Loading...
Logo TinLit
Read Story - KELAM - CERITA DIBALIK PINTU 402
MENU
About Us  

Esok harinya seperti biasa Pai berangkat ke kampus sebelum jam 12 siang. Hari ini dilewati dengan biasa saja. Hanya tugas kuliah yang semakin banyak karena dia harus mengambil mata kuliah yang belum selesai untuk bisa melunasi hutang sebelum mengambil skripsi.

“Eh, kalian tau gak rumor yang beredar sekarang?” tanya Ina.

Sekarang mereka berempat sedang berada di kantin kampus. Jam empat sore pun kampus masih tetap saja ramai dengan mahasiswa yang baru beres kuliah atau yang mengambil kelas karyawan pada malam hari.

“Emang apaan, Na?” tanya Risa

“Katanya nih, apartemen  yang lu tempatin itu berhantu tau.” ucap Ina padaku.

“Serius lu?” tanya Herman.

“Serius, gue tau dari anak-anak kelas gue. Kan tadi gue iseng ngomong sama mereka kalau Pai baru pindah kesana, nah salah satu temen gue bilang gitu.” terang Ina.

Pai yang mendengarnya hanya terdiam, sedang memikirkan lelucon apa lagi yang Ina gunakan sekarang.

“Lu mau ngegosip receh gitu, Na. Gue mah gak akan percaya sama gituan.” jawab Pai.

“Ih si anjir, gue beneran kali ngomongnya. Ya kalau gak percaya bodo amat. Kan ntar juga lu yang kena. Awas aja kalau nelpon gue malem-malem karena takut!” ancam Ina.

“Udah-udah, ko malah berantem gitu ih.” lerai Risa.

“Tenang aja Pai, lu bisa telpon gue kapan aja. Asal pas gue lagi gak tidur aja ya, soalnya gak akan gue angkat. Hehe” kata Herman.

“Ha ha ha lucu, Man” ejekku.

“Eh tapi serius deh, tadi juga gue mau cerita nih. Masa ya kan kemarin gue begadang tuh sampe subuh lah kalo gak salah. Nah pas udah mau tidur, ada yang nangis dong.” cerita gue masalah yang tadi malam ke mereka.

“Tuh kan gue bilang apa, pasti angker itu apartemen!” teriak heboh si Ina.

“Yakali Na, masa iya baru sehari gue disana udah digangguin. Mungkin tetangga kali.” sanggahku.

“Mungkin sih” ucap Herman. “Eh bentar, emang apartemen temboknya tipis gitu sampe suara tangisan atau ngobrol juga kedengeran?” sambungnya lagi.

Kita semua langsung melirik Herman yang dari tadi dengan polosnya makan mie ayam sambil mainin handphone.

“Hah, gimana Man?” tanya Ina.

“Apanya?”

“Itu tadi lu bilang apaan?” tanya Pai.

“Tembok kamar lu emang setipis apa sampe suara di kamar sebelah kedengeran? Kan itu apartemen jadi gak mungkin setipis triplek kali.” jawab Herman.

“Iya juga sih ya.” kata Ina.

Pai yang mendengarkan itu langsung terdiam dan memikirkan perkataan Herman. ‘Ya juga sih ya, gak mungkin kalau tembok apartemen setipis itu sampai terdengar. Atau mungkin karena larut malam jadi suara sekecil apapun terdengar? Ah tapi itu juga gak mungkin.’

Tetapi percakapan itu tidak bertahan lama dan berganti membicarakan hal lain. Karena menurut Pai, kemungkinan logika itu selalu ada dan dia tidak mau mempermasalahkan sesuatu yang sepele.

★★★

Hari mulai senja dan perkuliahan telah usai, tetapi Pai dan sahabat-sahabatnya masih betah untuk berlama-lama di kampus. Lumayan wifi gratis untuk mengunduh beberapa stok hiburan di rumah, begitu pikir mereka. 

Di gedung kampus lantai dua terdapat tempat yang dikhususkan untuk mahasiswa berkumpul atau sekedar menikmati fasilitas internet. Lantai yang biasa disebut oleh mahasiswa Red Floor itu berada di bagian belakang gedung perkuliahan dan dekat dengan gedung olahraga. Jadi tidak heran kalau disana selalu berisik, entah itu dari mahasiswa yang berkumpul di Red Floor ataupun berasal dari gedung olahraga.

Jam menunjukkan pukul 6 sore dan terlihat sekitar lima belas mahasiswa masih berkutat dengan gadget entah hanya berkumpul, menonton, mengunduh ataupun sedang mengerjakan tugas kuliah. Begitu juga Pai dan teman-temannya pun sedang asik bercanda.

“Eh Pai, kalau ternyata emang di tempat lo ada hantunya gimana?” tiba-tiba Ina bertanya. Dia masih saja kepikiran dengan masalah tadi siang.

“Huh? Apanya yang gimana?” tanya Pai balik.

