Read More >>"> I N E O (5 ; Strange Bracelet) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - I N E O
MENU
About Us  

"Yung, kayaknya mama sama papa udah tidur deh, mending masuk rumahnya diem-diem aja, gimana? Soalnya gue gak tau mau ngejelasin kayak gimana soal si Seungwoo ini."

Sora berbicara dengan nada pelan pada Byungchan yang baru selesai memarkirkan mobilnya di garasi. Byungchan memerhatikan kondisi rumah yang terlihat gelap gulita dari luar, dan ia paham jika lampu rumah sudah mati, tandanya orangtua mereka sudah tertidur lelap. Lagi pula sekarang sudah jam satu dini hari, Byungchan dan Sora yakin orangtua mereka tidak peduli dengan anaknya yang lagi-lagi pulang larut malam.

Byungchan hanya mengangguk sambil memberikan tatapan setuju karena ia juga malas jika harus menjelaskan perkara manusia setengah telanjang yang ikut pulang bersama mereka. Pada akhirnya Byungchan berjalan masuk lebih dulu, baru kemudian diikuti oleh Sora dan Seungwoo di belakangnya. Byungchan membuka pintu dengan sangat perlahan, lalu melepas sepatunya dan berjalan secara berjinjit, persis seperti seorang maling yang hendak mencuri.

Sora juga ikut melepaskan sepatunya, dan tangan kanannya tetap terus menggenggam Seungwoo agar lelaki itu mau mengikutinya. Ia memberikan kode untuk tetap diam dengan menaruh telunjuk pada bibirnya, namun Seungwoo hanya mengedipkan matanya beberapa kali sambil terus memandangi Sora. 

Byungchan melirik ke arah sekitar, takut jika orangtuanya sengaja mematikan lampu untuk mengerjai mereka. Setelah dirasa tidak ada tanda-tanda kehidupan dari rumahnya itu, Byungchan menyuruh Sora dan Seungwoo untuk naik ke atas terlebih dahulu.

Sora berjalan menaiki tangga dengan berjinjit, dan Seungwoo menirukan perilaku Sora dengan ikut berjinjit ketika menaiki tangga. Baru berhasil membuka kamar, suara ibunya berhasil mengejutkan Sora dan juga Byungchan yang baru saja hendak menaiki anak tangga.

"Anak mama pintar sekali jam segini baru pulang. Habis ngegembel dimana kalian berdua hah?"

Sora segera mendorong Seungwoo untuk masuk ke dalam kamarnya yang sudah berhasil ia buka, lalu ia tutup pintunya dari luar dan tertawa canggung ke arah mamanya yang berdiri di dekat anak tangga.

"Mah, Buyung tadi lama di pantai karena susah cari inspirasi, makanya lama. Ya kan Sor?"

"Oh, iya, bener kok mah. Sora tadi juga terlalu fokus ngerjain tugas di dekat pantai karena anginnya sejuk banget, jadi gak sadar kalo udah malem. Hehe."

"Haha hehe haha hehe! Mama tau kalian bohong. Itu kenapa kamu megangin pintu kamar kayak gitu? Ada yang kamu sembunyiin dari mama?"

Sora menggeleng dengan cepat dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Perilakunya tersebut mengundang rasa curiga yang besar dari mamanya, dan tanpa menghiraukan Byungchan yang berusaha memberikan penjelasan, mamanya itu dengan berkacak pinggang menaiki anak tangga dan mencoba untuk membuka pintu yang ternyata sudah dikunci dari dalam oleh Sora.

"Sora! Buka pintunya! Perlu mama bangunin papa buat ngedobrak pintu kamarmu hmm? Kamu nyembunyiin apa dari mama? Kamu bawa pulang cowok ya? Iyaa???"

"Aduh mampus! Gimana dong, ah elah! Si Buyung ngapain diem aja sih? Bantuin kek, gak guna banget punya kakak macem dia."

Sora berjalan mondar-mandir sambil menggigiti kuku jarinya, sedangkan Seungwoo masih berdiri diam sambil arah pandangannya terus mengikuti Sora yang sedang berjalan mondar-mandir itu. 

"Sora!!!"

"Aduh, Sora lagi cari baju buat ganti mah, sebentar!"

