Read More >>"> Annyeong Jimin (I'm Jealous) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Annyeong Jimin
MENU 0
About Us  

Awass ya Typo lewatkan saja ✌

Happy Reading guysss....😊

.
.
.
.


Saat menyadari kini dirinya dirumah sakit, Ra In mendudukkan dirinya. Tapi, ia sendirian saja. Apa tidak ada yang menungguinya?

Saat melihat jam sudah larut malam, Ra In mengambil ponselnya dan melihat banyak pesan masuk dari Min Rae dan Jungkook.

From : Go Min Rae

Kalau sadar hubungi aku. Mian aku pulang duluan. Kau yang sehat-sehat ya Ra In...

Aku sangat khawatir saat kau pingsan dan kau belum bangun juga.

Jaga kesehatan Ra In.

Ra In tersenyum melihat deretan pesan yang dikirimkan Min Rae dan masih banyak lagi. Tapi kepalanya masih pusing. Bahkan Ra In sudah tidak berniat membaca pesan dari Jungkook.

Tiba-tiba seorang dokter datang dan mengecek keadaan Ra In.
Mata gadis itu sibuk menelaah wajah tampan dihadapannya.

"Kau sudah sadar?" tanya sang dokter.

"Orang tua mu akan datang besok pagi. Tadi mereka menunggumu disini. Ada teman-temanmu juga"

"Sebenarnya aku dokter jantung. Tapi, aku disuruh melihat keadaanmu karena Dokter Ben sedang makan setelah melakukan operasi"

Ra In menggenggam ponselnya lebih erat. Ingin sekali hatinya menjerit saat ini juga.
"Kau...seorang dokter?"

"Iyaa namaku Kang Daniel. Panggil saja Dokter Niel. Kau Nam Ra In benarkan?"

Ra In mengangguk antusias. Tiba-tiba tangannya terulur memberikan ponselnya pada Dokter Niel.

"Apa?" tanyanya tidak mengerti.

"Boleh aku berfoto denganmu? kau sungguh mirip dengan idolaku"

Dokter Niel menggaruki belakang kepalanya. Memang sudah sering sekali orang menganggapnya mirip seorang artis.

"Baik, ayo kita berfoto"

Cekrek.
Dokter Niel kembali memberikan ponsel Ra In. Betapa bahagianya Ra In setelah sadar dari pingsan bertemu dengan Dokter yang tampan.

"Kau tadi pingsan dan lama sekali tidurnya" ujar Dokter Niel.

"Iyaa, dokter. Aku kenapa?"

"Jantungmu sehat. Hehe...aku hanya bisa mengatakan itu, selebihnya doktermu yang akan memberitahu"

"Baiklah Oppa--" Ra In cengengesan salah bicara. Yang ada dipikiran Ra In saat ini adalah Oppa-Oppa idolanya.
"Hehe...Maafkan aku dokter. Habisnya, inget Wanna One kalau liat dokter"

"Mungkin saya jelmaan nya"

...

Ra In menempelkan ponselnya ditelinga setelah menggeser tombol hijau untuk mengangkat sambungannya.

"Kau sudah sadar? Bagaimana keadaanmu? apa begitu sakit? aku ingin sekali melihat mu tapi Eomma...menyuruhku sekolah"

"Aku sudah mendingan. Udah sekarang kamu sekolah saja Kookki. Aku baik-baik saja disini. Bye...bye"

"Hei..tunggu...tung---"

Tut.

Ra In tidak bisa meladeni ucapan Jungkook. Dia bisa saja mencoba bolos. Lagipula disini juga ada Ibunya yang menemani.

Ibu Ra In menghampiri anaknya dan menyuapi Ra In sepotong Apel.

"Gomawo Eomma"

"Kau ini membuat Eomma khawatir saja Ra In. Bagaimana tubuhmu?"

"Lebih baik"

"Tadi Jungkook bilang apa?"

"Dia minta bolos ingin datang kesini"

"Ck.ck...anak itu"
Ra In meletakkan ponselnya kembali keatas nakas. Ia membaringkan tubuhnya setelah selesai memakan apel dari ibunya.

