Loading...
Logo TinLit
Read Story - Karma
MENU
About Us  

"Hai, Beb ... ada sarapan di meja, makanlah." Sapa Lelaki setengah telanjang yang sedang berdiri di dapurnya sambil memanggang omelet, Tony memang seksi. Mereka sudah menikah tiga tahun, namun di matanya, keseksian lelaki itu tidak berkurang sama sekali.

"Hmm ... harum sekali, Hon!" Windy berseru tertahan ketika wangi telur panggang melewati indra penciumannya. Ia segera mengikuti jejak harum itu ke arah Tony dan berbisik, "Kamu juga harum."

Lengan Windy memeluk pinggang telanjang Tony dari belakang dan menyandarkan kepala di punggungnya. Gerakan itu mengundang tawa Tony. "Kangen sama aku?"

"Ya iya lah. Sudah berapa lama kamu tidak pulang dan tidur disini. Rapat ... lembur ... dinas... aku benci pada atasanmu."

Tony tidak menjawab, ia melempar omelet itu di udara dan menangkapnya dengan cekatan kembali ke panggangan. Sebentar kemudian, omelet itu dipindahkannya ke atas piring.

"Maaf ya membuatmu menunggu terus." Bisiknya di telinga Windy sambil menggandeng wanita itu, menuntunnya ke meja makan.

"Tidak masalah. Aku terbiasa. Aku hanya takut kau mencari wanita lain, seseorang yang bisa memberimu anak." Jawab Windy lirih, mengingat lagi hasil laboratorium dan vonis dokter bahwa rahimnya tidak bisa dibuahi karena satu dan lain alasan.

Ia langsung meminta cerai dari Tony ketika dilihatnya betapa terpukul lelaki itu. Pikirannya yang kalut membuatnya melakukan beberapa percobaan bunuh diri, namun tidak berhasil. Waktu itu adalah hari tergelap hidupnya. 

Ia sangat tau bahwa Tony sangat menginginkan seorang anak, namun Tony menyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja, bahwa cinta Tony padanya tidak akan berubah. Kemudian ia mengikuti saran Tony untuk mengambil terapi psikologis demi ketenangan jiwanya.

"Jangan konyol. Aku mencintaimu, walaupun dokter mengatakan kau mandul, bagiku itu bukan masalah. Mari makan." Mereka sarapan dalam diam.

Sesuatu melintas di pikiran Windy dan dengan segera ia menyuarakannya, "Kau tau, penghuni di sini menggosipkan seorang wanita hamil di lantai 15. Kabarnya dia tidak bersuami dan seorang pelacur."

Tony terdiam, kemudian bunyi alat makan di hempaskan membuat Windy terkesiap. Dipandangnya Tony dengan tatapan heran. Tony tidak menatapnya, dia masih menatap piring di depannya.

"Kurasa bukan hak kita untuk menilai orang lain, Win, apalagi orang itu tidak kita kenal sama sekali." Suaranya terdengar datar dan berbahaya.

"Kamu aneh banget. Aku cuma cerita apa yang aku dengar. Kurasa kau tidak perlu sampai marah-marah begitu?"

Toni mengangkat wajahnya menatap Windy, mata itu menyorot tajam sementara suaranya menghardiknya kasar. "Kamu juga ... untuk apa mendengar gosip yang tidak jelas begitu? Sementara kita sendiri tidak mempunyai anak, kau malah menertawakan wanita lain yang sedang hamil. Apa kau belum menyadari itu? Jangan-jangan ini karma!"

"Ton ... kata-katamu kejam! Aku tau aku mandul, Aku sadar! Kau tidak perlu mengingatkanku lagi atas kekuranganku. Kalau hatimu tidak terima, kita bisa cerai!" Windy tidak bisa bersabar lagi, air mata membayangi penglihatannya. Persaannya tersayat-sayat mendengar sindiran Tony akan kondisinya. Sebulir dua bulir air mata itu menggelinding turun dan diusirnya kasar.

"Win, dengarkan. Aku hanya mau menyadarkanmu saja bahwa tidak baik untuk membicarakan orang lain. Aku malah berpikir, apa tidak lebih baik kita tanyakan padanya apakah anak itu bisa kita adopsi."

Kata-kata Tony membuatnya terperangah, bagaimana mungkin dia mengangkat anak dari seorang pelacur yang benih lelakinya tidak tau dari siapa.

"Jujur kata, aku ingin sekali punya anak, Win. Aku tidak minta banyak-banyak ... satu saja." Ujarnya lirih.

Ia melihat kesedihan di kedalaman mata suaminya dan hati Windy tergerak. Ia mendekatinya dan memeluk kepala lelaki itu di dadanya dengan sayang. "Menurutmu begitu? Apakah kau yakin? Kita bahkan tidak tau wanita itu siapa dan bapak anak itu siapa. Apakah bibit bebet bobot tidak penting untukmu?"

