Read More >>"> LINN (07. SENJATA TAKDIR) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - LINN
MENU
About Us  

Senjata Takdir

Hari yang ditunggu sudah tiba, para putri bangsawan menuju Istana utama untuk memperkenalkan para keluarga Kerajaan Lasverre. Para wanita berjajar rapi memasuki aula kerajaan. Sara tidak henti-hentinya memandang kemegahan didalam istana. Ia merasa takjub dengan kemewahan ini. Mahakarya ini membuatnya terpana namun ia lebih merana lagi jika ia tidak bisa merasakan kebebasan yang selama ini ia rindukan. Iringan para wanita sudah berjejer Memasuki ruangan untuk menghadap Raja dan pastinya yang ditunggu-tunggu sang pangeran terkutuk yang sampai saat ini belum pernah menunjukkan wajahnya.

Pintu besar sudah terlihat dari kejauhan. Dinding sangat tinggi dengan tiang yang kokoh dan besar. Sudah bisa terbayangkan kemegahan apa lagi yang akan disuguhkan. Perlahan Cahaya dengan garis tipis mulai melebar perlahan. Pintu besar akhirnya terbuka. Para wanita sudah berjejer rapi menghadap kedepan. Sang raja Naren Arsan dan Ratu Tatiana Arsan sudah duduk dengan gagah dan anggun.

Sara berdiri dan tertunduk sembari menunggu pengumuman yang mungkin bisa membuat kehidupannya berubah. Raja berdiri dan memerintahkan para wanita untuk menegakkan kepalanya. Raja mengucapkan beberapa kata untuk menyambut kedatangan para wanita yang akan menjadi pasangan untuk anaknya. Raja mengucapkan terima kasihnya, meski tidak diucapkan secara gamblang raja tidak menampik jika desas desus mengenai anaknya yang terkena kutukan memang benar adanya hanya saja kebenarannya hanyalah kerajaan yang mengetahuinya.

Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya diumumkan juga. Sara sudah tidak sabar untuk cepat pulang dari istana ini dan bermain bersama kampung halamanya, pastinya akan banyak aksi yang terjadi setelah sekian lama ia tidak merasakan liarnya angin, gelapnya malam dan pekatnya kehidupan. Keseruan itu yang ditunggu Sara. Penasehat Raja membuka mulut mengucapkan beberapa nama yang akan dipilih menjadi tunangan pangeran. Penasehat itu hanya memilih 7 wanita dari sekian banyak wanita yang memenuhi setengah karpet merah. Sesuai prediksi para wanita yang berdesas-desus dan saling tebak menebak kandidat pasti tunangan pangeran. Tiga orang termasuk wanita bergaun merah itu benar adanya dan mereka dipastikan masuk sesuai kata yang keluar dari mulut penasehat raja itu. Sara menganggukkan kepala karena mereka pasti akan masuk, nama keempat dan seterusnya disebutkan dan Sara juga tidak henti-hentinya mengangguk kepala pelan mendengar satu persatu nama yang di sebutkan. Sampai nama terakhir juga ia terus mengangguk tidak sadar. Ia bingung apakah benar namanya dipanggil oleh penasehat raja. Kini sara menggelengkan kepala tidak mungkin ia pasti salah dengar. Sara bimbang dan menanyakan kembali nama terakhir yang disebutkan oleh penasehat raja.

“Maaf yang Mulia” ujar Sara.

Raja menanggapi dan membalas ucapan Sara. Begitupun dengan para wanita yang mendengar jelas ucapannya.

“Maaf yang Mulia atas kelancangan saya. Saya ingin mendengar nama terkahir yang disebutkan?” ucap Sara canggung dengan situasinya saat ini. betapa bodoh dirinya harus menanyakan hal seperti ini.

