Read More >>"> LINN (08. DIA) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - LINN
MENU
About Us  

Dia

 

Baik diistana maupun di halaman semuanya telah dipenuhi oleh hiasan dan juga masyarakat yang tidak henti berpesta, mereka menyambut baik acara pertunangan dan berharap kutukan sang pangeran agar segera hilang dan kembali menikmati festival yang dipaksa dihentikan karena bertepatan dengan hari pangeran ketiga alias pangeran Addrin mendapat kutukan dan hal itu disaksikan oleh masyarakan baik itu dari Kerajaan Lasverre atau Kerajaan lainnya yang memang sengaja datang untuk mengikuti atau melihat festival malam lampion yang diadakan setiap setahun sekali. malam untuk memperingati ulang tahun kerajaan Lasverre. Sayangnya kejadian itu harus terhenti ketika Raja tidak sengaja berburu ke kawasan terlarang. Kawasan gelap yang tidak mengizinkan siapapun untuk menginjakkan kakinya ditanah hitam itu. sang Raja yang mnegetahui hal itu, namun ia tidak sengaja menyentuh tanah itu dengan ujung sepatunya tepatnya satu hari sebelum Festival diadakan.

Pada malam itu Raja mendadak sakit dan kabut hitam melanda kerajaan Lasverre ditengah riuh pesta. Masyarakat terkejut tiba-tiba awan hitam bergumpal sudah ada diatas langit dengan gemuruh petir dan kilat yang cukup menakutkan. Tidak lama muncul suara yang menggema diatas langit. Masyarakat semua kocar-kacir menyelamatkan diri. Suara itu terus terngiang beberapa saat ditelinga semua orang kerjaan Lasverre. Disaat itulah kutukan diberikan kepada Pangeran ketiga yang merupakan Calon Raja berikutnya yang sedang menemani ayahnya yang kesakitan harus menanggung akibatnya.

Entah kutukan apa yang sebenarnya. Semenjak saat itu dilakukan berbagai cara dan akhirnya cara satu-satunya ia harus menikah, namun tidak ada satupun yang tahu tujuan dibalik pernikahan. Alhasil tidak ada yang boleh satupun pangaran menikah sebelum pangeran Addrin menemukan calon yang tepat. entah calon seperti apa yang dicarinya karena pertunangan ini bukan kali ini saja dilakukan namun tetap tidak ada yang tepat, bahkan kini tidak ada yang tahu kemana wanita yang sebelumya ia nikahi. 

Hacciuuhhh… suara bersin itu mengalihkan pandangan Sara yang sedang asyik duduk ditaman memandangi langit. Sara tidak ada lagi yang bisa ia kerjakan.

“Kau mengagetkanku saja Raska” ujar Sara menoleh kearahnya lalu melanjutkan kembali menatap langit.

“Hey… kau, apa seperti itu caramu menyapa seorang pangeran?” ledeknya dan duduk disebelahnya.

“Hahahahaha… yang aku kenal bukanlah pangeran Euraska tapi Raska. Aku tidak ingin sama sekali berbincang dengan pangeran Euraska tapi jika dengan Raska mungkin aku masih bisa mempertimbangkannya” ujar Sara.

“Hey… aku seorang pangeran” tambahnya.

“Hey… aku juga seorang calon tunangan pangeran” balas sara canda dengan suara berat.

“Kau lebih manis ketika tersenyum” ujar Raska yang membuat hati Sara terhenyak. Disaat seperti ini mengapa ia harus mengingat hal itu kembali. Sara sudah bersusah payah untuk melupakannya namun mendengar kalimat itu rasanya semakin sakit dan berat. Raska menjadi serba salah, ia tidak tahu jika ada kata-katanya yang menyinggungnya. “Maafkan aku…” Raska yang tidak sadar langsung memeluk Sara untuk menenangkannya.

“Aku baik-baik saja” Ujar Sara melepaskan pelukannya.

“Maaf aku tidak bermaksud untuk memelukmu” ujar Raska tidak enak hati dengan tingkahnya. Ia lupa jika yang ada dihadapannya bukanlah Ira yang biasa ia peluk jika sedang bersedih. Sayangnya ia adalah seorang tunangan kakaknya yang sudah pasti tidak bisa ia miliki. “Aku terkejut ketika kau terpilih menjadi tunangan kakakku”

“Mengapa kau terkejut, yang seharusnya terkejut itu aku” kata Sara yang kembali normal.

