Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Irene dan Rye Hyun setia mendengarkan cerita dari Park Nopi. Cerita tentang kegiatannya selama diparis yang hanya diisi dengan kegiatan Shopping-nya, hunting foto-nya dan begitu seterusnya.

"Jadi, apa kau ingin kembali kesana?" Tanya Irene setelah menelan sosisnya.

"Sangat ingin Ren" Park Nopi meneguk airnya dan meletakkan sumpit dimeja. Selalu dirinya orang pertama yang menghabiskan makanannya.

"Kenapa kau malah pulang ke Korea?huh?" Rye Hyun berujar sangat sinis memandang Park Nopi.

"Aku sangat merindukan masakan kantin, merindukan kalian, merindukan Korea, merindukan Suho" Park Nopi berhenti bicara setelah menyebut nama kakak Rye Hyun karena sekarang Rye Hyun sedang menatapnya intens sambil geleng-geleng kepala.

"Bukannya kau sudah punya kekasih?siapa tuh namanya? yang adik kelas itu kan?" Irene mengingat-ingat nama seorang namja yang notabene adalah kelasih dari Park Nopi. Hubungan Park Nopi dan Sehun sudah lama terjalin. Sehun yang waktu itu baru pertama kali masuk Korean High School, berani menyatakan perasaannya pada kakak kelasnya itu. Beberapa bulan yang lalu, saat itu sekolah sudah sepi, Sehun menghampiri Park Nopi yang tengah mengobrol dengan Rye Hyun dan Irene.

"Sehun. Yaa dia pacarku. Wae? wae?wae? kalian pasti iri kan padaku. Tentu saja aku merindukannya" kedua pipi Park Nopi merah merona. Entah apa yang ada dipikiran gadis itu. Mengingat Sehun sudah membuat hatinya berbunga-bunga.

"Kenapa nama Kakak ku dibawa bawa?" sahut Rye Hyun.

"Ingin saja. Dulu kan aku bilang padamu, aku menyukai Oppa mu. Kau sih tidak membantuku mendekatinya. Eh, lagian sekarang aku kan udah punya Sehun. Tenang Rye Hyun..aku sudah melupakan kakakmu"

"Baguslah"

Park Nopi mengamati wajah Rye Hyun dihadapannya yang tengah asik menyantap makan siangnya.
"Kau sendiri, sudah jadian dengan Xiumin?" tanya Park Nopi.

Rye Hyun terkejut mendapat pertanyaan itu, matanya beralih memandangi sahabat dari paris-nya itu. Apa Park Nopi sedang mengoper bola padanya?

"Masih sama saja Eomma Park" sahut Irene, yang ditanya malah memajukan bibirnya.

"Sudah...sudah. Kenapa malah membahas itu. Makan saja bentar lagi bel" yang lain diam tak ingin menghancurkan mood Rye Hyun.

***

Setelah pelajaran terakhir selesai, Go Han Mel sudah terburu-buru ingin keluar dari kelas dan menemui sehun, akan tetapi baru sampai pintu ia berhenti karena Kim Sis Kae menghalangi jalannya.

"MelMel ada acara? aku kangen jalan denganmu" wajah Sis Kae begitu merengek memohon pada sahabatnya.

Han Mel sungguh tak tega membohongi Sis Kae. Tapi ia tidak bisa, bukan tidak bisa tapi belum bisa. Go Han Mel harus setia pada janjinya.

"Aku harus segera pulang Sis Kae-yah. Eomma sedang sakit" kata Han Mel beralasan. Gadis itu sungguh tidak bisa berfikir panjang. Harusnya memilih alasan yang sedikit dapat dipercaya. Kenapa malah membawa-bawa Eomma.

"Jinjja? boleh aku ikut ke rumahmu?aku ingin melihat keadaan ahjumma"

Sepertinya alasan Go Han Mel salah. Benar-benar salah.Bukannya Sis Kae akan berhenti meminta tapi malah jadi begini. Benar kata orang, keadaan genting membuat kita tak bebas berfikir.