"Istirahat saja. Eomma akan pulang dulu mengambil pakaian dalammu ya"

Ra In mengangguk dan mencoba memejamkan mata. Ibunya baru saja pergi dari ruangannya. Kini hanya ada dirinya saja. Tiba-tiba saja gadis itu merasa haus. Tapi saat dilihatnya tidak ada air dinakas, Ra In beranjak dari bangsal dan meraih infusannya. Bersusah payah gadis itu menghampiri dispenser air. Akhirnya dengan segala kekuatannya, ia bisa mengisi kembali gelasnya.

Ra In hendak kembali ke tempat tidur, saat tiba-tiba mendengar suara yang begitu familiar gadis itu keluar dari kamarnya.

"Awass...Steve..."

Bruk.
Kepala Ra In pusing dan ia pun terjatuh duduk dilantai.

"Kau tidak apa-apa?"

"Iyaa, aku hanya---" Ra In mendongak melihat wajah seseorang yang membantunya saat ini.
"Jimin..."

"Ra In"

Keduanya sama-sama saling berpandangan untuk beberapa menit. Ra In kebingungan melihat Jimin ada di rumah sakit dan memakai pakaian pasien sama seperti dirinya.

Jimin akhirnya membantu Ra In berdiri dan mereka duduk disebuah bangku tunggu.

"Kenapa kau ada di rumah sakit? kau sakit apa Ra In?" tanya Jimin tiba-tiba karena merasa khawatir. Meskipun beribu kali mengelak perasaannya. Jimin tidak bisa membohongi kekhawatirannya.

Ra In diam-diam mengulas senyum. Ia senang dikhawatirkan oleh Jimin.
"Dokter bilang aku hanya kelelahan. Katanya aku mengalami gejala Tifus."

"Tifus? Yakh! Kau tidak boleh menyepelehkan itu. Nam Ra In ayo kembali ke kamarmu dan istirahat"

"Aku bosan.,Aku haus makanya aku keluar. Di ruangan ku memang ada air tapi, aku ingin minum yang hangat-hangat"

"Aku akan membelinya. Kau tunggu disini"

Ra In mengangguk sementara Jimin sudah berlari meninggalkannya menuju kantin. Dengan masih terus tersenyum gadis itu menunggu Jimin datang. Ia sedikit berbohong mengatakan haus segala.

Beberapa menit kemudian Jimin datang dan memberikan gelas capuccino pada Ra In.
"Gomawo..Jimin"

Jimin pun mengangguk dan mengambil selang infus dari tangan Ra In. Kini Ra In bebas meminum capuccino nya.

"Ayo kembali ke kamarmu" ajak Jimin. Ra In tergelak, Ia masih mau berada didekat Jimin. Ini saja ia harus bohong supaya berlama-lama diperhatikan Jimin.

"Ah aku...ingin bertemu anak yang tadi bermain denganmu, dia yang menabrakku" ujar Ra In beralasan.

"Oh..namanya Steve tadi aku mengejarnya karena ia kabur saat dokter akan mengambil darahnya. Mungkin sekarang dia sedang istirahat. Nanti saja"

Gagal sudah rencana Ra In. Baiklah, gadis itu menurut dengan Jimin yang mengantarnya sampai kamar.

Baru saja Jimin akan keluar tiba-tiba Ra In mencekal lengannya.
"Temani aku sampai aku tidur. Aku takut sendirian dirumah sakit"

Melihat wajah pucat Ra In, Jimin jadi semakin khawatir pada gadis itu. Ia menurut dan duduk disamping tempat tidur Ra In.

"Kau...sakit apa Jimin? apa ini ada hubungannya dengan mimisan waktu itu?"

Jimin tak bergeming sesaat hingga ia menggeleng dan menatap penuh kasih pada manik mata Ra In. Maaf Ra In...Jimin tidak bisa jujur.

"Tidak apa-apa. Aku hanya demam biasa. Hanya saja aku suka di rumah sakit sejak bertemu Steve. Hehe..."

Jimin tertawa, ini pertama kalinya Ra In melihat Jimin tertawa didepannya. Sungguh kejadian langka. Ra In terpesona melihatnya. Betapapun saat ini Jimin jauh lebih manis dan tampan saat tertawa.

"Sejak kapan?" tanya Ra In lagi yang sepertinya curiga karena Jimin dan Steve sudah kenal lama.