Penasehat raja melirik kearah Sang Raja. Raja mengizinkan penasehatnya untuk mengucapkan ke tujuh nama itu dari awal. Sara terkejut karena ia benar-benar terpilih. Ia yakin tidak salah dengar, ia sudah memasang telinga dan memastikan namanya. Pikirannya bagaikan angin tornado semua yang dipikirkannya diluar istana terhempas entah kemana. Ia sangat yakin jika namanya Saralee Acelin Esvarat terpilih menjadi kandidat tunangan pangeran. Pupus sudah semua yang direncanakannya kini ia benar-benar harus tunduk kepada peraturan yang mengikat dan tidak mungkin bisa ia langgar dengan lantang seperti dirumahnya. Ia yakin ini  bukanlah karma karena ia menentang semua yang ada dirumah keluarga Esvarat. Sara hanya bisa tertegun dengan pikiran yang setengah melayang-layang. Bahkan mimik wajahnya kini menjadi perhatian mata lain yang sedang bersembunyi dibalik mata para wanita yang berada disana.

Ketujuh wanita yang dsebutkan kini dipindahlan ketempat yang lebih kecil untuk dipekernalkan kepada keluarga raja yang lainnya. Sara masih diam tidak percaya dengan yang didengarnya tapi langkah kakinya mengikuti arah penasehat Raja yang menuntunnya keruangan lain.

“Hey Raska” ujarnya melihat sosok orang yang dikenalnya berada dibibir pintu untuk memasuki ruangan yang sama. Sara benar-benar lega karena ada teman yang Ia kenal didalam istana ini selain Adia dan Rawnie. Sara tidak menyadari jika ucapannya bisa dikatakan menyalahkan aturan, ia tidak menyadari jika penasehat raja dan wanita lain itu menunduk hormat padanya. Raska yang mendengarnya hanya membalas dengan senyuman lucu.

Sara sudah memasuki ruangan kedua. Kemewahan terus menerus disuguhkan oleh istana ini, beberapa pelayan sudah siap berjejer rapi dan beberapa koki yang sedang menyiapakn makanan di sebuah meja panjang yang tidak terukur berapa panjangnya, itulah yang terbesit di otak Sara dengan kehadiran meja makan yang sangat besar. Sara dan keenam wanita lainnya dipersilahkan duduk di kursinya masing sembari menungggu Raja, Ratu dan pastinya Pangeran yang dimaksud. Kedatangan Sang raja membuat mereka harus kembali berdiri dan memberi penghormatan. Ratu dan disusul keempat pangeran dan satu putri. Sang raja sengaja memilih perjamuan makan untuk memperkenalkan mereka.

Penasehat Raja yang berdiri disamping Raja memperkenalkan satu persatu dari pangeran pertama. Pangeran pertama, Pangeran itu bernama Leo Ezra Arsan, ia menundukkan kepala pelan dan melanjutkan makannya, dari wajahnya sangat terlihat tegasnya. Pangeran kedua Bertin Shilo Arsan, pangeran ini terlihat sangat santai bahkan lebih cuek, hal itu jelas terlihat dari senyuman yang dipamerkan seadanya sebatas syarat. Pangeran ketiga Addrin Egbert Arsan, sekilas tidak ada yang aneh dari pangeran yang memiliki kutukan semua terlihat normal, hanya saja ia memiliki wajah  yang memang  sangat dingin dari yang lain, ia adalah pngeran yang menjadi tunangan Sara yang juga Putra mahkota atau Calon raja karena ia lahir dari Ratu utama. Pangeran keempat yang membuat Sara terkejut setengah mati, ia salah mengartikan kehadirannya didepan mata, ia Euraska Nas Arsan, pangeran yang membuat Sara menarik kembali ucapan “Lega” sedangkan Raska hanya tersenyum lucu melihat wajah sara. Dan yang terakhir adalah sang putri yang bernama Ira Ismenia Arsan, sang putri yang masih kecil dan Sara yakin ia masih berusia sekitar 9-10 tahun. Ia terlihat manis dan cantik dengan gaun yang indah dan tingkahnya yang manja. Yang dipastikan semua pangeran itu sangat jelas tampan dan bertubuh sangat baik. Hanya saja Sara masih belum percaya jika pangeran terkutuk itu tidak seumuran ayahnya justru muda seumuran dengan kakak pertamanya, Sara berprasangka jika kutukan sebenarnya pasti tidak akan pernah bisa tua, seharusnya itu menguntungkan dirinya.