"Eomma pasti senang kau datang" Go Han Mel tersenyum
"Tapi hari ini sedang banyak orang di rumahku. Semua keluarga Eomma berkunjung"

"Apa sebegitu parahnya ahjumma?" Sis Kae tidak bisa tidak sekhawatir ini. Ia sudah menganggap Eomma Go Han Mel adalah ibunya sendiri.

"Anni. Itu hanya sebuah acara keluarga saja. Mianhee..."

"Oh...syukurlah" Sis Kae menghembuskan napas lega sekarang.
"Kalau begitu baiklah aku akan pulang saja. Berikan salamku pada ahjumma, MelMel"

"Ne...pasti kusampaikan. Kalau begitu aku duluan yaa. Annyeong Sis Kae-yah" Go Han Mel segera berlalu dari hadapan Sis Kae tidak ingin sahabatnya itu tahu Han Mel pergi menemui Sehun dikelas.

Dengan wajahnya yang sedikit murung, Sis Kae melangkahkan kakinya meninggalkan kelas. Terpaksa hari ini dia harus pulang sendiri lagi.

Saat sampai hampir didepan gerbang, Sis Kae melihat Xiumin.

"Rye Hyun-ah!" Xiumin berteriak dengan tangan yang melambai-lambai kearah Rye Hyun yang terlihat sedang berjalan di koridor bersama kedua temannya.

Begitu menoleh Rye Hyun mendapati Xiumin berdiri didepan mobilnya tengah tersenyum dan mengacungkan kunci mobilnya keudara.

Rye Hyun sunbae lagi. Kenapa Umin selalu bersama dengannya.Umin suka??--batin Sis Kae.

"Aku duluan ya. Xiumin sudah menunggu",Rye Hyun berbisik kepada Park Nopi dan Irene.

"Iya. Hati-hati Rye Hyun" Koor Irene dan Park Nopi.

Segera setelah berpamitan kepada kedua temannya, Rye Hyun menghampiri Xiumin.
"Sudah siap pulang kan?" ujar Xiumin.

"Ne. Gomawo Xiumin"

"Nggak usah makasih mulu. Kaya sama siapa aja"

Rye Hyun terkekeh mendengar jawaban Xiumin. Kemudian tanpa berlama-lama, Xiumin dan Rye Hyun pun masuk kedalam mobil Xiumin dan mereka melaju meninggalkan halaman sekolah. Meninggalkan Sis Kae tang masih berperang dengan rasa cemburunya. Coba saja jika ini tidak disekolah. Andaikan ini dihutan Sis Kae pastikan semua langsung menutup telinga karena ia akan berteriak.

"Aku kapan pulang bareng Umin?" Sis Kae merutuki dirinya sendiri. Kenapa nasibnya jadi begitu rumit.Bukankah Xiumin bilang ia menyukai Sis Kae.kenapa harus ada drama.

***

 

Kim Sis Kae POV

 

Pulang sekolah sendirian, melihat Umin nganterin Rye Hyun sunbae, Lay Oppa sudah berangkat lagi ke Cina. Kenapa semua ini harus terjadi secara bersamaan.

 

Inginku teriak....Aaaaaa !

 

Begitu sampai dirumah,tidak ada siapapun. Apa lagi yang bisa melengkapi hari burukku?

 

Aku masuk kamar dan menghempaskan tubuhku ke tempat tidur. Tidak memperdulikan seragam yang masih melekat ditubuhku aku berniat tidur saja untuk saat ini.

 

Aku terlelap dan tidak tahu berapa jam aku tidur, yang pasti aku terbangun karena mendengar bunyi ponselku. Awal-awal aku tidak perduli, tapi lama-lama risih juga.terpaksa aku mengangkatnya. Tanpa melihat siapa yang menelfon.

 

"Yeobeoseo" kataku mengawali pembicaraan.

