Loading...
Logo TinLit
Read Story - Aku Sakit
MENU
About Us  

“Gimana sakit lo Bella, udah baikan?”

Suara comel Vanesa membuatku berjengit.

Vanesa menyelempangkan backpack grey-pink-nya pada sandaran kursi, lantas duduk di sampingku. Dia terlihat serba imut dan fresh di Senin pagi ini. Mengenakan hairband putih, make-up tipis-tipis, dan bibir merah muda yang tampak basah oleh sapuan lipsgloss.

 “Hai, Nes!” balasku disertai seulas senyum malas. Kubetulkan letak kacamata, lalu kembali fokus pada materi struktur dan fungsi sel pada makhluk hidup.

Materi pelajaran kelas sebelas semester pertama ini semakin rumit, tidak cukup hanya belajar di rumah. Aku heran sekaligus takjub pada cendekiawan zaman dulu,  seperti Robert Hooke si Peneliti rongga-rongga pada sayatan gabus, yang disebutnya cellula (sel). Atau seperti Felix Durjadin. Beliau meneliti lebih dalam lagi, dan menemukan isi di dalam rongga sel dengan penyusunya yang kemudian dinamakan sarcode.

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana cara para ilmuwan itu hidup bersama orang-orang di sekitar mereka. Apakah mereka menghabiskan seluruh waktu bersama mikroskop, bangkai katak atau tikus, dan bakteri di laboratorium? Menjadi alien di antara orang-orang bumi normal? Menyendiri dan tertutup demi sebuah hasil penelitian?

Sepertiku, bedanya aku tidak melakukan penelitian. Aku senantiasa duduk di kursi pada saat jam pelajaran belum dimulai atau pun pada saat jam istirahat. Di saat siswa-siswi lain bersenda gurau di koridor, menikmati siomay dengan segelas es teh di kantin Mang Jamal, sementara aku mengurung diri di kelas.

“Gimana sakit lo, udah baikan?” ulang Vanesa.

“Eh sori, gue nggak apa-apa, Nes, cuma pusing biasa.”

“Huh, kebanyakan baca sih lo, makanya pusing deh.”

“Emang lo udah belajar? Hari ini kan ada ulangan Biologi, materinya banyak, lho.”

Oh my Gosh, Gue lupa!” Vanesa menepuk kening. “Kemarin sehabis dari Senayan gue sama mama pergi ke rumah Tante Grace, terus sorenya nonton, nggak kepikiran kalau hari ini ada ulangan.”

“Tuh, kan.”

Diam-diam aku iri pada Vanesa. Vanesa bisa bersenang-senang di luar rumah bersama mamanya. Boro-boro nonton, kalau aku pergi ke mal bareng mama terus ketahuan papa, papa pasti marah besar. Papa akan menyalahkan mama karena mengajarkan hidup berfoya-foya. Padahal, keluarga Vanesa yang papa jadikan contoh, mereka sesekali bersenang-senang dan menghabiskan waktu bersama. Papa harus tahu ini.

“Ah, santai aja kan ada lo. Kalau gue nggak bisa jawab, ntar gue nyontek lo aja.” Vanesa menyeringai.

“Itu kalau Miss. Chika ngasih kesempatan buat lo nyontek.”

Ck, tenang aja deh,” hardiknya. “Oh ya Bell, aku punya kabar penting.” Vanesa mengalihkan topik pembicaraan. Dia membuka tas lalu mengeluarkan selembar pamflet sebesar ukuran kertas A4 berwarna biru-putih dengan hiasan foto salju, pohon cemara dan lonceng Gereja. “Lo udah baca ini belum?”

“Apaan, tuh?”

“Ini info lomba menyanyi.”

“Menyanyi?”

“Iya Bella sayang, ini lomba menyanyi. Singing contest! Dalam rangka menyambut Natal dan Tahun Baru, tema lagunya Christmas Love Song. Ini tuh yang ngadain event orginizer besar di Jakarta. Lo tahu nggak, akan ada festival salju juga, lho. Baca nih judulnya December Snow, keren kan?”

“Bukannya tahun kemarin juga ada snowland di Living World? Lo kan cerita waktu itu.”

“Hih, itu sih cuma snowland biasa, ini tuh beda. Ini lebih besar dan seru dari tahun kemarin. Terutama lo wajib ikut singing contest-nya, lo kan punya angel voice, Bell. Gue yakin lo pasti menang. Lihat nih, hadiahnya juga lumayan banget, dua puluh lima juta rupiah!”

“Suara lo juga bagus, kenapa nggak lo aja yang ikut?” tukasku.

“Bella, gue pengen lo ikut supaya bakat lo bisa tersalurkan. Sayang banget kan kalau bakat lo itu dipendam, dan cuma nyanyi di rumah gue… orang-orang juga harus tahu, terutama mama dan papa-lo.”

