepuluh tahun ke depan. Akan ada orang yang seperti saya dan segera menggulingkan tahta Lucas!!!” Matanya menatap nyalang, walaupun bibirnya tertawa dan tersenyum secara bergantian. Kewarasannya sudah mulai dipertanyakan di sini.

“Mungkin juga akan kembali menenggelamkan orang-orang yang sangat dicintainya,” katanya dengan nada yang kembali tenang.

DEG!

Franz ikut mengoceh dengan kegilaan di wajahnya, “Seharusnya kita juga membujuknya agar ikut tenggelam bersama kedua orang tuanya! Hahaha… Kita tidak perlu repot-repot menjadikannya boneka yang sulit di atur!!! KITA SEHARUSNYA MEMBUNUHNYA JUGA!!! HAHAHA… Kita hanya tinggal menunggunya berlutut di kaki kita dan memohon seperti singa yang kehilangan kekuatannya.”

“Kau yang merencanakan kematian Ayah dan Ibuku?”

Aku melirik Lucas yang terlihat tenang di sampingku, tapi aku tahu ada taring dan cakar tajam dari balik nada suaranya barusan. Iblis yang sedang mengasah senjata paling mematikannya.

“HAHAHA...” Franz tertawa dan menggila.

“Benar! Benar sekali! Hanya kematian yang menunggu orang-orang—“

Tubuh Franz kali ini tersungkur mencium tanah yang dingin dan basah, begitu pula Tuan Daniel yang terikat tidak berdaya di kursi pun dengan pasrah punggungnya menghantam tanah hingga kursi yang didudukinya hancur. Kerah bajunya ditarik dan mataku fokus memandang orang gila ini.

“Dasar brengsek gila!!! Kamu kira nyawa orang lain cuma seharga pikiran konyolmu itu! Mau sebanyak apa kamu membunuh dan membuat orang lain menderita?! Dasar gila! Sinting!!!”

Sepasang tangan mencoba menarik tubuhku untuk melepaskan Tuan Daniel yang tersungkur.

“Diana… Diana… cukup!!!” Lucas mencoba menarikku dari kekacauan, tapi dengan keras kepala aku masih mencengkram bahkan kali ini leher Tuan Daniel dan sesekali menjambak rambutnya. Aku benar-benar akan melepaskan kepala dan leher itu.

Sebesar apapun kekuatanku, jelas Lucas akan menang melawanku. Aku ditarik paksa olehnya, sebelum aku benar-benar keluar dari tempat itu, suara Tuan Liam masih terdengar olehku.

“Berhenti mengoceh! Kalian masih memiliki sepuluh jari kaki, bukan?”

 

**

 

Kedua punggung tanganku memar dan sedikit berdarah, keadaanku juga sudah kacau, tapi emosiku masih mendominasi seluruh sudut tulangku. Lucas dengan telaten mengobati kedua tanganku. Ia sama sekali tidak berbicara apapun soal ucapan Tuan Daniel dan Franz. Itu sangat keterlaluan, yang menyebabkan Lucas kehilangan kedua orang tuanya itu mereka. Aku tidak bisa menerimanya, mereka terlalu jahat untuk hidup di bumi.

“Pfftt…”

Lucas mencoba menahan tawanya, tapi hal itu membuatku kebingungan.

“Kenapa ketawa?! Kamu tau apa yang dibilang si brengsek gila itu?!”

“Aku tahu Diana, yang mereka katakan membuatku ingin menarik lidah mereka dari tempatnya.”

“Itu kejam.”

“Memang. Tapi melihatmu lebih marah dan menyerang mereka, kurasa itu lucu.”

“Itu tidak lucu, aku benar-benar kesal mendengarnya.”

“Iya, mereka membuatmu kesal, dan gilanya aku merasa lega.”

Aku memiringkan kepalaku saat memperhatikannya.