Pintu kamarnya terus diketuk oleh mamanya dari luar, dan ia semakin bingung karena tidak tahu harus menyembunyikan Seungwoo di mana. Dengan tergesa-gesa ia menarik tangan Seungwoo dan mengajaknya ke arah lemari, namun tubuh Seungwoo yang besar tidak cukup untuk masuk ke dalam lemarinya. 

Sora semakin panik karena saat ini ada suara papanya yang hendak mendobrak pintu kamar, membuatnya memilih untuk menyembunyikan Seungwoo di bawah kolong tempat tidurnya.

"Kamu sembunyi disini dulu ya? Jangan keluar sebelum aku suruh. Oke?"

Sora berusaha menjelaskan kalimatnya dengan menggunakan isyarat dari tangannya, dan entah Seungwoo paham atau tidak dengan ucapan Sora, namun lelaki itu hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya dengan pelan.

💦

Sora berdeham dan membuka pintu kamar sebelum pintu didobrak oleh ayahnya, lalu ia memasang wajah polosnya sambil berpura-pura untuk mencari baju ganti di lemari.

Orangtuanya memasang wajah curiga dan mulai menginterogasi kamar milik anak bungsunya itu. Di belakang mereka sudah ada Byungchan yang melirik kesana kemari, berusaha mencari dimana Sora menyembunyikan Seungwoo.

"Tadi kenapa kamu kayak nyembunyiin sesuatu dari mama?"

"Sora gak nyembunyiin apa-apa mah. Tanya aja itu sama si Buyung. Sora cuma capek dan pengen cepet-cepet tidur, males aja gitu kalo mama ngomel-ngomel sekarang, dilanjutin besok aja ya?"

Papanya sibuk mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar, sedangkan mamanya menatap tajam ke arah Byungchan. Bola mata Byungchan bergerak ke kanan dan ke kiri dengan resah, membuatnya hanya bisa tertawa sambil memperlihatkan deretan giginya ketika ditatap oleh mamanya.

"Tidak ada apa-apa di kamar Sora mah. Mungkin mereka memang kecapekan. Kita biarkan anak kita istirahat saja."

Mamanya memilih untuk percaya dengan ucapan suaminya meskipun masih merasa ada yang janggal di kamar Sora, namun karena mereka berdua memang butuh istirahat, mamanya melunak dan mengajak papanya untuk kembali tidur di kamar.

Byungchan memerhatikan orangtuanya sampai tak terlihat lagi, barulah ia menutup pintu dan mencari Seungwoo di setiap sudut kamar adiknya.

"Gue sembunyiin dia di bawah kolong tempat tidur. Untung tadi papa gak ngecek."

Sora mengintip ke bawah kolong tempat tidurnya, dan ia menyuruh Seungwoo agar keluar dari sana. Seungwoo hanya menurut dan keluar dari tempat persembunyiannya, membuat Byungchan bernapas lega karena lelaki aneh ini tidak ketahuan oleh orangtuanya.

"Besok cara bawa dia keluar dari rumah gimana Sor? Gak mungkin dia tinggal disini bareng kita kan? Gue gak bisa terus bohong sama mama sama papa."

"Gue pikirin lagi deh. Gue mau tidur dulu sekarang, ngantuk banget."

"Terus dia lo suruh tidur dimana? Gue gak mau tidur bareng dia."

"Yaudah, dia tidur di kamar gue."

"Serah lo. Kalo besok lo hamil, gue gak mau ikut campur."

Byungchan sedang tidak ingin berdebat karena dirinya sudah merasa sangat mengantuk dan ingin tidur secepatnya, membuatnya memilih untuk pergi ke kamarnya sendiri dengan meninggalkan Sora dan Seungwoo yang kini hanya berdua di kamar tersebut.

Sora mengunci pintu kamarnya, lalu berdeham sambil memberikan piyama kakaknya yang kebetulan tersimpan di dalam lemarinya kepada Seungwoo. Karena memang Byungchan terkadang sering ikut tidur di kamar Sora, membuat lelaki itu kerap menyimpan piyama atau kaos miliknya di lemari adiknya.

Sora merasa canggung dan memilih untuk membersihkan diri sejenak di kamar mandi, sambil memikirkan bagaimana cara agar Seungwoo besok bisa keluar dari rumahnya tanpa sepengetahuan orangtuanya.

