Read More >>"> LULLABY (04. MIMPI BURUK) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - LULLABY
MENU
About Us  

04. MIMPI BURUK

 

"Anak-anak cepat ayo kita makan" teriakan sang ibu sangat kencang seperti  lonceng yang berbunyi.

 

Mourine dan louin langsung menghampiri sang ibu yang sudah berkumandang. Mourine sangat kesal jika sang ibu sudah berteriak-riak didalam rumah sendiri, rasanya telinga ini berdengung fan rumah ini langsung bergema jika ibunya memanggil. Begitupun louin, ia merasa kasihan dengan ibunya yang suka sekali berteriak-teriak.

 

"Bu, kenapa ibu suka sekali berteriak?" tanya louin.

 

"Nanti kau tidak mendengar jika ibu tak berteriak" jawab ibu.

 

"Ibu ini kebiasaan dipasarnya, cukuplah bu simpan tenaga ibu, aku pasti akan mendengarkan ibu tanpa harus berteriak. Aku sayang ibu" ucap Mourine yang sangat menyentuh.

 

"Ya bu, aku juga sayang ibu" louin juga mengikuti perkataan sang kakak.

 

"Ibu juga sangat menyayangi kalian" sang ibu memeluk mereka berdua dengan hangatnya.

 

Kejadian sang ibu dan dua anak itu sangat menyentuh sekali, mereka yang  hanya bisa berkumpul setiap sore sangat menikmati kehangatan beberapa jam saja berbagi kasih sayang, tapi sang anak  sangat mengerti posisi sang ibu yang memang sibuk berjualan dipasar.

 

Mereka menikmati hidangan yang disajikan seadanya oleh ibu yang hanya mempersiapakan makan malam untuk mereka. Lalu kembali sibuk untuk mempersiapkan untuk dagangan dari pagi hari sampai sore hari. Setelah usai  makan louin kembali kekamarnya dan diikuti oleh mourine di belakangnya.

 

"Kak, mengapa kakak terus mengikutiku?" Louin merasa aneh dengan sikap kakaknya akhir-akhir ini.

 

"Kau ini memang kakak salah jika kakak ingin bersama adiknya" Jawab mourine.

 

"Ya tidak juga"

 

Mau tidak mau louin menerima kakaknya mengikuti ke kamarnya.  Meskipun merasa aneh tapi ia terpaksa, louin membuka kamarnya yang berada dilantai dua bersebrangan dengan kamar mourine. Seperti burung, louin sangat senang berada didekat jendela. Ia langsung berdiri dihadapan jendela, kakaknya mengikuti kebiasaan adiknya yang selalu bertengger didepan jendela menikmati pemandajgan langit.

 

"Apa  yang sekarang kau gambar? tanya mourine yang sudah mengetahui kebiasaannya.

 

"Rakit kak" Louin menunjukan buku gambarnya yang ditugaskan oleh ito sheki.

 

"Sepertinya sangat sulit, apa ini benar sebuah rakit" tanya mourine membulak-balik buku gambar louin.

 

"Tidak kak ini mudah!"

 

Rasa penasaran mourine semakin jelas saja, ia membulatkan tekad untuk menjadi seorang famin. Gambar lembah elgonanvil sudah cukup jelas menjadi tujuan mourine, kini mourine melihat rakit yang sama persis ia lihat di rivin.  Rakit itu memang buatan sang adik yang famin sheki simpan dirivin, bukan tanpa alasan sheki menyimpannya ditempat yang bernama rivin, meskipun sheki hanya tahu itu buatan deki tapi rakitan itu cukup mencengangkan baginya. Gambar Rakitan yang sama persis dengan buku yang ada diperpustakaan rahasian kerajaan.

 

Rakitan itu hanya diketahui oleh sheki yang dibuat oleh deki dan mourine yang dibuat oleh sang adik louin. Mourine semakin penasaran dengan dunia luar yang wujudnya telah membuat mourine ingin melanggar peraturan sang ibu dan membohonginya.

 

"Apa ini?" tanya kakak yang melihat gambar adiknya.