 

"Keluarlah" kata seseorang diseberang sana dan itu suara Umin. Aku melihat layar ponselku, ternyata aku sedang berbicara dengan Umin. Aku segera duduk dan melihat penampilanku dicermin. Oh...God! Aku berantakan.

 

"Kau di rumah kan? keluarlah"

 

Aku sekilas melihat jam dinding yang sudah memberitahu hari sudah pukul tujuh malam. Aku tidur atau pingsan yaa?

 

"Aku siap-siap dulu. Lima menit"

 

"Aku tunggu disamping rumah ya?"

 

"Baiklah Umin sampai nanti" setelah mengatakan itu aku segera menyambar handuk dan masuk kekamar mandi.


***

Lima menit lebih aku baru keluar rumah dan menghampiri Umin yang sedang duduk dibangku tengah memainkan gitarnya.

Aku langsung mengambil posisi duduk disampingnya.
"Wae Umin?"

"Malam ini indah ya?"

"Ne" aku hanya bisa membalas singkat.

Xiumin memeluk gitarnya sesaat lalu memintaku untuk menyenderkan kepalaku dibahunya. Bagaimana aku menolak? tentu saja langsung ku lakukan. Malam indah karenamu Umin.

"Kau ingin mendengar sebuah lagu dariku?" katanya mulai memposisikan gitar agar dapat terjangkau.

"Bernyanyilah Umin, aku suka mendengar suaramu"

Petikan gitarnya membuat hatiku nyaman. Terlebih, berada dibahunya adalah sesuatu yang menenangkan. Aku ingin setiap hari seperti ini. Tanpa drama dan kebohongan.

"Oh, iya" Xiumin berhenti memainkan gitarnya, padahalkan ia belum sempat bernyanyi.
"Waktu disekolah, bagaimana bisa kau dan Baekhyun seakrab itu. Sampai-sampai mengajakmu duduk dimeja yang sama?"

Aku mengangkat kepalaku dan menatap mata Xiumin.

"Hmm..." aduh aku bingung harus jawab apa. Masa iya aku memberitahunya bahwa aku sedang menyelidiki pelaku teror sekolah.
"Hanya makan siang di kantin kan Umin. Aku juga baru-baru ini mengenalnya"

"Tetap saja aku cemburu" Umin berkata seperti itu aku senang.itu tandanya Umin suka padaku. Tapi, cemburunya itu bukan pada orang yang tepat. Baekhyun sunbae kan hanya parner ku.

"Kau juga hari ini kemana setelah pulang sekolah Umin?" aku juga bisa memojokkannya. Tentang apa yang akau lihat waktu pulang sekolah.

"Aku kumpul bersama teman-temanku di rumah. Wae?"

"Bohong. Kau pergi naik mobil bersama Rye Hyun sunbae kan? aku melihatmu di parkiran sekolah"

Umin sepertinya ingat dengan apa yang aku utarakan.

"Aku hanya mengantarnya pulang. Seperti biasa"

"Huh? biasa? berarti kau sering mengantarnya pulang? kau bilang cemburu padaku karena aku makan siang di kantin bersama Baekhyun sunbae dan teman temannya. Itu baru satu kali Umin"

"Tapi aku dan Rye Hyun itu cuma teman. Aku mengantarnya pulang juga karena aku simpati kepada temanku Suho"

Aku menghela napas. Umin benar-benar ingin berdebat denganku.

"Kau marah-marah padaku karena makan siang bersama Baekhyun sunbae" aku berhenti sejenak mengatur napas.
"Apakah sebenarnya hubungan kita Umin?"
Tenggorokanku tercekat. Aku berani mengatakan kalimat itu hari ini. Setelah sekian lama ku pendam.

Umin terdiam cukup lama. Apakah kata-kataku kurang jelas atau Umin belum bisa menerjemahkannya?Aku butuh jawaban itu.

.
.
.
.
.
.
.

Yoyoyoyoyo...Guys...!!