Baru beberapa menit berendam dalam bathtub, sebuah ide cemerlang terlintas dalam benaknya, dan ia langsung bergegas menyelesaikan acara berendamnya untuk mengistirahatkan pikiran dan badannya yang mulai lelah.

"Loh? Kamu daritadi masih diem disitu? Kenapa gak dipake bajunya?"

Sora memandang bingung pada Seungwoo yang sejak tadi masih terus berdiri sambil memegang piyama milik Byungchan di tangan kanannya. Seungwoo hanya menatap piyama itu dengan bingung, lalu ia menatap kembali ke arah Sora dengan tatapan polosnya.

Sora menghentakkan kakinya dengan kesal, lalu memilih untuk menjatuhkan dirinya di ranjangnya yang empuk. Ia bingung menghadapi lelaki yang sekarang tengah berada di kamarnya ini. 

'Kayaknya sebelum nyari keluarganya, gue mau bawa dia ke rumah sakit dulu. Kayaknya ada yang gak beres sama dia. Apa otaknya konslet ya? Yakali!'

Sora menghela napas dengan perlahan, lalu mulai berdiri dan menghadap ke arah Seungwoo yang masih terdiam di posisi semula. Dengan sabar Sora mengambil piyama itu dan memakaikan atasan piyamanya pada Seungwoo. Beberapa kali ia meneguk salivanya sendiri karena matanya itu tidak mau lepas dari perut kotak-kotak milik Seungwoo, namun sebisa mungkin ia berusaha untuk fokus agar konsentrasinya tidak terpecah. 

Untuk celananya, ia menarik Seungwoo untuk duduk di atas ranjangnya, lalu ia mulai berjongkok sambil membantu Seungwoo memakai celana panjang tersebut. Aksi Sora ini terlihat seperti sedang mengasuh anak kecil, namun ia tidak peduli karena yang terpenting Seungwoo dapat berpakaian dengan layak, tidak setengah telanjang seperti tadi.

"Nah, gini kan mata gue udah gak ternodai lagi."

Sora menatap Seungwoo dari atas sampai bawah, merasa bangga melihat Seungwoo yang sudah berpakaian seperti manusia lainnya. Lalu ia ambil kasur lipat di dalam lemarinya, dan ia letakkan kasur tersebut di bawah ranjangnya.

"Kamu tidur disini ya? Besok kamu bakal aku ajak ke rumah sakit dulu, baru setelah itu aku cari keluargamu."

Sora menepuk kasur lipatnya dan memberikan kode pada Seungwoo untuk mendekat. Seungwoo berjalan kecil dan duduk dengan melipat kakinya di atas ranjang barunya, lalu ia kembali tersenyum sambil sebelah tangannya membelai lembut rambut Sora.

Sora merasa salah tingkah karena dirinya terus saja ditatap oleh Seungwoo, dan ia segera menepis tangan Seungwoo untuk beralih naik ke ranjangnya, bersiap untuk tidur. Pipi Sora terasa panas, dan ia hanya bisa menepuk dan mencubiti pipinya sendiri agar ia segera tersadar dari fantasi liarnya. Ia terus saja berpikir jika lelaki aneh itu sepertinya memang menyukainya.

Seungwoo masih tetap terdiam sambil terus memandangi punggung Sora hingga dengkuran halus terdengar oleh indera pendengarannya, baru setelah itu Seungwoo berdiri dan berjalan menuju arah kamar mandi.

Matanya berbinar ketika ia melihat air bekas Sora mandi di bathtub yang belum sempat Sora bersihkan tadi, dan ia segera masuk untuk berendam di dalam bathtub tersebut. Perlahan-lahan bagian pinggang hingga kakinya berubah menjadi sirip ikan dengan warna emerald blue yang terlihat sangat indah. Ia kepak-kepakkan siripnya di dalam bathtub, sebagai tanda bahwa ia sedang bahagia karena bisa menyentuh air kembali.

Hampir berjam-jam Seungwoo hanya berendam di dalam bathtub sambil mengepakkan siripnya, sampai ia tidak menyadari jika gelang dengan ukiran bintang laut di tangannya bersinar dengan terang. Kilat dan petir di langit saling menyambar silih berganti, seiring dengan sinar gelang tersebut yang perlahan-lahan mulai meredup.

