Memiliki rasa sayang dan cinta kepada seseorang adalah hal yang wajar. Baik itu mencintai maupun dicintai adalah suatu hal yang terindah buat seseorang yang dilanda cinta. Namun rasa cinta itu terkadang bisa menjadi sebuah masalah ketika itu ternyata adalah gangguan mental bahkan bisa dikatakan sebuah penyakit.
Yah, penyakit (Cinta) itu biasa disebut dengan istilah Erotomania. Apakah kalian pernah merasakan jika seseorang yang kamu suka juga suka sama kamu? Atau bahkan kamu merasa jika setiap tulisan kata atau foto di sebuah beranda media sosialnya tertuju padamu? Dan juga jika dia berbuat baik dan lembut padamu, kamu merasa begitu diperlakukan spesial? Namun sebenarnya itu hanya pikiran atau khayalanmu saja. Jika kamu pernah merasa seperti itu berarti kamu sedang dalam gangguan mental yang biasa disebut dengan istilah Erotomania!
Nah, apa itu Erotomania? Erotomania adalah sebuah gangguan delusi atau khayalan perasaan bahwa ia dicintai oleh orang lain. Dia menganggap semua yang dilakukan orang lain adalah sebuah kode cinta untuknya. Bahkan ia juga menganggap bahwa perilaku baik seseorang yang dianggap mencintai dirinya adalah bentuk dari rasa prihatin, kasih sayang, dan cinta, namun pada kenyataannya tidak sama sekali, sebenarnya itu hanyalah sebuah prasangka atau khayalan saja.
Sebenarnya aku juga pernah merasakan hal semacam itu namun sangat jarang kepada orang sekitarku (lebih banyak berprasangka buruknya sih.) Tapi kebanyakan kepada pemain film atau aktor film drama Korea (Kurasa kebanyakan wanita mengalami ini.) Namun tak pernah ku sangka jika di dunia ini ada beberapa orang Pria yang mengalami Erotomania dan parahnya lagi yang menjadi objeknya itu adalah Aku!
Rasanya biasa saja kok, tidak seram seperti yang kamu pikirkan. Mereka tidak menunjukkan tindakan kasar, pelecehan atau psikopat. Malahan mereka sangat lembut, baik, perhatian dan menyayangiku. Hal itu yang membuat aku dan mereka merasa nyaman sampai aku lupa jika rasa nyaman yang mereka rasa tidak seperti yang kubayangkan.
Jujur, dalam bergaul aku tidak pernah merasa membandingkan atau menjadikan salah satu orang begitu spesial di mataku. Bagiku semua teman dan sahabatku sama, sampai akhirnya ada beberapa teman Pria yang menyukaiku karena sikapku yang begitu baik *sekali lagi, Begitu Baik* kepada mereka dan mereka menganggap jika kebaikanku itu adalah suatu perhatian atau sinyal cinta kepadanya. Kok bisa yah, mereka suka tapi aku tidak peka?
Sebut saja nama mereka, Ade, Indra, dan Uki. Mereka tidak saling mengenal kecuali Ade dan Indra karena kami dulunya kuliah di fakultas dan jurusan yang sama meskipun berbeda angkatan sedangkan Uki adalah teman satu kantorku yang akhir-akhir ini sering membantu dan mengajakku makan siang sambil bercerita di kantin kantor.
Aku mengenal Ade sejak kami pertama masuk kuliah. Dia pria yang baik, salah satu orang yang tidak bisa kulupakan karena hampir tiap hari kami berangkat ke kampus bersama-sama. Kost nya tak begitu jauh dari tempatku, disaat aku telpon atau chat dia untuk menjemputku, dia selalu membalasnya dengan cepat dan segera menjemputku. Kemana pun Aku pergi Aku selalu mengajaknya atau memintanya menemaniku begitu pula sebaliknya. Aku merasa aman ketika bersamanya dan aku merasa jika kami sangat, sannggaat bersahabat.
Indra adalah junior yang dua angkatan lebih muda dari aku. Kami saling mengenal disaat acara Bina Akrab yang diadakan kampusku. Disaat mahasiswa baru disuruh mempersembahkan hadiah atau sebuah lagu kepada seniornya, si Indra ini memberiku sebuah hadiah dan menyanyikan sebuah lagu (Lagunya Andra&The Backbone, Sempurna.) Kami bahkan bernyanyi bersama di atas panggung kecil yang dirakit oleh panitia. Dari saat itu aku menganggap jika kami adalah kakak dan adik karena kami memang begitu kompak, baik itu dalam candaan atau mengerjain (Prank) orang-orang. Aku sangat senang bersama Indra karena bagiku dia adik yang baik, lagian aku juga tidak punya adik Laki-laki.