Betul kata Vanesa, aku suka bernyanyi di belakang papa. Maksudnya jangan sampai papa tahu. Papa melarang karena hobi semacam itu tidak akan menjanjikan masa depan apa pun. Intinya, papa ingin aku fokus pada pelajaran sekolah dan meraih nilai akademis yang memuaskan. Ibarat memanah, konsentrasi pandangan hanya pada satu obyek sasaran. Jika konsentrasi terpecah belah, sasaran itu akan meleset, pada akhirnya gagal, kata papa.

 Entah mengapa papa benci sekali aku punya hobi lain selain mencintai buku-buku pelajaran sekolah. Pernah di suatu malam aku bernyanyi keras-keras di kamar. Papa datang lalu membentak, Belajar Bella, mau jadi apa kau nanti kalau nggak belajar. Papa nggak senang nilai-nilai semestermu jatuh!

Iya, nilai semesterku menurun dari peringkat pertama ke peringkat kedua, meskipun faktanya bukan gara-gara hobi menyanyi. Saat itu aku sakit panas dan beberapa hari tidak masuk kelas. Aku ketinggalan beberapa mata pelajaran. Alhasil, nilai hasil evaluasi semester sedikit menurun. Papa marah besar. Sejak itulah papa membayar guru untuk memberikan les tambahan di rumah.

“Nggak, Nes. Gue nggak bisa. Gue takut papa tahu.”

“Gue akan bantu lo dan mastiin papa lo nggak bakal tahu.”

Aku menggeleng. Bersamaan dengan itu, bel berbunyi tanda jam pelajaran pertama akan dimulai. Kelas mendadak penuh oleh siswa. Tidak lama kemudian, Miss. Chika, guru Biologi itu datang. Beliau membawa setumpuk kertas soal-soal ulangan. Sebelum Miss. Chika memulai membagikan lembar ulangan pada siswa, beliau menyampaikan sesuatu.

“Selamat pagi semua!”

“Pagi, Miss!”

“Kalian sudah membaca pengumuman di mading hari ini?”

“Beluuum…”

“Oke, jadi Rabu muka akan diadakan audisi menyanyi di aula. Lagu yang bisa kalian bawakan adalah Christmas Love Song. Siapa saja boleh mendaftarkan diri. Nah, dari audisi ini akan dipilih satu perempuan dan satu laki-laki. Bagi siapa saja yang terpilih, akan menjadi wakil SMA Bernadette mengikuti singing contest akhir Desember nanti di ajang festival December Snow. Tempatnya di mal Taman Anggrek. Jadi, masih ada waktu satu bulan dua minggu. Bagi siapa pun yang berminat, silakan mendaftarkan diri pada Dani Christian. Siswa kelas dua belas IPA-2. Paling lambat besok siang, paham?”

“Pendaftarannya gratis, Miss?” celetuk Aldo, cowok berambut seperti bunga kol yang duduk di bangku belakang.

“Gratis!” beritahu Miss. Chika dengan nada penekanan.

Bisik-bisik anak perempuan terdengar riuh. Mereka menyebut-nyebut nama Dani Christian. Entah siapa itu Dani Christian. Yang jelas begitu nama cowok itu disebut oleh Miss. Chika, Vanesa menyikutku. Wajahnya mekar bagaikan mendapatkan nilai ‘A’ pada mata pelajaran Matematika. Dia tahu tidak akan pernah mendapatkan nilai ‘A’ pada pelajaran Matematika, karena Pak Berto pelitnya bukan main.

“Bella ... Dani Christian!” bisik Vanesa. 

Siapa itu Dani Cristian?

 

***

“Lo nggak tahu Dani Christian?” tanya Vanesa dengan memasang muka syok berat.

“Lo kan nggak pernah cerita Nes, mana gue tahu.”

“Ya ampun Bella, Dani Christian itu kakak kelas kita, lo udah satu tahun lebih sekolah di sini, dan lo nggak tahu Kak Dani Christian?”

“Memangnya Kak Dani itu artis? Artis aja gue nggak banyak tahu, apalagi dia.”

“Bukan, Kak Dani itu tukang ojeg… ya iyalah, dia itu cowok paling populer di sekolah kita, vokalis band sekolah ini, masa lo nggak tahu.”

“Mana gue tahu, Nes, sekolah kita kan segede ini.”

“Ck, ya udah deh, pokoknya lo kudu daftar besok. HARUS! Kalau nggak, gue nggak mau temenan lagi sama lo.”

“Halah, bilang aja karena lo pengen ketemu sama cowok itu, kan?”

Vanesa tampak tersipu sekaligus memasang muka heran. “Idih, sejak kapan lo bisa bercanda seperti itu?”