 

"indah bukan, kak? louin tersenyum melihat gambar kalung yang dibuatnya.

 

"Darimana kau bisa menggambar lukisan kalung ini" tanya mourine yang melihat kalung disebuah leher seseorang

 

"Aku bisa menggambar semua itu ketika aku melihat langit, sungai, bulan, matahari, pepohonan, tanah dan merasakan angin" ucap louin dengan polosnya.

 

"Baiklah sudah malam, kau tidur?"

 

"Baik kak"

 

Setelah berpaling Mourine kembali menghampiri sang adik, "Ini untukmu?"

 

"Apa ini kak?" Louin diberikan sebuah kotak yang berbentuk persegi panjang dan kecil.

 

"Ini senjata pedang jarum kakak, tapi ini berbeda yang dari kau lihat biasanya. Simpan ini untukmu?" Mourine menggengam senjata yang berada ditangan sang adik.

 

"Tapi, ini bukankah senjata kakak?" Louin merasa tak enak untuk menerimanya.

 

"Kakak sudah jelas masih punya banyak" mourine menunjukan kotak pedang jarum yang lebih besar dari yang ia berikan kepada louin.

 

"Oh ya betul juga" Louin tersipu malu dan tersenyum.

 

Louin menyadari ada sifat yang berbeda dari mourine, pemikiran bocah umur empat belad tahun belum menyadari sepenuhnya. Ia hanya menganggap mourine seperti kakak yang biasanya, yang selalu mengerjainya dan mengejutkannya. Ia tak tahu sama sekali apa yang akan dilakukan kakaknya. Bocah polos itu hanya mengira jika kakaknya sudah terlalu baik kepadanya yang akhir-akhir ini sering sekali mengajarinya berlatih, bermain pedang dan membuat senjata yang diberikan untuknya.

 

Mourine sudah mulai menekadkan dirinya untuk membohongi adik dan ibunya yang hanya ia miliki dalam hidupnya. Ia tepaksa melakukan hal itu karena ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada louin, yang digambarnya, dilihatnya dan dikatakannya membuat mourine merasa mempunyai tanggung jawab untuk melindunginya. Ia sangat tahu sekali semua bisa terjadi tanpa sepengetahuannya, ia mungkin bisa berhasil walau tak menyangkal mungkin akan gagal, tapi mourine tetap harus mencari lembah itu, rakitannya dan kalung yang diberikan oleh ayahnya kepada sang ibu. Semua itu mourine yakini louin tak pernah melihatnya sebelumnya.

 

Mourine sangat khawatir dengan kehidupan adiknya louin. Ia tahu pasti akan terjadi sesuatu padanya. Semua gambarnya sangat berhubungan dengan  informasi yang dikumpulkan oleh para famin.

 

Mourine memeluk adik lelakinya, memegang kepala adiknya dan mengelus kepalanya, "Kakak ingin memeberitahumu satu hal, Hidup memang bukan pilihanmu tapi dalam hidup kau harus mempunyai pilihan"

 

"Apa maksud kakak?

 

"Kau tidak pernah tahu dan kapan kau akan terlahir kedunia ini, setelah kau membuka mata dan melihat dunia kau tidak akan tahu kemana arah akan membawamu dan ketika dewasa kau akan melihat semuanya, disaat itu kau harus memilih sesutu yang baik, ingat yang baik" jelas sang kakak.

 

"Ya itu pasti kak, aku akan menjadi seperti kakak. Aku inginnya seperti ayah tapi karena aku tak tahu ayah jadi aku akan seperti kakak" ucap louin sumeringah menjadi kakaknya yang hebat.

 

"Kau tidak boleh menjadi kakak, kau harus menjadi dirimu sendiri"

 

"Oke, aku ingin memeluk kakak" louin membalas pelukan dari sang kakak yang kembali menghampirinya.

