Loading...
Logo TinLit
Read Story - Aku Sakit
MENU
About Us  

I found, what I was looking for

A love that’s meant for me

A heart that’s mine completely

Knocked me right off my feet                         

And this year I will fall

With no worries at all

‘Couse you are near and everything’s clear

You’re all I need

Underneath the tree

Semalam aku memikirkan usul Vanesa lalu searching lagu-lagu bernuansa Natal di soundcloud. Hingga pagi ini, aku belum bisa memastikan apakah akan menuruti permintaannya atau tidak.

Kuputar salah satu lagu hasil download melalui iPod dan melantunlah musik riang ber-volume lirih dari lagu Underneath the Tree-nya Kelly Clarkson. Lagu itu mengiringi aktivitasku di kamar sebelum berangkat sekolah. Tentu saja jangan sampai papa mendengar. Kalau tidak, papa pasti akan bilang seperti ini, “Bella, matikan itu, cepat turun dan habiskan sarapanmu, papa nggak ingin kamu terlambat, putri papa harus disipilin!” Dan, bisa dibayangkan sorot mata mama memperingatkanku agar tidak coba-coba melakukannya lagi.

Kukenakan seragam putih abu-abu, menguncir rambut, lalu duduk di tepi ranjang dan mengikat tali sepatu convers warna batu pirus−warna favoritku. Setelah itu, aku berdiri di depan cermin, memastikan seragam tidak ada yang berkerut-kerut, dan rok tidak ada yang kusut.

Tunggu sebentar. Hey, apa yang sedang kulakukan? Tubuhku bergerak refleks mengituti irama musik, memegang botol parfum dan bergaya layaknya penyanyi profesional. Bergerak ke samping, berputar, mengangkat tangan, sembari mulut komat-kamit menyesuaikan lirik lagu, dan tahu-tahu ...

“Bella, sedang ngapain kamu?”

Aku terkesiap. Mama membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Dia memergokiku sedang memonyongkan bibir dan menggoyangkan pinggul. Kedua matannya menyipit, pipinya menggembung dan bahunya naik turun menahan tawa. Cepat-cepat aku berbenah, berpura-pura menyemprotkan parfum aroma melati Mesir sekenanya lalu mematikan iPod.

Aku menyeringai. “Nggak ngapa-ngapain, Mah.”

“Nggak ngapa-ngapain kok monyong-monyong gitu, pakai goyang-goyang pinggul segala... sudah ayo turun. Mang Udin hari ini libur karena saudaranya menikah, jadi hari ini papa akan mengantarmu ke sekolah.”

 “Iya Mah, Bella segera turun.” Aku menyembunyikan wajah yang memerah dan buru-buru keluar kamar.

 

***

Ketika turun dari tangga, aku menemukan papa sudah berada di ruang makan. Seperti biasa papa menjadi inspektur kesehatan, memastikan apakah menu sarapan pagi ini layak untuk kami santap.

Aku berjalan mendekati Meja, menarik kursi lalu duduk tanpa memandang ke arah papa.

“Mana mama?” tanya papa.

“Tadi ada di kamar atas.”

 Bersamaan dengan itu, mama turun dari tangga dan menghampiri kami. “Ada apa, Pah?”

“Mah, Ini terlalu banyak kalori dan lemak. Coba kau lihat itu … sudah ada telur mata sapi, sosis goreng, kau buat pula roti keju dengan celupan telur, di-grill pakai minyak pula. Coba tekan ini ...” Papa menekan setangkup roti tawar berisi keju cheddar berselimut telur dari piringnya menggunakan garpu. “Berminyak semua mana bisa dimakan, kau ganti saja dengan roti tawar panggang biasa!”

Mama mendengus pelan. Aku tahu mama pasti kesal, tapi demi mencegah perselisihan kecil soal makanan di antara mereka, aku menawarkan diri untuk menyiapkan roti panggang seperti yang diminta papa.

“Biar Bella aja yang ganti, Mah.”

Aku berjalan ke dapaur dan mengambil enam lembar roti tawar dari dalam lemari pendingin. Kemudian memanggang roti tersebut selama beberapa menit. Setelah permukaan roti berubah kecokelatan, kupindahkan ke piring yang baru. Kuambil semangkuk selai stroberi dari dalam laci makanan kering, lalu meletakannya di meja depan papa.

“Bagaimana pelajaramu di sekolah, Bella?” tanya papa sambil memindahkan selembar roti tawar ke piringnya.

“Baik, Pah.”

“Kimia?”

“A.”

“Biologi?”

“A.”

“Fisika?”

“A.”

“Metematika?”

“B plus”

Papa berhenti mengolesi selai stroberi ke permukaan roti tawar. Mengalihkan perhatian ke arahku. “Kenapa B?”

“B plus Pah, bukan B.” Aku mengoreksi.

“Iya, kenapa bukan A?”