Lucas merapikan helaian rambutku yang sudah berantakkan dan menghalangi wajahku. “Sudah sangat lama dari terakhir kali yang kuingat, seseorang membelaku, dan marah karenaku. Aku senang, terima kasih Diana.” Lalu membelai wajahku. “Tapi ini terakhir kalinya kau berhubungan dengan mereka. Tolong, kali ini serahkan urusan Tuan Daniel hanya padaku. Kau sudah sangat menderita,” katanya, kali ini dengan nada tegas.

Aku menyerah, mengiyakan permohonan Lucas yang lembut nan tegas itu. Aku tahu apa yang akan Lucas lakukan selanjutnya, tapi aku masih tidak tahu bagaimana amarah orang ini sebenarnya. Pada akhirnya aku memilih untuk diam dan berhenti mencari tahu tentang sisi Lucas yang tidak ingin ia perlihatkan padaku.

 

**

 

Hari itu aku baru kembali dari dokter kerajaan. Perempuan-perempuan yang disekap waktu itu sudah sebagian kembali ke tempat asal mereka. Sayap Timur yang pernah menjadi tempat tinggal sementara Tuan Liam pun sudah sedikit demi sedikit kutata ulang. Ternyata, Tuan Liam mengirimkan calon ksatria ke Kerajaan Xavier dan untuk sementara menjaga pertahanan di sini, sebagai gantinya, Lucas mengirimkan modal ke Kerajaan Onyx. Itu adalah bentuk kerja sama yang sempat tertunda gara-gara kecelakaan yang disebabkan oleh Tuan Daniel. Setelah tugasnya selesai, Lucas mengajakku ke perpustakaan untuk membaca bersama.

Kedengarannya cukup konyol, tapi aku menikmati waktu itu. Kadang, diam-diam aku memperhatikan wajah Lucas yang tengah serius membaca bukunya. Setiap keheningan dan ketenangan yang diberikan oleh waktu, sebuah pemikiran yang selalu kupendam seperti terlahir kembali dan menuntutku untuk membesarkannya.

“Lucas.”

“Hmm?”

Kalau yang kupikirkan memang benar, bisakah aku menatapnya seperti ini? Atau perlukah aku mencintainya lebih dan lebih? Dengan kasih dan kekhawatiran yang bercampur menjadi satu lalu menjaganya seumur hidupku. Bolehkah… jika itu benar dia, bolehkah aku menerima segala pengorbanannya selama ini?

Terdengar suara buku yang tertutup, aku melihat Lucas yang sudah memperhatikanku sepenuhnya.

“Ada apa?” katanya dengan nada lembut yang selalu kucintai itu.

Terserahlah! Lebih baik basah karena sudah terlanjur tenggelam ke dalam air.

“Kalau misalnya waktu itu, waktu ulang tahun kerajaan aku tidak tertolong, apa yang akan kau lakukan?”

Itu adalah pertanyaan sama yang kutanyakan pada Alpha dan Nara, juga imajinasiku saat bertanya pada kedua orang tuaku. Lucas yang ada di hadapanku ini bukanlah Lucas yang sama dengan yang ada di dalam novel. Aku mungkin sombong, tapi Lucas yang ini sangat mencintaiku. Dan aku juga tidak tahu sejak kapan, Diana yang ini mencintainya juga.

“Aku akan mencarimu.”

DEG!

“Hah?”

“Aku akan mencarimu, bagaimana pun caranya aku akan mencari dan mengembalikanmu.”

Jantungku seolah terlepas dari tempatnya, dadaku begitu kosong dan dingin untuk beberapa waktu.

“Aku pernah sekali kehilangan orang tuaku. Kehilanganmu juga? Aku tidak bisa menerimanya. Bahkan jika harus melalui jalan yang paling menyakitkan, selama aku bisa menemukanmu, aku akan melakukannya.”

“Apa mungkin…”

“Hmm?”

“Ahh, tidak, tidak, lupakan saja.” Aku memilih untuk tidak melanjutkan pembahasan ini. Meski begitu ambigu, aku hanya ingin menyimpan sisa-sisa kebingungan itu sebagai bagian dari masa lalu. Aku memang pengecut dan ini adalah pilihan terbaik. Aku ingin melupakannya. Cukup jawaban seperti itu yang kuketahui, sisanya biarkan semesta menjaga rahasianya dariku.