“Acara itu tidak hanya diadakan untuk mencari tunangan kakakku saja. Kami semua juga melihat mereka dan jika tidak terpilih kami bisa mencari salah satu dari mereka untuk dijadikan tunangan. Aku pikir kau tidak akan terpilih. Aku melihat kebanyakan mereka memiliki banyak kelebihan. Kenapa harus kau yang dipilih” ujar Raska membingungkan Sara.

“Maksudmu aku tidak lebih baik dari mereka”

“Bukan begitu maksudku dibandingkan yang lain padahal kau tidak terlalu menonjol”

“Sudahlah kau terlalu banyak berpikir” Sara bangun dari duduknya dan merapikan pakaiannya. “Aku harus masuk sebelum Adia dan Rawnie mencariku”

Raska hanya bisa melihat punggung Sara yang berjalan semakin menjauh. Ia merasakan sesuatu yang berbeda didalam hatinya. Ia yang sering dikelilingi para perempuan tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnnya. Ia yakin jika ia terlah jatuh cinta kepada Sara. Pandangan penuh makna Raska terhadap Sara disadari oleh beberapa orang yang terpaksa dan tidak snegaja memperhatikan mereka yang sedang berduaan. Sang Raja dan pangeran lainnya memperhatikan mereka ditempat yang berbeda-beda. Raska yang mengetahui kesalahannya tidak bisa berbuat apapun ia hanya bisa bersembunyi menemui Sara dan juga menyembunyikan perasaannya, namun sangat jelas sekali dimata Raska jika ia mencintai Sara. Raska sudah melanggar peraturan karena berani mendekati calon tunangan pangeran ketiga.

Malam ini adalah malam terakhir Sara, Besok ia akan melangsungkan pertunangannya dengan Addrin. Sara tidak tahu apa yang seharusnya ia lakukan dan bagaimana dengan nasibnya kedepan. Ia menatap bulan dari balik kaca jendela kamarnya. Ia sudah mencoba untuk menutup mata namun ia tidak bisa tertidur juga bahkan ini sudah kesekian kalinya ia sulit untuk tidur. Sara memutuskan untuk berjalan malam daripada ia menghabiskan waktu didalam kamar. Bahkan kini Rawnie sering sekali keluar dan jarang menemaninya. Ia mnegambil mantel untuk menghangatkan tubuhnya dari cuaca dinginnya malam. Ia berjalan dihalaman kerajaan mengikuti langkah kakinya. Sara semakin membuka mata lebar, ia menemukan Danau yang mirip dengan danau yang biasa ia kunjungi dan pastinya danau penuh kenangan bersama Narez, pria yang sesungguhnya ia sangat ia cintai, perbedaannya danau ini mungkin tidak terlalu besar dan yang mengelilingi danau ini bukanlah rumput liar melainkan bunga yang cantik dan banyak.

Sara berjalan ketepian danau, pantulan bulan diair itu semakin mengingatkannya pada Narez. Ia merebahkan badannya ditepian danau dan bermain air dengan tangan kirinya. Ia menatap dalam bulan yang bersinar cantik diatasnya dan iapun tidak sadar telah terlelap.

Brukkkk… Addrin terjatuh karena tersandung kaki Sara. Ia terkejut jangan-jangan badan yang dibawahnya adalah sesosok mayat. Ia menopang tubuhnya dan menatapnya Sara yang masih bernapas dalam jarak yang cukup dekat. Addrin lebih terkejut karena bisa-bisanya wanita ini tertidur ditempat seperti ini. Aroma tubuhnya sangat familiar dihidungnya, apakah ia pernah bertemu dengan wanita ini. Sara sangat nyenyak sekali dalam tidurnya bahkan ia tidak terbangun. Suara alam yang berada disekitarnya membuatnya menikmati malam terakhirnya yang cukup menenangkan. Addrin terus menatap Sara yang tidak terbangun, ia baru ingat jika wanita yang berada di bawahnya adalah calon tunangannya. Tidak lama kemudian Sara membuka setengah mata, ia melihat sesosok pria samar yang berada diatas tubuhnya namun ia kembali memejamkan mata dan mengatakan sebuah kata yang membuat Addrin terdiam. Sara pikir ia sedang bermimpi dalam tidurya.