"Penting, tapi aku percaya jika kita mendidik anak itu dengan benar, maka dia akan menjadi benar. Tapi, lupakanlah. Anggap saja ini hanya ide gilaku. Cepat habiskan makananmu, aku punya rencana lain untukmu hari ini."

"Kita tidak jadi ke Bandung?"

"Kurasa lebih baik kita di rumah, berada dalam selimut hangat dan ...," Kata-katanya berhenti, gantian tangan kekar Tony menarik wanita itu dengan kasar ke pangkuannya, bibirnya segera melumat setiap inci kulit mulus yang bisa dijelajahinya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
Adiksi
7700      2306     2     
Inspirational
Tolong ... Siapa pun, tolong aku ... nafsu ini terlalu besar, tangan ini terlalu gatal untuk mencari, dan mata ini tidak bisa menutup karena ingin melihat. Jika saja aku tidak pernah masuk ke dalam perangkap setan ini, mungkin hidupku akan jauh lebih bahagia. Aku menyesal ... Aku menyesal ... Izinkan aku untuk sembuh. Niatku besar, tetapi mengapa ... mengapa nafsu ini juga sama besarnya!...
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
9385      2073     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
Arloji Antik
398      258     2     
Short Story
"Kalau langit bisa dikalahkan pasti aku akan ditugaskan untuk mengalahkannya" Tubuh ini hanya raga yang haus akan pengertian tentang perasaan kehidupan. Apa itu bahagia, sedih, lucu. yang aku ingat hanya dentingan jam dan malam yang gelap.
krul
7444      1825     4     
Action
perjalan balas dendam seorang gadis yang berujung dengan berbagai kisah yang mengharukan,menyedihkan,menyakitkan,dan keromantisan,,,
Reminisensi Senja Milik Aziza
904      484     1     
Romance
Ketika cinta yang diharapkan Aziza datang menyapa, ternyata bukan hanya bahagia saja yang mengiringinya. Melainkan ada sedih di baliknya, air mata di sela tawanya. Lantas, berada di antara dua rasa itu, akankah Aziza bertahan menikmati cintanya di penghujung senja? Atau memutuskan untuk mencari cinta di senja yang lainnya?
Nobody is perfect
13746      2478     7     
Romance
Pada suatu hari Seekor kelinci berlari pergi ingin mencari Pangerannya. Ia tersesat, sampai akhirnya ditolong Si Rubah. Si Rubah menerima si kelinci tinggal di rumahnya dan penghuni lainnya. Si Monyet yang begitu ramah dan perhatiaan dengan si Kelinci. Lalu Si Singa yang perfeksionis, mengatur semua penghuni rumah termasuk penghuni baru, Si Kelinci. Si Rubah yang tidak bisa di tebak jalan pikira...
Sekotor itukah Aku
22111      3768     5     
Romance
Dia adalah Zahra Affianisha. Mereka biasa memanggilnya Zahra. Seorang gadis dengan wajah cantik dan fisik yang sempurna ini baru saja menginjakkan kakinya di dunia SMA. Dengan fisik sempurna dan terlahir dari keluarga berada tak jarang membuat orang orang disekeliling nya merasa kagum dan iri di saat yang bersamaan. Apalagi ia terlahir dalam keluarga penganut islam yang kaffah membuat orang semak...
DEWDROP
1057      547     4     
Short Story
Aku memang tak mengerti semua tentang dirimu. Sekuat apapun aku mencoba membuatmu melihatku. Aku tahu ini egois ketika aku terus memaksamu berada di sisiku. Aku mungkin tidak bisa terus bertahan jika kau terus membuatku terjatuh dalam kebimbangan. Ketika terkadang kau memberiku harapan setinggi angkasa, saat itu juga kau dapat menghempaskanku hingga ke dasar bumi. Lalu haruskah aku tetap bertahan...
IW-baee
2937      1246     3     
Romance
Jika tawa adalah hal yang tak ingin kulepas, kenapa aku terus bersama sedih?
Melawan Tuhan
2861      1084     2     
Inspirational
Tenang tidak senang Senang tidak tenang Tenang senang Jadi tegang Tegang, jadi perang Namaku Raja, tapi nasibku tak seperti Raja dalam nyata. Hanya bisa bermimpi dalam keramaian kota. Hingga diriku mengerti arti cinta. Cinta yang mengajarkanku untuk tetap bisa bertahan dalam kerasnya hidup. Tanpa sedikit pun menolak cahaya yang mulai redup. Cinta datang tanpa apa apa Bukan datang...