Penasehat Raja juga memperkenalkan Sara dan para wanita kepada keluarga kerajaan yang sedang menyantap makanan dengan bincang-bincang hangat. Semua wanita saling mengerlingkan mata seolah kode centil untuk pangeran tapi tidak untuk pangeran ketiga. Sara yang memang tidak tertarik ia hanya berbincang dengan Raska yang sudah dikenal sebelumnya begitupun dengan Raska yang hanya membalas kata-kata dari Sara. Mereka yang sudah akrab tidak saling mempermasalahkan status mereka. para wanta terus menerus menebarkan pesonanya kepada pangeran kedua dan pertama meski tidak dengan wanita bergaun merah, ia hanya diam dan makan sifat dinginnya mirip sekali dengan pangeran yang juga sudah memasang wajah seperti itu dari awal. Setidakya itu bukan hal yang aneh jika mereka sudah saling mengenal sejak dari kecil. Mungkin saja mereka memiliki ruangnya sendiri untuk berbincang.

Sara tidak percaya sama sekali jika ia akan menghabiskan waktunya di istana. Sara benar-benar lemah ia tidak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan rasa bosannya. Ia tidak bisa melakukan hal-hal yang ia sukai ditambah dengan peraturan istana dan juga ia adalah seorang perempuan. Sara benci memikirkannya. Wajah suramnya mengiringi perjalanan kekamarnya. Bahkan iapun ia tidak sadar diikuti oleh Raska dan Adia pelayannya yang terdiam takjub melihat pangeran keempat ada didepan bersamanya. Ia terus meracau mengeluh mengapa ia bisa terpilih dari sekian banyak wanita yang ada disana. Ia sudah semaksimal mungkin untuk membuatnya tereliminasi dari acara ini, rencana yang sudah ia susun kacau balau. Ia akan melarikan diri dari rumahnya jika ia tidak terpilih dan kembali menghabiskan waktu bersama Pon, Rawnie dan anggota lainnya. ia mengutuk dirinya sendiri dan mejambak rambutya.

“Hahahahaha…” suara tawa itu membungkam racaun Sara.

“Sejak kapan kau disana?” Tanya Sara tidak percaya dengan kehadiran 2 orang dibelakangnya. Sara semakin menyalahkan dirinya sendiri ia benar-benar tidak merasakan hawa keberadaan 2 orang dibelakangnya. Ia merasa semakin lemah karena terlalu lama berada didalam istana

“Ma… maaf Nona saya dan pangeran keempat sudah mengikuti anda sejak keluar dari perjamuan makan malam tadi” ujar Adia gugup.

“Apa…” Sara terkejut, suaranya menggema memenuhi lorong menuju arah kamarnya. Adia kaget mendengar suara Nonanya, pangeran keempatpun mematung mendengar suara Sara yang menggelegar dan juga tidak ketinggalan Rawnie yang telah menghilang beberapa hari tiba-tiba datang diwaktu yang tepat, Rawnie tak kalah ia muncul dari jendela dan memecahkan kacanya ia memasang kuda-kuda siap bertarung.

“Ada apa Nona?”

“Maaf aku hanya terkejut” ujarnya lemas menuju kamar.
Rawnie tidak kalah kagetnya dengan kehadiran pangeran yang tidak ia sadari, sudah bisa dipastikan jika aksinya terlihat jelas oleh pangeran. Rawnie memberi hormat dan meminta maaf. Raska hanya tersenyum karena hal itu bukanlah masalah. Rawnie dan Adia pamit dari hadapan Raska untuk menghampiri Nonanya yang sekarang dipastikan stress berat.

