Sinar matahari senja masuk menembus vitrage tipis yamg membatasi kamarnya dan balkon. Sinarnya jatuh menghangati tubuh telanjang di depannya, menciptakan siluet yang membuat matanya terpana.
Lelaki ini memang indah dan aku adalah wanita yang beruntung.
Windy tersenyum sambil matanya memperhatikan tubuh Tony yang masih tertidur pulas setelah kemesraan yang mereka lalui dari pagi sampai siang tadi.
Ting! Ting! Ting!
Handphone Tony berdenting, membuat layar sentuh itu menyala dan menampilkan isi pesan masuk. Luisa ... nama pengirim pesan di layar itu sepertinya pernah di dengarnya di suatu tempat, namun dia tidak ingat.
Dengan rasa penasaran, Windy memindahkan handphone itu ke tangannya dan jarinya menggambarkan password untuk membuka.
Om kapan kemari? Aku merindukanmu.
Sudah beberapa hari ini kau tidak mampir. Apakah kau kembali ke istrimu yang mandul itu, sementara di sini menunggumu seorang wanita dalam masa suburnya dan sedang mengandung calon bayimu yang lucu.
Ah ... maafkan kata-kata kasarku, Om! Aku mencintaimu.
Windy merasa dunianya berhenti berputar. Rasa dingin merayapi kulitnya ketika membaca lagi isi pesan dalam genggaman tangannya. Perlahan, ia menoleh menatap lelaki yang baru saja berpadu kasih dengannya dan mengingat percintaan mereka tadi. Rasanya tidak percaya bahwa lelaki ini memiliki wanita lain.
Tony bergerak gelisah di sampingnya. Buru-buru Windy mematikan handphone itu dan meletakkannya lagi di atas nakas di samping tempat tidur mereka. Tanpa sadar, ia memeluk tubuhnya, hati dan pikirannya merasa hampa.
"Win, sudah bangun? Kau tidak membangunkanku?" Suara seraknya menyapa.
Hening. Sebuah tangan besar meraih pundaknya, ia tidak bergeming. Sentuhan yang sebelumnya menghantarkan kehangatan, sekarang meninggalkan jejak perih di kulitnya.
"Aku mau mandi." Kilahnya.
"Kumasakkan makan malam ya. Senin aku sudah harus berada di bandara lagi. Aku akan merindukanmu, Beb." Terang Tony sambil mendorong tubuhnya bangun dari tempat tidur. Diciumnya pundak Windy sebelum ia berdiri dan keluar ruangan.
Terserah!
@ellyzabeth_marshanda it's real beib <3
Comment on chapter 02.