Loading...
Logo TinLit
Read Story - I N E O
MENU
About Us  

"Selamat pagi Seungwoo, apa kamu bisa tidur semaㅡ loh? Kok gak ada?"

Sora yang belum sepenuhnya tersadar dari tidurnya, memaksakan untuk turun dari ranjang hingga membuat badannya limbung dan jatuh ke kasur lipat yang berada di samping bawah ranjangnya. Ia melebarkan matanya sambil mencari Seungwoo ke seluruh penjuru kamarnya, namun lelaki itu tidak ada.

Sora berjalan dengan gontai ke arah pintu kamar, namun pintu kamarnya masih tetap terkunci seperti semalam. Artinya, Seungwoo tidak mungkin keluar dari kamar. Sora menatap ke arah jam di dinding kamar, dan untungnya sekarang masih jam setengah lima pagi. Jadi masih ada banyak waktu untuk membawa Seungwoo keluar, mumpung kedua orangtuanya belum bangun.

Sora memutuskan untuk mencuci muka sejenak di dalam kamar mandi, dan betapa terkejutnya ketika ada Seungwoo yang tengah tertidur di lantai dekat bathtub dengan kondisi baju yang masih basah. Sora memilih untuk berjongkok dan menggoyang-goyangkan tubuh Seungwoo dengan pelan untuk membangunkannya, namun lelaki itu hanya mengerang dan tetap tidak mau bangun.

"Seungwoo? Kamu kenapa tidur disini sih? Nanti sakit! Ayo bangun!"

Sora terus menggoyang-goyangkan badan Seungwoo, membuat lelaki tersebut memutar tubuhnya menghadap Sora sambil menggaruk-garuk pipinya, sebelum akhirnya ia membuka kedua matanya.

Seungwoo pada awalnya kebingungan dan langsung melihat ke arah ujung kakinya, namun untung saja bagian siripnya sudah berubah kembali menjadi kaki manusia, jadi ia tidak perlu panik jika identitasnya diketahui oleh Sora.

Sora tertegun melihat tingkah Seungwoo yang terlihat kebingungan itu, namun karena dirinya didesak oleh waktu, ia langsung menarik tangan Seungwoo agar lelaki itu segera berdiri.

"Kamu kenapa malah tidur di kamar mandi?"

Seungwoo hanya mengedipkan matanya beberapa kali sambil memandangi Sora. Sebenarnya ia ingin sekali berbicara dengan wanita di hadapannya ini, namun ia tidak bisa berbicara dengan bahasa manusia. Ia memang sedikit paham dengan apa yang dikatakan Sora, hanya saja ia tidak tahu bagaimana cara menjawabnya.

Bibir Seungwoo hanya bergerak secara perlahan untuk memberikan respons terhadap pertanyaan Sora, namun Sora tetap tidak paham apa maksud dari gerakan bibir yang dilakukan oleh Seungwoo. Tanpa bertanya lagi, Sora segera mencuci muka dan membawa Seungwoo untuk berganti pakaian di kamar Byungchan.

Beruntung kakaknya itu tidak pernah mengunci pintu kamarnya, sehingga Sora bisa masuk ke dalam kamar Byungchan dengan mudah. Tidak peduli dengan Byungchan yang sedang mendengkur dengan mulut terbuka lebar, Sora segera membuka lemari pakaian Byungchan untuk mencarikan baju yang pas untuk Seungwoo.

Setelan kemeja berwarna putih dengan celana jeans berwarna biru tampaknya cocok untuk Seungwoo, dan setelah itu ia mencari handuk dan memberikannya pada lelaki yang hanya memerhatikan gerak gerik Sora itu.

"Pakai handuk ini untuk mengeringkan tubuhmu. Lalu pakai kemeja putih ini dan juga celananya. Sudah tau cara berganti pakaian kan? Semalam harusnya kamu sudah tau waktu aku membantumu memakai pakaian."

Dengan sabar Sora menjelaskan perkataannya dengan menggunakan gerakan tubuhnya, lalu ia segera mendorong Seungwoo untuk masuk ke kamar mandi. Setelah itu ia ambil sebuah bantal yang ada di sisi ranjang Byungchan, dan langsung ia timpa wajah Byungchan dengan bantal tersebut.

"Hhhaaahhh hhhoiii! Gue tenggelam! Tolong hhoii gue gak bisa napasss!"

Sora tertawa terpingkal-pingkal sembari melepaskan Byungchan yang sudah terkapar tak berdaya seperti ikan yang terdampar di daratan, dan betapa jengkelnya Byungchan ketika ia tahu bahwa adiknya yang ternyata sedang mengerjainya.