Sara kembali melakukan aktivitas barunya, merebahkan tubuh lalu menelantangkan kedua tanganya dan menatapi dalam langit-langit kamarnya sembari meracau tiada henti. Melihat keadaan Sara sungguh ironis sekali karena burung liar yang hidup dialam bebas kini menjadi burung peliharaan yang hidup didalam sangkar. Rawnie dan Adia yang sudah terbiasa membiarkan telinga mereka mendengarkan ocehan Nonanya.

“Apakah aku akan terus menggunakan gaun yang merepotkanku?”, “Apakah aku akan terus menggunakan sepatu yang terus membuat kakiku lelah?”, “Apakah aku akan terus menggunakan hiasan kepala yang membebankan kepalaku?”, “Apakah aku…. aaarrrggghhh”. “Apa kau tidak kasihan padaku Rawnie?” Sara menunjukkan wajah melasnya kepada Rawnie yang jelas iapun tahu tidak akan bisa menolongnya, Rawnie hanya membalasnya dengan alis yang ia naikkan dengan wajah cueknya melihat Nonanya meminta sesuatu yang mustahil.

Sara akan menjadi Selir untuk pangeran ketiga. Sara yang tidak pernah berpikir akan hidup diistana ini belum ada persiapan sama sekali untuk menjadi seorang tunangan. Ia belum siap untuk menikah diumurnya yang akan menginjak 16 tahun pada tanggal 17 April yaitu 1 bulan lagi, 1 minggu sesudah hari pertunangannya. Sesuai urutan yang disebutkan oleh penasehat raja Si Gaun merah Misha akan menjadi permaisuri utama dan hal itu sudah diduga oleh Sara.

Istana sudah mulai dihiasi dengan sangat megah, indah dan penuh warna. tidak hanya didalam kerajaan bahkan diluar kerajaan masyarakat ikut berpesta begitupun dengan para bangsawan yang sengaja datang dari luar dan undangan kerajaan untuk para Raja dari kerajaan lainnya. Sara sudah tidak bisa berbuat apalagi karena ia sudah dipastikan akan menjadi seorang pengantin. Iapun terpaksa menerima dan mulai saaat ini ia harus teerbiasa dengan kehidupan istana dan yang paling membuatnya sedih ia tidak akan pernah betemu dengan Narez, kalaupun berjumpa ia juga tidak mungkin bersama.

Sara tidak memperdulikan statusnya dan ia merasa bosan terus didalam kamar, Sara memutuskan untuk membantu para pelayan mengerjakan sesuatu, karena mustahil untuk pergi dari istana. Para pelayan merasa tidak enak karena tindakan calon tunangan pangeran itu namun mereka juga tidak berani melarangnya, mereka takut jika Ratu ataupun Raja datang dan melihat aktivitas Sara. Sara yang melihat kekhawatiran memberitahu mereka jika ia akan bertangung jawab jika memang hal yang tidak diinginkan terjadi.

“Yang Mulia” hal yang baru dibicarakan kini tepat dihadapan mereka. sang Ratu datang dengan Wajah tegas yang tidak pernah hilang sedari awal kedatangannya. Sara yang melihat wajah para pelayan langsung bertanggung jawab. “Maaf yang Mulia, jika saya ikut turut campur membantu pekerjaan mereka. Saya akan bertanggung jawab atas kesalahan saya sendiri”

Sara tidak kalah takut namun ia harus bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Ratu menatap Sara yang masih menunduk iapun tidak mengatakan sep tahkatapuun untuk menjawab ucapan dari Sara. Tidak lama kemudian Sara merasakan sentuhan dirambutnya, usapan yang sangat lembut dan menyentuh hatinya, ia mendambakan belaian seperti ini dari seorang ibu. “Lakukanlah Nak apa yang ingin kau lakukan, hal ini bukanlah suatu tindak kejahatan tapi kau tidak perlu memaksakan diri”

