.
.
.
Apa orang itu mengganggumu?
.
.
.
Acara lelang itu digelar di istana yang lain, bukan di istana utama. Istana yang lebih kecil, dekat dengan istana yang dulu dipakai oleh para selir raja. Para bangsawan dan pemimpin dari kerajaan lain sudah duduk di aula. Aku mengatur ruangan besar itu seperti acara lelang yang biasa aku lihat di TV-TV, seperti itu kan?
Ada alunan musik klasik yang enak didengar walaupun aku tidak tahu lagu apa itu, juga ada makanan-makanan kecil yang berderet di atas meja panjang di sisi ruangan, juga lampu kristal besar yang menggantung di atasnya. Itu kristal asli ya?
Dari semua hal yang mewah ini, ada satu yang menyebalkan. Nyonya Olivia dan Tuan Daniel yang selalu membanggakan dekorasi ruangan ini sebagai hasil jerih payah mereka pada para tamu, sialan! Diana memang tidak banyak punya koneksi dengan bangsawan atau pemimpin kerajaan lain, apalagi saat dia menjadi ratu dan dikurung oleh Lucas, semakin sedikitlah peran dia di kehidupan sosial seperti yang aku alami sekarang.
“Yang Mulia berbaur saja dengan yang lain.” Alpha satu-satunya yang menemaniku di sini. Aku berdiri di sisi ruangan tanpa punya niatan berbaur dengan mereka. Alasannya bukan karena tidak berani, tapi yang di dalam sini bukan Diana asli, sikapku lebih mirip preman pasar dibanding seorang Ratu Kerajaan, sejujurnya aku merasa terintimidasi.
Ditambah, sejak tadi pagi aku mual-mual, aku yakin seribu persen ini bukan gejala hamil, Lucas tidak mungkin menyentuhku waktu aku tertidur di ruang kerjanya. Sepertinya aku masuk angin, sekarang sudah musim gugur, dan anginnya benar-benar menjatuhkan staminaku.
“Tak apa, Alpha. Aku ingin di sini saja,” ucapku.
Dari lantai dua, Lucas keluar dari pintu besar dengan Cecilia di sampingnya, mereka tidak benar-benar berdampingan sih, Lucas tidak menautkan lengannya pada lengan Cecilia, rasanya ada hal yang berbeda dari mereka berdua, ah! Bodo ah!
Kalau Diana asli yang melihatnya, dia sudah sakit hati melihat suaminya sendiri tidak ingin tampil dengannya. Diana, lihatlah! Aku ingin membuatmu sadar kalau selama ini kau salah mencintai seseorang.
“Terima kasih untuk kehadirannya di acara lelang malam ini. Seperti yang kita semua tahu, bencana badai sempat menerjang Daerah Perbatasan dan menghancurkan pemukiman di daerah itu. Hampir semua ladang rusak, juga kebun dan peternakkan di sana rusak parah. Oleh karena itu, hasil lelang tahun ini akan sepenuhnya digunakan untuk membantu daerah perbatasan yang terkena bencana.” Lucas dengan wibawanya bersuara tentang tujuan lelang malam ini.
Sedikit mengejutkan untukku, biasanya lelang kerajaan semacam ini untuk mempererat kerjasama antar kerajaan, atau sekadar lelang bodoh untuk menunjukkan harta masing-masing, tapi malam ini tujuannya sedikit berbeda.
**
“Uogghhh!!!” Duh sial, aku beneran masuk angin.
“Yang Mulia baik-baik saja? Atau sepertinya—“ Aku memotong ucapan Alpha yang kedengarannya cemas itu.
“Hamil? Aku cuma masuk angin, Alpha.”
Alpha satu-satunya orang yang menemukanku keluar dari ruang kerja Lucas dengan keadaan yang cukup berantakan, semoga dia tidak berpikiran yang aneh-aneh, makanya aku menginterupsi dugaannya.
“Aku akan istirahat duluan.”
“Saya akan menemani Yang Mulia.”
“Ada Nara yang akan mengantarku, Alpha. Kau berjaga di sini saja ya? Di sini lebih berbahaya.”
“Tapi Yang Mulia…”
“Sudah ya, Nara ada di dekat sini kok!”
Acaranya belum sepenuhnya selesai, tapi aku sudah tidak kuat. Badanku mulai pegal-pegal, dan seperti ada yang mendorong isi perutku untuk keluar, walaupun hasilnya cuma angin. Ini adalah kondisi paling tidak enak. Baik sebagai Tiara atau Diana, aku tetap saja mudah masuk angin.