“Iya lo mau gimana kalau ternyata rumor itu beneran? Kan lo belum ada seminggu disana.” jawab Ina.

“Ya gak mungkin kali. Lo itu kebanyakan mikir yang aneh-aneh deh Na. Gak ada yang kaya gitu di dunia ini, gak masuk logika.” bantah Pai

“Eh jangan sompral lo, didatengin baru tau rasa!” kata Ina.

Risa yang dari tadi mendengarkan obrolan mereka hanya diam memandang lurus kedepan tanpa mengacuhkan dua temannya yang sedang sibuk berdebat itu, sedangkan Herman sekarang entah dia ada dimana.

Entah berapa lama mereka terus berdebat tentang benar atau tidaknya rumor tersebut, Pai tetap saja menyangkal apa yang Ina percayai hanyalah takhayul semata. Sedangkan Ina hampir menjadi gila karena temannya itu tidak ingin mempercayai apa yang dia katakan. Hingga akhirnya dia menelusuri pencarian di internet tentang rumor apartemen itu.

“Nih baca sama lo, biar tau gimana seremnya apartemen lo itu.” Ina menyerahkan telepon pintarnya itu pada Pai.

“Jangan percaya apa yang lo liat di internet, karena gak semua yang lo baca itu bener.” kata Pai tapi masih tetap menyambut handphone milik Ina dan mulai membaca artikel tentang rumor kawasan apartemen itu.

 

‘Apartemen Happycal yang dikenal sebagai apartemen termurah dibandingkan dengan apartemen lainnya itu, ternyata juga menyimpan banyak misteri. Diketahui bahwa kawasan tempat dibangunnya apartemen itu mempunyai sejarah yang panjang. Didirikan diatas sebuah pemandian tertua di kota *** yang dibongkar pada tahun 2009 lalu itu,  banyak mengalami kejadian gaib disana. Warga mempercayai bahwa itu akibat makhluk-makhluk gaib penunggu pemandian tersebut tidak rela tempat yang biasa ditinggalinya itu dibongkar.

Menurut keterangan saksi mata, dia menceritakan kejadian saat penjaga pemandian suruhan dari pengembang bangunan Happycal untuk menebang pohon yang berada di sekitar kawasan. Dia terlihat berlari ketakutan mendatangi warga yang bias berkumpul di dekat kawasan itu dan bercerita bahwa dia baru saja didatangi semacam hantu. Padahal hari itu masih pagi.  Penjaga tersebut bercerita bahwa ia tiba-tiba dihampiri sesosok lelaki yang terlihat menyeramkan dengan hidung bolong dan mata yang hampir keluar. Dan sosok itu berbicara dengan bahasa setempat, ‘ Kenapa ini dibongkar. Awas kalau mengganggu patung ini. Hati-hati.’

Patung yang dimaksud patung menyerupai dewa yang membawa trisula di tangannya. Sementara itu, sekitar setahun setelahnya juga ada kejadian gaib lainnya. Seorang mahasiswi yang kebetulan bangunan kampusnya terletak dekat dengan kawasan apartemen ini, mengalami kesurupan.  Saat itu ia, dari pagi hingga sore diam di sekitar kolam, lalu berendam. Warga hanya menduga kalau itu warga setempat jadi tidak ambil pusing. Tetapi sore harinya, sejumlah teman kampusnya menyusulnya. Mereka mencari mahasiswi tersebut karena sulit dihubungi. Ketika dijemput mahasiswi tersebut dalam keadaan berendam lengkap dengan pakaiannya. Setelah mau dibawa pulang, wanita itu marah-marah lalu kesurupan.’ 

 

Setelah membaca artikel yang terpampang di layar handphone itu, alis Pai bertautan seolah sedang mencerna informasi yang dia terima. Dia masih belum terlalu percaya dengan apa yang tertulis disitu, baginya mistis itu hanya bualan semata dan kadang orang-orang bercerita hanya untuk hiburan saja.

“Bentar, nih ada lagi yang lebih serem. Lo tau, banyak banget kejadian di tempat itu?” ada jeda di perkataan Ina. “Banyak kejadian misterius disana, kaya dulu waktu pembangunan ada cerita katanya dua orang pekerja meninggal di lokasi gara-gara jatuh dan masuk ke tempat cor semennya, terus katanya beberapa tahun sesudahnya ada yang meninggal di sana gara-gara bunuh diri. And guess what, where they found the body? Di bangunan sayap timur, di gedung keenam. Lantai lo tinggal. Tapi mereka gak nyebutin nomer kamarnya sih.” lanjut Ina dengan menggebu-gebu.

“Masa sih? Cuman kebetulan aja kali.” sanggah Pai yang masih belum begitu yakin.

“Tau ah, lo mah dibilangin tetep aja ngeyel. Awas aja kenapa-kenapa jangan telpon gue.” dan akhirnya Ina menyerah dengan kenaifan Pai.