"Baru beberapa hari ini"

Sebenarnya banyak yang ingin Ra In tanyakan. Tapi tiba-tiba matanya mengantuk sekali. Ra In sebenarnya masih ingin melihat Jimin. Ini kejadian langka, tapi mata Ra In tidak bisa diajak bekerja sama.

"Jimin...bernyanyi lah" pinta Ra In.

"Aku tidak--"

"Ayo bernyanyilah. Aku hanya ingin mendengar suaramu supaya aku berani memejamkan mata dan tidur" mendengar permintaan Ra In, Jimin tidak bisa menolaknya.

Jimin mengulum bibirnya dahulu seraya memikirkan lagu apa yang akan ia nyanyikan.

"Nunkkocci tteoreojyeoyo tto jogeumssik meoreojyeoyo bogosipda bogosipda bogosibda bogosipda..."

Ra In dibuat terpesona oleh suara Jimin. Nyanyian namja itu membuat Ra In kembali merasa jatuh cinta.

"Eolmana gidaryeoya tto myeot bameul deo saewoya Neol boge doelkka neol boge doelkka mannage deolkka mannage deolkka..."

Tanpa sadar setetes air mata jatuh dari kedua mata Jimin. Segera Jimin usap pipinya. Tangan Jimin terulur mengelus rambut Ra In dan tanpa diduga Jimin mencium kening Ra In cukup lama.

Cup.

"Selamat tidur. Ra In-ah..."

...

J-Hope bingung apa yang harus ia lakukan sekarang hanya bisa bersembunyi di ruang rawat Jimin. Setelah pulang sekolah ia datang ke rumah sakit ingin menjenguk Jimin tapi ia tidak tahu kalau Jungkook ada disini menjenguk Ra In.

"J-Hope..."

"Jimin,aku harus apa? kalau Jungkook melihatku, bagaimana ini?"

Jimin beranjak dari tempat tidur dan melihat keadaan diluar ruang rawatnya. Jimin juga baru sadar kalau tempatnya dan Ra In hanya berjarak beberapa kamar saja.

Tiba-tiba Jimin menepuk jidat nya sendiri. Ia juga lupa bertemu Ra In dan bilang dia harus menyembunyikan dirinya. Bagaimana kalau Ra In bilang pada Jungkook kalau Jimin ada di rumah sakit.

Sekarang Jimin ikut bersembunyi dibalik sofa bersama J-Hope. Entah apa yang ada dalam pikiran kedua remaja itu hingga melakukan hal konyol. Seharusnya Jimin dan J-Hope tidak perlu bersembunyi dibalik sofa. Toh, pintu ruang rawat ditutup kan?

"J-Hope aku bertemu Ra In. Bagaimana kalau ia mengatakan itu pada Jungkook?"

"Aduh..bagaimana ini?"

Tanpa disadari seseorang tiba-tiba saja masuk dan terkejut melihat keadaan kamar Jimin yang sepi. Tapi samar-samar Ia bisa mendengar perbincangan Jimin dan J-Hope.

"Haiii...." Jimin dan J-Hope terlonjak kaget melihat Dokter Niel sudah ada dihadapan mereka. Jimin memegangi dadanya hampir saja terasa Sesak kembali. Dokter Niel ini, katanya Dokter jantung tapi suka membuat pasien jantungan.

"Kenapa sembunyi? kalian sedang mengerjaiku ya?"

Jimin dan J-Hope keluar dari persembunyian dan duduk disofa seraya meminum minuman yang dibawa Dokter Niel.

"Dokter. Kau jangan lagi mengagetkan Jimin. Kau ini harus menjaga kesehatannya"

Dokter Niel hanya mengangguk-angguk acuh. Tidak perduli dengan apa yang dikatakan J-Hope.

"Aku habis selesai operasi dan lapar. Aku ingin makan di kantin, ayo Jimin temani aku"

"Tidak!" teriak J-Hope takut. Kalau Jimin keluar dan bertemu Jungkook bisa gawat.

"Kenapa?" heran Dokter Niel.

"Ya pokoknya jangan" desak J-Hope.

"Kalian sedang nyembunyiin sesuatu kan? Soal penyakit Jimin pada teman-teman kalian. Disini ada mereka?"

