Entah kebetulan atau apa mereka kembali di satukan dalam satu kelas, X IPA 2. Nara di ikuti yang lain masuk kelas, matanya mengedarkan pandangan kesekeliling. Meja ketiga di barisan tengah ia pilih sebagai tempat duduknya dengan Kanaya padahal meja depan masih kosong tapi Nara memang bukan anak yang suka duduk di barisan paling depan. Di susul oleh Gavin dan Nando yang duduk di samping mejanya, dan Alfin di belakang meja Gavin.
"Lah gue duduk sama siapa dong? ". Alfin sambil menunjuk dirinya sendiri.
Nando melambai lambikan tangan ke cowok yang baru saja masuk kelas "Nah hei broo sini duduk sini sama temen gue. Baik kok gak gigit". Ucapnya. Cowok itu mengernyit tapi kemudian menurut.
"Gue Alfin". Menyodorkan tangan memperkenalkan diri.
"Hmm gue Salm..n". Ucap cowok itu yang terdengar seperti orang kumur kumur.
"Hah? Salmon? Ikan dong". Alfin menaikan sebelah alisnya. Sambil terkekeh.
"Salman goblok". Jawab cowok itu kesal.
"Ettt! santai dong. Oke mulai hari ini kita temen sebangku". Alfin sambil menaikan sudut bibirnya.
Tapi itu malah menjadi awal mula Salman berganti nama. Anak anak sekelas kini memanggilnya dengan Salmon.
****
Tiga minggu berlalu semua masih tampak normal bagi Nara di masa awal SMA nya. Sampai saat itu saat ia berjalan di koridor menuju koperasi sekolah dengan langkah santai dengan tangannya yang memainkan pulpen. Seseorang yang jalan berlawanan arah dengannya menoleh dan tersenyum saat berpapasan. Nara yang menyadari refleks menoleh dan membalas senyuman itu meskipun di hatinya bertanya tanya apa ia mengenal cowok itu.
"Siapa deh? Lo kenal? ". Tanya Kanaya yang berjalan di sampingnya.
"Enggak". Jawabnya ringan.
"Gak jelas banget tu cowok". Kanaya sambil menggaruk garuk pelipisnya.
"Udah ah ayo cepetan".
****
Nara duduk di sofa ruang tengah rumahnya sambil scroll ke atas kebawah melihat isi instagramnya. Tiba tiba hpnya bergetar menandakan ada notifikasi. WA? Nara mengernyit melihat nomer yang belum ia save.
08912456798
Hai Nara
Iya siapa ni?
Lo inget waktu di koridor kelas? Yang senyum ke lo?
I
nget si dapet no gue dari mana?
Gak penting. Gue mau bilang gue suka sama lo.
Nara memekik sampai membuat Reno yang juga sedang bermain Ps di ruang tengah menoleh kaget. Ia terpaku memandangi ponselnya dengan mulut terbuka sempurna.
"Kenapa si kak? ". Tanya Reno dengan tatapan tak suka karena terganggu.
"Engga ini kakak liat valak tiba tiba muncul di hp". Jawabnya asal.
"Ooh". Reno sambil mengangguk mengerti dan kembali fokus bermain bola di Psnya.
"Heh gue aja gak kenal siapa lo, tiba tiba kaya gledek aja bilang suka". Batin Nara mengomel.
Jawab dong ra
Gue aja gak kenal lo
Ya nama gue Yudis gue suka sama lo. Lo mau coklat gak? Nanti gue beliin
Gue cinta sama lo
Lo mau ya jadi pacar gue
Jawab ra
Nara
Nara langsung mengunci ponselnya dan menaruhnya di atas meja dengan kasar. Mengambil bantal di kursi dan menutup wajahnya dengan bantal.
"Apa emang di SMA banyak yang gitu ya? Baru liat langsung suka terus to the point gitu. Apaan deh gak ngerti gue, apa emang dia gercep? Gerak cepat gitu takut di sambar orang? Selucu ini ya masa SMA? ".
Sekarang cerita anak SMA Nara di mulai dari Yudis orang lewat yang tiba tiba menyatakan cinta. Dan entah dari mana sampai tahu nomor WA segala.
Besok nya seperti biasa Nara, Gavin, Nando, Alfin dan Kanaya nongkrong di kantin sambil menikmati bakso Mang Edi.
Drrrt.. Ponsel Nara bergetar ada notifikasi pesan WA.
Nara ini gue udah taro coklat di kolong meja lo. Lo mau ga jadi pacar gue?
Nara menutup wajahnya dengan telapak tangan. Kemudian menyedot es teh manis nya dengan gusar.
"Kanaya dia chat gue lagi". Rengeknya prustasi sambil menyodorkan ponsel agar Kanaya membaca room chatnya dengan si cowok aneh itu.
Tawa Kanaya pecah. Nara sudah bercerita semua nya.
"Gila ada ya cowok macem gitu. Bener dong kalau cinta pandangan pertama itu ada". Kanaya sambil tertawa renyah.
"Apa si? ". Alfin berdiri dengan kepalanya yang mendekat.
"Gak usah kepo! ". Delikan Nara membuat Alfin termundur dan kembali duduk.
"Mau tau ga masa ada yang nem.. ". Nara buru buru mendekap mulut Kanaya. Cewek itu memang seperti petasan banting di Squad Delight.
"Udah udah bentar lagi bel lanjut nanti deh pulang sekolah ". Nando menengahi.
"Viin gue pulang sama lo ya". Rengek Nara kembali ke Gavin.
"Iya iya". Gavin menepuk nepuk kepala Nara.
****
Sekarang Nara berjalan di samping Gavin menuju parkiran untuk pulang. Cowok aneh itu tiba tiba berpapasan kembali dengan Nara.
"Nara! ". Panggilnya
Nara tersentak dan berhenti.
"Gimana? Lo mau". Tanyanya dengan mata lekat memandang Nara.
"Maaf gue mau pulang sama pacar gue". Nara langsung menggandeng Gavin dan menariknya pergi.
Cowok itu merapatkan bibir diam tak bersuara. Nara tanpa perduli langsung meninggalkannya.
"Hah? Pacar? ". Gavin berhenti saat sudah berada jauh dari cowok tadi.
"Ck udah nanti gue jelasinnya. Gue lapar mau pulang". Nara memotong, dan langsung lanjut berjalan.
Gavin mengiyakan saja dan langsung berlari menyusul Nara yang kini sudah sampai di parkiran karena langkahnya yang sangat cepat membuat cewek itu tak dapat di kejar.
"Pakai jaket panas, nanti lo item kaya si Salmon deh". Gavin menyodorkan jaket bombernya. Nara mengangguk nurut.
-tbc-
Happy reading!
@yurriansan Oke terimakasih untuk krisarnya nanti aku perbaiki lagi
Comment on chapter 2. Awal putih abu