Loading...
Logo TinLit
Read Story - Diary of Time
MENU
About Us  

Jakarta, Selasa 9 Januari 2018.

 

Memasuki hari ke sembilan di tahun yang baru. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Di luar, hujan disertai angin kencang menerjang hebat. Memukul-mukul kaca jendela menimbulkan suara keras yang agak mengerikan. Setelah pulang dari kantor, aku langsung membenamkan diriku di ruang kerja, menghempaskan diri di atas tempat duduk kerjaku yang empuk dengan laptop terbuka di hadapanku dan ditemani oleh lantunan lagu-lagu dari Lenny Kravitz yang mengalun keluar dari iPod deck. Ini adalah hari terakhir kerjaku, sebelum aku ambil cuti untuk satu minggu. Bisa sejenak lepas dari pekerjaan itu memang menyenangkan sekali.

Tadi Ziva, istriku – aku memanggilnya Zee, barusan keluar setelah sekitar 30 menitan kita mengobrol akan banyak hal yang terjadi sepanjang hari ini. Ia juga membawakanku segelas coklat hangat kesukaanku. Kedua putri kembar kami - kesayanganku, Vira dan Vera sudah tertidur. Kata Zee sebelum tidur mereka sempat bertanya dan sedikit protes soal aku yang jarang sekali pulang sore. Memasuki usia yang ke delapan, mereka memang mulai kritis. Sedari mereka masih sangat kecil, aku sengaja mengajarkan ini kepada mereka, agar ketika dewasa kelak mereka bisa menjadi orang-orang yang berani mengutarakan pendapat.

Aku duduk dengan tenang. Mataku hanya tertuju pada tumpukan buku-buku catatan harian yang sudah terlihat tua dan usang. Maklum usia buku-buku ini sudah jauh melampaui usiaku yang baru menginjak 41 tahun pada Desember tahun lalu. Aku membolak-balik halaman demi halaman dari buku harian yang kertas-kertasnya sudah berwarna kecoklatan tersebut. Ada goresan-goresan tinta berwarna hitam dan biru yang seperti membawa aku melintasi ruang dan waktu. Dan aku ingin sekali membenamkan waktuku selama seminggu ke depan dalam ketenangan sambil membaca catatan-catatan harian ini.

Dan saat ini aku ingin bercerita. Aku ingin bercerita tentang keluarga Mamaku dan tentang apa yang terjadi pada Om Pati, putra kedua dari keluarga Mama. Kakek nenekku pasangan Dokter Mulawi Prajitno dan Anna Rembulan Hendricks, wanita campuran Belanda-Indonesia. Ayah dari nenekku adalah seorang fotografer dari kota Rotterdam di Belanda. Boudewijn Hendricks namanya. Dengan kata lain, dia adalah buyutku. Buyutku ini badannya tinggi sekali. Dan rambutnya pirang sekali. Meneer Hendricks datang ke Indonesia pada awal abad ke 20 dalam rangka tugas dari sebuah lembaga pemerintah untuk mendokumentasikan salah satu negeri jajahan Belanda tersebut. Sedangkan buyut perempuanku, Prianti Hesnadiro adalah seorang guru di sebuah sekolah bagi kaum priyayi di Jogyakarta. Dia cantik, kulitnya eksotis dan wajahnya sangat Jawa kental. Tapi tinggi badannya begitu kontras dengan sang suami. Kata orang-orang, mereka terlihat lucu jika sedang berjalan berdua. Kakekku bertemu dengan nenekku pada tahun 1936 di Bandung. Kakekku, Dokter Mulawi saat itu bertugas di RS. Santo Borromeus. Ia adalah orang Jawa yang lahir dan besar di Batavia alias Jakarta. Dan nenekku adalah pasiennya. Waktu itu nenekku sempat masuk rumah sakit karena sakit typhus. Sejak remaja nenekku memang sudah tinggal di Bandung tepatnya di Jalan Dago. Setelah menikahi Prianti di Jogyakarta, Meneer Hendricks memboyong keluarganya yang terdiri dari dua orang anak lelaki dan dua orang anak perempuan tinggal di kota kembang itu.