“Tapi, bener kan? Lo pengen ketemu dia, ngaku aja deh.”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (5)
  • rezagustin

    yang nyangka bella hamil silakan balas komenan saya

    Comment on chapter Chapter 1
  • eR

    good story kak...
    banyak anak yg ngerasain ini :')

    Comment on chapter Chapter 1
  • Ardhio_Prantoko

    Next chapternya ditunggu. Mampir ke punyaku ya.

    Comment on chapter Chapter 1
  • Lovender

    Mampir kak ke ceritaku https://tinlit.com/story_info/4028

    Comment on chapter Chapter 1
  • ciputcute

    Nyimak kak .. ditunggu next chapternya.

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
Guguran Daun di atas Pusara
510      351     1     
Short Story
Bifurkasi Rasa
147      125     0     
Romance
Bifurkasi Rasa Tentang rasa yang terbagi dua Tentang luka yang pilu Tentang senyum penyembuh Dan Tentang rasa sesal yang tak akan pernah bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala Aku tahu, menyesal tak akan pernah mengubah waktu. Namun biarlah rasa sesal ini tetap ada, agar aku bisa merasakan kehadiranmu yang telah pergi. --Nara "Kalau suatu saat ada yang bisa mencintai kamu sedal...
Sebelas Desember
4834      1403     3     
Inspirational
Launa, gadis remaja yang selalu berada di bawah bayang-bayang saudari kembarnya, Laura, harus berjuang agar saudari kembarnya itu tidak mengikuti jejak teman-temannya setelah kecelakaan tragis di tanggal sebelas desember; pergi satu persatu.
Diskusi Rasa
1132      668     3     
Short Story
Setiap orang berhak merindu. Tetapi jangan sampai kau merindu pada orang yang salah.
Our Perfect Times
1120      756     8     
Inspirational
Keiza Mazaya, seorang cewek SMK yang ingin teman sebangkunya, Radhina atau Radhi kembali menjadi normal. Normal dalam artian; berhenti bolos, berhenti melawan guru dan berhenti kabur dari rumah! Hal itu ia lakukan karena melihat perubahan Radhi yang sangat drastis. Kelas satu masih baik-baik saja, kelas dua sudah berani menyembunyikan rokok di dalam tas-nya! Keiza tahu, penyebab kekacauan itu ...
Kainga
1406      813     12     
Romance
Sama-sama menyukai anime dan berada di kelas yang sama yaitu jurusan Animasi di sekolah menengah seni rupa, membuat Ren dan enam remaja lainnya bersahabat dan saling mendukung satu sama lain. Sebelumnya mereka hanya saling berbagi kegiatan menyenangkan saja dan tidak terlalu ikut mencampuri urusan pribadi masing-masing. Semua berubah ketika akhir kelas XI mereka dipertemukan di satu tempat ma...
TENTANG WAKTU
2107      899     6     
Romance
Elrama adalah bintang paling terang di jagat raya, yang selalu memancarkan sinarnya yang gemilang tanpa perlu susah payah berusaha. Elrama tidak pernah tahu betapa sulitnya bagi Rima untuk mengeluarkan cahayanya sendiri, untuk menjadi bintang yang sepadan dengan Elrama hingga bisa berpendar bersama-sama.
Daniel : A Ruineed Soul
577      339     11     
Romance
Ini kisah tentang Alsha Maura si gadis tomboy dan Daniel Azkara Vernanda si Raja ceroboh yang manja. Tapi ini bukan kisah biasa. Ini kisah Daniel dengan rasa frustrasinya terhadap hidup, tentang rasa bersalahnya pada sang sahabat juga 'dia' yang pernah hadir di hidupnya, tentang perasaannya yang terpendam, tentang ketakutannya untuk mencintai. Hingga Alsha si gadis tomboy yang selalu dibuat...
DocDetec
440      282     1     
Mystery
Bagi Arin Tarim, hidup hanya memiliki satu tujuan: menjadi seorang dokter. Identitas dirinya sepenuhnya terpaku pada mimpi itu. Namun, sebuah tragedi menghancurkan harapannya, membuatnya harus menerima kenyataan pahit bahwa cita-citanya tak lagi mungkin terwujud. Dunia Arin terasa runtuh, dan sebagai akibatnya, ia mengundurkan diri dari klub biologi dua minggu sebelum pameran penting penelitian y...
Mikroba VS Makrofag
180      166     0     
Humor
Muka default setelan pabrik, otak kacau bak orak-arik, kelakuan abstrak nyerempet prik ... dilihat dari ujung sedotan atau belahan bumi mana pun, nasib Sherin tuh definisi burik! Hubungan antara Sherin dengan hidupnya bagaikan mikroba dengan makrofag. Iya! Sebagai patogen asing, Sherin selalu melarikan diri dari hidupnya sendiri. Kecelakaan yang dialaminya suatu hari malah membuka kesempatan S...