Jimin dam J-Hope saling adu tatap. Kemampuan Dokter Niel sungguh luar biasa. Bagaimana ia bisa mengetahui masalah itu.

"Apa tebakan ku benar? Wow...Kang Daniel...kau sungguh luar biasa"

Dokter Niel berdiri dan menghampiri sebuah lemari kemudian mengambil sesuatu dari sana.

Tiba-tiba Dokter Niel melemparkan topi pada Jimin.

"Apa?" tanya Jimin ragu.

"Temani aku makan di kantin Jimin aku sudah lapar. Tidak akan ada yang tahu. Ayolah...pakai saja topinya"

"Kalian mau aku mengatakan itu pada teman kalian?"

Jimin segera memakai topinya dan berdiri mendekati Dokter Niel. Ternyata rencana Dokter itu berhasil juga. Sebenarnya Dokter Niel tahu rahasia Jimin dan J-Hope karena itu terlihat jelas di wajah kedua remaja itu.

"Aku bagaimana?" J-Hope resah dengan dirinya sendiri.

"Kau keluar saja. Kau kan pakai seragam sekolah bukan seragam pasien. Bilang saja kau menjenguk siapa? gitu!" pekik Dokter Niel.

J-Hope mengangguk  mengerti.

"Baiklah J-Hope aku keluar ya"

Jimin dan Dokter Niel keluar dengan sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan oleh Jungkook dan Ra In. Tapi saat melintasi kamar Ra In. Jimin tidak melihat siapapun, kamar itu sepi tidak ada penghuninya.

Sesampainya di kantin, Jimin dan Dokter Niel memilih tempat duduk paling jauh dari pintu masuk. Itu agar Jimin tahu siapa saja yang ada di kantin.

"Ribet banget sih Dok, makan aja harus ditemenin"

"Jelas dong" sahut Dokter Niel.

Dokter Niel memakan ramyeon dan memesankan minuman dan roti untuk Jimin. Ia mengajak Jimin makan bersama bukan hanya sekedar untuk menemaninya saja. Dokter Niel juga mengingatkan Jimin agar makan. Ayahnya Jimin sendiri yang menitipkan Jimin pada Dokter Niel. Sejak Tuan Park tahu kalau Jimin dekat dengan Dokter Niel, Ia mempercayakan anaknya pada Dokter Niel.

Soal Dokter Niel tahu kalau Jimin menyembunyikan penyakitnya juga tahu dari Tuan Park.

Soal Dokter Niel yang meramal kalau Jimin suka pada gadis yang menjadi kekasih sahabatnya sebenarnya itu hanya kebetulan benar saja.

Tapi Jimin sudah terlanjur percaya. Hihihi...

"Kau tahu, aku tadi bertemu penggemarku"

"Penggemar?"

"Hmm...Fanseu"

"Terserah kau Dokter"

Jimin meminum minumannya dan kembali mencoba memasukkan roti kedalam mulutnya.

"Lihat! itu dia. Dia gadis yang minta berfoto denganku. Dia bilang aku mirip member wanna one"

Jimin terkejut saat melihat orang yang ditunjuk Dokter Niel adalah Ra In. Gadis itu ternyata ada di kantin sedang duduk bersama Jungkook. Ada Rapmon dan juga Min Rae. Tapi mereka sibuk bicara berpasang-pasangan.

Apa mereka sedang double date?---Batin Jimin.

Jimin emosi dan menghabiskan semua minumannya sekali tenggak setelah menyumpal mulut dengan roti hingga tak tersisa. Kini ia sibuk mengunyah sambil melihat pemandangan tak enak hati.

Dokter Niel tersenyum melihat kelakuan Jimin. Rasa cemburu jelas kentara di wajah Jimin. Dokter Niel tahu sekarang gadis yang disukai Jimin ini.

Kriekk!
Jimin meremas botol bekas minumannya dengan tangan yang sudah mengepal kuat.

Jungkook sedang mengelus-elus bahu Ra In dan gadis itu tersenyum saat Jungkook meletakkan yougert dihadapannya. Jimin meringis dan merasakan sesak di dadanya melihat pemandangan itu.

"Are You Jealous?"