 

ooo L U L LA B Y ooo

 

Lusa kini telah tiba, hari kedua mourine kembali berkumpul di tempat rahasia kerajaan untuk latihan mereka. Morine mulai mencari  informasi kembali mengenai kerajaan yang mungkin ada hubungannya dengan louin. ia berkeliling di dalam kerajaan melalui lorong-lorong. Famin sheki mengajak kelima orang calon famin itu untuk berlatih di dorlak, dorlak berada di sisi kerajaan yang merupakan tempat latihan sebesar lapangan yang sangat luas sekali yang berbentuk bundar, disana sudah disediakan macam-macam senjata dibibir pintu, ada baju khusus berperang dan  para pelatih dari setiap macam senjatanya.

 

Mereka pergi kedalam dorlak dan melihat kedalamnya, ia melihat banyak sekali para prajurit yang sedang berlatih dengan serius, sheki memberitahukan jika yang sedang duduk diatas balkon yang memperhatikan para prajuritnya yang sedang berlatih. Akhirnya mourine bisa melihat garsna yang selama ini dibicarakan oleh banyak orang,  ternyata yang dikatakan oleh banyak memang benar justru ia lebih seram dengan otot-otot yang besar sangat kuat dan terlatih.

 

"Pantas saja ia bisa memegang pedang yang berkali-kali lipat lebih berat, ototnya saja seperti pilar pilar kerajaan" mourine merasa merinding melihat badan garsna yang tinggi besar.

 

mourine dan yang lainnya kini tepat berada di bibir pintu, Sheki menjelaskan senjata yang sudah mereka lihat di bibir pintu, ada panah, tongkat, tombak, belati, pedang, tameng dan yang lainnya.  Mereka sangat terpukau melihat prajurit yang berlatih dengan sungguh-sungguh.

 

Puuiiihhhhh... Tombak yang dilesatkan mourine meluncur menembus angin dengan sangat cepat.

 

Ssssttt... tombak itu tepat mengenai prajurit yang sedang berlatih dan menancap kuat di tembok dorlak.

 

Sheki yang melihat tingkah mourine menjadi ketakutan karena ketika mourine melemparkan tombak itu, sang raja dan beberapa obis datang menghampiri garsna yang sedang mengikuti jalannya latihan. Semua prajurit langsung terhenti karena aksinya mourine, bahkan hirsh temannya seperti terbujur kaku seperti kehabisan darah melihat tingkah sahabatnya mourine. Semua pandangan mata tertuju pada kelima anak terpilih itu khususnya mourine yang telah melesatkan tombak yang merupakan ahlinya.

 

Runag menelan ludah mengingat ia tahu amarah garsna ketika ia kecil melihat sang komandan marah-marah rasanya semua bangunan gemetar, sampai detik ini ia tak pernah melupakan keladian itu. Sang raja terus memperhatikannya dan berbisik pada garsna dan yang lainnya yang berada di balkon itu.

 

"Apa yang kau lakukan"? tanya Famin sheki.

 

"Itu adalah langkah yang benar" Jawab hirsh terbata-bata.

 

"Apa maksudmu?" tanya famin sheki semakin marah karena pembelaan hirsh terhadap mourine.

 

"Itu langkah yang harus diambil ketika kau melihat orang yang berbeda dari yang lainnya. Lihat, ia memakai senjata yang berbeda dari yang lainnya, tak hanya itu gerakan latihan ia berbeda dari yang lainnya" jelas Hirsh setelah melhat keanehan dari salah  satu prajurit itu meskipunn awalnya ia merasa gelisah.

 

Proookkkk... Prookkk... Garsna bertepuk tangan dengan lantangnya dan senyumnya yang terhias diwajahnya. Tepuk tangan itu disertai oleh tepukan sang raja, obis dan para prajuritnya. mourine langsung tersipu malu karena menjadi pusat perhatian

 

Sheki tersenyum melihat tingkah mourine yang sigap. "Kau hebat, tak salah jika lestiw mengangkat sebagai  famin yang disebut paling pertama"

 

"HHhhhmmm... terima kasih" mourine menjawabnya dengan malu-malu. Ia tak tahu sama sekali jika itu adalah salah satu test yang diberikan oleh para seniornya.

