Pagi ini Queenie keluar dari kamarnya yang terletak di lantai atas sepuluh menit lebih awal. Rambutnya dia gerai dan tas ransel berwarna abu-abunya hanya disampirkan di bahu sebelah kanannya.
"Ay-oh!" sapa Queenie ceria saat sudah sampai di ruang makan yang terhubung dengan dapur.
"Gimana sekolahnya?" tanya ayahnya sebelum menghirup kopi hitam dari cangkirnya.
"Baru juga berapa hari," balas Queenie sembari berjalan ke arah kulkas untuk mengambil kotak susunya.
Ayahnya terkekeh. "Hari ini pap ada urusan di Bandung, besok baru pulang," kata ayahnya yang langsung membuat wajah Queenie merengut. "Easy come, easy go, will you let me go..." ucap ayahnya.
"No, I will not let you go!"
"Let me go."
"I will not let you go!"
"Let me go!"
"I will not let you go!"
"Let me go!"
"No, no, no, no, no, no, no!"
"Mama mia, mama mia, mama mia let me go!"
"Iya, iya. Jangan lupa bolen pisang keju ya!" pinta Queenie girang.
Queenie menenggak susu yang baru saja dia tuang ke dalam gelas. Setelah susunya habis, Queenie berjalan ke arah tempat cuci piring dan menaruh gelasnya di sana. Gadis itu lalu berjalan ke arah meja makan lagi dan mengambil satu lembar roti panggang yang baru saja dioles selai nanas oleh ibunya.
"Tonight I'm gonna have myself a real good time, I feel alive... and the world it's turning inside out... yeah!" nyanyi Queenie dengan mulut yang penuh roti.
"Heh! Mau ngapain kamu?" tanya ayahnya penuh selidik.
"Mam, nanti malem arisan kan?" tanya Queenie sambil menoleh ke arah ibunya yang masih mengoles roti yang baru selesai dipanggang dengan selai nanas.
"Iya," jawab ibunya tanpa menoleh.
"Nah, kan. Aku bebas sendirian di rumah dong. Pap ke Bandung, mam nanti malem arisan, kakak pergi sama temennya juga nanti malem," jelas Queenie.
"Nanti pulangnya minta kakak jemput ya. Bolennya besok pasti pap beliin," ucap ayahnya.
"Sip!"
"Belajar yang bener. Mam gak mau dateng ke sekolah kalo kamu buat masalah kayak waktu SMP loh," kata ibunya mengingatkan.
"Kadang masalahnya yang nyamperin aku, masa kalo dideketin aku tolak?" balas Queenie tidak nyambung.
"Yeh, kamu ini anak siapa sih? Kalo dideketinnya sama cowok ganteng, pinter, berprestasi, baik, gak melarat, baru kamu gak boleh nolak! Lah ini yang deketin masalah, tolak lah!" sembur ibunya membuat Queenie cemberut.
"Mam ini gimana deh? Aku baru kelas sepuluh loh! Mana ada ibu yang mendukung anak gadisnya pacaran padahal masih kelas sepuluh SMA?" tanya Queenie heran.
"Siapa bilang mam mendukung? Lagian kamu jutek ditambah galak, mana ada yang berani deket-deket sama kamu?" tanya ibunya sembari menutup kaleng selai nanasnya.
"Ada pepatah bilang, buah itu jatuh gak jauh dari pohonnya. Mam ngejek aku artinya ngejek diri sendiri loh!" seru Queenie hendak mengeluarkan walkman miliknya dari dalam tas ranselnya.
"Buahnya jatuh karena ketiup angin, jadi jauh dong," kilah ibunya tidak mau kalah.
"Kata-kata orangtua gak boleh dibantah, kata-kata orangtua gak boleh dibantah, kata-kata orangtua gak boleh dibantah," gumam Queenie berulang-ulang sampai ibunya tertawa.
wow queenie galak dan mau bunuh diri, hmhh apa sebabnya ya?
Comment on chapter 02seru nih ceritanya.gayamu menceritakan juga asyik. tapi, sebagai pembaca, aku merasa tiap chapternya spti tanggung. padahal udah bagus dri atas. kurang klimaks aja. tapi mungin, kalau aku selesaiin bacanya, bakalan 'ngeh ni critanya.
mampir2 juga ya ke Three boys and a man punya ku, :D