Aku menyusuri lorong istana yang lumayan sepi itu, kemudian menemukan Nara tak jauh dari aula. Sebelum aku sempat memanggilnya, aku dikejutkan dengan sikap seorang pria tua yang mendorong Nara dan menampar salah seorang pelayan kerajaan. Ada apa ini?
“Nara!” panggilku.
Nara dan juga pelayan tersebut melihat ke arahku lalu membungkuk hormat. Aku menghampiri mereka dan melihat warna kemerahan di wajah pelayan tersebut.
“Ada apa ini?” tanyaku dingin.
Pria tua itu melihat ke arahku, wajahnya yang sarat akan kemarahan kemudian berubah menjadi senyuman yang dipaksakan lalu memberi hormat padaku.
“Diana, sudah lama Paman tidak melihatmu.”
P-Paman?
Secara otomatis aku mundur ketika pria tua yang menyebut dirinya paman itu melangkah ke arahku.
“Kau lupa padaku? Aku Paman Franz, aku dan mendiang kakekmu adalah rekan kerja. Aku selalu datang ke kediaman Levada dan bermain denganmu sewaktu kau kecil, kau lupa?”
Sialan! Orang ini tidak ada di dalam novel!
“Kalian lihat, aku ini kerabat Diana,” katanya dengan nada menjengkelkan terhadap Nara dan pelayan itu.
“Apa yang Anda lakukan?” tanyaku to the point.
“Oh, Diana sayang. Pelayan-pelayan ini tidak sopan sekali! Aku meminta mereka menemaniku mengelilingi istana ini, dan mereka menolaknya. Bukannya itu sikap yang buruk terhadap orang yang lebih tinggi derajatnya dari mereka.”
Omong kosong apa ini! Aku melirik kedua pelayan itu, mereka terlihat ketakutan dan aku langsung menyimpulkan jika si Paman Franz ini adalah pria mesum yang hampir melecehkan para pelayan.
“Nara, bawa dia ke tempat istirahat lalu obati lukanya. Hari ini kalian bekerja sampai sini saja. Aku juga akan kembali ke istana utama. Dan juga Paman…” Paman Franz melihat ke arahku, “Berhenti mengoceh tidak jelas seperti itu. Jika yang kau butuhkan adalah wanita penghibur, silahkan cari di luar Kerajaan Xavier. Aku tidak perlu mengenal orang-orang mesum seperti Anda.”
Aku berjalan melewatinya dengan sikap angkuh, yang semoga dia terintimidasi atau memiliki sedikit rasa hormat kepada Ratunya.
“Kau juga simpanan Raja, bukan? Rumor yang mengatakan jika Raja Xavier hanya memanfaatkan tubuhmu lalu membuangnya begitu saja, kau sama saja murahannya dengan perempuan jalang di luar sana.”
BUUGGHH!!!
“Yang Mulia!!!” Nara dan pelayan itu terkejut melihatku yang melayangkan bogem tepat di wajah mesum Paman Franz hingga tersungkur ke lantai. Tusuk rambut yang mengikat rambutku pun terlepas begitu saja. Hari ini aku memang tidak begitu sehat, tapi aku masih sanggup menghajar pria mesum sepertinya.
Kulihat Alpha di belakang Nara dan pelayan itu yang melihatku dengan ekspresi tidak percaya. Sejak kapan dia ada di belakang sana?
Paman Franz terlihat kesakitan dan tidak berdaya, sekilas aku bisa mencium bau alkohol darinya, sepertinya tadi dia mabuk dan tidak terkendali, lalu kehilangan tenaganya akibat pengaruh alkohol itu. Syukurin!
Aku berbalik dengan arogannya, namun yang kutemukan Lucas sedang berdiri dihadapanku entah sejak kapan. Kenapa mereka berdua ada di sini? Apa pertengkaran tadi sampai terdengar hingga ke aula?
**
“Menghajar Wakil Komandan Pasukan Pusat! Kali ini Yang Mulia benar-benar keterlaluan!”
Ini masih pagi sekali, tapi bertemu Nyonya Olivia adalah sebuah ketidak beruntungan, ia mengomeliku mengenai masalah kemarin malam.
“Yang Mulia tahu, karena ulah Yang Mulia suami saya jadi kena imbasnya!”
“Duh! Ini masih pagi loh. Tidak bisa ya Nyonya menunggu sedikit lebih siang untuk mengomeliku?”
“Jika saja Yang Mulia Raja tidak ada, mungkin acara lelang kemarin akan berantakkan karena ulah Anda.”