“Kau sebegitu jatuh cintanya ya padaku?” Aku menggodanya kali ini.

Tapi respon lain muncul dari Lucas. Kepalanya semakin tertunduk dan ada rona merah yang samar di daun telinganya.

“H-hei, Lucas. Ada apa denganmu?”

Tidak ada jawaban darinya.

“Puahahahaha….” Aku menangkup wajahnya dengan kedua tanganku, memaksanya untuk melihatku dengan wajah yang malu-malu yang baru pertama ini aku lihat. “Kalau ada kehidupan lain setelah kematian, mau ya kita saling menemukan?”

“Diana, berhenti menggodaku.”

“Aku berhenti menggodamu, aku serius bertanya.”

Lucas menarik tanganku dan mencondongkan tubuhnya lalu mengecup singkat bibirku. Aku membeku dan mataku menatapnya karena kejutan singkat itu.

“Kita akan selalu bertemu meski harus berpisah ribuan mil, mungkin aku yang pertama menemukanmu.”

“Wahhh!!! Kau… itu namanya pelecehan seksual, tahu? Jatungku… duh jantungku… aku benar-benar kehilangan jantungku kalau kau menciumku tiba-tiba begitu.”

“Jadi aku harus meminta padamu sebelumnya? Diana, bolehkah?”

“AAAA… Berhenti membuatku jatuh cinta, Lucas!!!”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
Aranka
3546      1240     6     
Inspirational
Aranka lebih dari sebuah nama. Nama yang membuat iri siapa pun yang mendengarnya. Aland Aranka terlahir dengan nama tersebut, nama dari keluarga konglomerat yang sangat berkuasa. Namun siapa sangka, di balik kemasyhuran nama tersebut, tersimpan berbagai rahasia gelap...
Gray Paper
490      264     2     
Short Story
Cinta pertama, cinta manis yang tak terlupakan. Tapi apa yang akan kamu lakukan jika cinta itu berlabuh pada orang yang tidak seharusnya? Akankah cinta itu kau simpan hingga ke liang lahat?
In the Name of Love
630      374     1     
Short Story
Kita saling mencintai dan kita terjebak akan lingkaran cinta menyakitkan. Semua yang kita lakukan tentu saja atas nama cinta
Dramatisasi Kata Kembali
634      312     0     
Short Story
Alvin menemukan dirinya masuk dalam sebuah permainan penuh pertanyaan. Seorang wanita yang tak pernah ia kenal menemuinya di sebuah pagi dingin yang menjemukan. \"Ada dalang di balik permainan ini,\" pikirnya.
A D I E U
1783      654     4     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.
Sweetest Thing
1587      862     0     
Romance
Adinda Anandari Hanindito "Dinda, kamu seperti es krim. Manis tapi dingin" R-
Mawar Putih
1373      712     3     
Short Story
Dia seseorang yang ku kenal. Yang membuatku mengerti arti cinta. Dia yang membuat detak jantung ini terus berdebar ketika bersama dia. Dia adalah pangeran masa kecil ku.
Mimpi Membawaku Kembali Bersamamu
556      386     4     
Short Story
Aku akan menceritakan tentang kisahku yang bertemu dengan seorang lelaki melalui mimpi dan lelaki itu membuatku jatuh cinta padanya. Kuharap cerita ini tidak membosankan.
When I\'m With You (I Have Fun)
586      327     0     
Short Story
They said first impression is the key of a success relationship, but maybe sometimes it\'s not. That\'s what Miles felt upon discovering a hidden cafe far from her city, along with a grumpy man she met there.
When You Reach Me
6157      1740     3     
Romance
"is it possible to be in love with someone you've never met?" alternatively; in which a boy and a girl connect through a series of letters. [] Dengan sifatnya yang kelewat pemarah dan emosional, Giana tidak pernah memiliki banyak teman seumur hidupnya--dengan segelintir anak laki-laki di sekolahnya sebagai pengecualian, Giana selalu dikucilkan dan ditakuti oleh teman-teman seba...