 

mourine merasa tubuhnya lemas dan rasanya ingin terjatuh, tapi sebelum runag yang berada dibelakangnya ingin menangkap mourine, hirsh yang berada disampingnya sudah menangkapnya terlebih dahulu. Famin sheki hanya tertawa melihat mourine dan terkejut melihat kemampuannya. Tak hanya sheki semua yang berada di dorlak bertepuk tangan bahkan para raja dan petinggi lainnya.

 

Semua orang terkesima begitu juga Famin lestiw yang memilihnya, ia melihat jika mourine memiliki bakat yang cukup hebat.

 

"Kau ternyata sangat hebat untuk seukuran perempuan?" Garsna masih bertepuk tangan. "Kau memiliki mata dan insting yang tajam, kau cocok sekali menjadi Famin atau mungkin asistenku"

 

"Terima kasih" ucap mourine.

 

"Kau juga seorang analis yang hebat, sangat cepat sekali kau melihat sesuatu yang ada didepanmu, kalian tim yang cocok"

 

"Ya, karena kami adalah sahabat" ucap hirsh denagn bangganya.

 

"Pantas saja kalian sangat kompak" puji garsna.

 

Ditengah kebahagian mourine dan hirsh yang mendapatkan banyak pujian, runag terlihat kesal melihat mereka, tak ada satupun orang yang melihatnya atau memperhatikannya, semuanya tertuju kepada kedua sahabatnya itu.

 

"Siapa nama kalian?" Tanya garsna.

 

"Aku mourine raskali"

 

"Aku Hirsh lenima"

 

"Pantas saja, keluarga raskali, keluarga yang sangat lihai dalam bertarung dan bertahan. Lenima keluarga yang pandai dan pintar. Nona Raskali kau tidak berbohong kepada keluargamu untuk menjadi seorang famin?" Pertanyaan garsna membuat mourine tercengang.

 

"Apa maksudmu?" Tanya mourine.

 

"Yang selama ini aku tahu sudah beberapa generasi keluarga raskali tidak mengikuti ujian rahasia ini" penjelasan yang dikatakan garsna memamg sangat tepat.

 

"Tidak, aku sudah meminta izin dari keluargaku" jawab mourine dengan mantap meskipun hatinya tak bisa membohongi jika ia memang benar telah berbohong kepada ibunya.

 

"Kau tuan Lenima, bagaimana bisa kau ikut ujian ini?" tanya garsna pada hirsh.

 

"Itu sangat mudah, karena aku tak ingin terus memendam semua yang ada diotakku, aku hanya ingin mencurahkan semua pengetahuan yang telah ku pelajari" jawab hisrh optimis

 

Garsna mengangguk pasti dengan jawaban mereka yang begitu meyakinkan. "Baiklah... Kalau begitu, setelah selesai kalian akan kembali ke dorlak dan dilatih olehku secara langsung" senyuman garsna begitu mencurigakan namun meyakinkan.

 

"Ternyata batu akan lebih besar ketika direndam didalam air lebih lama" sindir runag.

 

Hirsh dan mourine yang mengetahui maksud dari runag, mereka berdua mengabaikannya dan berpura-pura tidak mendengar yang dikatakannya. Kelima anggota famin muda itu menuju tempat berkumpul mereka dan menyelesaikan tugas kedua mereka tinggal tugas terakhir mereka yaitu memantapkan hati mereka untuk yakin mengambil dan mengemban  tugas yang akan mereka jalani.

 

ooo L U L L A B Y ooo

 

Rapat kembali diadakan setelah mereka mengetahui apa yang dicari oleh raja Xyor dari Kerajaan Xyurmaf. Ya... Raja itu mencari kembali kekuatannya yang hilang, kekuatan yang telah lama ini ia inginkan. Ia mengerahkan semua bawahannya didunia ini untuk mencari kekuatan itu.

 

"Dia mencari anolin itu?" Ucap famin lestiw.

 

"Anolin, apa itu anolin?" Tanya garsna yang belum pernah sama sekali mendengar tentang hal itu.