Aku pengen tany-tanya dong? (kaya ada yang bakal jawab aja thor) Nggak papa nggak ada yang jawab juga.

Lebih suka mana nih?
-Kim Sis Kae dan Xiumin
-Kim Sisi Kae dan Kai

 

Jawab aja dikomentar yaa...☺


Salam,
BabyXiumin

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Soulless...
5484      1276     7     
Romance
Apa cintamu datang di saat yang tepat? Pada orang yang tepat? Aku masih sangat, sangat muda waktu aku mengenal yang namanya cinta. Aku masih lembaran kertas putih, Seragamku masih putih abu-abu, dan perlahan, hatiku yang mulanya berwarna putih itu kini juga berubah menjadi abu-abu. Penuh ketidakpastian, penuh pertanyaan tanpa jawaban, keraguan, membuatku berundi pada permainan jetcoaster, ...
Oscar
2270      1097     1     
Short Story
Oscar. Si kucing orange, yang diduga sebagai kucing jadi-jadian, akan membuat seorang pasien meninggal dunia saat didekatinya. Apakah benar Oscar sedang mencari tumbal selanjutnya?
Lovesick
453      332     3     
Short Story
By Khancerous Why would you love someone else when you can’t even love yourself?
Dira dan Aga
548      377     3     
Short Story
cerita ini mengisahkan tentang perjalanan cinta Dira
Man in a Green Hoodie
5077      1258     7     
Romance
Kirana, seorang gadis SMA yang supel dan ceria, telah memiliki jalan hidup yang terencana dengan matang, bahkan dari sejak ia baru dilahirkan ke dunia. Siapa yang menyangka, pertemuan singkat dan tak terduga dirinya dengan Dirga di taman sebuah rumah sakit, membuat dirinya berani untuk melangkah dan memilih jalan yang baru. Sanggupkah Kirana bertahan dengan pilihannya? Atau menyerah dan kem...
Cinta dibalik Kebohongan
808      555     2     
Short Story
Ketika waktu itu akan datang, saat itu kita akan tau bahwa perpisahan terjadi karena adanya sebuah pertemuan. Masa lalu bagian dari kita ,awal dari sebuah kisah, awal sebuah impian. Kisahku dan dirinya dimulai karena takdir ataukah kebohongan? Semua bermula di hari itu.
Akhir SMA ( Cerita, Cinta, Cita-Cita )
1905      978     1     
Romance
Akhir SMA yang tidak pernah terbayangkan dalam pikiran seorang cewek bernama Shevia Andriana. Di saat masa-masa terakhirnya, dia baru mendapatkan peristiwa yang dapat mengubah hidupnya. Ada banyak cerita terukir indah di ingatan. Ada satu cinta yang memenuhi hatinya. Dan tidak luput jika, cita-cita yang selama ini menjadi tujuannya..
Love 90 Days
4649      1862     2     
Romance
Hidup Ara baikbaik saja Dia memiliki dua orangtua dua kakak dan dua sahabat yang selalu ada untuknya Hingga suatu hari seorang peramal mengatakan bila ada harga yang harus dibayar atas semua yang telah dia terima yaitu kematian Untuk membelokkan takdir Ara diharuskan untuk jatuh cinta pada orang yang kekurangan cinta Dalam pencariannya Ara malah direcoki oleh Iago yang tibatiba meminta Ara untu...
Late Night Stuffs
1768      842     2     
Inspirational
Biar aku ceritakan. Tentang tengah malam yang terlalu bengis untuk membuat pudar, namun menghentikan keluhan dunia tentang siang dimana semua masalah seakan menjajah hari. Juga kisah tentang bintang terpecah yang terlalu redup bagi bulan, dan matahari yang membiarkan dirinya mati agar bulan berpendar.
RAIN
678      452     2     
Short Story
Hati memilih caranya sendiri untuk memaknai hujan dan aku memilih untuk mencintai hujan. -Adriana Larasati-