Namaku Kim Wonshik,awalnya aku terlahir sebagai anak tunggal,tetapi ketika aku berumur 9 tahun orang tuaku mengadopsi seorang anak dari panti asuhan untuk menemaniku. Aku sih senang-senang saja. Jujur hidup sebagai anak tunggal sangat membosankan. Walaupun aku memiliki semuanya dan tinggal tunjuk saja apa yang aku mau,tetap saja itu tidak membuatku bahagia. Sampai akhirnya Park Woojin datang dan menjadi adikku. Aku sedih Woojin tidak mau mengganti marganya seperti denganku,tetapi aku menghargai keputusannya,karena bagaimanapun pasti dia merindukan orang tua kandungnya. Orang tua kami tidak pernah membedakan,apa yang aku dapatkan,Woojin mendapatkannya,tetapi Woojin cenderung menolaknya. Itulah yang membuatku sedih,karena Woojin masih merasa kalau dia adalah anak angkat. Bahkan Woojin menolak menduduki jabatan tertinggi di perusahaan dan memilih bekerja di perusahaan lain.
Sehingga mau tidak mau aku sendiri yang melanjutkan perusahaan orang tua,bahkan sampai saat ini aku ingat kata-katanya padaku.
“Hyung,lebih pantas menggantikan posisi papa daripada gua,biarkan gua mencari jati diri di luar saja”. Awalnya aku sedih mendengarnya,karena berarti Woojin belum menganggapku sebagai kakak kandungnya sampai detik ini,tetapi pikiranku salah. Woojin sangat menyayangiku,bahkan saat gaji pertamanya keluar,dia tampak senang dan mengajakku makan di luar. Dia bilang lebih bahagia mendapatkan uang dari kerja kerasnya sendiri. Jujur itu membuatku bangga padanya. Aku bangga mempunyai adik seperti Park Woojin.
Sampai tibalah saat orang tuaku memanggil kami berdua untuk membicarakan perjodohan aku dan Woojin dengan anak kenalan orang tuaku. Mama menunjukkan fotonya dan ternyata mereka kembar. Aku sama sekali tidak tertarik dengan mereka berdua dan membiarkan Woojin untuk memilih lebih dulu. Aku takut jika aku memilih duluan dan ternyata pilihanku dengan Woojin sama itu membuatnya mundur dan aku tidak akan membiarkannya.
Kemudian aku memberanikan diri bertanya sama Woojin,apakah dia sudah memilih dan ternyata dia memilih Lulu,barulah aku memutuskan untuk memilih Lala. Dan kalau boleh jujur dari awal pun aku sudah memilih Lala,cuma aku simpan dalam hati saja,takutnya Woojin pun menyukai Lala,tetapi aku bersyukur kalau selera kami berbeda. Hari Minggu ini mama mau mengajak ke rumah Lala untuk mengenalkan kami berdua.
Perjumpaan pertamaku dengan Lala jujur membuatku kecewa. Aku kira Lala bakal jatuh cinta duluan denganku seperti cewek-cewek umum lainnya yang mengejar-ngejarku, dugaanku salah besar. Lala seorang cewek yang sudah didekati bahkan tergolong judes. Sungguh cewek yang aneh.
Mulailah aku mencari info tentang Lala dan ternyata Lala sudah mempunyai seorang kekasih. Dari informasi yang aku dapat kalau mereka berpacaran sudah lama,tetapi sepertinya orang tua Lala tidak mengetahuinya. Walaupun begitu aku tidak putus asa,aku tetap mendekati Lala. Sampai akhirnya datanglah berita duka kalau pacar Lala yang bernama Jackson harus pergi selamanya. Aku datang ke pemakamannya dan aku dapat melihat kalau Lala sangat kehilangan. Aku tahu seharusnya disinilah saatnya aku mulai berada disisinya,tetapi aku tidak mau memanfaatkan situasi tersebut. Aku membiarkan Lala sendiri,karena dia pasti membutuhkan waktu,tetapi aku tetap memantaunya. Ketika aku rasa Lala sudah mulai baikan,barulah aku akan mendekatinya. Aku akan menjadi laki-laki yang akan selalu disisi Lala selamanya dan aku akan membuatnya bahagia.