Kakek dan nenekku bertemu di saat suasana dunia sudah bergejolak karena sudah mendekati masa-masa meletusnya Perang Dunia II. Mereka menikah pada tahun 1938. Hubungan mereka bisa terbilang mulus. Tak ada pertentangan. Kedua pasang buyutku memberikan restunya. Lalu pada tahun 1940 lahirlah seorang putri cantik, Kayana Iswidari. Tiga tahun kemudian jagoan di keluarga kakek dan nenekku, Basupati Aryotama hadir di muka bumi. Setelah itu keluarga Dokter Mulawi dan Anna Hendricks tidak lagi mendapatkan anak meski mereka sangat ingin mendapatkan satu anak lagi. Baru pada 1950, beberapa tahun setelah mereka pindah ke Jakarta, Danakitri Prameswari, Mamaku, lahir untuk menjawab impian Dokter Mulawi Prajitno dan Anna Rembulan Hendricks. Itu sejarah singkat keluarga besarku. Aku sendiri, Samaka Putra Nugraha (panggilanku Sam), lahir pada Desember 1977. Aku tinggal di Jakarta dan bekerja sebagai seorang wartawan. Posisiku saat ini adalah pemimpin redaksi di Good Journal - sebuah majalah life style yang berkantor di Jakarta.

Sekarang aku akan ceritakan tentang kakak dari Mama; Om Basupati dan tentang apa yang telah ia alami dalam 50 tahun terakhir. Omku itu nama lengkapnya Basupati Aryotama. Ada yang memanggilnya Pati, Mas Pati atau Om Pati bagi kami para keponakannya. Tapi teman-teman sekolah, kampus atau pergaulannya lebih suka memanggilnya dengan panggilan Bas. Aku rasa kisah tentangnya cukup menarik. Beberapa minggu lagi, tepatnya 1 Februari 2018, Om Pati akan genap 50 tahun. Bukan usianya. Tapi itu adalah 50 tahun genap ia terbaring koma. Ia koma sejak 1 Februari 1968. Ini benar-benar sebuah koma terpanjang yang mungkin bisa tercatat dalam sejarah. Karena sejak awal aku mulai sadar dunia, yang aku tahu Om Pati sudah terbaring seperti itu. Aku tidak bisa mendefinisikan secara tepat sakitnya yang sebenarnya.

Sudah tak terhitung jumlah dokter yang datang dari dalam dan luar negeri untuk mengobati Om Pati. Bahkan dari lima belas tahun lalu, keluarga besarku sebenarnya sudah memberikan izin agar semua alat bantu yang memungkinkan Om Pati bisa terus hidup dicabut dari tubuhnya. Tapi para dokter menolak. Pemerintah pun tidak mengizinkan. Organ dalam tubuhnya dikatakan masih bekerja dan berfungsi baik. Hanya memang ia tidak bisa sadarkan diri. Keluarga kami sendiri sebenarnya sudah tidak lagi dipusingkan soal biaya pengobatan Om Pati, karena pada tahun 1976 permohonan keluargaku agar biaya sakitnya Om Pati ditanggung pemerintah dikabulkan oleh Presiden Soeharto. Beruntung, kakekku punya kedekatan dengan orang-orang penting di pemerintahan Orde Baru bahkan dengan Presiden sendiri. Dan saat rezim berganti, Pemerintah Indonesia tetap memutuskan melanjutkan pengobatan Om Pati meski usaha untuk menyembuhkan Om Pati tetap belum terlihat hasilnya. Tapi konsekuensi dari semua itu adalah kami harus rela melihat Om Pati jadi bahan riset dan studi para dokter dari berbagai angkatan. Bahkan ada yang khusus datang dari luar negeri hanya untuk mempelajari sakitnya Om Pati. Di masa-masa awal ia koma, ada begitu banyak perhatian yang datang baik dari keluarga besar, teman, kerabat bahkan mereka yang tidak mengenal Om Pati sekalipun. Tapi seiring waktu merela mulai melupakan Om Pati. Kisah sakitnya tak lagi menarik untuk dibicarakan. Om Pati pun terbaring dalam kesendiriannya di kamar tempat ia dirawat - setelah sebelumnya sempat bertahun-tahun dirawat di rumah sakit. Itulah cerita yang sering aku dengar dari ibuku.

 

 

Untuk menyusuri awal kisah dari sakitnya Om Pati, aku akan mengambil sebagian catatan dari buku harian Mama yang ia tulis saat ia masih masih remaja hingga ia dewasa. Catatan hariannya ini ternyata masih ia simpan sampai sekarang dan kebetulan Mama sudah mengizinkan aku untuk membacanya. Katanya, supaya aku tahu dan membuka mataku akan sejarah dan cerita-cerita tak terungkap yang mungkin telah tersimpan selama puluhan tahun. Kata Mama ada banyak kisah yang terdokumentasikan dengan sangat baik dan rapi di buku-buku hariannya itu. Dan aku bersyukur kalau aku bisa memiliki buku catatan ini.