Aku terdiam selama beberapa saat mencari alasan yang tepat. “Pak Berto nggak akan kasih nilai A kalau nilainya nggak lebih dari 95.”

“Berarti nilai kamu kurang dari 95 dong sayang?”

“Tapi nilai Bella 94 Pah, dan guru mata pelajaran lain memberi indeks A untuk nilai yang lebih dari 81. Indeks A batasan nilainya 81.”

“Jangan salahkan guru Matematikamu, tapi kamu yang harus belajar lebih keras lagi supaya memperoleh nilai lebih dari 95, buktikan pada guru Matematikamu itu kalau putri papa juga bisa mendapat nilai sempurna.”

“B plus juga sangat bagus sayang,” Mama berkomentar. Ia melayangkan senyum padaku. “Dan baru kali ini kan Bella dapat B plus, biasanya juga dapat nilai A.”

“Jangan biasakan memanjakan Bella seperti itu,” tukas papa. Lantas menggigit roti tawarnya, sementara mama kembali tutup mulut.

Suasana makan bersama menjadi kaku seperti biasanya. Kami bertiga mulai menyantap makanan dari piring masing-masing. Aku memotong sosis Jerman setelah menghabiskan selembar roti tawar, ketika papa mulai berbicara lagi.

“Hah, lihat berita ini,” ujar papa sambil menusuk potongan sosis. Perhatiannya beralih ke halaman depan surat kabar yang tergeletak di samping mangkuk yogurt kosong. “Ada-ada saja. Ini nih, pasangan pengantin muda diringkus dan dibawa ke kantor papa kemarin. Mau-maunya dimanfaatkan oleh orang nggak bertanggung jawab. Masa neror bom di tempat umum dan membahayakan nyawa orang lain, bisa-bisanya dijanjikan masuk Surga. Orang-orang seperti ini telah kehilangan akal sehat rupanya.”

Aku dan mama tidak berkomentar. Papa sangat berapi-api setiap kali menceritakan semua hal berkaitan dengan pekerjaan. Terlebih semenjak menjabat sebagai Kadensus. Harga diri dan derajat papa semakin melambung. Hari-hari membicarakan soal kriminal, bom, teror dan membahas peran penting papa dalam menangani semua itu. Ujung-ujungnya, papa pasti akan membanggakan diri sendiri.

“Makanya, bersyukurlah kalian punya papa yang hebat ini. Papa akan melindungi kalian dari bahaya apa pun. Memastikan keamanan kalian, kesejahteraan, dan kebahagian kalian. Dan, papa ingin kalian berada di jalan yang lurus.”

Tampaknya papa menyinggung soal mama. Soal berada di jalan yang lurus. Baiklah, biar kuceritakan sedikit permasalahan di antara papa dan mama. Setahun lalu, mama ingin mengajukan cerai. Iya, cerai. Mama tidak tahan terus-terusan dicurigai. Ia dituduh melakukan hubungan khusus dengan Om Burhan. Om Burhan adalah adik kandung papa. Beliau seorang pengusaha. Beliau sering bertandang ke rumah kami saat papa tengah bertugas.

Suatu ketika, papa mendengar bisikan setan-setan tetangga bahwa Om Burhan ingin mendekati mama. Itu sebabnya mereka kerap kali bertengkar di kamar. Namun karena suara papa sekeras halilintar, aku masih bisa mendengarnya dari kamarku. Mama berusaha menjelaskan bahwa dia dan Om Burhan tidak ada hubungan apa-apa. Om Burhan hanya menjenguk kami karena merasa dekat dengan keluarga ini. Namun papa cemburu buta.

Suatu hari, papa terang-terangan memarahi Om Burhan di depan mata. Semua gara-gara papa mendengar gosip tetangga kalau mama pergi bersama Om Burhan. Padahal mama hanya diantar pulang karena tidak sengaja bertemu di swalayan. Aku tahu itu, tapi papa tidak mau mendengarkan penjelasanku.

Sejak itulah papa benci sekali Om Burhan. Sampai-sampai Om Burhan dilarang menemui kami lagi. Kata mama, Om Burhan meninggalkan Jakarta dan sekarang tinggal di Singapura. Ah, sudahlah.

“Bella, kamu kenapa sayang?” tanya mama.

“Nggak apa-apa Mah, cuma pusing sedikit.”

“Minum obatnya ya sayang, mama juga akan bawakan pil di kotak makan siangmu.”

Aku bangkit dari kursi, bermaksud meninggalkan meja makan lebih cepat, tapi ...

“Habiskan jus seledrimu dulu, Bella!” seru papa.

Ugh, papa tidak tahu aku benci jus seledri. Jus hijau itu rasanya seperti kotoran alien. Isinya daun seledri, lobak bulat, apel hijau dan jeruk keprok. Aku wajib meminumnya sampai tidak tersisa setetes pun, meski rasanya ingin muntah.