"Gila lo! Sinting! Masa mau ngebunuh kakak lo sendiri? Sengaja mau masuk penjara lo?"

"Habis lo ngoroknya kenceng banget. Mumpung masih pagi nih gue bangunin lo, soalnya kita harus buru-buru keluar dari rumah sebelum mama sama papa bangun. Si Seungwoo lagi gue suruh ganti baju di kamar mandi lo."

"Hah? Lo ngambil baju gue buat dia? Gak! Gak bisa! Gue gak mau minjemin baju gue buat orang gila kayak dia!"

Byungchan hendak berdiri untuk melabrak Seungwoo yang sedang berganti di dalam kamar mandi, namun Sora dengan santainya mendorong tubuh Byungchan hingga kembali terjatuh ke ranjang.

"Sekali aja lo bisa kooperatif gak sih? Ini kita harus cepet-cepet bawa dia keluar rumahㅡeh? Pffttt."

Sora menahan tawanya ketika pintu kamar mandi telah terbuka, menampilkan sosok Seungwoo yang salah berpakaian dengan rambut yang acak-acakan pula.

"Huahahaha! Fix! Ini orang kalo gak orang gila, ya kelainan mental!"

"Heh! Jaga mulut lo dajjal!"

Sora menampar pelan bibir Byungchan dengan tangannya, lalu ia kembali menatap Seungwoo dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Yung, lo cepetan siap-siap gih. Sambil nunggu lo, gue mau benerin cara berpenampilan dia dulu."

"Ckk! Untuk hari ini gue bakal ngalah. Intinya kita kelarin semuanya hari ini. Kalo keluarganya gak bisa kita temuin juga, tinggalin aja dia di mana kek terserah."

Sora hendak memukul kepala Byungchan, namun lelaki tersebut sudah terlebih dahulu bangun dan berjalan ke kamar mandi sambil menatap malas pada Seungwoo.

"Gak usah dimasukin ke dalam hati ya omongan dajjal satu itu? Aku pasti bakal bantuin kamu buat bertemu dengan keluargamu lagi."

Dengan telaten Sora membenarkan kancing kemeja Seungwoo yang berantakan. Kancing atasnya dikancing pada lubang bagian bawah, lalu kancing lainnya juga dikancing dengan asal.

Dalam hati Sora merasa kasihan dengan lelaki di hadapannya, dan semisal nanti keluarganya tidak bisa ditemukan, Sora tetap akan menggunakan ide yang sudah ia pikirkan semalam. Menyewa sebuah apartemen dan tinggal bersamanya untuk sementara waktu.

💦

"Setelah diperiksa secara menyeluruh, tidak ada yang salah dengan kakak anda. Dari hasil ct-scan, otaknya baik-baik saja, tidak ada luka ataupun benturan. Tapi melihat dari tingkahnya yang terlihat seperti anak kecil ini, saya sarankan anda untuk berkonsultasi saja dengan psikiater. Mungkin anda akan menemukan jawabannya."

"Jadi, secara medis dia terlihat sehat dok? Sama sekali tidak sakit?"

Dokter dengan snelli putih dan stetoskop yang setia melingkar di lehernya itu hanya mengangguk sambil tersenyum manis. Sora hanya bisa tertegun, lalu setelah itu ia mengatakan terima kasih pada sang dokter dan berniat untuk langsung membawa Seungwoo ke psikiater di rumah sakit yang sama.

Mereka memang pergi ke rumah sakit bersama Byungchan setelah berhasil mengendap-endap keluar dari rumah pagi hari tadi, namun Byungchan ada presentasi pagi itu, jadi dirinya hanya bisa mengantarkan Sora dan Seungwoo sampai depan rumah sakit saja.

Tak lupa juga Byungchan meminjamkan kartunya agar Sora bisa membayar biaya rumah sakit dengan mudah. Sora tidak mungkin berani meminjam kartu papanya, bisa-bisa mamanya menjadi curiga karena Sora memang anak yang jarang meminta uang langsung kepada orangtuanya.

Dan sekarang mereka sedang menunggu antrian untuk berkonsultasi dengan psikiater setelah menyelesaikan biaya administrasi untuk pemeriksaan ct scan dan konsultasi dengan dokter tadi. Keduanya kini duduk di sebuah bangku yang kosong, dan entah mengapa Seungwoo terlihat tenang, meskipun tetap saja tingkahnya masih terlihat aneh di matanya.

💦

"Pasien atas nama Han Seungwoo, silakan masuk ke dalam."

Sora yang hampir tertidur di bangku langsung terkejut setelah nama Seungwoo disebut. Sudah hampir satu jam lamanya ia menunggu, akhirnya nama lelaki itu dipanggil juga untuk berkonsultasi.

