Read More >>"> Behind Friendship (5. Hati Hati Dengan Hati) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Behind Friendship
MENU
About Us  

   

Menjadi cewek yang beruntung bisa dekat dan akrab dengan ketiga cowok most wanted yang paket komplit. Begitulah kalimat yang sering Nara dengar dari teman temannya di sekolah. Mereka belum tau aja sikap asli tiga cowok kampret yang di sebut paket komplit itu. Selain mereka yang aslinya tengil dan mereka yang sok cool boy depan banyak cewek.

Jam kosong di jam pelajaran terakhir kelas pelajaran biologi membuat kelas sedikit kacau. Macam macam di lakukan anak anak untuk mengisi kebosanan. Ada Salmon yang dengan recehnya mencoret coret papan tulis menjodohkan anak kelas dengan seenaknya. Bahkan ada Bimo yang iseng menempel kertas yang sudah di tulis  ' Aku Gila! Awas! ' yang kemudian diam diam Ia tempel di belakang baju Vita. Sontak membuat anak kelas menahan tawa. Kenapa setiap kelas pasti aja ada yang menjadi bahan inceran bully dan di pandang rendah. Nara hanya menggeleng kepala tidak ikut campur, Ia asik dengan wattpadnya.

Gavin duduk di samping Nara kerena pemilik kursi di samping Nara sedang asik bermain ludo dengan Nando. Sedangkan Alfin sibuk bermain game online di pojok kelas.
"Serius amat si?". Colek Gavin mengganggu Nara. 

"Bisa diem ga? ". Balasnya dingin. 

Gavin mengusap kepala Nara tanpa beban. Yang tanpa sadar ada beberapa teman kelas cewek yang diam diam melirik memperhatikan.

"Eh waktu itu siapa deh Ra? Yang pas waktu itu loh waktu lo gandeng gue bilang gue pacar lo". Tanya nya serius dengan nada kepo. 

"Tau gak jelas, masa dia nembak gue tiba tiba. Maksa lagi". Nara memutar bola mata malas. 

"Emang bener ya cinta pandangan pertama itu ada? ". Nara yang kini balik nanya. 

"Hhmm. Ada, gue juga pernah". Jawabnya dengan senyum miring. 

"Ha? Siapa? Bukannya cewek cewek ya yang cinta pandangan pertama sama lo terus ngejar ngejar kaya kucing liat ikan asin? ". Nara mengernyit tak mengerti. 

"Pulang sekolah anter gue ya". Gavin mengalihkan pembicaraan. Matanya mengalihkan pandangan ke arah lain. 

"Emang sekarang Squad Delight ga kumpul? ".

"Nanti aja kita nyusul".

"Ngomongin apa si? ". Tanya Nando yang tiba tiba muncul. 

"Kepo aja lo, nanti kalian duluan aja ya ke rumah gue nanti gue sama Nara nyusul". Jawab Gavin. 

"Lah kan yang punya rumah lo Vin". Nando mengangkat alis bingung. 

"Anggap aja rumah sendiri asal jangan di jual". Ucapnya yang kembali receh. 

****

Nara menatap tangannya yang sudah di genggam Gavin dengan erat. Badannya tertarik mengikuti langkah Gavin. Membuat beberapa murid yang masih ramai baru keluar kelas memperhatikan mereka. Terutama Gavin cowok yang menjadi idaman para cewek menggenggam sahabat ceweknya. 

Nara merasakan ada getaran lain di hatinya, perasaan aneh yang kini menjalar. 

"Mau kemana si? ". Tanya Nara yang baru membuka suara setelah sampai di parkiran. 

"Gue mau beli kado buat Bunda, temenin ya". Ucapnya dengan tangan yang sibuk dengan helmnya. Nara hanya mengangguk kemudian mengambil helm yang di sodorkan Gavin. Mereka melewati gerbang yang masih penuh dengan murid murid yang sudah tak sabar ingin pulang. 

