Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hari di Mana Temanku Memupuk Dendam pada Teknologi
MENU
About Us  

Belum juga setengah jam mendekam dalam kelas, temanku telah dijamin gagal ujian. Dan meskipun aku secara tak langsung turut andil dalam kemalangan nasibnya tersebut, kuberi tahu padamu, itu bukan salahku.


Sebut saja si A (identitas disamarkan demi mengurangi rasa malu pelaku lebih dalam lagi). Takdir hidupnya telah si A segel seketika setelah ia meminjam ponselku dengan semena-mena. Kuakui aku bukanlah tipe siswa teladan, tetapi membawa ponsel masuk ke dalam ruang ujian masih terasa sangat tabu bagi jiwa remaja kelas sebelasku.


Aku tak begitu mengingat apa yang terjadi setelahnya. Namun, karena satu dan lain hal, aku akhirnya setuju meminjamkan si A gawai pintarku.


Seharusnya aku tahu. Seharusnya aku menyadarinya. Aku bisa saja mencegah petaka ini terjadi—tetapi tidaaak.


Jika saja aku lebih peka.


Realitas menghujamku dengan sangat terlambat. Total lima belas menit setelah ujian dimulai kusadari adanya anomali dalam gerak-gerik si A hari ini: ia tak membawa contekan.


Bisa saja dia sudah belajar, kan? Mungkin kalian bertanya.


Namun, tidak begitu. Aku kenal si A, mustahil baginya bertangan kosong seperti ini ketika berperang (baca: ujian). Entah dia tengah sangat percaya diri pada kuota belajarnya akhir-akhir ini—tetapi kuyakin itu bukan alasannya.


Alih-alih, ia rupanya telah menyiapkan amunisi lain.


Sulit mengamatinya dari posisi bangkuku saat itu, tetapi aku jelas melihatnya. Si A meringkuk sedemikian rupa menghindari tatapan pengawas ujian. Si A melakukannya dengan sangat mudah dan alami seolah ia terlahir hanya untuk itu. Ia kemudian meraih sebuah bilah mengkilap dari dalam laci bangkunya—ponselku. Dengan satu gerakan lihai dari tangan kirinya, ia pun mulai menggerayangi papan ketik.


Trik si A bisa saja berhasil. Itu rencana yang sempurna. Namun, ia tak tahu saja bahwa ponselku memiliki sangat banyak masalah. Salah satunya adalah fitur google voice yang seolah-olah dapat mengaktifkan dirinya sendiri tanpa diminta.


Refleks, aku membuang pandanganku ke samping. Menolak menyaksikan apa yang akan terjadi, menulikan diri dari suara robot berjenis kelamin wanita yang mendadak menggema.


"JIKA ANDA MENGATAKAN SESUATU, SAYA TIDAK MENDENGARNYA."


Kututup mataku. Berdoa dalam diam untuk si A yang mendadak menjadi objek tawa seisi kelas.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Upacara
362      236     2     
Short Story
Upacara 17 Agustus
Guru Bahasa
357      234     0     
Short Story
Pertama kali masuk pesantren yang barang tentu identik dengan Bahasa Arab, membuatku sedikit merasa khawatir, mengingat diriku yang tidak punya dasar ilmu Bahasa Arab karena sejak kecil mengenyam pendidikan negeri. Kecemasanku semakin menjadi tatkala aku tahu bahwa aku akan berhadapan dengan Balaghah, ilmu Bahasa Arab tingkat lanjut. Tapi siapa sangka, kelas Balaghah yang begitu aku takuti akan m...
Sandal Bersama
338      210     2     
Short Story
"Jangan Beli Sandal Yang Sama! "
Ponsel Pintar
991      678     4     
Short Story
Gue iri dengan teman-teman kampus yang sudah punya ponsel pintar. Sedangkan gue masih bertahan dengan ponsel jadul yang masih sering direvisi. Maka dari itu, gue bertekad untuk membeli ponsel pintar.
SpOnTaNiTaS
445      290     4     
Short Story
Mari tertawakan diri sendiri sejenak....
Konferensi Pintu Toilet
319      193     0     
Short Story
kisah seorang tunas kelapa di bumi perkemahan negeri orang, dan tentang penantian yang berujung...(silahkan baca storynya ya...)
Ngga tau ah: Gajelas
359      229     1     
Short Story
Bermula pas adekku dan temen deketku pulang kampung, entah kenapa aku malah sedih. Kenapa ya? Studi kasus: apa bener anak kos yang kelamaan gabut dirumah aja lebih dari sebulan bisa punya kemampuan untuk bicara dengan benda mati? Bantu jawab ya wkwk NB: Ini nama samaran semua ya wkwk
Mbak Sum (The Queen of Ngeyelan)
388      256     2     
Short Story
Di dunia ini ada orang yang susah amit dikasih tau. Apa aja yang diomongin orang selalu berhasil dia bales sampai majikannya kewalahan. Inilah cerita tentang Queen of Ngeyelan bernama Mbak Sum.
100 Juta
221      159     1     
Short Story
Hilang dan Pergi
412      275     0     
Short Story
“iki gratis ta pak?”, “yo wes gratis”.