 

Raja, ketujuh obis, garsna dan sheki siap mendemgarkan penjelasan dari famin lestiw yang sudah menelaah masalah tersebut dan baru saja kembali dari tugasnya yang seorang famin.

 

"Anolin adalah batu yang berwarna putih yang didalammya memyimpan kekuatan yang sangat kuat, selama ini raja xyor sudah mendapatkan batu  Elhos batu kegelapan yang selama ini ia punya" jelas lestiw.

 

"Lalu bagaimana ia mencari batu anolin itu, bukankah itu sangat kecil?" Tanya garsna.

 

"Tidak, sebuah batu itu memang mempunyai bentuk yang kecil. Tapi tidak jika kekuatan itu sudah pindah kedalam diri manusia. Selama ini hanya raja Xyor yang memiliki kekuatan yang hebat, berarti bukan tidak mungkin jika kekuatan batu itu berada pada didalam tubuh manusia" jelas famin sheki yang mendengar penjelasan dari famin lestiw.

 

"Benar, oleh karena itu xyor mengerahkan banyak pasukan untuk mencari keberadaan manusia itu?" Tambah famin lestiw.

 

"Apa dia seorang anak-anak, remaja atau sudah dewasa?" Tanya famin sheki.

 

"Jika kebanyakan dari mereka yang dikerahkan adalah irgot, berarti ia hanyalah seorang anak kecil atau ia belum mengetahui dengan pasti" jawab famin lestiw.

 

"Berarti anak itu tidak berada ditempat ini!"  Raja tobi menghela nafas lega karena irgot tidak ada yang datang kebotimalos.

 

"Dia tidak datang bukan berarti ia tidak ada disini, tapi mereka memang belum saja mengampiri ke tempat ini" ujar tibo bian.

 

Mereka kembali berpikir dan mencari cara kembali, tapi famin sheki mengingat sesuatu yang mungkin dimaksud oleh raja xyor. Famin sheki teringat dengan anak yang telah membuatnya penasaran dan ingin tahu, anak dari keluarga lihomni yaitu deki lihomni yang telah membuat rakitan yang sangat mirip sekali dengan yang dilihatnya, sedangkan rakitan itu sudah ada di tempat rahasia rivin berpuluh-puluh tahun lalu. Famin sheki mengetahui hal itu ketika ia melihat gambarnya, tapi bagaimana dengan deki lihomni yang belum pernah melihatnya sama sekali. Famin sheki mencoba untuk menyembunyikan hal yang berhubungan dengan deki terlebih dahulu sebelum ia benar-benar mempunyai bukti yang memang mengarah kepada deki. Meskipun rakitan itu cukup menyakinkannya.

 

Selama yang famim sheki ketahui, taka da satupun famin yang berasal dari keluarga lihomni sedangkan rivin adalah tempat rahasia. Tak mungkin ada yang bisa sembarangan otang masuk kedalam kerajaan.

 

"Ada apa denganmu?" Tanya famin lestiw yang resah melihat tingkah famin sheki.

 

Famin sheki terkejut pundaknya ditepuk oleh famin lestiw, "ah, tidak aku hanya takut jika anolin itu berada di tubuh seorang anak kecil. Sedangkan disini banyak anak kecil yang tidak berdosa dan tidak tahu apapun". Famin sheki merasa khawatir jika deki akan banyak diketahui banyak orang tapi famin sheki beruntung karena tak ada yang tahu tentang rakitan itu.

 

ooo L U L L A B Y ooo

 

"Kak apa yang terjadi padamu?" ucap louin melihat kakaknya yang sangat senang sekali.

 

"Kalau kau, kau juga sepertinya terlihat senang sekali" balas mourine yang melihat sang adik juga senang.

 

"Ya jelaslah aku senang, karena aku bisa mendapatkan teman seperti yang kakak katakan" jawab louin senyum-senyum.

 

"Kau melakukan hal itu karena kakak atau kau yang menginginkan sendiri?" sindir sang kakak.

 

"Ya awalnya karena kakak, tapi akhirnya aku sendiri, hehehhehe..."