Sora membelalakkan matanya karena ternyata Seungwoo tidak ada di sebelahnya. Padahal jelas-jelas tadi tangan lelaki itu terus ia genggam dengan erat, namun sepertinya terlepas ketika Sora hendak masuk ke dalam alam mimpinya.

"Apa tuan Han Seungwoo ada disini?"

"Kakak saya sepertinya sedang pergi ke toilet. Saya susul dia dulu."

Sora menggaruk kepalanya sambil tertawa hambar kepada asisten psikiater yang hanya mengangguk itu. Dengan langkah cepat Sora segera mencari Seungwoo di koridor rumah sakit, berharap agar Seungwoo belum pergi terlalu jauh.

Sora memicingkan matanya ketika ia melihat sesosok lelaki yang sedang berjalan mengikuti seorang anak kecil yang membawa balon berwarna merah.

Dan sudah bisa Sora pastikan jika lelaki itu adalah Seungwoo karena tingkahnya yang terlihat sangat kekanak-kanakan. Kedua tangannya terus menggapai-gapai balon milik anak kecil itu, berusaha untuk memegang balon yang berada lebih tinggi dari jangkauannya.

Sora segera berlari karena takut jika Seungwoo membuat ulah di rumah sakit, dan dengan cepat Sora menarik kemeja Seungwoo ke belakang sebelum lelaki itu berhasil mengambil balon yang diincarnya.

"Huft! Menyusahkan sekali. Ayo ikut aku, dokternya sudah menunggu."

"Uuu..."

Kepala Seungwoo terus tertuju ke belakang sambil tangan kirinya menunjuk-nunjuk balon yang dipegang oleh anak kecil itu, namun Sora tidak menggubrisnya dan terus menarik tangan kanan Seungwoo untuk masuk ke ruangan dokter.

"Ahh..."

"Ada apa?"

Sora berhenti di depan pintu ruangan dokter untuk merespons Seungwoo. Namun Seungwoo tetap terus menunjuk-nunjuk ke arah sang anak kecil tadi dengan tatapan sedihnya kepada Sora, dan entah mengapa Sora mulai paham dengan apa yang diinginkan Seungwoo.

"Iya, nanti aku belikan balon. Tapi kamu konsultasi dulu."

Seungwoo tersenyum lebar sambil membelai rambut Sora dengan tangannya yang bebas, membuat Sora kembali menjadi salah tingkah dan langsung menarik Seungwoo untuk masuk ke ruangan dokter.

"Silakan duduk dulu."

Sora berusaha tersenyum semanis mungkin kepada sang psikiater, lalu menyuruh Seungwoo untuk duduk di kursi yang sudah dipersiapkan. Awalnya Seungwoo bingung, namun lelaki itu hanya menurut saja karena sudah diiming-imingi oleh balon.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Ini dok, kakak saya tingkahnya seperti anak kecil. Dia bahkan sulit untuk berbicara. Tadi saya sudah memeriksakan kondisi otak dan fisiknya, tapi kata dokter tidak ada yang salah dengannya. Bahkan otaknya sehat-sehat saja. Saya jadi bingung mengapa kakak saya menjadi seperti ini."

"Sejak kapan kakak anda mulai berubah tingkah lakunya?"

"Ehm... saya tidak tahu dok. Dulu kakak saya ini menghilang dan baru ditemukan beberapa hari yang lalu, tapi keadaannya malah menjadi aneh seperti ini."

'Aduh kok gue ngerasa berdosa karena mgebohongin dokternya. Ya tapi gimana lagi, gue udah pusing."

Psikiater yang seumuran dengan ibu Sora itu hanya mengangguk dan mulai mengamati Seungwoo. Lalu dokter tersebut mulai mengajak Seungwoo berbicara dan hendak melakukan beberapa tes untuk mengetahui penyebabnya, namun Seungwoo hanya diam saja.

Sora terus melirik ke arah Seungwoo yang hanya menatap sang psikiater dengan tatapan bingung, lalu perhatiannya teralihkan ketika ada pesan yang muncul pada ponselnya. Segera ia baca sambil menunduk ke bawah, karena ternyata ada pesan penting dari ibunya.

Ibu negara

Sora, mama sama papa hari ini sampai tiga hari ke depan mau mengecek supply makanan di cabang perusahaan papa yang ada di kota sebelah. Kamu sama Byungchan di rumah berdua gak apa-apa kan? Kalau males masak ya tinggal order online aja, gak usah kayak orang susah. Tadi kartu punya papa udah mama taruh di kamar kamu. Buat jajan katanya.