💦

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Maze Of Madness
3108      1308     1     
Fantasy
Nora tak banyak tahu tentang sihir. Ia hidup dalam ketenangan dan perjalanan normal sebagai seorang gadis dari keluarga bangsawan di kota kecilnya, hingga pada suatu malam ibunya terbunuh oleh kekuatan sihir, begitupun ayahnya bertahun-tahun kemudian. Dan tetap saja, ia masih tidak tahu banyak tentang sihir. Terlalu banyak yang terjadi dalam hidupnya hingga pada saat semua kejadian itu merubah...
Kanvas Putih
91      79     0     
Humor
Namaku adalah Hasywa Engkak, yang berarti pengisi kehampaan dan burung hitam kecil. Nama yang memang sangat cocok untuk kehidupanku, hampa dan kecil. Kehidupanku sangat hampa, kosong seperti tidak ada isinya. Meskipun masa depanku terlihat sangat tertata, aku tidak merasakannya. Aku tidak bahagia. Wajahku tersenyum, tetapi hatiku tidak. Aku hidup dalam kebohongan. Berbohong untuk bertahan...
The pythonissam
321      242     5     
Fantasy
Annie yang harus menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan juga harus dengan terpaksa meninggalkan kehidupanannya sebagai seorang manusia.
When I Was Young
7786      1615     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
My Rival Was Crazy
76      65     0     
Romance
Setelah terlahir kedunia ini, Syakia sudah memiliki musuh yang sangat sulit untuk dikalahkan. Musuh itu entah kenapa selalu mendapatkan nilai yang sangat bagus baik di bidang akademi, seni maupun olahraga, sehingga membuat Syakia bertanya-tanya apakah musuhnya itu seorang monster atau protagonist yang selalu beregresi seperti di novel-novel yang pernah dia baca?. Namun, seiring dengan berjalannya...
Cute Monster
600      330     5     
Short Story
Kang In, pria tampan yang terlihat sangat normal ini sebenarnya adalah monster yang selalu memohon makanan dari Park Im zii, pekerja paruh waktu di minimarket yang selalu sepi pengunjung. Zii yang sudah mencoba berbagai cara menyingkirkan Kang In namun selalu gagal. "Apa aku harus terbiasa hidup dengan monster ini ?"
Once Upon A Time: Peach
793      471     0     
Romance
Deskripsi tidak memiliki hubungan apapun dengan isi cerita. Bila penasaran langsung saja cek ke bagian abstraksi dan prologue... :)) ------------ Seorang pembaca sedang berjalan di sepanjang trotoar yang dipenuhi dengan banyak toko buku di samping kanannya yang memasang cerita-cerita mereka di rak depan dengan rapi. Seorang pembaca itu tertarik untuk memasuki sebuah toko buku yang menarik p...
The Story of Fairro
1987      674     3     
Horror
Ini kisah tentang Fairro, seorang pemuda yang putus asa mencari jati dirinya, siapa atau apa sebenarnya dirinya? Dengan segala kekuatan supranaturalnya, kertergantungannya pada darah yang membuatnya menjadi seperti vampire dan dengan segala kematian - kematian yang disebabkan oleh dirinya, dan Anggra saudara kembar gaibnya...Ya gaib...Karena Anggra hanya bisa berwujud nyata pada setiap pukul dua ...
IRIS
465      339     2     
Short Story
Alf terlahir dalam dunianya yang gelap, sementara Faye hidup dalam sisi yang berlawanan dengannya. Namun, siapa sangka jika ternyata sesekali Faye menginginkan hidup di posisi Alf. Sedangkan Alf telah memutuskan untuk mengakhiri kehidupan hitamnya, bukan beralih ke dunia putih milik Faye, namun ke kehidupan yang sebelumnya telah dipilih ibunya, Sang Pengkhianat.
The Eternal Witch
19199      2698     6     
Fantasy
[Dunia Alternative] Perjalanan seorang pengembara dan petualang melawan dan memburu entitas Penyihir Abadi. Erno Orkney awalnya hanyalah pemuda biasa: tak berbakat sihir namun memiliki otak yang cerdas. Setelah menyaksikan sendiri bagaimana tragedi yang menimpa keluarganya, ia memiliki banyak pertanyaan-pertanyaan di benaknya. Dimulai dari mengapa ia menerima tragedi demi tragedi, identitasnya...