 

Mourine sangat menikmati saat terakhir ia bersama dengan adiknya karena setelah ini mourine akan menjalani latihan dan bertugas sebagai seorang famin kerajaan. Ia akan terus bersama dengan adiknya sembari mengawasi kesehariaannya yang mulai membuatnya istimewa dimata mourine. Entah darimana adiknya bisa mengetahui dan melihat hal itu, tapi sebagian gambar darinya hampir sama dengan yang ada di rivin dan kalung yang ia lihat ketika ayahnya memberi pada ibunya.

 

Mourine teringat kembali dengan kalung itu, ia langsung pergi meninggalkan louin dan menghampiri ibunya yang sedang mencuci piring didapur.

 

"Bu...?" panggil mourine.

 

ibu masih sibuk mencuci piring, suara gesekan barang kotor menambah kebisikan yang dilakukan ibu dan mourine berharap ketika ia bertanya kepada ibunya tak menambah kebisingan.

 

"Kenapa sayang?" ucap lembut ibu yang mendengar suara anaknya. 

 

Mourine menghela nafas berhati-hati mengatakan apa yang ingin ditanyakannya, mourine takut jika ibu mengingat kembali kenangan bersama ayahnya. Mourine sebenarnya tak ingin mengungkit hal itu tapi apa yang dilihatnya di buku gambar louin membuatnya penasaran dan ingin mengetahui tentang kalung itu. Ia duduk bersandar dikursi yang biasa ia gunakan untuk makan bersama. Ia merasa gelisah dan takut.

 

"Ada apa sayang?" sang ibu yang sudah usai mencuci piring merasa bingung dengan anak perempuannya.

 

"Tidak bu, aku sedang berpikir saja"

 

"Berpikir apa?" tanya ibu mengerutkan kening.

 

"Dulu aku pernah melihat ibu diberikan kalung yang indah oleh ayah" tanya mourine pelan agar keadaan lebih terkendali.

 

Ibunya terus berpikir mencoba mengingat kalung yang telah diberikan oleh ayahnya sebelum meninggalkannya. Ibu mengerutkan keningnya yang sepertinya sangat sulit untuk mengingat kalung pemberian suaminya

 

"Memangnya kalung yang diberikan oleh ayah tidak hanya satu" mourine memendam kesal melihat ibunya yang terlalu lama berpikir.

 

"Tidak banyak tapi ibu lupa" ibu menggaruk-garuk kepalanya tak mengingat apapun.

 

"Itu... bu! Mourine tak bisa menahan kekesalahnnya. "Kalung yang berbentuk persegi tujuh yang berwarna peach ditengahnya bercahaya seperti air yang lumer"

 

"Owh...? mulut ibu membentuk bulat sempurna. "Ibu ingat, memangnya kenapa"?

 

"Ada tidak untukku?" harap mourine dengan senyum yang lebar. Senyum yang lebar ia gunakan hanya untuk memancing ibunya agar mengatakan seseuatu yang ia ingin dengar. Mourine sangat tahu dengan jelas karena kalung itu hanya ada satu khusus diberikan oleh ibu, bahkan mourine yang ketika itu berumur tujuh tahun sangat jelas mendengar ayahnya melarangnya ibunya untuk memakai kalung itu karena hanya boleh untuk disimpan.

 

"Tapi untuk apa? Mengapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?" ibu balik bertanya ingin tahu maksud dari mourine.

 

"A..a... aku hanya ingin saja, aku pikir ayah akan berikan untukku?" mourine gelagapan mendengar pertanyaan ibunya.

 

"Nanti ibu belikan untukmu"

 

"Tidak mau..." mourine menggelengkan kepala.

 

Mourine bingung harus mengatakan apa kepada ibunya karena ia akan pergi untuk waktu yang lama. Mourine mencari cara agar alasannya bisa diterima oleh ibunya meskipun ia harus berbohong.

 

"Ibu ayo tebak???" Mourine selalu tersenyum didepan ibunya hanya untuk menghilangkan rasa curiganya.