Sang Ratu telah berlalu namun Sara masih tertunduk ia rindu belaian seorang ibu yang tidak pernah ia rasakan sama sekali, ia baru tahu jika belaian yang baru pertama kali ia rasakan sungguh menenangkan, tanpa ia sadari kembali ia meneteskan air matanya dan membuat pelayan yang dihadapannya terkejut dengan tingkah Sara yang tiba-tiba menangis. Mereka serba salah dan tidak tahu kenapa majikannya menangis tiba-tiba. Sara lalu menghapusnya dan mencari alasan agar pelayannya tidak khawatir dan melanjutkan kembali apa yang sedang dikerjakannya bersama-sama.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • nuratikah

    Konsep ceritanya menarik dengan sudut pandang istana sentris. walaupun banyak typo. Aku suka, sukses untuk ceritanya. Kunjungi ceritaku juga ya... yang RARANDREW.

    Comment on chapter 01. SI BUNGSU
Similar Tags
Lost in Drama
1687      641     4     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...
IMAGINE
327      225     1     
Short Story
Aku benci mama. Aku benci tante nyebelin. Bawa aku bersamamu. Kamu yang terakhir kulihat sedang memelukku. Aku ingin ikut.
The Diary : You Are My Activist
12546      2192     4     
Romance
Kisah tentang kehidupan cintaku bersama seorang aktivis kampus..
Dua Warna
379      276     0     
Romance
Dewangga dan Jingga adalah lelaki kembar identik Namun keduanya hanya dianggap satu Jingga sebagai raga sementara Dewangga hanyalah jiwa yang tersembunyi dibalik raga Apapun yang Jingga lakukan dan katakan maka Dewangga tidak bisa menolak ia bertugas mengikuti adik kembarnya Hingga saat Jingga harus bertunangan Dewanggalah yang menggantikannya Lantas bagaimana nasib sang gadis yang tid...
Frasa Berasa
57815      6409     91     
Romance
Apakah mencintai harus menjadi pesakit? Apakah mencintai harus menjadi gila? Jika iya, maka akan kulakukan semua demi Hartowardojo. Aku seorang gadis yang lahir dan dibesarkan di Batavia. Kekasih hatiku Hartowardojo pergi ke Borneo tahun 1942 karena idealismenya yang bahkan aku tidak mengerti. Apakah aku harus menyusulnya ke Borneo selepas berbulan-bulan kau di sana? Hartowardojo, kau bah...
Aku Benci Hujan
4509      1304     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Untuk Reina
22721      3274     30     
Romance
Reina Fillosa dicap sebagai pembawa sial atas kematian orang-orang terdekatnya. Kejadian tak sengaja di toilet sekolah mempertemukan Reina dengan Riga. Seseorang yang meyakinkan Reina bahwa gadis itu bukan pembawa sial. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada Riga?
Kita
497      328     1     
Romance
Tentang aku dan kau yang tak akan pernah menjadi 'kita.' Tentang aku dan kau yang tak ingin aku 'kita-kan.' Dan tentang aku dan kau yang kucoba untuk aku 'kita-kan.'
Shinta
5406      1659     2     
Fantasy
Shinta pergi kota untuk hidup bersama manusia lainnya. ia mencoba mengenyam bangku sekolah, berbicara dengan manusia lain. sampai ikut merasakan perasaan orang lain.
BlueBerry Froze
3436      1071     1     
Romance
Hari-hari kulalui hanya dengan menemaninya agar ia bisa bersatu dengan cintanya. Satu-satunya manusia yang paling baik dan peka, dan paling senang membolak-balikkan hatiku. Tapi merupakan manusia paling bodoh karena dia gatau siapa kecengan aku? Aku harus apa? . . . . Tapi semua berubah seketika, saat Madam Eleval memberiku sebotol minuman.