"Whaaatttt??? Bawa pulang? Lo kira dia oleh-oleh yang bisa dibawa pulang seenak jidat lo? Kalo mama sama papa tau gimana? Mana dia telanjang gini."
Sora melirik sekilas lelaki yang tengah duduk di kursi mobil belakang melalui kaca spion, dan lelaki tersebut kembali terlihat tersenyum manis kepadanya.
Sora menelan salivanya dan segera mengalihkan pandangannya ke samping kaca jendela karena hampir saja ia terbuai kembali dengan senyuman lelaki sinting yang bahkan tidak mau berbicara itu.
"Bodo amat deh, gue usir keluar aja itu orang. Gue gak mau ngurusin orang gila."
Byungchan turun dari mobil dan membuka pintu mobil bagian belakang, kemudian menarik paksa tangan lelaki itu dan mendorongnya keluar hingga terjatuh ke tanah.
Sora menggigit bibirnya karena ia merasa tidak tega dengan lelaki tersebut, namun ia juga tidak punya pilihan lain selain menuruti anjuran kakaknya. Jika ia membawa lelaki itu pulang, ia juga pasti tidak akan bisa menjelaskan apa-apa kepada orangtuanya, bisa-bisa dirinya malah dituduh yang macam-macam oleh orangtuanya.
Setelah menendang lelaki itu keluar, Byungchan langsung bergegas kembali masuk ke mobil dan segera mengunci pintunya. Anehnya lelaki itu tetap diam saja dan pandangannya terus menatap ke arah Sora, tentu saja membuat Sora kebingungan. Asumsi liarnya bahkan mengatakan jika lelaki itu tertarik kepadanya.
Byungchan segera melajukan mobilnya keluar dari area pantai, namun Sora malah menjadi semakin gusar karena harus meninggalkan lelaki yang terlihat seperti seorang tuna wisma dan butuh bantuan itu.
"Yung, putar balik dong. Gue kasian sama dia."
"Gak! Gue gak mau nambah masalah! Lagian dia juga udah gede, masa gak bisa ngurus diri sendiri?"
"Kalo dia tuna wisma gimana? Kalo dia emang bisu gimana? Atau sedikit mengalami gangguan mental mungkin? Buka hati nurani lo dikit dong! Gue tadi aja nemuin dia dalam keadaan terikat! Gue gak tega Yung! Puter balik sekarang!"
Byungchan berusaha menulikan indera pendengarannya dan malah menambah kecepatan laju mobilnya, membuat Sora menjadi kesal dan malah membanting stir yang dikemudikan Byungchan dengan asal.
"Heh? Kalo kita kecelakaan gimana dodol? Ngawur lo!"
"Puter balik atau gue loncat dari mobil sekarang!"
Sora menahan amarahnya sambil membuka pintu mobil dan bersiap-siap untuk loncat, membuat Byungchan memilih untuk memelankan laju mobilnya dan pada akhirnya ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
"Kok malah berhenti? Lo nyuruh gue turun dari mobil hah?"
"Kalo misal kita bawa dia pulang, lo mau ngejelasin kayak gimana ke mama sama papa? Lagian kalo kita puter balik sekarang, gue yakin dia udah pergi."
"Gak! Gue yakin dia masih ada disana. Dia butuh bantuan kita Yung! Kalo gitu malam ini gue bawa dia ke hotel aja, biar kita cari jalan keluarnya besok."
"Siapa yang mau bayarin biaya nginep di hotelnya? Gue? Ogah!"
"Gue! Gue yang bayar! Bacot mulu lo! Udah lo ikutin mau gue aja, sekarang puter balik, atau gue gak mau pulang! Bodo amat dah kalo gue diculik sama om-om mesum atau kena begal disini."
"Heh! Mulut lo gak pernah disekolahin ya? Gue tampol juga nih!"
Byungchan dengan gemas mencubit bibir Sora, membuat si pemilik bibir langsung memukul bahu Byungchan dengan tangannya. Meskipun Byungchan sering adu mulut dengan adiknya itu, tetap saja ia selalu mengalah untuk adik semata wayangnya.
Daripada Sora tidak mau pulang, lebih baik ia turuti saja kemauan Sora dan memilih untuk memutar balik mobilnya kembali ke arah pantai. Padahal malam semakin larut, dan Byungchan sangat yakin jika lelaki itu pasti sudah tidak ada disana.
💦
Betapa terkejutnya ketika mereka sudah sampai di pantai, karena ternyata lelaki itu masih ada disana. Diam di tempat ketika mereka meninggalkannya sendirian. Bahkan jaket milik Sora masih setia menutupi bagian vitalnya.