Jimin menggeser kursi yang didudukinya dan beranjak dari sana meninggalkan Dokter Niel makan sendiri tanpa mau menjawab pertanyaan Dokter tampan itu.

...

Jungkook merangkul Ra In dan membantu kekasihnya itu berjalan menuju kamar rawatnya kembali. Setelah membantu Ra In tidur dibangsal, Jungkook duduk disamping Ra In tidur.

"Kau belajar dengan baik kan di sekolah?" tanya Ra In.

Jungkook terkekeh, bagaimana mungkin Ra In mengkhawatirkan pola belajar Jungkook sementara dirinya sedang sakit.

"Kau tidak usah khawatir, sendok itali. Cepat sembuh ya?"

"Iyaa" Jungkook mengelus-elus punggung tangan Ra In membantu agar gadis itu terlelap.

Beberapa menit berlalu dan Ra In sudah terlelap tidur. Jungkook pun berpindah duduk disofa. Tiba-tiba Min Rae dan Rapmon datang mengambil tas mereka lalu berpamitan pada Jungkook. Mereka sudah harus pulang karena Min Rae sudah dicari orang tuanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 KST. Diruang rawat Ra In hanya ada Jungkook. Tapi beberapa jam kemudian datang ayah dan ibu Ra In.

"Kookki...kau sendirian, nak?" tanya ayah Ra In. Jungkook terkesiap dan membungkukkan badan menyapa Ayah dan Ibu Ra In.

"Ra In sudah tidur Paman, Bibi"

Ibu Ra In mengelus puncak kepala Jungkook.
"Pulang sana sudah malam. Besok kau harus sekolah. Sepulang sekolah kau kesini lagi nanti. Ya?"

"Baiklah, Bi"

Jungkook menyampirkan tasnya dan keluar dari ruang rawat Ra In.

...

Jimin menghirup udara malam yang begitu sejuk dan menghembuskannya. Seperti biasa Jimin suka berada di atap rumah sakit sendirian.

Hari ini Jimin merasakan perasaannya aneh. Ia benci melihat Jungkook lebih dekat dengan Ra In. Jimin merasa ia menyesal membiarkan Ra In memilih Jungkook.

"Hah...." uara hembusan nafas Jimin keluar seraya rasa sesaknya hilang.

"Bernyanyi lah untukku"
Kalimat Ra In seolah kembali terdengar. Jimin sangat senang Ra In begitu nyaman bersamanya. Jimin merasa Ra In hanya miliknya. Hingga ia sadar bahwa gadis itu bukan miliknya.

"Arrghh..." Jimin menggerayangi dadanya yang tiba-tiba terasa sesak. Nafasnya tersengal-sengal seolah pasokan oksigen enggan masuk ke paru-parunya. Jimin linglung ia tersungkur sendirian di atap rumah sakit.

samar-samar Jimin melihat seseorang datang dan berjalan kearahnya.

"Arrgghh.." erang Jimin begitu keras.

"Jimin!!"
 

TBC

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (6)
  • indriyani

    @yurriansan Iyaa ya, haha😁. Soalnya aku mikirnya kata-kata yg itu kayanya sering deh didenger, wkwkw. But, thanks masukannya. 😊

    Comment on chapter Dia-ku
  • yurriansan

    aku ada masukan nih, untuk istilah asing baiknya dikasih footnote. untuk orang yang udah lama gk ke korea (drama, maksudnya) gk tau artinya. so far bagus. kental korea,

    Comment on chapter Dia-ku
  • indriyani

    @aisalsa09 Okee oke.. Makasih ya sarannya 😘

    Comment on chapter Lukisan Dia
  • indriyani

    @ShiYiCha makasih yaw hehe

    Comment on chapter Lukisan Dia
  • aisalsa09

    Aku sukanya Jung Soek dong, wkwk
    Btw untuk bagian deskripsi, yang cerita tentang, C nya kapital aja gimana? Hwaiting eonni :))