 

 

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (5)
  • rezagustin

    yang nyangka bella hamil silakan balas komenan saya

    Comment on chapter Chapter 1
  • eR

    good story kak...
    banyak anak yg ngerasain ini :')

    Comment on chapter Chapter 1
  • Ardhio_Prantoko

    Next chapternya ditunggu. Mampir ke punyaku ya.

    Comment on chapter Chapter 1
  • Lovender

    Mampir kak ke ceritaku https://tinlit.com/story_info/4028

    Comment on chapter Chapter 1
  • ciputcute

    Nyimak kak .. ditunggu next chapternya.

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
Move on
63      42     0     
Romance
Satu kelas dengan mantan. Bahkan tetanggan. Aku tak pernah membayangkan hal itu dan realistisnya aku mengalami semuanya sekarang. Apalagi Kenan mantan pertamaku. Yang kata orang susah dilupakan. Sering bertemu membuat benteng pertahananku goyang. Bahkan kurasa hatiku kembali mengukir namanya. Tapi aku tetap harus tahu diri karena aku hanya mantannya dan pacar Kenan sekarang adalah sahabatku. ...
10 Reasons Why
2531      1102     0     
Romance
Bagi Keira, Andre adalah sahabat sekaligus pahlawannya. Di titik terendahnya, hanya Andrelah yang setia menemani di sampingnya. Wajar jika benih-benih cinta itu mulai muncul. Sayang, ada orang lain yang sudah mengisi hati Andre. Cowok itu pun tak pernah menganggap Keira lebih dari sekadar sahabat. Hingga suatu hari datanglah Gavin, cowok usil bin aneh yang penuh dengan kejutan. Gavin selalu pu...
Dunia Saga
5961      1531     0     
True Story
There is nothing like the innocence of first love. This work dedicated for people who likes pure, sweet, innocent, true love story.
To The Girl I Love Next
409      287     0     
Romance
Cinta pertamamu mungkin luar biasa dan tidak akan terlupakan, tetapi orang selanjutnya yang membuatmu jatuh cinta jauh lebih hebat dan perlu kamu beri tepuk tangan. Karena ia bisa membuatmu percaya lagi pada yang namanya cinta, dan menghapus semua luka yang kamu pikir tidak akan pulih selamanya.
My Brother Falling in Love
38139      3880     8     
Fan Fiction
Pernah terlintas berjuang untuk pura-pura tidak mengenal orang yang kita suka? Drama. Sis Kae berani ambil peran demi menyenangkan orang yang disukainya. Menjadi pihak yang selalu mengalah dalam diam dan tak berani mengungkapkan. Gadis yang selalu ceria mendadak merubah banyak warna dihidupnya setelah pindah ke Seoul dan bertemu kembali dengan Xiumin, penuh dengan kasus teror disekolah dan te...
To You The One I Love
878      513     2     
Short Story
Apakah rasa cinta akan selalu membahagiakan? Mungkinkah seseorang yang kau rasa ditakdirkan untukmu benar benar akan terus bersamamu? Kisah ini menjawabnya. Memang bukan cerita romantis ala remaja tapi percayalah bahwa hidup tak seindah dongeng belaka.
Lost in Drama
1970      782     4     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...
Jikan no Masuku: Hogosha
4060      1420     2     
Mystery
Jikan no Masuku: Hogosha (The Mask of Time: The Guardian) Pada awalnya Yuua hanya berniat kalau dirinya datang ke sebuah sekolah asrama untuk menyembuhkan diri atas penawaran sepupunya, Shin. Dia tidak tahu alasan lain si sepupu walau dirinya sedikit curiga di awal. Meski begitu ia ingin menunjukkan pada Shin, bahwa dirinya bisa lebih berani untuk bersosialisasi dan bertemu banyak orang kede...
Dolphins
631      404     0     
Romance
Tentang empat manusia yang bersembunyi di balik kata persahabatan. Mereka, seperti aku yang suka kamu. Kamu yang suka dia. Dia suka sama itu. Itu suka sama aku. Mereka ... Rega Nicholando yang teramat mencintai sahabatnya, Ida Berliana. Namun, Ida justru menanti cinta Kaisal Lucero. Padahal, sudah sangat jelas bahwa Kaisal mengharapkan Nadyla Fionica untuk berbalik dan membalas cintanya. Sayan...
Cecilia
495      272     3     
Short Story
Di balik wajah kaku lelaki yang jarang tersenyum itu ada nama gadis cantik bersarang dalam hatinya. Judith tidak pernah menyukai gadis separah ini, Cecilia yang pertama. Sayangnya, Cecilia nampak terlalu sulit digapai. Suatu hari, Cecilia bak menghilang. Meninggalkan Judith dengan kegundahan dan kebingungannya. Judith tak tahu bahwa Cecilia ternyata punya seribu satu rahasia.