“Memangnya kalau acara semalam kacau, apa yang akan terjadi padaku? Nyonya Olivia sendiri kan yang bilang jika acara semalam berkat ‘kerja keras’ Nyonya?” Ucapanku mempengaruhinya, dia sedikit tertegun sebelum kembali terlihat biasa-biasa saja.
“Kalau memang sesuatu terjadi pada Tuan Daniel, datanglah padaku, katakan apapun yang ingin disampaikan, tidak sulit bagiku menangani hal kecil seperti itu. Dan lagi Nyonya, jangan mencoba mencari gara-gara denganku, kau tidak akan mendapatkan keuntungan apapun.”
“Yang Mulia Ratu!”
“Apa?”
“Semenjak Yang Mulia Raja memberikan kuasa istana ini padamu, kau mulai lupa di mana tempatmu ya? Benar apa yang dikatakan Tuan Franz, kau tidak lebih dari seorang simpanan.” Nyonya Olivia sepertinya sudah kehilangan rasa hormat yang dibuat-buatnya itu terhadapku.
“Hahaha… Nyonya Olivia iri karena Cecilia tidak bisa menjadi ‘simpanan’ raja sepertiku ya?” Aku menatap lurus padanya, wajahku yang biasanya tidak seserius itu, sepertinya kali ini harus dipakai. “Mau seperti apapun kalian menyingkirkanku, nama seorang Ratu akan terus bersamaku, dan itu tidak bisa direbut oleh siapapun.”
Aku pergi meninggalkan Nyonya Olivia dan kekesalannya itu. Ucapan Nyonya Olivia, meskipun menyakitkan, tapi aku tidak boleh terlalu memikirkannya. Justru tindakannya yang tidak terlihat itulah yang patut diwaspadai. Nyawaku dan nyawa Lucas memang dalam bahaya, tapi satu-satunya cara untuk mencegah hal buruk itu terjadi hanyalah mengamati Keluarga Barton dari jauh.
Belum ada tindakan yang berarti dari keluarga itu, Lucas juga tidak terlihat mencurigainya, jelas saja, ia sudah bersama keluarga itu lebih lama dariku, ditambah Lucas memang tidak memercayaiku, posisiku sekarang memang tidak menguntungkan sama sekali.
Baru saja aku akan pergi ke dapur, tak jauh dari tempatku sekarang, ada suara ribut yang berasal dari tangga setengah melingkar. Aku menyembunyikan diriku di balik dinding, kuintip sedikit dan ternyata di sana ada Lucas dan Cecilia, sedang meributkan sesuatu yang cukup membuatku penasaran. Padahal di dalam novel, mereka tidak pernah berdebat seperti ini.
“Apa karena Diana?” Aku semakin menajamkan pendengaranku ketika nama Diana dibawa-bawa dalam perdebatan mereka.
“Tidak sopan memanggil Ratumu dengan namanya, Cecilia.” Lucas menginterupsi.
“Oh, sekarang kau benar-benar mengakui dia sebagai Ratumu?”
“Kau seorang bangsawan yang dididik di dalam istana, sebaiknya kau benahi perilakumu itu. Aku mulai tidak suka dengan tingkahmu Cecilia.”
“Diana lagi Diana lagi. Seharusnya dari awal aku menolak perjodohanmu dengannya.”
“Aku sudah mengatakan itu padamu, dan sekarang kau baru sadar? Seandainya saat itu kau setuju untuk bertunangan denganku dan tidak meributkan soal—“
“Ya! Sekarang aku menyesal karena tidak mengacaukan pernikahan kalian! Puas?!”
Kenapa lagi mereka? Sampai meributkan Diana juga. Dari semua itu ada yang membuatku sedikit penasaran, Lucas pernah melamar Cecilia tapi akhirnya ditolak oleh bocah itu, alasannya apa ya? Aku jadi takut jika kehadiran Diana memang mengacaukan hubungan mereka berdua.
Tetap saja Diana tidak sepenuhnya salah, maksudku, kenapa Lucas akhirnya menikahi Diana jika dia bisa menikah dengan Cecilia? Apa soal tahta kerajaan? Memang sih ucapanku sedikit kasar, tapi perjanjian yang diminta Ayah Lucas kan tidak perlu dipenuhi juga tidak masalah kan, siapa lagi yang melanjutkan kepemimpinan kerajaan ini jika bukan Lucas sendiri? Aku jadi bingung.
Salam Hangat,
SR
ig: @cintikus
@sylviayenny thank youuuu :)
Comment on chapter #1