Bulan kini sudah berada dipuncaknya dimana Addrin sering menghabiskan waktu malammya didanau setiap hari. Selama Ia pergi tidak ada satupun orang bahkan penjaga yang berada didanau ini hanya Addrin dan kesunyian malam yang tenang. Addrin terkejut melihat sosok wanita yang ia pikir mayat dan lebih anehnya lagi wanita ini tertidur dengan lelapnya tanpa ada rasa takut. Addrin membopong Sara seperti pengantin yang baru menikah. Addrin terpaksa membawa Sara kekamarnya karena ia tidak tahu dimana kamar Sara. Addrin merebahkan tubuh Sara diranjang yang tidak pernah sekalipun tersentuh orang lain dan kamar yang tidak mengizinkan orang masuk kecuali pelayan pribadinya.

 

 

Matahari yang bersinar memaksa Sara membuka kedua matanya. Tidurnya kali ini sangat nyenyak dan nyaman sekali. ia terdiam sejenak sebelum tersadar jika ada yang aneh didalam kamarnya. Ranjang yang bisa ia gunakan sangat berbeda dan tidak ada diberitahu jika diganti. Bahkan dekorasi, warna dan ornament sangat jelas berbeda. Ia teringat jika semalam ia bermimpi bertemu Narez dan ia juga tertidur didekat danau. Sara berteriak dan terjatuh dari atas ranjang.  Ia kebingungan dan tidak menyadari jika ada seseorang lelaki tertidur lelap disebelahnya. Ia tidak mungkin mudah diculik. Penjagaan didalam kerajaan pasti sangat ketat, itu alasan kedua yang membuatnya berani berkeliling didalam istana. Ia juga yakin tidak memiliki musuh didalam istana ini. Sara memastikan penglihatan mengenai laki-laki yang belum ia lihat dengan jelas. Ia menyembulkan kepalanya, matanya sejajar dengan tempat tidur. Matanya bulat besar, ia ingin memastikan laki-laki yang kini juga menatapnya. Sara terkejut bukan main, laki-laki dengan tenang menatap Sara yang sedang mengintipnya diam-diam.

“Hahhh…” Sara langsung berdiri. “Pangeran Addrin. Bagaimana bisa aku berada disini? Maaf aku mengganggu.” Sara gugup tidak tahu harus berkata apa. Ia terkejut melihat Pangeran Addrin bisa bersama dengannya didalam kamar yang Sara yakini pasti kamarnya.

“Kau ingin keluar dengan memakai pakaian seperti itu?” Kata Addrin melihat pakaian tidur yang digunakan Sara.

Sara tidak tahu harus berkata dan bertingkah seperti apa lagi. ia benar-benar tidak menyangka dengan keadaan seperti ini, apa yang sudah dilakukannya bersamanya, ia tidak ingat sama sekali dengan kejadian semalam. Sara masih mematung menunduk melihat pakaian yang sudah berubah.

“Aku menyuruh pelayan menggantikan pakaianmu” Sara langsung lemas mendengar perkataan Addrin barusan. Ia sudah berpikir yang macam-macam.

Sara menuju kamar mandi dan mengganti pakaian dengan cepat. Ia menjadi kikuk dan serba salah dihadapan pangeran Addrin, betapa bodohnya dirinya tidak merasakan apapun yang menyentuh tubuhnya. Untuk pertama kalinya Sara bisa kehilangan pengawasannya, biasanya suara kecil saja meembuat Sara langsung terbangun dan lebih parahnya lagi Sara tidak mengingat apapun. Sara hanya bisa mempercayai ucapan Addrin. Betapa sialnya dihari pertunangan bisa terjadi hal yang tidak diinginkannya.

Sara keluar dari kamar Addrin, semua mata orang yang berada disana tetuju pada Sara yang keluar dari kamar sang pangeran, ditambah hari itu sedang ramai-ramainya dikerajaan. Dengan balutan gaun pertunangan Misha melihat dengan jelas Sara keluar dari kamar yang ingin ia masuki. Tidak hanya Misha, Raska yang sudah mencintainya tidak menyangka jika wanita yang dicintainya keluar dari kamar kakaknya, mereka mendengar jika pangeran menggotong seorang wanita dan hal itu termasuk sesuatu yang mengejutkan. Misha yang dekat dengan Addrin dari kecil dan Raska yang juga merupakan Adiknya tidak pernah sekalipun menginjakkan kakinnya dikamar kakaknya yang memang tidak mengizinkan siapapun masuk bahkan kedua orang tuanya. Desas desus mengenai Sara tersebar dengan cepat menyeruak ke udara sampai terdengar ke telinga Rawnie dan menjadi perbincangan.