 

Ibu kembali mengerutkan kening dengan mimik wajah yang aneh sembari mengeringkan piring yang barusan ia cuci.

 

"Aku... akan menjadi pelayan kerajaan" jawab mourine sumeringah.

 

Prakkkk... ntang... Piring yang ibu pegang tiba-tiba terjatuh mengagetkan mourine.

 

"ibu kau tidak apa-apa?" Mourine langsung khawatir dan memegang ibunya.

 

"Kakak... ibu...?" Teriak louin yang mendengar suara benda pecah jatuh dan berlari dari kamarnya dilantai dua menuju dapur. "Ada apa?"

 

"Tidak louin, kau tak usah sekhawatir itu. Ibu tak sengaja menjatuhkannya karena kakak mengganggu ibu?" Mourine memberikan penjelasan kepada louin agar tidak ikut khawatir.

 

"Tapi kenapa dengan ibu? Mengapa ibu terdiam?" Tanya louin melihat ibunya diam tak begerak.

 

"Sama halnya denganmu, ibu terkejut?" jawab mourine masih menutup tangan ibunya yang gemetar.

 

"Owhhh..." Louin kembali kekamarnya setelah ia merasa tenang tak ada yang terjadi.

 

Mourine terus menatap mata ibunya dan wajahnya Berkeringat merasakan ketakutan dan gemetar mendengar perkataan itu. Melihat keadaan ibunya sekarang Ia tak mungkin sanggup melihat ibunya jika ia mengatakan yang sebenarnya. Ia tak tahu harus berbuat apa jika sang ibu mengetahuinya jika ia akan menjadi serang famin. Mourine melakukan ini semua karena ia yakin jalan yang dipilihnya adalah benar. Ia ingin mengetahui tentang gambar louin, larangan ibunya dan kalung pemberian ayahnya.

 

Ibu tetap mematung tak bergerak mendengar perkataan anaknya barusan,  perkataan yang membuatnya terasa kehilangan nyawanya. Larangan yang telah ibu katakan berkali-kali tak didengar oleh anaknya, tubuhnya lemas dan gemetar. Mourine terus memegang tangannya agar ibunya duduk dan merasa tenang. Mourine memberinya minum dan membersihkan serpihan pecahan kaca.

 

"Bu... Aku masih mendengar perkataan ibu. Aku hanya menjadi pelayan kerajaan untuk 7 bulan kedepan, aku bekerja sebagai seorang pelayan, aku hanya ingin tahu dan belajar didapur untuk jenis masakan dan aku hanya ingin merasakan tinggal disebuah kerajaan" Mourine menjelaskan kepada ibunya pekerjaan yang sederhana.

 

"Ibu sudah katakan padamu untuk tidak berhubungan dengan kerajaan" sang ibu menekan mulutnya membentak mourine agar tidak terdengar oleh louin.

 

"Bu, aku sudah besar dan aku ingin melakukan apapun yang kuinginkan, dan aku hanyalah menjadi seorang pelayan yang bekerja didapur?" jelas mourine.

 

"Kau janji hanya sebagai menjadi pelayan?" sang ibu mencoba mengerti yang dikatakan oleh mourine meskipun bertentangan dengan hatinya.

 

Mourine mengangguk dalam kesedihannya yang mendalam karena ia terpaksa membohongi ibunya tersayang, keyakinan dalam hatinya sudah sangat pasti untuk melanglang buana didunia ini, bukan hanya pekerjaan menjadi seorang famin untuk kerajaan tapi sebagai seorang kakak dan anak dalam keluarga.

