Sepertinya sudah menjadi hal biasa, jika Nara di mintai nomor ponsel tiga lelaki itu. Siapa lagi kalau bukan most wanted SMA Garuda teman temannya, Gavin, Nando, dan Alfin.
"Dek dek! ". Panggil seorang cewek kelas sebelas. Membuat Nara tersentak dan berhenti.
"Lo temennya Gavin kan? Lo se geng kan? Gue minta no WA nya dong, atau username ig, line juga boleh deh". Ucapnya beruntun, tanpa memberi kesempatan Nara berbicara.
Nara ternganga melihat kakak kelas di depannya yang berbicara seperti rel kereta api yang tak putus putus.
"Ee.. Eh Gavin Kak? Eeuung @Gavino_Baskara". Jawab Nara yang berusaha mencerna apa yang di ucapkan cewek itu.
"Oke makasih". Dua kakak kelasnya itu langsung merekah, dan kemudian pergi dengan cepat.
Atau waktu itu ada kakak kelas yang menitip cokelat saat Nara dan Kanaya di perpustakaan hanya berdua.
Seorang cewek berambut panjang tak di ikat, tinggi dan putih menghampirinya.
"Ssst Dek". Ucapnya
"Hmmm? ". Nara dan Kanaya yang sedang fokus membaca buku biologi kompak mendongak.
"Ini gue titip coklat ya buat Nando". Cewek itu sambil menyodorkan dua coklat berukuran sedang sambil tersenyum malu.
"Iya Kak, ngomong ngomong dari siapa ya? ". Tanya Kanaya.
"Ini ada suratnya kok kasih aja". Cewek itu membalik coklat yang di belakangnya sudah Ia tempel sepucuk surat. Kemudian pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua yang masih terpaku.
"Gue heran dah kenapa jadi cewek yang ngasih ngasih ginian si? Sebagai cewek gue tuh malu". Kanaya mengoceh dengan mulutnya yang maju maju.
"Lo aja kali yang belum ngerasain suka sama cowok". Cibir Nara menyindir sahabatnya itu.
"Cih lo juga jomlo".
"Gue sih ijo tomat, ikatan jomlo terhormat".
Cowok berkumis tipis yang baru datang menghampiri mereke berdua yang sedikit berisik padahal sedang di perpustakaan.
"Nah tuh orangnya nongol". Kanaya menaikan daguny menunjuk ke arah Alfin.
"Nih coklat dari penggemar lo, cih sok ganteng". Nara dengan sinis.
"Emang ganteng, udah lo berdua makan aja kasian gue liatnya ga pernah di kasih coklat sama cowok kan lo berdua ". Ucap lelaki itu dengan gaya sok gantengnya.
Plakkk! Sebuah buku mendarat di kepala Alfin. "Sialan! ". Umpat Nara. Tapi kemudian matanya berbinar melihat satu batang coklat di tangannya. Begitu juga dengan Kanaya.
"Eh iya nih ada suratnya juga loh, kalo surat gue gak doyan nih buat lo". Kanaya menyodorkan selembar surat yang di tempel di belakang coklat tadi. Yang kemudian di ambil dan Alfin masukan ke saku celananya.
"Fin, bukannya lo udah punya pacar kan anak sekolahan sebelah? Terus kenapa lo masih nerima surat surat itu? ". Tanya Nara ke Alfin yang sekarang duduk di sebelahnya membaca komik doraemon.
"Biarin mau gue koleksi, lagian Dinda juga gak tau gue sering dapet surat". Jawabnya menyebutkan nama pacarnya di sekolah tetangga.
Nara memicingkan mata, menatap Alfin. "Jangan jangan lo diem diem punya banyak gebetan ya? ".
"Nah tuh tau". Jawabnya enteng.
Kanaya dan Nara sontak menoleh dengan tatapan sinis.
"Cih mukanya di salah gunain mentang mentang ganteng". Nara mencibir pelan.
"Apa? Lo mau jadi gebetan gue juga? ". Alfin yang mendengar membalas cibiran Nara.
"Ogah! Gue mau coklat coklat dari cewek cewek lo aja". Jawabnya sambil terkekeh pelan membuat mata Alfin mendelik sinis.
-tbc-
Jangan lupa beri like dan komennya ya reader ๐ happy reading!
@yurriansan Oke terimakasih untuk krisarnya nanti aku perbaiki lagi
Comment on chapter 2. Awal putih abu