“Nona, kau darimana saja aku mencarimu dari semalam?” ujar Rawnie yang ingin memberitahu berita besar tapi berita yang ia dapat dari istana lebih besar lagi.

“Aku tersesat” ujar Sara terengah-engah.

“Apa itu benar?” Tanya Rawnie lagi begitupun dengan Adia yang penasaran menanti jawaban Sara.

“Apa yang benar?” Tanya balik Sara yang mengetahui beritanya karena terlalu sibuk mencari kamarnya sendiri bahkan ai tidak sadar dengan tatapan orang yang melihatya berbeda.

“Kau tidur bersama Pangeran Addrin?” Rawnie terus menjajalnya dengan pertanyaan.

Sara langsung berhenti bernapas, melotot dan mematung mendengar ucapan Rawnie mengetahuinya. Sara mengangguk mengiyakan karena kenyataannya seperti itu. Adia terduduk lemas dan Rawnie tidak kalah terkejut, wajahnya merah padam mendengar ucapan Sara. Meski Sara tidak mengatakannya tapi Rawnie tahu jika Sara menyukai Narez, laki-laki yang baru ia temui. “Apakah aku harus mengancamnya untuk bertanggung jawab padamu?”. Tatapan Rawnie lebih menakutkan dari biasanya. Tatapannya seperti orang yang haus akan darah. Tatapan seperti ini yang Sara lebih percaya jika ia mendapat kutukan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • nuratikah

    Konsep ceritanya menarik dengan sudut pandang istana sentris. walaupun banyak typo. Aku suka, sukses untuk ceritanya. Kunjungi ceritaku juga ya... yang RARANDREW.

    Comment on chapter 01. SI BUNGSU
Similar Tags
Lost in Drama
1687      641     4     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...
IMAGINE
327      225     1     
Short Story
Aku benci mama. Aku benci tante nyebelin. Bawa aku bersamamu. Kamu yang terakhir kulihat sedang memelukku. Aku ingin ikut.
The Diary : You Are My Activist
12548      2194     4     
Romance
Kisah tentang kehidupan cintaku bersama seorang aktivis kampus..
Dua Warna
380      277     0     
Romance
Dewangga dan Jingga adalah lelaki kembar identik Namun keduanya hanya dianggap satu Jingga sebagai raga sementara Dewangga hanyalah jiwa yang tersembunyi dibalik raga Apapun yang Jingga lakukan dan katakan maka Dewangga tidak bisa menolak ia bertugas mengikuti adik kembarnya Hingga saat Jingga harus bertunangan Dewanggalah yang menggantikannya Lantas bagaimana nasib sang gadis yang tid...
Frasa Berasa
57818      6411     91     
Romance
Apakah mencintai harus menjadi pesakit? Apakah mencintai harus menjadi gila? Jika iya, maka akan kulakukan semua demi Hartowardojo. Aku seorang gadis yang lahir dan dibesarkan di Batavia. Kekasih hatiku Hartowardojo pergi ke Borneo tahun 1942 karena idealismenya yang bahkan aku tidak mengerti. Apakah aku harus menyusulnya ke Borneo selepas berbulan-bulan kau di sana? Hartowardojo, kau bah...
Aku Benci Hujan
4510      1304     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Untuk Reina
22724      3277     30     
Romance
Reina Fillosa dicap sebagai pembawa sial atas kematian orang-orang terdekatnya. Kejadian tak sengaja di toilet sekolah mempertemukan Reina dengan Riga. Seseorang yang meyakinkan Reina bahwa gadis itu bukan pembawa sial. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada Riga?
Kita
498      329     1     
Romance
Tentang aku dan kau yang tak akan pernah menjadi 'kita.' Tentang aku dan kau yang tak ingin aku 'kita-kan.' Dan tentang aku dan kau yang kucoba untuk aku 'kita-kan.'
Shinta
5406      1659     2     
Fantasy
Shinta pergi kota untuk hidup bersama manusia lainnya. ia mencoba mengenyam bangku sekolah, berbicara dengan manusia lain. sampai ikut merasakan perasaan orang lain.
BlueBerry Froze
3436      1071     1     
Romance
Hari-hari kulalui hanya dengan menemaninya agar ia bisa bersatu dengan cintanya. Satu-satunya manusia yang paling baik dan peka, dan paling senang membolak-balikkan hatiku. Tapi merupakan manusia paling bodoh karena dia gatau siapa kecengan aku? Aku harus apa? . . . . Tapi semua berubah seketika, saat Madam Eleval memberiku sebotol minuman.