 

 

QARINA R

JAKARTA, 05 DESEMBER 2015

 

LULLABY ( THE LEGEND OF MYTH )

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Black Roses
29500      4317     3     
Fan Fiction
Jika kau berani untuk mencintai seseorang, maka kau juga harus siap untuk membencinya. Cinta yang terlalu berlebihan, akan berujung pada kebencian. Karena bagaimanapun, cinta dan benci memang hanya dipisahkan oleh selembar tabir tipis.
Code: Scarlet
22858      4533     15     
Action
Kyoka Ichimiya. Gadis itu hidup dengan masa lalu yang masih misterius. Dengan kehidupannya sebagai Agen Percobaan selama 2 tahun, akhirnya dia sekarang bisa menjadi seorang gadis SMA biasa. Namun di balik penampilannya tersebut, Ichimiya selalu menyembunyikan belati di bawah roknya.
No Escape
396      273     4     
Short Story
They're trapped. They're scared. In the middle of nowhere, Cassie slowly learn how to survive, without water, without nothing. No, she's not the only one. A group of 20 people woke up in a remote island. They must work together to find not only an escape, but their lost memories as well. That, or they perish on a desolate island.
Lavioster
3717      1039     3     
Fantasy
Semua kata dalam cerita dongeng pengiring tidurmu menjadi sebuah masa depan
THE HISTORY OF PIPERALES
1896      695     2     
Fantasy
Kinan, seorang gadis tujuh belas tahun, terkejut ketika ia melihat gambar aneh pada pergelangan tangan kirinya. Mirip sebuah tato namun lebih menakutkan daripada tato. Ia mencoba menyembunyikan tato itu dari penglihatan kakaknya selama ia mencari tahu asal usul tato itu lewat sahabatnya, Brandon. Penelusurannya itu membuat Kinan bertemu dengan manusia bermuka datar bernama Pradipta. Walaupun begi...
Nyanyian Laut Biru
2071      738     9     
Fantasy
Sulit dipercaya, dongeng masa kecil dan mitos dimasyarakat semua menjadi kenyataan dihadapannya. Lonato ingin mengingkarinya tapi ia jelas melihatnya. Ya… mahluk itu, mahluk laut yang terlihat berbeda wujudnya, tidak sama dengan yang ia dengar selama ini. Mahluk yang hampir membunuh harapannya untuk hidup namun hanya ia satu-satunya yang bisa menyelamatkan mahluk penghuni laut. Pertentangan ...
TRISQIAR
7679      1496     11     
Fantasy
Aku memiliki sesuatu yang berbeda. Ibuku bagaikan monster yang memelihara anak iblis. Teman hanyalah kata kiasan untuk mengutuk mereka Manusia bagiku hanyalah bayangan yang ingin aku musnahkan aku tidak pernah sama sekali memperdulikan hidupku karena aku tidak akan pernah bisa mati dan hal itu membuatku senang membunuh diriku sendiri. tapi karena kebiasaanku, sesuatu itu memberikanku kek...
LINN
12073      1832     2     
Romance
“Mungkin benar adanya kita disatukan oleh emosi, senjata dan darah. Tapi karena itulah aku sadar jika aku benar-benar mencintaimu? Aku tidak menyesakarena kita harus dipertemukan tapi aku menyesal kenapa kita pernah besama. Meski begitu, kenangan itu menjadi senjata ampuh untuk banggkit” Sara menyakinkan hatinya. Sara merasa terpuruk karena Adrin harus memilih Tahtanya. Padahal ia rela unt...
BlueBerry Froze
3436      1071     1     
Romance
Hari-hari kulalui hanya dengan menemaninya agar ia bisa bersatu dengan cintanya. Satu-satunya manusia yang paling baik dan peka, dan paling senang membolak-balikkan hatiku. Tapi merupakan manusia paling bodoh karena dia gatau siapa kecengan aku? Aku harus apa? . . . . Tapi semua berubah seketika, saat Madam Eleval memberiku sebotol minuman.
My Soul
146      110     1     
Fantasy
Apa aku terlihat lezat dimatamu? Meski begitu,jiwaku hanya milikku bukan untuk siapapun. ---- -Inaya- Jika dikira hidupku ini sangat sempurna dan menyenangkan,memiliki banyak teman,keluarga dan hidup enak,tidak semua benar,aku masih harus bersembunyi dari para Soul Hunter,aku masih harus berlari dari kejaran mereka setiap saat,aku juga harus kabur dari setiap kejadian yang melibatkan So...