Mereka sampai di salah satu Mall yang tak jauh dari SMA Garuda. Gavin kembali menggenggam tangan Nara. Berjalan beriringan memasuki Mall besar itu. Mungkin perlakuan itu sudah biasa bagi Gavin tapi tidak untuk Nara. Kali ini genggaman Gavin berefek pada Nara. Entah Ia sendiri belum bisa menyimpulkan rasa aneh itu. Tidak ingin menyimpulkan sendiri, Nara memilih mengabaikan dan berusaha menenangkan degup jantungnya yang seakan tak normal seperti biasanya. 

Mereka berdua masuk ke salah satu toko besar yang berisi banyak boneka dan aksesoris cewek disana. Nara mengernyitkan dahi menerka nerka maksud Gavin mengajaknya ke toko ini. Bukannya Ia tadi bilang ingin mencari kado untuk Bundanya? Tapi ini toko boneka mana mungkin Gavin ingin membelikan Bundanya boneka beruang atau hello kity. Itu lah yang dari tadi Nara pikirkan. 

"Eh Ra ada boneka bagus ga menurut lo? ". Tanya Gavin yang menatap Nara sekarang. Mungkin orang yang melihat mereka sekarang seperti sepasang kekasih yang cowoknya berniat membelikan boneka. Tapi bukan ini Nara dan Gavin mereka bersahabat dari kecil. 

"Ha?". Nara masing bengong seperti orang bego. 

-tbc-

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (5)
  • AnisMN24

    @yurriansan Oke terimakasih untuk krisarnya nanti aku perbaiki lagi

    Comment on chapter 2. Awal putih abu
  • yurriansan

    ceritamu menarik menurutku. gaya bahasanya juga mengalir, enak buat dibaca. tapi tadi pada beberapa kalimat yang aku baca agak bingung. mungkin maksudnya udah mandi kali ya bukan udah rajin. Kemudian ada beberapa tanda baca yang masih kurang. itu aja sih saran dariku.

    Oh iya kamu juga boleh kunjungin Story ku yang judulnya Rahasia (Toni) boleh kasih kritik dan saran kamu ke ceritaku itu Terima kasih.

    Comment on chapter 2. Awal putih abu
  • AnisMN24

    @Ervinadyp Oke terimakasih, baca terus ya😊

    Comment on chapter 1. Prolog
  • Ervinadyp

    semangat kak, ditunggu kelanjutannya yaaa

    Comment on chapter 1. Prolog
  • SusanSwansh

    Namanya keren. Nara Aurora Fransisca. Aduhh kok aku jadi inget sama si ganteng Paras Aurora ya? Hehe.

    Comment on chapter 1. Prolog
Similar Tags
Beach love story telling
2706      1365     5     
Romance
"Kau harus tau hatiku sama seperti batu karang. Tak peduli seberapa keras ombak menerjang batu karang, ia tetap berdiri kokoh. Aku tidak akan pernah mencintaimu. Aku akan tetap pada prinsipku." -............ "Jika kau batu karang maka aku akan menjadi ombak. Tak peduli seberapa keras batu karang, ombak akan terus menerjang sampai batu karang terkikis. Aku yakin bisa melulu...
ADITYA DAN RA
16023      2620     4     
Fan Fiction
jika semua orang dapat hidup setara, mungkin dinamika yang mengatasnamakan perselisihan tidak akan mungkin pernah terjadi. Dira, Adit, Marvin, Dita Mulailah lihat sahabatmu. Apakah kalian sama? Apakah tingkat kecerdasan kalian sama? Apakah dunia kalian sama? Apakah kebutuhan kalian sama? Apakah waktu lenggang kalian sama? Atau krisis ekonomi kalian sama? Tentu tidak...
Like a Dandelion
2485      853     2     
Romance
Berawal dari kotak kayu penuh kenangan. Adel yang tengah terlarut dengan kehidupannya saat ini harus kembali memutar ulang memori lamanya. Terdorong dalam imaji waktu yang berputar ke belakang. Membuatnya merasakan kembali memori indah SMA. Bertemu dengan seseorang dengan sikap yang berbanding terbalik dengannya. Dan merasakan peliknya sebuah hubungan. Tak pernah terbesit sebelumnya di piki...