Archer Aldebaran, siswa kelas dua belas yang masih memiliki jabatan sebagai wakil ketua OSIS di sekolahnya. Dia memiliki lima teman lainnya yang bernama Ares, Alaric, Ciko, Elang dan Karel. Sebenarnya mereka membentuk geng, tapi mereka tidak pernah memiliki nama yang tepat. Pernah suatu kali Ciko mengusulkan nama yang membuat mereka semua tertawa karena Ciko mengusulkan nama 'Geng... si', alasannya karena kata itu memiliki enam huruf dan jumlah mereka juga berenam, memang tidak masuk akal.
Archer keluar dari kelasnya untuk mengambil ponselnya yang tertinggal di ruang OSIS padahal guru matematikanya baru saja masuk ke dalam kelas. Seharusnya dia tidak diperbolehkan membawa ponsel, tapi dia harus memanfaatkan fakta bahwa yang mendirikan sekolah ini adalah orangtuanya bersama dengan orangtua Ares dan Elang, dan ponselnya tidak akan disita walaupun ketahuan membawanya ke lingkungan sekolah.
Baru saja memuka pintu kelasnya yang terbuat dari kaca, di depannya berdiri seorang siswi. Jika dilihat dari seragamnya yang masih kaku, Archer dapat menyimpulkan jika dia adalah siswi kelas sepuluh di awal tahun ajaran baru ini.
"Kak," panggilnya saat Archer baru saja menutup pintu kelasnya. "Gue boleh nitip buku PR ke bu Ira gak? Ada di dalem kan? Tolong ya! Makasih," ucapnya buru-buru memberikan buku yang daritadi dia pegang pada Archer lalu berjalan menjauh.
"Buset, gak ada basa-basinya lagi," gumam Archer sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sambil melihat dua buku tulis di tangannya. "Melody Queenie," gumamnya saat melihat nama yang tertera di sudut kanan atas buku tulis bersampul koran itu.
zZz
Queenie melangkahkan kakinya dengan kesal ke arah kelas yang tadi pagi dia kunjungi. Bel istirahat kedua belum berbunyi dan koridor masih sepi, tapi karena guru pelajaran Bahasa Indonesia yang mengajar sebelumnya keluar lebih cepat, Queenie jadi bisa keluar lebih cepat juga. Queenie berdiri di depan kelas XII IIS 2 dan menunggu di sana sambil terus menggerutu dalam hati sampai kelas tersebut keluar. Queenie memperhatikan orang yang keluar dari kelas di depannya itu sambil mengingat wajah siswa yang dia titipikan buku tugasnya tadi pagi.
"Nah, kak! Lo yang tadi pagi gue titipin buku kan?" ucapnya saat siswa yang terakhir keluar dari kelas bersama dengan temannya lewat.
"Iya, kenapa?" tanya Archer berhenti di hadapan Queenie dengan temannya-Ares, yang menunggu di belakangnya.
"Buku gue lo kemanain?" tanya Queenie kesal. "Gue ngerjain itu susah payah tau gak? Sampai tengah malem buta karena gak ada yang mau bagi jawaban!"
Archer mengernyitkan dahinya bingung. "Udah gue kasih ke gurunya kok," jawab Archer.
"Tadi tugasnya dicek bareng di kelas dan dinilai, tapi buku gue gak ada! Gue malah dituduh gak ngumpul sama bu Ira!" ketus Queenie. "Ngaku aja, buku gue lo kemanain, kak?!" tuduh Queenie dengan sorot mata menyelidik.
"Coba nanti gue tanya sama bu Ira," balas Archer.
"Awas ya kalo ternyata lo ngerjain gue," ancam Queenie ketus sebelum berjalan menjauh dari sana.
wow queenie galak dan mau bunuh diri, hmhh apa sebabnya ya?
Comment on chapter 02seru nih ceritanya.gayamu menceritakan juga asyik. tapi, sebagai pembaca, aku merasa tiap chapternya spti tanggung. padahal udah bagus dri atas. kurang klimaks aja. tapi mungin, kalau aku selesaiin bacanya, bakalan 'ngeh ni critanya.
mampir2 juga ya ke Three boys and a man punya ku, :D