Sekarang, mari kita buka lembaran pertama catatan harian Mama ini. Tidak semua memang akan aku ceritakan, karena aku hanya akan memilih halaman-halaman yang penting saja. Tapi aku berharap, kalian bisa melihat sebuah kisah besar yang tidak hanya akan bercerita tentang Om Pati saja, tapi juga tentang negeri luas yang begitu kaya dan mejemuk ini, yaitu... Indonesia.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
You Can
1147      723     1     
Romance
Tentang buku-buku yang berharap bisa menemukan pemilik sejati. Merawat, memeluk, hingga menyimpannya dengan kebanggaan melebihi simpanan emas di brankas. Juga tentang perasaan yang diabaikan pemiliknya, "Aku menyukainya, tapi itu nggak mungkin."
Phased
5843      1751     8     
Romance
Belva adalah gadis lugu yang mudah jatuh cinta, bukan, bukan karena ia gadis yang bodoh dan baperan. Dia adalah gadis yang menyimpan banyak luka, rahasia, dan tangisan. Dia jatuh cinta bukan juga karena perasaan, tetapi karena ia rindu terhadap sosok Arga, abangnya yang sudah meninggal, hingga berusaha mencari-cari sosok Arga pada laki-laki lain. Obsesi dan trauma telah menutup hatinya, dan mengu...
Toget(her)
1407      659     4     
Romance
Cinta memang "segalanya" dan segalanya adalah tentang cinta. Khanza yang ceria menjadi murung karena cinta. Namun terus berusaha memperbaiki diri dengan cinta untuk menemukan cinta baru yang benar-benar cinta dan memeluknya dengan penuh cinta. Karena cinta pula, kisah-kisah cinta Khanza terus mengalir dengan cinta-cinta. Selamat menyelami CINTA
I'm Possible
6280      1698     1     
Romance
Aku mencintaimu seiring berjalannya waktu, perasaanku berubah tanpa ku sadari hingga sudah sedalam ini. Aku merindukanmu seiring berjalannya waktu, mengingat setiap tatapan dan kehangatanmu yang selalu menjadi matahariku. Hingga aku lupa siapa diriku. -Kinan Katakan saja aku adalah separuh hidupmu. Dengan begitu kamu tidak akan pernah kehilangan harapan dan mempercayai cinta akan hadir tepat ...
Manusia
1909      839     5     
Romance
Manu bagaikan martabak super spesial, tampan,tinggi, putih, menawan, pintar, dan point yang paling penting adalah kaya. Manu adalah seorang penakluk hati perempuan, ia adalah seorang player. tak ada perempuan yang tak luluh dengan sikap nya yang manis, rupa yang menawan, terutama pada dompetnya yang teramat tebal. Konon berbagai macam perempuan telah di taklukan olehnya. Namun hubungannya tak ...
Ocha's Journey
318      259     0     
Romance
Istirahatlah jika kau lelah. Menangislah jika kau sedih. Tersenyumlah jika kau bahagia. Janganlah terlalu keras terhadap dirimu sendiri.
Di Balik Jeruji Penjara Suci
10096      2134     5     
Inspirational
Sebuah konfrontasi antara hati dan kenyataan sangat berbeda. Sepenggal jalan hidup yang dipijak Lufita Safira membawanya ke lubang pemikiran panjang. Sisi kehidupan lain yang ia temui di perantauan membuatnya semakin mengerti arti kehidupan. Akankah ia menemukan titik puncak perjalanannya itu?
Dear You, Skinny!
937      495     5     
Romance
Kaichuudokei
7530      1941     5     
Fantasy
“Suatu hari nanti aku akan mengubahnya. Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya. Bagaimanapun caranya. Jadi, saat waktu itu tiba, jangan menghalangiku!” (Nakano Aika) “Aku hanya ingin mengubahnya.. aku tidak ingin itu terjadi, aku mohon.. jika setelah itu kalian akan menghapus semua ingatanku, tidak masalah. Aku hanya tidak ingin menyesali sesuatu selama hidupku.. biarka...
Bukan kepribadian ganda
9125      1753     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)