Tanpa pikir panjang, Sora segera melepas seatbelt nya dan turun dari mobil untuk menghampiri lelaki yang masih diam sambil terduduk di atas tanah. Mata lelaki yang awalnya sayu itu lantas berubah menjadi berbinar-binar karena ia melihat kedatangan Sora.
"Kamu ngapain masih disini? Kenapa gak pulang? Rumah kamu dimana? Mau kami antar gak?"
Sora berjongkok di hadapan lelaki itu untuk mengajaknya berbicara, namun lelaki itu tetap diam saja dan hanya terus menandangi wajah Sora. Sora merasa salah tingkah karena terus ditatap seperti itu, dan pandangannya beralih pada gelang bintang laut yang ada di tangan kanannya.
Sora meraih tangan kanan lelaki itu untuk melihat gelang yang dikenakannya, siapa tahu ada nama atau mungkin saja identitas dari lelaki yang tidak bisa bicara ini.
"Sor? Jadi bawa ke hotel apa kagak? Udah malem ini."
"Bentar ih! Lo tunggu aja di mobil dulu daripada ceramah mulu."
Sora menoleh ke belakang untuk menatap tajam pada kakaknya sejenak, lalu ia alihkan pandangannya lagi pada gelang yang ada di tangan lelaki itu.
"Ino? Namamu Ino? Eh ini tulisan kecil-kecil bacanya apaan ya? Blur banget mata gue ya ampun."
Sora semakin menundukkan kepalanya agar bisa membaca tulisan di gelang bintang laut itu dengan jelas, dan tingkahnya itu sejak tadi terus saja diperhatikan oleh si pemilik gelang, bahkan senyumannya semakin mengembang ketika tangannya dipegang oleh Sora.
"Han-Seung-Woo. Oh, namamu Han Seungwoo? Terus Ino tadi apaan? Ah, percuma gue ngomong panjang lebar kalo kamunya aja diem terus. Ehm, Seungwoo, ikut aku aja yuk? Daripada kamu terlantar disini kayak gini."
Sora berdiri dan mengulurkan tangannya pada lelaki bernama Han Seungwoo itu, dan setelah beberapa saat memandangi tangan Sora, Seungwoo meraih tangan Sora dan ikut berdiri sambil tetap menyunggingkan senyum manisnya.
Sora ikut tersenyum dan mengajak Seungwoo untuk duduk di kursi belakang, lalu ia pakaikan seatbelt untuk Seungwoo, baru ia kembali duduk di depan bersama Byungchan.
Byungchan hanya mendengus melihat perlakuan manis adiknya terhadap lelaki aneh itu, dan karena hari sudah semakin larut, segera ia lajukan kembali mobilnya menuju ke sebuah hotel yang tidak jauh dari rumahnya.
"Kalo dia ditinggal di hotel sendirian, gak apa-apa kan Yung? Lo liat sendiri kan dia kayak gak ngerti apa-apa gini? Kepalanya habis kebentur apa gimana ya?"
"Besok bawa aja ke rumah sakit kalo lo khawatir, gitu aja repot."
Sora menjitak kepala Byungchan dengan keras, dan tingkahnya itu dihadiahi tatapan sinis oleh sang kakak. Untung saja mereka tidak jadi bertengkar karena keduanya sudah tiba di hotel, dan Byungchan mempersilakan adiknya itu untuk mengantarkan Seungwoo yang masih setengah telanjang untuk masuk ke dalam hotel, sedangkan dia tidak ingin ikut masuk.
"Buyung..."
"Apa?"
"Pinjem kaos lo lah, ya masa si Seungwoo masuk ke hotel masih setengah telanjang gini?"
"Kenapa tadi gak lo beliin aja pakaian buat si orang gila ini? Gue ogah ya kalo baju gue dipake sama dia."
"Duit gue cuma cukup buat bayar penginapan hotel doang. Lagian baju lo kan banyak. Ya masa dia pake baju gue? Ah! Yaudah! Sana pulang sendirian! Gue mending nemenin Seungwoo aja di hotel. Kakak macem apa lo! Nyebelin!"
Sora membanting pintu mobil dengan cukup keras, lalu ia membawa Seungwoo masuk ke hotel. Para pelayan hotel memerhatikan penampilan Seungwoo dengan tatapan yang aneh. Bagaimana tidak? Lelaki itu bahkan bertelanjang dada, dan bagian vitalnya hanya ditutupi oleh jaket milik Sora. Terlebih ia juga tidak memakai alas kaki apapun, terlihat seperti gelandangan dengan wajah yang tampan.