Sora
Siap paduka ratu ❤

Sora tersenyum lebar karena mama papanya tidak akan berada di rumah selama tiga hari ke depan. Jadi ada waktu untuk menampung Seungwoo sambil melakukan pencarian terhadap keluarganya. Apalagi ia bisa dengan bebas menggunakan kartu milik papanya, dan akan ia gunakan sebaik mungkin untuk kebutuhan mereka bertiga selama orangtuanya pergi.

"Nona, sepertinya kakak anda terkena depresi berat. Apa nona berkenan jika kakak anda di terapi?"

💦

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Suprise! Ups!
504      347     0     
Short Story
Gaiza segera mendekatkan dirinya ke Tyas. “Kok lo tahu kalau gue ngebet banget pingin punya Iphone 6.” “Gue keturunan paranormal. Jadi sewaktu-waktu gue bisa ngehipnotis lo.” Gaiza menatap Tyas malas. “Gue percaya.” . . . . Kelakuan kedua anak perempuan semprul yang duduk di bangku SMP. bagaimanakah cerita absurdnya ketika mamanya Gaiza sedang ber...
The Dark Woods
991      522     2     
Fantasy
Ini adalah kisah tentang pertempuran antara kaum PENYIHIR dan kaum KESATRIA yang selalu menjadi musuh bebuyutan. Sesibuk itukah kaum Penyihir dan kaum Kesatria untuk saling memerangi sehingga tidak menyadari kembalinya kekuatan jahat yang sudah lama hilang ?
KASTARA
448      359     0     
Fantasy
Dunia ini tidak hanya diisi oleh makhluk hidup normal seperti yang kita ketahui pada umumnya Ada banyak kehidupan lain yang di luar logika manusia Salah satunya adalah para Orbs, sebutan bagi mereka yang memiliki energi lebih dan luar biasa Tara hanya ingin bisa hidup bebas menggunkan Elemental Energy yang dia miliki dan mengasahnya menjadi lebih kuat dengan masuk ke dunia Neverbefore dan...
Jikan no Masuku: Hogosha
3975      1395     2     
Mystery
Jikan no Masuku: Hogosha (The Mask of Time: The Guardian) Pada awalnya Yuua hanya berniat kalau dirinya datang ke sebuah sekolah asrama untuk menyembuhkan diri atas penawaran sepupunya, Shin. Dia tidak tahu alasan lain si sepupu walau dirinya sedikit curiga di awal. Meski begitu ia ingin menunjukkan pada Shin, bahwa dirinya bisa lebih berani untuk bersosialisasi dan bertemu banyak orang kede...
DELUSI
549      386     0     
Short Story
Seseorang yang dipertemukan karena sebuah kebetulan. Kebetulan yang tak masuk akal. Membiarkan perasaan itu tumbuh dan ternyata kenyataan sungguh pahit untuk dirasakan.
Gareng si Kucing Jalanan
10449      3392     0     
Fantasy
Bagaimana perasaanmu ketika kalian melihat banyak kucing jalanan yang sedang tertidur sembarangan berharap ketika bangun nanti akan menemukan makanan Kisah perjalanan hidup tentang kucing jalanan yang tidak banyak orang yang mau peduli Itulah yang terjadi pada Gareng seekor kucing loreng yang sejak kecil sudah bernasib menjadi kucing jalanan Perjuangan untuk tetap hidup demi anakanaknya di tengah...
Kota Alkroma: Tempat Ternyaman
136      87     0     
Fantasy
Kina tidak pernah menyukai kota kecil tempat tinggalnya. Impiannya dari kecil adalah untuk meninggalkan kota itu dan bahagia di kota besar dengan pekerjaan yang bagus. Dia pun setuju untuk menjual rumah tempat tinggalnya. Rumah kecil dan jelek itu memang seharusnya sudah lama ditinggalkan tetapi seluruh keluarganya tidak setuju. Mereka menyembunyikan sesuatu. Kemudian semuanya berubah ketika Kina...
The Prince's Love
441      299     1     
Fantasy
some people are meant to meet, not to be together.
The Savior
4374      1568     10     
Fantasy
Kisah seorang yang bangkit dari kematiannya dan seorang yang berbagi kehidupan dengan roh yang ditampungnya. Kemudian terlibat kisah percintaan yang rumit dengan para roh. Roh mana yang akan memenangkan cerita roman ini?
Pertama(tentative)
956      517     1     
Romance
pertama kali adalah momen yang akan selalu diingat oleh siapapun. momen pertama kali jatuh cinta misalnya, atau momen pertama kali patah hati pun akan sangat berkesan bagi setiap orang. mari kita menyelami kisah Hana dan Halfa, mengikuti cerita pertama mereka.