Sementara itu, tanpa mereka sadari saat tengah berargumen, di samping mereka, Risa terdiam dan memandang kosong ke arah taman. Herman yang baru saja datang setelah tadi ternyata sedang berkumpul dengan anak-anak skateboarding.

“Lo kenapa Sa? Bengong amat, awas kesambet lo!” tanya Herman

“Gak tau tuh dari tadi si Risa bengong mulu.” sahut Ina

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • Madesy

    lanjut kak seru.. orang sunda wajib kudu merapat!

    Comment on chapter Menilik Tabir
Similar Tags
Night Stalkers (Segera Terbit)
882      649     4     
Horror
Ketika kematian misterius mulai menghantui sekolah di desa terpencil, Askara dan teman-temannya terjebak dalam serangkaian kejadian yang semakin tak masuk akal. Dimulai dari Anita, sahabat mereka yang tiba-tiba meninggal setelah mengalami kejang aneh, hingga Ifal yang jatuh pingsan dengan kondisi serupa. Mitos tentang kutukan mulai beredar, membuat ketakutan merajalela. Namun, Askara tidak per...
Partial
406      287     2     
Short Story
Tentang balas dendam yang biasa saja. Tentang niat membunuh seekor babi dengan kebenciannya.
BALAS NALANGSA
681      418     1     
Short Story
Aku harus melihatmu lebih dekat, namun jangan menjauh saat aku menghilang.
Night Wanderers
18233      4235     45     
Mystery
Julie Stone merasa bahwa insomnia yang dideritanya tidak akan pernah bisa sembuh, dan mungkin ia akan segera menyusul kepergian kakaknya, Owen. Terkenal akan sikapnya yang masa bodoh dan memberontak, tidak ada satupun yang mau berteman dengannya, kecuali Billy, satu roh cowok yang hangat dan bersahabat, dan kakaknya yang masih berduka akan kepergiannya, Ben. Ketika Billy meminta bantuan Julie...
Tic Tac Toe
569      451     2     
Mystery
"Wo do you want to die today?" Kikan hanya seorang gadis biasa yang tidak punya selera humor, tetapi bagi teman-temannya, dia menyenangkan. Menyenangkan untuk dimainkan. Berulang kali Kikan mencoba bunuh diri karena tidak tahan dengan perundungannya. Akan tetapi, pikirannya berubah ketika menemukan sebuah aplikasi game Tic Tac Toe (SOS) di smartphone-nya. Tak disangka, ternyata aplikasi itu b...
U&I - Our World
397      279     1     
Short Story
Pertama. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu indah, manis, dan memuaskan. Kedua. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu menyakitkan, penuh dengan pengorbanan, serta hampa. Ketiga. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu adalah suatu khayalan. Lalu. Apa kegunaan sang Penyihir dalam kisah cinta?
The Investigator : Jiwa yang Kembali
2064      857     5     
Horror
Mencari kebenaran atas semuanya. Juan Albert William sang penyidik senior di umurnya yang masih 23 tahun. Ia harus terbelenggu di sebuah gedung perpustakaan Universitas ternama di kota London. Gadis yang ceria, lugu mulai masuk kesebuah Universitas yang sangat di impikannya. Namun, Profesor Louis sang paman sempat melarangnya untuk masuk Universitas itu. Tapi Rose tetaplah Rose, akhirnya ia d...
Silent Love
2373      1262     2     
Romance
Kehidupan seorang Gi Do Hoon yang tenang dan tentram tiba-tiba berubah karena kedatangan seorang perempuan bernama Lee Do Young yang sekaramg menjadi penyewa di salah satu kamar apartemennya. Ini semua karena ibunya yang tiba-tiba saja -oke. ibunya sudah memberitahunya dan dia lupa- menyewakannya. Alasannya? Agar Do Hoon bisa keluar dari apartemennya minimal dua hari lah selain ke perpustakaa...
Journey to Survive in a Zombie Apocalypse
1388      678     1     
Action
Ardhika Dharmawangsa, 15 tahun. Suatu hari, sebuah wabah telah mengambil kehidupannya sebagai anak SMP biasa. Bersama Fajar Latiful Habib, Enggar Rizki Sanjaya, Fitria Ramadhani, dan Rangga Zeinurohman, mereka berlima berusaha bertahan dari kematian yang ada dimana-mana. Copyright 2016 by IKadekSyra Sebenarnya bingung ini cerita sudut pandangnya apa ya? Auk ah karena udah telan...
Flashdisk
489      324     2     
Short Story
Ada yang aneh dengan flashdiskku. Semuanya terjadi begitu saja. Aneh. Lalat itu tiba-tiba muncul dan bergerak liar pada layar laptopku, semuanya terasa cepat. Hingga kuku pada semua jariku lepas dengan sendirinya, seperti terpotong namun dengan bentuk yang tak beraturan. Ah, wajahku! Astaga apalagi ini?