Read More >>"> Throwback Thursday - The Novel (21.) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Throwback Thursday - The Novel
MENU
About Us  

"Pulang hari kan?" Sylvia berusaha mengangkat ranselnya yang berat, kemudian menyerah. Ia lalu menyeret-nyeret ranselnya di atas pasir.

"Iya, takut amat diculik? Kalau mau culik lo mah udah dari dulu kali." Hendra menghampiri Sylvia, menatapnya lekat dan tersenyum. Katarina mengintip dari samping tubuh Hendra, rona semu tampak di pipi Sylvia, ia terkikik sendiri.

"Bukan gitu, Hen, gue mesti belajar untuk Ujian Saringan Masuk Kedokteran Atma Jaya. USMnya lusa." Sylvia membuntuti Hendra yang dengan mudah mengangkat dan membopong ranselnya.

"Apa rasanya ya punya pacar dokter?" Goda Hadi. Hendra menengok pada Hadi dan menggeram, ia melemparkan semua ransel di tangannya, kemudian kedua lelaki itu berkejaran menjauh.

Katarina mendekati Cyanne dan berbisik, "Dia bilang gue ba'al, Cyan, tapi dia sendiri keknya lebih ba'al dari gue. Anehnya gak ada yang complain sama dia."

"Iya lah ... mau cari mati?" Katarina dan Cyanne cekikikan.

"Eh, ngomongin gue ya?" Syl menghardik mereka. Katarina tidak dapat menahan tawanya, dirangkulnya bahu Sylvia, bersama mereka berjalan mendekati sebuah bale-bale yang telah disewa Josh.

Para gadis tidak membuang waktu dan segera menumpahkan isi tas mereka. Berbagai ramuan kecantikan dalam botol berwarna-warni berserakan dengan bunyi berdenting di atas dasar kayu. Tanpa membuang waktu, Sylvia membalurkan lotion anti-UV ke wajah dan kulitnya yang terpapar sinar matahari, bergantian dengan Cyanne dan Katarina.

"Idih ... senyum-senyum sendiri. Kesambet lo ya, Josh?" Ledek Sylvia ketika dilihatnya Josh sesekali menyeringai dari sudut bale-bale.

"Lo orang lucu. Memang begini ya pakainya?" Josh menyeret duduknya mendekati Katarina dan menunjuk pada wajahnya. "Muka kamu putihnya gak rata, Kat. Sini kubantu."

Tanpa diminta, tangan Josh langsung bekerja di atas wajah Katarina, meratakan bagian yang terlalu putih. Hmm ... enak banget ya, batinnya. Kemudian matanya melirik kepada Sylvia dan Cyanne yang sedang menelan ludah, kemungkinan merasa iri dan berharap seseorang juga melakukan itu pada mereka, ia menyeringai geli.

"Ngapain senyum-senyum? Jangan bikin aku gemes." Josh membelakakkan matanya dengan galak yang malah membuat Katarina tertawa.

Pagi itu dihabiskan untuk bermain air, bermain pasir, bercanda, berkejaran dan tertawa hingga perut terasa sakit.

Ketika matahari mulai naik jauh ke atas pohon kelapa, dimana di bawahnya – dalam bale-bale beratap jerami – Katarina dan sahabatnya sedang bersantai sambil menikmati es kelapa muda setelah menyantap makan siang yang dibawa dari rumah Josh.

"Lo daftar kemana, Kat?"

"Belom tau nih, Di. Bokap mau gue masuk ekonomi, tapi gue gak mau. Kalau lo Cyan?"

"Gue udah daftar ke Binus jurusan Sistem Informatika."

"Sama dong kita, Cyan! USM nanti mau gue jemput gak, biar barengan?" Cyanne langsung mengiyakan ajakan Hendra untuk menjemputnya. "Kalau lo kemana, Di?"

"Kalau gue si Marketing Communication, tapi belum tau mau di universitas mana."

"Lo? MarCom? Pantes si, Di, lo kan bawel." Hendra nyeletuk dari seberang Hadi.

"Sial. Bawelan lo kali, Hen. Kalau lo kemana Josh?" Tanyanya pada Josh yang duduk di sebelahnya.

"Gue udah diterima di UI, teknik kimia." Semua mata terkesima. "Jalur PMDK."

"Beruntung banget lo Kat, ditaksir Josh yang udah baik, ganteng, pinter, tajir melintir pula." Hendra mengatakannya dengan gamblang, membuat semuanya tertawa.