"Permisi, saya mauㅡ"
"Maaf, kamar sudah penuh. Silakan cari hotel yang lain."
Sora merasa jengkel karena tatapan pelayan hotel terlihat sinis terhadap kedatangan mereka berdua, dan Sora juga merasa jika sebenarnya masih ada kamar kosong di hotel itu, namun mereka pasti menolak karena penampilan Seungwoo.
"Kalian pikir kami gelandangan? Saya punya uang ya untuk bermalam disini. Saya tahu kalau disini masih ada kamar kosong, mengapa kalian terlihat seperti mendiskriminasi dan menolak kehadiran kami? Dan juga, kakak saya iniㅡ lah?"
Sora kebingungan karena Seungwoo sudah tidak berada di sampingnya. Ia mengedarkan pandangan ke segala penjuru arah, dan ia melihat ada seorang lelaki setengah telanjang yang berjalan menuju ke kolam renang yang berada di samping hotel.
"Saya belum selesai bicara. Nanti saya kembali lagi."
Sora segera berlari untuk menghampiri Seungwoo yang terus berjalan mendekat ke arah kolam renang, dan begitu ia hampir menceburkan diri ke dalam kolam tersebut, Sora dengan cepat menarik tangan Seungwoo dan mengajaknya untuk kembali ke meja receptionist.
"Seungwoo, jangan membuatku malu. Saat ini aku sedang berusaha memberikan tempat tinggal yang layak sebelum aku mencari keluargamu, tolong tetap berada di dekatku. Oke?"
Percuma Sora mengajak bicara Seungwoo. Lelaki itu bahkan hanya diam sambil menatap Sora dengan tatapan puppy eyes nya. Sora hanya bisa mengacak rambut dengan frustasi, lalu kembali ke meja receptionist untuk memesan kamar.
Dan sayangnya, pelayan hotel tetap tidak mau memberikan mereka kamar karena penampilan aneh Seungwoo. Sora hendak marah-marah dengan pelayanan buruk hotel tersebut, namun Byungchan segera turun dari mobil untuk membantu adiknya.
"Udahlah, percuma kalo lo marah-marah, hotel rendahan kayak gini gak level sama sultan macam kita. Kita niat mau buang-buang duit malah mereka gak mau. Mereka pasti nolak karena si Seungwoo ini kan? Belum tau aja mereka kalo ini anak pewaris tunggal dari hotel ini yang lagi hilang ingatan.
"Yung, lo ngomong apaan sih?"
Sora menyikut lengan Byungchan sambil berbisik membelakangi pegawai hotel, dan dibalas bisikan juga oleh Byungchan yang sedang dalam mode jenius itu.
"Udah, diem aja lo. Ekhem, intinya kita disini gak sengaja menemukan anak dariㅡ"
"Maaf, pemilik hotel disini tidak memiliki anak. Saya tahu kalian berbohong, dan lebih baik cari hotel yang lain saja."
Sora dan Byungchan saling berpandangan dengan tatapan yang menyedihkan. Terpaksa mereka pergi keluar dari hotel sambil membawa Seungwoo yang pandangannya masih terus tertuju pada kolam renang.
"Yung, kita bawa pulang aja ya? Udah malem juga ini. Nanti biar gue yang ngomong sama mama papa."
Sora menghela napas pelan sambil terus menggenggam tangan Seungwoo agar lelaki itu tidak kabur darinya. Sejak tadi pandangan mata Seungwoo terus tertuju pada kolam renang yang ada di dalam hotel, dan Sora masih tidak mengerti apa maksud tatapan Seungwoo itu.
"Yaudah, kita pulang aja. Tapi gue gak mau ikut-ikutan dan jangan bawa-bawa nama gue di depan mama sama papa."
"Iya, bawel banget sih lo."
Sora hendak membantu Seungwoo untuk masuk kembali ke dalam mobil, namun Seungwoo menolak. Lalu jari telunjuknya ia arahkan pada letak kolam renang, sambil kembali menatap Sora dengan tatapan seperti memohon.
"Ada apa? Duh, makanya ngomong dong, aku jadi gak ngerti kamu maunya apa."
Sora masih tidak mengerti dengan maksud Seungwoo yang terus menunjuk ke arah kolam sambil memandang Sora dengan tatapan sayunya, namun karena Byungchan membunyikan klakson mobil beberapa kali dengan kesal, membuat Sora langsung mendorong Seungwoo untuk segera masuk ke dalam mobil.
Pandangan mata Seungwoo terus tertuju pada hotel tersebut hingga mobil yang ditumpanginya semakin menjauh, lalu setelah itu ia hanya bisa menundukkan kepalanya dengan raut wajah sedihnya.
💦