    Comment on chapter Dia-ku
  • ShiYiCha

    Korea-nya kental sekaleh. Good FF

    Comment on chapter Lukisan Dia
Similar Tags
Noterratus
375      253     2     
Short Story
Azalea menemukan seluruh warga sekolahnya membeku di acara pesta. Semua orang tidak bergerak di tempatnya, kecuali satu sosok berwarna hitam di tengah-tengah pesta. Azalea menyimpulkan bahwa sosok itu adalah penyebabnya. Sebelum Azalea terlihat oleh sosok itu, dia lebih dulu ditarik oleh temannya. Krissan adalah orang yang sama seperti Azalea. Mereka sama-sama tidak berada pada pesta itu. Berbeka...
Peringatan!!!
2161      915     5     
Horror
Jangan pernah abaikan setiap peringatan yang ada di dekatmu...
ATHALEA
1285      561     1     
Romance
Ini cerita tentang bagaimana Tuhan masih menyayangiku. Tentang pertahanan hidupku yang akan kubagikan denganmu. Tepatnya, tentang masa laluku.
Army of Angels: The Dark Side
32310      5623     25     
Fantasy
Genre : Adventure, Romance, Fantasy, War, kingdom, action, magic. ~Sinopsis ~ Takdir. Sebuah kata yang menyiratkan sesuatu yang sudah ditentukan. Namun, apa yang sebenarnya kata ''Takdir'' itu inginkan denganku? Karir militer yang telah susah payah ku rajut sepotong demi sepotong hancur karena sebuah takdir bernama "kematian" Dikehidupan keduaku pun takdir kembali mempermai...
When You're Here
2087      965     3     
Romance
Mose cinta Allona. Allona cinta Gamaliel yang kini menjadi kekasih Vanya. Ini kisah tentang Allona yang hanya bisa mengagumi dan berharap Gamaliel menyadari kehadirannya. Hingga suatu saat, Allona diberi kesempatan untuk kenal Gamaliel lebih lama dan saat itu juga Gamaliel memintanya untuk menjadi kekasihnya, walau statusnya baru saja putus dari Vanya. Apa yang membuat Gamaliel tiba-tiba mengin...
The DARK SWEET
525      405     2     
Romance
Β°The love triangle of a love story between the mafia, secret agents and the FBIΒ° VELOVE AGNIESZKA GOVYADINOV. Anggota secret agent yang terkenal badas dan tidak terkalahkan. Perempuan dingin dengan segala kelebihan; Taekwondo β€’ Karate β€’ Judo β€’ Boxing. Namun, seperti kebanyakan gadis pada umumnya Velove juga memiliki kelemahan. Masa lalu. Satu kata yang cukup mampu melemahk...
HIRAETH
395      273     0     
Fantasy
Antares tahu bahwa Nathalie tidak akan bisa menjadi rumahnya. Sebagai seorang nephilim─separuh manusia dan malaikat─kutukan dan ketakutan terus menghantuinya setiap hari. Antares mempertaruhkan seluruh dirinya meskipun musibah akan datang. Ketika saat itu tiba, Antares harap ia telah cukup kuat untuk melindungi Nathalie. Gadis yang Antares cintai secara sepihak, satu-satunya dalam kehidupa...
Unforgettable
522      363     0     
Short Story
Do you believe in love destiny? That separates yet unites. Though it is reunited in the different conditions, which is not same as before. However, they finally meet.
Alice : The Circle Blood
2498      866     3     
Fantasy
Penelitian baru dan kejam membuat murid di Munnart University dipenuhi dengan ketakutan. Pihak Kerajaan Mtyh telah mengubah segala sistem kerajaan dengan sekejap mata, membuat makhluk-makhluk di luar teritori Negeri Alfambell bertanya-tanya akan sikap Sang Ratu. Alice adalah makhluk setengah penyihir. Perempuan itu salah satu yang berbeda di Munnart, hingga membuat dirinya menjadi sorotan murid-...
Cinta Wanita S2
5111      1456     0     
Romance
Cut Inong pulang kampung ke Kampung Pesisir setelah menempuh pendidikan megister di Amerika Serikat. Di usia 25 tahun Inong memilih menjadi dosen muda di salah satu kampus di Kota Pesisir Barat. Inong terlahir sebagai bungsu dari empat bersaudara, ketiga abangnya, Bang Mul, Bang Muis, dan Bang Mus sudah menjadi orang sukses. Lahir dan besar dalam keluarga kaya, Inong tidak merasa kekurangan suatu...