Katarina tidak tau harus menjawab apa pada candaan Hendra, hatinya sedang berbunga-bunga. Menurutnya Josh ya Josh, tanpa embel-embel lain yang melekat padanya. Tangan Josh melingkar di bahunya, meremasnya lembut. Katarina menoleh pada Josh, namun tidak menemukan rasa bahagia yang sama dalam manik mata hitamnya, seakan ada pikiran yang mengganggunya.

Sore itu menjadi pemandangan yang indah dan patut disyukuri. Angin sepoi-sepoi berhembus semilir menandai datangnya senja dimana semburat warna orange teraduk tidak rata dengan birunya langit.

Dari yatch yang membawa mereka kembali ke Jakarta, mereka sama-sama melihat matahari yang turun ke garis bumi dan tenggelam ke kedalaman laut. Dalam diam, mereka sadar bahwa hari ini adalah hari terakhir kebersamaan mereka, karena memasuki dunia perkuliahan dan dunia kerja akan sangat jauh berbeda dengan masa sekolah.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Palette
3918      1575     6     
Romance
Naga baru saja ditolak untuk kedua kalinya oleh Mbak Kasir minimarket dekat rumahnya, Dara. Di saat dia masih berusaha menata hati, sebelum mengejar Dara lagi, Naga justru mendapat kejutan. Pagi-pagi, saat baru bangun, dia malah bertemu Dara di rumahnya. Lebih mengejutkan lagi, gadis itu akan tinggal di sana bersamanya, mulai sekarang!
Kare To Kanojo
5373      1480     1     
Romance
Moza tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah menginjak Negara Matahari ini. Bertemu dengan banyak orang, membuatnya mulai mau berpikir lebih dewasa dan menerima keadaan. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Moza. Apalagi dia harus dihadapkan dengan perselisihan antara teman sebangsa, dan juga cinta yang tiba-tiba bersemayam di hatinya. DI tengah-tengah perjua...
It's Started in Osaka
84      75     0     
Romance
It is a story about a girl and a boy
Ibu
493      286     5     
Inspirational
Aku tau ibu menyayangiku, tapi aku yakin Ayahku jauh lebih menyayangiku. tapi, sejak Ayah meninggal, aku merasa dia tak lagi menyayangiku. dia selalu memarahiku. Ya bukan memarahi sih, lebih tepatnya 'terlalu sering menasihati' sampai2 ingin tuli saja rasanya. yaa walaupun tidak menyakiti secara fisik, tapi tetap saja itu membuatku jengkel padanya. Dan perlahan mendatangkan kebencian dalam dirik...
Right Now I Love You
390      291     0     
Short Story
mulai sekarang belajarlah menyukaiku, aku akan membuatmu bahagia percayalah kepadaku.
Aku Biru dan Kamu Abu
573      326     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?
KAU, SUAMI TERSAYANG
612      416     3     
Short Story
Kaulah malaikat tertampan dan sangat memerhatikanku. Aku takut suatu saat nanti tidak melihatku berjuang menjadi perempuan yang sangat sempurna didunia yaitu, melahirkan seorang anak dari dunia ini. Akankah kamu ada disampingku wahai suamiku?
HEARTBURN
349      254     2     
Romance
Mencintai seseorang dengan rentang usia tiga belas tahun, tidak menyurutkan Rania untuk tetap pada pilihannya. Di tengah keramaian, dia berdiri di paling belakang, menundukkan kepala dari wajah-wajah penuh penghakiman. Dada bergemuruh dan tangan bergetar. Rawa menggenang di pelupuk mata. Tapi, tidak, cinta tetap aman di sudut paling dalam. Dia meyakini itu. Cinta tidak mungkin salah. Ini hanya...
Photobox
4337      1148     3     
Romance
"Bulan sama Langit itu emang bersama, tapi inget masih ada bintang yang selalu ada." Sebuah jaket berwarna biru laut ditemukan oleh Langit di perpustakaan saat dia hendak belajar, dengan terpaksa karena penjaga perpustakaan yang entah hilang ke mana dan Langit takut jaket itu malah hilang, akhirnya dia mempostingnya di media sosialnya menanyakan siapa pemilik jaket itu. Jaket itu milik Bul...
Koude
3048      1103     3     
Romance
Menjadi sahabat dekat dari seorang laki-laki dingin nan tampan seperti Dyvan, membuat Karlee dijauhi oleh teman-teman perempuan di sekolahnya. Tak hanya itu, ia bahkan seringkali mendapat hujatan karena sangat dekat dengan Dyvan, dan juga tinggal satu rumah dengan laki-laki itu. Hingga Clyrissa datang kepada mereka, dan menjadi teman perempuan satu-satunya yang Karlee punya. Tetapi kedatanga...