Seperti ku katakan sebelumnya, Uki adalah teman kantorku. Dia senang bercanda dan begitu perhatian, aku merasa seperti punya kakak karenanya. Aku tak pernah kelaparan jika bersama dengannya karena dia sangat suka makan dan selalu mengajakku makan. Tapi beberapa Minggu terakhir ini dia berguru padaku. Dia dengan senang hati mengikuti pola diet yang ku sarankan. Hampir setiap hari dia membawa beberapa ramuan Rempah, Buah maupun Sayuran ke kantor. Selain konsumsi infuse water dia juga rutin berolahraga, sesekali sepulang kantor atau di hari libur kami jogging bersama. Aku begitu senang menebar kebaikan dan motivasi buat temanku yang ingin bersungguh-sungguh berjuang untuk kesehatan.
Dari hubunganku dengan beberapa teman pria ku itu timbullah pertanyaan, darimana aku tau jika mereka menganggapku mencintainya? Jawabannya yaitu, dari teman curhat mereka yang juga curhat denganku yang sebenarnya juga butuh teman curhat.
Jadi begini, singkat cerita saja yah, kalau di cerita secara lengkap nanti waktu berharga kalian terbuang sia-sia hanya karena membaca cerita ini. Jadi, diantara teman kuliahku dulu ada seorang wanita yang ternyata memperhatikan kelakuan Si Ade dan Indra yang begitu beda jika bersamaku dan entah itu kebetulan atau disengaja, Ade dan Indra curhat di orang yang sama, oh iya nama temanku itu adalah Sinar (Biasanya ku panggil sunlight.) Kami begitu bersahabat karena dulu kami satu kost dan bersebelahan kamar, terkadang juga kami tidurnya sekamar. Sinar baru menceritakan semuanya ketika kami telah sarjana. Ia berharap jika aku telah mengetahui semuanya maka aku bisa mengambil keputusan untuk memilih salah satunya.
Tapi bagaimana mau memilih jika diantara mereka tak ada yang mengungkapkan perasaannya? Memangnya aku wanita apaan, yang mau mengejar dan mengungkapkan perasaan duluan kepada seorang pria. Lagian jika mereka benar mengungkapkan padaku mungkin aku lebih memilih menjadi teman seperti biasanya. Mungkin juga mereka tidak pernah mengatakannya karena takut kehilangan sahabat sepertiku.
Tapi di usia seperti sekarang ini rasanya aku berada di fase tidak mau pacaran, rasanya lebih nyaman rebahan daripada pacaran, tidak butuh ucapan manis ataupun janji-janji manis, aku lebih memilih sebuah cincin terpasang di jari manis. *Make a wish*
Saat ini salah satu teman pria yang terkadang menjadi tempatku cerita mengenai perasaan adalah Si Uki dan ternyataa dia jugaa.... Ahhh.... Tidaak... Pasti ceritaku selama ini dia anggap sebagai rasa sukaku kepadanyaaa... Mungkin itu alasan dia terobsesi mengikuti pola hidup sehat keluargaku terlebih lagi dia ingin punya body seperti Ayahku...
Kata teman sekantorku yang mejanya tepat di sebelah mejaku. Namanya Rindana dipanggilnya Rinda, katanya sebelum aku kerja di kantor yang saat ini ku tempati, Si Uki ini orangnya cuek tapi semenjak ada aku dia jadi lebih aktif dan mulai terlibat diberbagai percakapan antar karyawan. Mungkin karena aku membawa energi positif di kantor yah? *Tersenyum Bangga*
Tapi bagiku, jika memang benar ada dan siapapun itu yang serius padaku (Mau menikahiku,) aku juga sudah siap tapi jika hanya ingin menjalani sebuah hubungan sekedar bersenang-senang, baper-baperan, dan drama-dramaan mending tetap seperti ini. Tapi entah mengapa aku belum pernah betul-betul merasakan cinta terhadap orang yang menyukaiku? Ehh... Sumpah aku ini masih normal...
Ketiga pria yang ku sebut namanya tadi mungkin hanya beberapa orang yang mempunyai perasaan Erotomania terhadapku, mungkin masih banyak Pria-pria Erotomania di luar sana yang belum ku ketahui. Bukannya sombong, ternyata banyak yang suka padaku yah? *Sambil tertawa* Yang artinya aku cantik dong! Kalau masalah sifat, jelas aku baik dong, karena terlalu baik hati makanya beberapa orang baper namun sayangnya aku kurang peka alias Lalod dalam masalah sinyal cinta.
Namanya sama Kak kayak temenku. Maratus sholihah. Hehe.
Comment on chapter 1 | Al-maratus Sholihah - Dibalik Sebuah Alasan!